LPDA 2

Di pergelangan tangan kanannya, tepat d iatas telapak tangannya, terdapat sebuah gambar ular yang melingkar berwarna merah kekuningan.

Pucat pasi wajah Ranu dibuat takut tidak karuan. Dirinya takut orang tuanya tahu jika terdapat gambar ular tersebut. Dia lalu mencoba mengusap dan menggosok dengan keras, berharap gambar ular tersebut menghilang. Namun semakin digosoknya, yang keluar malah rasa panas menyentak seluruh tubuhnya.Ranu akhirnya pasrah dan membiarkan gambar ular tersebut menempel di pergelangan tangan kanannya. Dia lalu melanjutkan mandi lalu keluar dan menuju kamarnya.

Setelah berpakaian, Ranu mencoba membuka kembali kitab Jurus Dewa Api mulai halaman pertama. Dia kembali dibuat terkejut, karena gambar ular merah melingkar yang terdapat di halaman pertama tersebut sudah tidak ada lagi.

Seperti merasa sedang bermimpi, Ranu mengucek kedua matanya lalu memandang halaman pertama kitab kuno Jurus Dewa Api yang sedang dipegangnya.

"Ternyata memang sudah tidak ada. Apakah gambar ular itu berpindah ke tanganku? Bagaimana bisa?" gumamnya pelan.

Karena tidak mau berspekulasi macam-macam, Ranu pun membebat pergelangan tangannya tersebut dengan sehelai kain. Dia sudah menyiapkan jawaban jika ada yang bertanya mengapa tangannya dibebat, meski jawabannya adalah berbohong.

Ranu kemudian membuka halaman yang berisi gambar gerakan Jurus Pukulan Dewa Api. Satu persatu gambar gerakan tersebut kembali dipraktekannya dengan sedikit lancar.

Dia terus mengulangi setiap gambar gerakan yang yang terdapat di kitab kuno tersebut hingga berbulan-bulan lamanya sampai lancar semua gerakannya.

Selama berlatih, Ranu tidak akan membuka jurus yang lain sebelum jurus yang pertama dia kuasai.

Sekitar dua tahun lamanya, pemuda yang sudah memasuki usia 15 tahun itu mempelajari jurus Pukulan Dewa Api yang begitu rumit gerakannya. Selama itu pula dia sangat jarang keluar rumah kecuali disuruh orang tuanya.

Di suatu siang, ayah Ranubaya pulang dari bekerja dengan wajah pucat. Lelaki berusia kurang dari empat puluh tahun itu lalu memanggil anaknya yang sedang berada di dalam kamar.

"Ranu, keluarlah sebentar, Nak."

Ranu langsung keluar dari kamarnya setelah mendengar ayahnya memanggil, " Ada apa, Ayah?" tanyanya dengan sedikit was-was karena melihat wajah ayahnya yang pucat.

"Ayah sakit?"

"Iya, Ranu. Ayah tadi meminta ijin kepada juragan untuk pulang.Juragan memberi ijin tapi dengan syarat kau harus menggantikan pekerjaan Ayah menyabit rumput untuk ternak juragan Mahendra!"jawab ayahnya.

"Baik, Ayah. Ranu berangkat sekarang!"

Ranu kemudian mengambil sabit yang terselip di dinding rumahnya yang terbuat dari anyaman bambu. Dia kemudian berjalan santai menuju suatu tempat yang terdapat banyak rumput segar.Tidak seberapa lama, dia telah sampai di pinggir hutan. Dilihatnya rumput menghijau dengan segarnya. Tanpa pikir panjang dia segera menyabit rerumputan dengan telaten dan mengumpulkannya.

Setelah dirasanya cukup, Ranu lantas mengikat rumput yang sudah dikumpulkannya tersebut dengan tali yang terbuat dari kulit ranting pohon.

"Akhirnya selesai juga," gumamnya pelan.

Belum sempat dia mengangkat ikatan rumput dan memanggulnya di pundak, tiba-tiba saja terdengar suara yang sangat dikenalnya dari belakang.

