bab 14

Benar Tetua, kami memergoki dia hendak mencopet tadi. Setelah kami teriaki, dia berlari menuju ke sini," ucap Kirno berusaha meyakinkan.

Tetua tersebut kemudian memandang Ranu dengan tajam, "Aku ingat, bukankah kau dulu yang pernah ikut seleksi di perguruan ini? Kalau tidak salah, kau tidak mempunyai bakat sama sekali dan tidak akan bisa belajar ilmu kanuragan selamanya."

"Benar, Tetua. Tapi apa salahnya jika aku tidak punya bakat?"

"Jelas salah! Percuma kau hidup jika tidak punya bakat mempelajari ilmu kanuragan! Selamanya kau akan tetap menjadi pecundang!" bentak tetua tersebut.

Ranu tersenyum tipis seraya memandang tetua berusia setengah baya di depannya. "Ini saatnya Joni, aku akan memberi mereka pelajaran karena selalu meremehkan orang lain," batin Ranu berkata kepada Geni.

"Namaku Geni, Ranu! Geni...! Sudahlah, percuma juga meladeni pendekar gendeng sepertimu. aku mau tidur saja," ucap Geni lalu menghilang.

Ranu tertawa dalam hati. Diliriknya Sanjaya sesaat sebelum kembali memandang tetua yang tadi meremehkannya, "Meskipun aku tidak punya bakat, tapi aku berani menghadapi kalian semua yang ada di sini!"Tetua itu tertawa lantang menanggapi tantangan Ranu, "Hahahaha ... Sudahlah, kamu keluar saja dari perguruan ini. Pecundang sepertimu tidak pantas menginjakkan kaki di perguruan ini!"

"Bilang saja kalau kalian takut menghadapi pecundang sepertiku," sahut Ranu dengan nada mencibir.

Merasa mendapat kesempatan untuk menghajar Ranu, Sanjaya pun mengajukan diri untuk mencari muka di depan seluruh anggota perguruan Elang Hitam. "Tetua, ijinkanlah saya yang memberi dia pelajaran!"

"Jangan kamu, Sanjaya. Bisa-bisa dalam satu pukulan saja dia bisa kau buat pingsan. Anggota yang lain saja."

Sanjaya merasa bangga mendapat pujian dari tetua senior perguruan. Tak lupa dia pun memasang wajah sombongnya, "Kirno, kamu saja yang memberinya pelajaran!"

"Siap, Tetua muda," jawab Kirno, lalu maju di depan Ranu. "Bersiaplah, Pecundang, aku akan memberimu pelajaran!"

Usai berbicara, Kirno langsung bergerak menyerang. Bukannya melawan, Ranu malah berlari menjauhi hingga membuat Kirno mengejarnya. Kejar-kejaran pun terjadi dengan singkat setelah Ranu tiba-tiba berhenti dan memasang kakinya hingga mengenai perut Kirno. Teman Sanjaya itupun tak ayal terjengkang ke belakang.

Ranu memang sengaja mengalirkan tenaga dalam ke kakinya dan membuat Kirno pingsan hanya dalam satu tendangan, atau lebih tepatnya Kirno menabrak kakinya.

Sanjaya dibuat geram melihat anak buahnya langsung pingsan dalam satu gebrakan saja. Namun yang lebih membuatnya geram, Kirno pingsan karena bukan serangan, tapi kecerobohannya sendiri yang tidak mengantisipasi kaki Ranu.

Melihat Ranu tertawa terbahak-bahak sambil melompat-lompat membuat sanjaya semakin geram. Dia kemudian memberi perintah kepada Cokro untuk menyerang.

Setali tiga uang dengan Kirno, Cokro pun terkelungkup tidak berdaya setelah kakinya tersandung kaki Ranu. Entah apa yang ada di pikiran Ranu sehingga perlu untuk membuat malu para tetua Perguruan Elang Hitam.

"Ah... Tidak seru permainan kalian. kalau bakat terbaik di sini siapa, ya? Berani tidak melawanku yang tidak punya bakat ini?"

