LPDA 5

Beberapa saat kemudian.

Ratusan sosok berbaju hitam dan berikat kepala hitam bergerak di lebatnya hutan di luar dusun Karangasri.

Sebelum mereka memasuki dusun kecil tersebut, mereka berhenti untuk mengawasi situasi.

"Suryo, coba kau lihat situasi di sana dulu. segera kembali setelah mendapat informasi!" Perintah pemimpin dari kelompok yang ternyata gerombolan perampok."Baik, Ketua," balas seorang lelaki bertubuh sedang yang memiliki cambang lebat menutupi dagunya.

Suryo mengendap-endap memasuki dusun Karangasri yang terlihat sepi meski malam belum terlalu larut. Setelah berada di dalam, Suryo melihat suasana dusun tersebut begitu lengang. Hanya cahaya obor yang sedikit memberi penerangan terpasang di setiap depan rumah.

Mata Suryo menatap sesosok tubuh pemuda yang berjalan santai dalam keremangan malam, lalu berbelok arah

menuju reruntuhan kuil kuno.

Setelah melihat suasana yang mendukung, Suryo kemudian kembali menuju kelompoknya yang masih menunggu di bibir hutan dalam jarak 200 meter dari kampung tersebut.

"Ketua, kita bisa bergerak sekarang. Kurang lebih ada enam puluh rumah di dusun itu," lapor Suryo.

Orang yang dipanggil Ketua oleh Suryo, menganggukkan kepalanya.

"Semuanya bergerak! Bawa harta benda sebanyak-banyaknya!"

Ratusan orang berpakaian hitam tersebut langsung bergerak menyebar dengan tenang ke setiap rumah penduduk dusun Karangasri. Dengan kode panah api yang diberikan oleh salah satu anggota, mereka menggebrak setiap pintu hampir secara bersamaan.

"Perampokan ... perampokan!"

Jerit dan tangis tak ayal langsung terdengar bersahut-sahutan.

Ketakutan yang teramat pedih berhasil dihadirkan oleh gerombolan perampok tersebut.

Di saat bersamaan, Ranu yang masih berjalan pelan menuju reruntuhan kuil kuno untuk mengembalikan kitab jurus Dewa Api, langsung berhenti dan melihat ke belakang begitu telinganya mendengar suara jerit tangis secara bersamaan.

Dilihatnya penduduk kampung berlarian dan berteriak menyelamatkan diri. Tak jarang jeritan ketakutan terdengar bersambut dengan tawa yang terbahak-bahak.

Pemuda 15 tahun itu kemudian teringat dengan ayah dan ibunya yang berada di rumah. Ranu langsung berlari melewati jalur kompas dengan sekencang mungkin agar segera sampai di rumah. Kekuatiran akan keselamatan kedua orang tuanya benar-benar telah menyelimuti pikirannya

Setelah berada di depan rumah, dia melihat pintu telah terbuka lebar. Ranu segera masuk dan mencari kedua orang tuanya di kamar.

Matanya terbelalak setelah melihat ayahnya terikat dalam keadaan berlutut, dan ada seorang lelaki yang menempelkan pedang di leher ayahnya. Di atas ranjang, dua orang sedang memegangi ibunya yang sudah dalam keadaan setengah telanjang bagian bawahnya. Satu orang lainnya terlihat sudah tidak memakai celana sedang memperkosa ibunya dengan buas.

Rintihan kesakitan terdengar dari bibir Murti. Dia tidak bisa melawan keberingasan empat orang yang bergantian memperkosanya. Sedangkan Singgih sudah tidak berdaya dan hanya bisa menundukkan kepalanya.

Empat orang anggota gerombolan perampok berikat kepala hitam tersebut tidak menyadari kehadiran Ranu.

Mereka terus tertawa puas setelah bergantian menggarap Murti.

Masih dalam keadaan sadar,Murti kemudian tahu kalau anaknya sudah berdiri di bawah pintu kamar. "Ranu, pergilah anakku! Selamatkan dirimu!" ucap Murti Lirih.

Keempat orang tersebut lalu menolehkan kepalanya dan melihat seorang pemuda belia yang melihat kelakuan mereka dengan tatapan tajam.

"Ternyata ada bocah yang sudah bosan hidup. Ttangkap dan bunuh dia!"

Singgih yang melihat salah satu dari gerombolan tersebut hendak menangkap anaknya, langsung berontak. Namun sayang, bilah pedang yang menempel di lehernya tiba-tiba bergerak menggorok lehernya.

"Aaaakh!"

Singgih jatuh tertelungkup dengan mata melotot lalu meninggal. Lehernya mengucurkan darah segar yang membasahi lantai kamar.

Murti berteriak histeris melihat kematian suaminya. Dengan sisa-sisa tenaganya, wanita tiga puluhan tahun itu menendang kemaluan orang yang berada di atas tubuhnya hingga berteriak kesakitan.

"Bedebah kau wanita jalang!"

Lelaki tersebut langsung mengayunkan pedang yang dipegangnya ke arah leher Murti.

"Larilah Ranu ... Selamatkan dirimu!" teriak Murti sebelum nyawanya lepas dari tubuhnya.

Ranu yang tersulut emosinya lalu menendang orang yang sudah membunuh ibunya hingga terjerembab menindih tubuh Murti.

Seorang anggota perampok lalu menebaskan pedangnya ke punggung Ranubaya.