"Ternyata kau disini pecundang! Sudah sangat lama aku mencarimu untuk mencoba jurus baruku, hahaha!" Sanjaya tertawa lepas ketika melihat Ranu yang sudah sekitar dua tahun tidak ditemuinya.

Ranu kemudian membalikkan badannya dan melihat Sanjaya beserta empat orang temannya.

"Kau mau apa, Sanjaya? Aku sedang mencari rumput untuk makan ternak juragan Mahendra."

"Aku tidak peduli kau sedang apa sekarang. Yang pasti kau harus merasakan jurus yang baru kupelajari! Sudah cukup kau bersembunyi dua tahun ini ... Hahahaha!"

"Kau jangan macam-macam Sanjaya, Aku akan melaporkan perbuatanmu ini kepada juragan Mahendra!"

"Laporkan Saja, aku tidak takut. Juragan Mahendra tidak akan mungkin berani berurusan dengan ayahku demi membantumu!" tantang Sanjaya dengan sombongnya. Jari tangannya mengepal keras bersiap untuk menghajar Ranu.

"Kalian berdua, tangkap dia!"lanjut Sanjaya memberi perintah kepada bawahannya.

Dua orang teman sanjaya langsung bergerak ke arah Ranu dan berusaha meringkusnya. Namun, Ranubaya bisa berkelit dan memelintir lengan mereka berdua hingga berteriak kesakitan.

"Oooh ... ternyata kau sekarang sudah berani melawan rupanya! Ringkus dan hajar dia."

Dua orang teman Sanjaya yang lain langsung maju dan menyerang Ranu. Meski sudah belajar dari gambar yang terdapat pada kitab kuno Jurus Dewa Api, ternyata Ranu belumbisa memptaktekannya dalam pertarungan sesungguhnya.

Sebuah pukulan telak di perutnya membuatnya terhuyung ke belakang. Belum sempat berdiri tegak, tendangan dari Sanjaya hampir saja mendarat di kepalanya andai dia tak menangkis dengan tangannya.

Praaaaak!

Ranu langsung terdorong ke belakang, namun dia masih berusaha berdiri dengan tegap.

Ternyata hasil dari latihan fisiknya selama ini bisa sedikit membantunya, karena dia melihat sanjaya sedikit meringis ketika tulang kering putra orang terkaya di kampung Karangasri itu beradu dengan tangannya.

"Lebih baik aku adu fisik saja dengan mereka dari pada tidak bisa menggunakan jurus yang kupelajari," pikir Ranu.

Ranu yang sudah berdiri tegak kemudian melepaskan pukulan untuk memapak pukulan yang dilepaskan Kirno. Dua kepalan tangan pun beradu dan menimbulkan suara gemeretak.

Praaak!

Aaakh!

Kirno berteriak kesakitan sambil memegangi tangannya yang serasa menghantam batu gunung.

Ranu tersenyum memandang kepalan tangan kanannya dengan sedikit rasa kagum. Dia tidak merasakan sakit meski sudah beradu pukulan dengan Kirno.

"Bedebah...! Kau telah berani melukai temanku. Kau akan kuhajar sekarang juga!" teriak Sanjaya sambil berlari menyerang Ranu.

Sebagai bakat terbaik di dusun Karangasri, Seharusnya tidak sulit bagi sanjaya untuk melumpuhkan Ranu yang hanya bermodal kekuatan fisik semata. Namun nyatanya, Sanjaya cukup kerepotan juga melumpuhkan

Ranu. Meski serangannya sudah beberapa kali berhasil mengenai tubuh pemuda tersebut, namun semua itu seperti dianggap bukan suatu masalah. Bahkan ketika pukulan atau tendangan mereka beradu, Sanjaya dibuat meringis kesakitan.

Tidak mau dibuat malu di depan teman-temannya, Sanjaya pun menggunakan tenaga dalamnya untuk menyerang Ranu. Dan hasilnya pun langsung terlihat ketika Ranu jatuh terpelanting karena tendangan putar Sanjaya mengenai kepalanya.

Pandangan mata Ranu langsung buram dan berkunang kunang.