Sanjaya yang merupakan bakat terbaik di perguruan tersebut pun meloncat dan berhenti tepat di depan Ranu.

"Aku bakat terbaik di Perguruan Elang Hitam ini akan menghajarmu!"

"Kamu ... bakat terbaik? Hahahaha ... Yang bisanya cuma meminta bantuan anak buahnya disebut bakat terbaik? Sebenarnya bagaimana kualitas perguruan kalian ini?" berondong Ranu sambil memegangi perutnya yang kaku karena tertawa.

"Bedebah ...!!! Aku akan menghajarmu!!!"

"Eits ... sebentar!" cegah Ranu ketika melihat Sanjaya akan menyerangnya.

"Bagimana kalau kita membuat perjanjian? Kalau kau tidak bisa menyentuhku dalam 20 serangan, kau harus bersujud di depanku dan mengaku kalah! Bagaimana, apakah tawaranku kau terima?"

"Hahaha, jangankan 20 serangan, dalam 5 serangan saja kau akan bertekuk lutut!" balas Sanjaya dengan jumawa. "Baiklah, aku terima tawaranmu. Tapi jika aku bisa menyentuhmu, maka aku akan meminta semua anggota perguruan ini untuk menghajarmu, bagaimana pecundang?" sambungnya.

"Baiklah aku terima. Kalian semua yang ada di perguruan ini jadi saksinya!" Ranu tersenyum sarkas.

Tidak ingin memberi kesempatan lebih lama, Sanjaya pun menurunkan tubuhnya sedikit dan memasang kuda-kudanya. Dalam satu kedipan mata, dia langsung bergerak menyerang.

Dalam 5 serangan pertama, Ranu dengan mulus menghindari serangan Sanjaya. Dia hanya menghindar dan menghindar tanpa memberikan serangan sekalipun hingga sudah sepuluh kali Sanjaya menyerangnya.

"Katamu dalam 5 serangan saja bisa membuatku bertekuk lutut? Tapi Ini sudah 10 serangan yang kau lepaskan, dan belum satupun seranganmu bisa menyentuhku. Ayo bakat terbaik, keluarkan kemampuan terbaikmu! Hahaha...!" Ranu sengaja mengeraskan suaranya agar semua anggota Perguruan Elang Hitam mendengarnya.

Merah padam muka Sanjaya mendengar ejekan Ranu. Dia semakin mempercepat serangannya. Namun bukannya bisa mendesak, malah kakinya yang harus tersandung kaki Ranu hingga membuatnya jatuh terlentang.

Semakin keras tawa Ranu melihat wajah Sanjaya mencium tanah hingga seperti terlihat memakai topeng karena debu yang menempel."Ayo berdirilah bakat terbaik, jangan bikin malu perguruanmu! Masih ada 3 serangan lagi yang harus kau maksimalkan!"

Sanjaya mendelik geram. Dia lalu bangkit dan kembali menyerang Ranu dengan kekuatan terbaiknya. Namun lagi-lagi semua serangannya meleset.

Tanpa disadari seorang pun, sepasang mata mengawasi pertarungan Ranu melawan Sanjaya, "Siapa pemuda itu?"

"Dua puluh satu ...!!!" Ranu tiba-tiba berteriak dan memberikan satu pukulan yang mengena dengan telak ulu hati Sanjaya, dan membuat tetua muda perguruan Elang Hitam itu terpental sejauh 15 langkah ke belakang.

"Sayang sekali yang katanya bakat terbaik langsung tumbang dalam satu serangan saja."

Ranu memandang Sanjaya yang tidak bisa menahan keheranannya. Sosok pemuda yang dulu selalu dihajarnya sekarang sudah mempermalukannya di depan umum."Sekarang, laksanakan janji yang sudah kita buat tadi! Bersujudlah di depanku dan akui kekalahanmu!"

Sanjaya yang tidak mau malu kedua kalinya karena mengingkari janji, kemudian merangkak hingga di depan Ranu.