"Aaakh!"

Ranubaya menjerit kesakitan sebelum berlari keluar dari kamar tersebut dengan sekuat tenaganya.

"Goblok ...! Cepat kejar bedebah cilik itu!"

Dua orang langsung mengejar hingga keluar rumah. Di sisi lain Ranu terus berlari sambil menahan perih akibat luka sabetan pedang di punggungnya hingga memasuki hutan. Dia tidak memperdulikan keadaan hutan yang gelap karena sudah terbiasa memasukinya.

"Teruslah berlari bocah! kami akan tetap menangkap dan mencincangmu!" teriak salah satu lelaki yang mengejar Ranu.

Tanpa memperdulikan ancaman dari dua orang yang mengejarnya, Ranu terus berlari masuk hingga jauh ke dalam hutan untuk menyelamatkan diri.

Darah yang mengalir keluar dari luka di punggungnya membuat tubuhnya mulai lemas. Namun dia tidak peduli dan terus berlari hingga tanpa sadar di depannya ada sebuah jurang.

Matanya yang sudah kabur karena kehabisan darah, membuat pandangannya sudah tidak sejelas biasanya. Dia yang sebenarnya sudah terbiasa melihat dalam keadaan gelap, tidak bisa membedakan mana jurang dan mana tanah yang rata.

Akhh......!

Terpopuler

Comments

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah⁴_Atta࿐🥑⃟

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah⁴_Atta࿐🥑⃟

Salah satu kelemahan Cersil Nusantara yaitu yang jadi MC nya kurang cerdas, kurang kreatif dan kurang semangat. Belajar dari Kitab Pusaka gampang banget nyerah.

2025-03-03

1

anggita

anggita

like👍+iklan☝untuk novel fantasi timur nusantara.

2025-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 LPDA 1
2 LPDA 2
3 LPDA 3
4 LPDA 4
5 LPDA 5
6 LPDA 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 LPDA 34
35 LPDA 35
36 LPDA 36
37 LPDA 37
38 LPDA 38
39 LPDA 39
40 LPDA 40
41 LPDA 41
42 LPDA 42
43 LPDA 43
44 LPDA 44
45 LPDA 45
46 LPDA 46
47 LPDA 47
48 LPDA 48
49 LPDA 49
50 LPDA 50
51 LPDA 51
52 LPDA 52
53 LPDA 53
54 LPDA 54
55 LPDA 55
56 LPDA 56
57 LPDA 57
58 LPDA 58
59 LPDA 59
60 LPDA 60
61 LPDA 61
62 LPDA 62
63 LPDA 63
64 LPDA 64
65 LPDA 65
66 LPDA 66
67 LPDA 67
68 LPDA 68
69 LPDA 69
70 LPDA 70
71 LPDA 71
72 LPDA 72
73 LPDA 73
74 LPDA 74
75 LPDA 75
76 LPDA 76
77 LPDA 77
78 LPDA 78
79 LPDA 79
80 LPDA 80
81 LPDA 81
82 LPDA 82
83 LPDA 83
84 LPDA 84
85 LPDA 85
86 LPDA 86
87 LPDA 87
88 LPDA 88
89 LPDA 89
90 LPDA 90
91 LPDA 91
92 LPDA 92
93 LPDA 93
94 LPDA 94
95 LPDA 95
96 LPDA 96
97 LPDA 97
98 LPDA 98
99 LPDA 99
100 LPDA 100
101 LPDA 101
102 LPDA 102
103 LPDA 103
104 LPDA 104
105 LPDA 105
106 LPDA 106
Episodes

Updated 106 Episodes

1
LPDA 1
2
LPDA 2
3
LPDA 3
4
LPDA 4
5
LPDA 5
6
LPDA 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
LPDA 34
35
LPDA 35
36
LPDA 36
37
LPDA 37
38
LPDA 38
39
LPDA 39
40
LPDA 40
41
LPDA 41
42
LPDA 42
43
LPDA 43
44
LPDA 44
45
LPDA 45
46
LPDA 46
47
LPDA 47
48
LPDA 48
49
LPDA 49
50
LPDA 50
51
LPDA 51
52
LPDA 52
53
LPDA 53
54
LPDA 54
55
LPDA 55
56
LPDA 56
57
LPDA 57
58
LPDA 58
59
LPDA 59
60
LPDA 60
61
LPDA 61
62
LPDA 62
63
LPDA 63
64
LPDA 64
65
LPDA 65
66
LPDA 66
67
LPDA 67
68
LPDA 68
69
LPDA 69
70
LPDA 70
71
LPDA 71
72
LPDA 72
73
LPDA 73
74
LPDA 74
75
LPDA 75
76
LPDA 76
77
LPDA 77
78
LPDA 78
79
LPDA 79
80
LPDA 80
81
LPDA 81
82
LPDA 82
83
LPDA 83
84
LPDA 84
85
LPDA 85
86
LPDA 86
87
LPDA 87
88
LPDA 88
89
LPDA 89
90
LPDA 90
91
LPDA 91
92
LPDA 92
93
LPDA 93
94
LPDA 94
95
LPDA 95
96
LPDA 96
97
LPDA 97
98
LPDA 98
99
LPDA 99
100
LPDA 100
101
LPDA 101
102
LPDA 102
103
LPDA 103
104
LPDA 104
105
LPDA 105
106
LPDA 106

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!