Terpopuler

Comments

🥀⃟ʙʀRos🥀

🥀⃟ʙʀRos🥀

lanjut Thor pokok e kece badai 🙏🙏🙏

2025-02-18

0

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah⁴_Atta࿐🥑⃟

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah⁴_Atta࿐🥑⃟

Meluncur 1 gift ☕

2025-03-03

0

anggita

anggita

nama jurusnya.. keren👌

2025-02-12

1

lihat semua
Episodes
1 LPDA 1
2 LPDA 2
3 LPDA 3
4 LPDA 4
5 LPDA 5
6 LPDA 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 LPDA 34
35 LPDA 35
36 LPDA 36
37 LPDA 37
38 LPDA 38
39 LPDA 39
40 LPDA 40
41 LPDA 41
42 LPDA 42
43 LPDA 43
44 LPDA 44
45 LPDA 45
46 LPDA 46
47 LPDA 47
48 LPDA 48
49 LPDA 49
50 LPDA 50
51 LPDA 51
52 LPDA 52
53 LPDA 53
54 LPDA 54
55 LPDA 55
56 LPDA 56
57 LPDA 57
58 LPDA 58
59 LPDA 59
60 LPDA 60
61 LPDA 61
62 LPDA 62
63 LPDA 63
64 LPDA 64
65 LPDA 65
66 LPDA 66
67 LPDA 67
68 LPDA 68
69 LPDA 69
70 LPDA 70
71 LPDA 71
72 LPDA 72
73 LPDA 73
74 LPDA 74
75 LPDA 75
76 LPDA 76
77 LPDA 77
78 LPDA 78
79 LPDA 79
80 LPDA 80
81 LPDA 81
82 LPDA 82
83 LPDA 83
84 LPDA 84
85 LPDA 85
86 LPDA 86
87 LPDA 87
88 LPDA 88
89 LPDA 89
90 LPDA 90
91 LPDA 91
92 LPDA 92
93 LPDA 93
94 LPDA 94
95 LPDA 95
96 LPDA 96
97 LPDA 97
98 LPDA 98
99 LPDA 99
100 LPDA 100
101 LPDA 101
102 LPDA 102
103 LPDA 103
104 LPDA 104
105 LPDA 105
106 LPDA 106
Episodes

Updated 106 Episodes

1
LPDA 1
2
LPDA 2
3
LPDA 3
4
LPDA 4
5
LPDA 5
6
LPDA 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
LPDA 34
35
LPDA 35
36
LPDA 36
37
LPDA 37
38
LPDA 38
39
LPDA 39
40
LPDA 40
41
LPDA 41
42
LPDA 42
43
LPDA 43
44
LPDA 44
45
LPDA 45
46
LPDA 46
47
LPDA 47
48
LPDA 48
49
LPDA 49
50
LPDA 50
51
LPDA 51
52
LPDA 52
53
LPDA 53
54
LPDA 54
55
LPDA 55
56
LPDA 56
57
LPDA 57
58
LPDA 58
59
LPDA 59
60
LPDA 60
61
LPDA 61
62
LPDA 62
63
LPDA 63
64
LPDA 64
65
LPDA 65
66
LPDA 66
67
LPDA 67
68
LPDA 68
69
LPDA 69
70
LPDA 70
71
LPDA 71
72
LPDA 72
73
LPDA 73
74
LPDA 74
75
LPDA 75
76
LPDA 76
77
LPDA 77
78
LPDA 78
79
LPDA 79
80
LPDA 80
81
LPDA 81
82
LPDA 82
83
LPDA 83
84
LPDA 84
85
LPDA 85
86
LPDA 86
87
LPDA 87
88
LPDA 88
89
LPDA 89
90
LPDA 90
91
LPDA 91
92
LPDA 92
93
LPDA 93
94
LPDA 94
95
LPDA 95
96
LPDA 96
97
LPDA 97
98
LPDA 98
99
LPDA 99
100
LPDA 100
101
LPDA 101
102
LPDA 102
103
LPDA 103
104
LPDA 104
105
LPDA 105
106
LPDA 106

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!