Sebelum dia bersujud, tetua yang sudahmeremehkan Ranu melesat dan berdiri di samping Sanjaya, "Berhenti Sanjaya! Aku tidak bisa melihat Perguruan Elang Hitam ini dilecehkan dan dihina!"

Ranu tersenyum simpul memberi cibiran.

"Bukannya kau sendiri yang sudah menghina perguruan ini? Dengan kau mencegahnya bersujud, itu sama saja mengingkari janji yang sudah dibuat seorang pendekar."

"Apakah seperti itu sifat pendekar yang katanya beraliran putih?" lanjutnya.

"Kau jangan menceramahiku! Aku tahu mana yang benar dan mana yang salah!""Hehehehe ... Sudahlah. Percuma bicara dengan orang yang tidak tahu malu sepertimu. Hari ini sejarah akan mencatat jika Perguruan Elang Hitam telah menjadi perguruan yang suka ingkar janji," ucap Ranubaya sebelum menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Bedebah! Aku akan menghajarmu Kunyuk!"

"Apa sekalian mau bikin perjanjian juga?" tantang Ranu. "Jika aku bisa menjatuhkanmu dalam 5 serangan, kau harus bersujud di kakiku sekalian dengan Sanjaya! Dan jika aku tidak bisa menjatuhkanmu dalam 5 serangan, aku yang akan bersujud di kaki kalian berdua? Bagaimana?"

Semua anggota perguruan Elang Hitam bergumam hingga menimbulkan suara berdengung seperti lebah setelah Ranu mengajukan tantangan

Salah satu tetua Perguruan Elang Hitam itu diam dan berpikir. Bagaimanapun juga, tantangan itu bisa berpotensi membuatnya buruk dan lemah di depan semua anggota perguruan jika benar dia bisa dijatuhkan dalam lima serangan. Namun jika tidak dilayani, tentu dia akan dicap sebagai seorang pengecut.

"Atau bagaimana kalau dibalik kau yang menyerangku saja?" Ranu bertanya lagi.

Tetua tersebut tetap diam tak bersuara hingga akhirnya Ranu berkata dengan suara keras.

"Tetua, keluarlah! Jangan hanya melihat saja dari jauh!"

Ucapan Ranu membuat semua orang yang berada di dalam perguruan tersebut bingung. Siapakah tetua yang dimaksud?

Sesaat setelah Ranu bersuara, melesatlah sesosok lelaki tua berbaju hitam dan berhenti tepat di depan pemuda 18 tahun itu.

"Maafkan kesalahan anggotaku, Pendekar muda. Mereka telah salah memilih lawan," ucap lelaki tua tersebut dengan tenang.

Lelaki tua yang juga ketua Perguruan Elang Hitam itu tentu saja dibuat terkejut. Bagaimana bisa pemuda di depannya itu mengetahui jika dirinya sedang mengamati dari jauh.

Bukan hanya ketua perguruan yang dibuat terkejut, semua anggota Perguruan Elang Hitam juga sama terkejutnya. Mereka tidak menyangka jika ketua perguruan mereka sampai meminta maaf kepada seorang pemuda.

"Aku bukan seorang yang picik seperti mereka berdua, Tetua! Seorang pendekar itu harus memegang kata-katanya. Lisan itu lebih tajam daripada belati. Berkat lisan mereka, nama perguruan ini bisa hancur."

Ketua perguruan Elang Hitam kemudian memandang tetua yang tadi sempat menantang Ranu, "Wignyo, apakah kau masih berniat melawan pendekar muda ini?"

Tetua yang bernama Wignyo terdiam seribu bahasa. Dia dalam posisi dilema, Kalau masih mau melawan dan kalah, dia akan malu. Kalau dia tidak melawan juga akan malu. Akhirnya dia memilih untuk melawan.

"Aku akan melawannya, Ketua."

Ranu tersenyum. "Penawaranku masih tetap sama seperti tadi. Kau pilih yang mana?"

"Aku pilih yang kedua. Aku yang akan menyerangmu!"

"Baiklah, Silahkan menyerang!"

Wignyo mengalirkan tenaga dalam di kaki dan tangannya untuk mempercepat gerakannya. Dalam satu tarikan napas dia langsung menyerang Ranu.

Episodes
1 LPDA 1
2 LPDA 2
3 LPDA 3
4 LPDA 4
5 LPDA 5
6 LPDA 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 LPDA 34
35 LPDA 35
36 LPDA 36
37 LPDA 37
38 LPDA 38
39 LPDA 39
40 LPDA 40
41 LPDA 41
42 LPDA 42
43 LPDA 43
44 LPDA 44
45 LPDA 45
46 LPDA 46
47 LPDA 47
48 LPDA 48
49 LPDA 49
50 LPDA 50
51 LPDA 51
52 LPDA 52
53 LPDA 53
54 LPDA 54
55 LPDA 55
56 LPDA 56
57 LPDA 57
58 LPDA 58
59 LPDA 59
60 LPDA 60
61 LPDA 61
62 LPDA 62
63 LPDA 63
64 LPDA 64
65 LPDA 65
66 LPDA 66
67 LPDA 67
68 LPDA 68
69 LPDA 69
70 LPDA 70
71 LPDA 71
72 LPDA 72
73 LPDA 73
74 LPDA 74
75 LPDA 75
76 LPDA 76
77 LPDA 77
78 LPDA 78
79 LPDA 79
80 LPDA 80
81 LPDA 81
82 LPDA 82
83 LPDA 83
84 LPDA 84
85 LPDA 85
86 LPDA 86
87 LPDA 87
88 LPDA 88
89 LPDA 89
90 LPDA 90
91 LPDA 91
92 LPDA 92
93 LPDA 93
94 LPDA 94
95 LPDA 95
96 LPDA 96
97 LPDA 97
98 LPDA 98
99 LPDA 99
100 LPDA 100
101 LPDA 101
102 LPDA 102
103 LPDA 103
104 LPDA 104
105 LPDA 105
106 LPDA 106
Episodes

Updated 106 Episodes

1
LPDA 1
2
LPDA 2
3
LPDA 3
4
LPDA 4
5
LPDA 5
6
LPDA 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
LPDA 34
35
LPDA 35
36
LPDA 36
37
LPDA 37
38
LPDA 38
39
LPDA 39
40
LPDA 40
41
LPDA 41
42
LPDA 42
43
LPDA 43
44
LPDA 44
45
LPDA 45
46
LPDA 46
47
LPDA 47
48
LPDA 48
49
LPDA 49
50
LPDA 50
51
LPDA 51
52
LPDA 52
53
LPDA 53
54
LPDA 54
55
LPDA 55
56
LPDA 56
57
LPDA 57
58
LPDA 58
59
LPDA 59
60
LPDA 60
61
LPDA 61
62
LPDA 62
63
LPDA 63
64
LPDA 64
65
LPDA 65
66
LPDA 66
67
LPDA 67
68
LPDA 68
69
LPDA 69
70
LPDA 70
71
LPDA 71
72
LPDA 72
73
LPDA 73
74
LPDA 74
75
LPDA 75
76
LPDA 76
77
LPDA 77
78
LPDA 78
79
LPDA 79
80
LPDA 80
81
LPDA 81
82
LPDA 82
83
LPDA 83
84
LPDA 84
85
LPDA 85
86
LPDA 86
87
LPDA 87
88
LPDA 88
89
LPDA 89
90
LPDA 90
91
LPDA 91
92
LPDA 92
93
LPDA 93
94
LPDA 94
95
LPDA 95
96
LPDA 96
97
LPDA 97
98
LPDA 98
99
LPDA 99
100
LPDA 100
101
LPDA 101
102
LPDA 102
103
LPDA 103
104
LPDA 104
105
LPDA 105
106
LPDA 106

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!