LIMA BELAS

Seorang pria paruh baya itu sudah mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat, giginya sudah bergemulutuk tak karuan.  Sedangkan seseorang yang bisa dikatakan sebagai wanitanya itu, terus saja menepuk jidatnya secara kasar. Ada-ada saja anak sulungnya ini!

Disisi lain, sang pelaku yang berada dihadapan mereka, hanya menampilkan deretan giginya sesekali menggaruk-garuk kepalanya. Tak ada raut bersalah sedikitpun dengan apa yang dilakukan oleh dirinya sekarang ini.

"Lo mau dinner, apa mau ngajak tempur?"

Sang pelaku yang tak lain adalah Ara sendiri itu, lagi-lagi hanya menampilkan seluruh deretan giginya yang rapi, kemudian menggeleng cepat. Adiknya itu memang selalu perhatian terhadapnya. Buktinya saja penampilannya itu dikritik langsung oleh Reval. Ara tentu saja tak keberatan, ia hanya menatap kedua orang tuanya yang masih terlihat geram terhadapnya. Apa pedulinya? Ia sedang bertingkah layaknya anak polos yang tak mengerti apa-apa.

"Kayak orang gila aja lo, untung gigi lo sama sekali nggak karatan!" cibir Reval yang nampak frustasi. Penampilannya saja diatur oleh Mamahnya sedemikian rupa. Lalu Ara? Tentu saja Reval tak terima begitu saja.

Ara menggeleng, deretan giginya masih terpampang jelas seperti tak berniat untuk menutupnya. Ia menatap Mamahnya, namun dalam sekejap ia mengunci mulutnya rapat-rapat. Takkan mungkin ia berani disaat melihat pelototan Mamahnya yang seperkian detik, malah kian membesar. Menimbulkan Ara yang nampak polos itu, langsung meneguk ludahnya secara kasar.

Papahnya di sini, hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja merasa pasrah. Sedikit melirik kearah jam yang melekat pada dinding, ia sudah sangat terlambat hari ini. Dari pada ia dibuat pusing oleh gadis semata wayangnya, lebih baik ia berangkat secepatnya.

"Sudah... Sudah... Kita jalan sekarang saja. Ara, Reval... Jangan berbuat seenaknya di sana! Jadi anak baik, dan turuti ucapan Papah Mamah nanti."

Mau tak mau keduanya mengangguk setuju. Papahnya menggandeng Mamahnya lebih dulu, dan pergi mendahului mereka yang masih terdiam ditempat. Kedua Kakak-beradik itu saling adu pandang tak ingin kalah ataupun mengalah.

"Udah kayak Tentara aja lo!"

Ara tersenyum miring. "Kan gue calon."

Reval mendengus. "Lo malu-maluin gue aja."

Ara tentu saja tak terima. Ia menatap Reval dari atas sampai bawah. Kemudian sedikit mengerling jahil.

"Lo kali yang malu-maluin gue. Kayaknya muka lo udah nggak perawan lagi. Emang ya, lo udah pas jadi Om-om kantoran! The best lah." cibir Ara, yang kemudian berlari meninggalkan Reval yang mematung diam.

Reval mencerna seluruh ucapan Kakaknya. Memang beberapa hari ini otaknya sedikit konslet, jadi butuh waktu lama untuk beroikir jernih. Namun setelah ia paham dengan ucapan Ara sebelumnya itu, ia berteriak keras. Ia tak terima jika dkatai seperti itu oleh Ara.

"Nggak ada muka cowok dikatain perawan! Gue masih waras!" teriak Reval kasar.

Nihil, tak ada balasan. Reval mengusap-usap wajahnya kasar. Kemudian pergi meninggalkan rumahnya yang sudah sangat sepi. Terlebih lagi, Asisten Rumah Tangga di sana sudah kembali kerumahnya masing-masing.

'Awas aja lo!' tekad Reval dalam hati.

Reval berlari mengejar Ara kemudian mensejajarkannya. Reval jelas tidak ingin kalah, sekali-kali ia harus menang adu mulut dengan Ara.

"Dasar perempuan bar-bar."

"Mending gue bar-bar, ketimbang lo yang mukanya kelihatan pengin kawin!"

"Dasar kutil badak!"

"Buaya darat!"

"Kutil singa!"

"Anjing darat!"

"Kutil ayam!"

"Sudah... Sudah... Jangan bertengkar!" seru Mamahnya yang sudah jengah diselingi dengan pelototan tajam andalannua, membuat keduanya langsung dibuat kicep begitu saja.

Jika Ara dan Reval adalah rival abadi. Maka ada saatnya mereka bersatu, kemudian saling mendukung dan bekerja sama. Keakraban mereka sebatas hanya ingin mendapat sesuatu. Itu saja, tak lebih dari itu!

Sekarang, Ara dan Reval sama-sama beradu pandang, dan memalingkan muka setelahnya. Terkadang juga adu fisik dengan tangan yang sudah melayang udara, namun dihempaskan begitu saja tatkala melihat Mamahnya lagi-lagi menatap tajam mereka.

Lalu setelah begitu lamanya mereka duduk berdampingan dikursi samping kemudi. Mereka langsung menghembuskan napas lega. Saling beradu tatap, kemudian turun dari mobil dengan tatapan mata yang tak bisa terlepas satu sama lain.

"Ara, Reval... di sana kalian banyak ulah dulu. Jaga image kalian sedemikian rupa." nasihat Papahnya yang kemudian berjalan terlebih dahulu.

Reval hanya menganggukkan kepalanya. Namun tidak bagi Ara! Ara nampaknya tak begitu dengar dengan perintah Papahnya. Ia berjalan mendahului Adiknya, sedangkan Reval hanya berdesis pelan.

"Udah gue tungguin juga!" seru Reval yang kemudian mengejar langkah Ara yang semakin menjauh.

"Lo lelet, kayak siput." jawab Ara santai.

"Lo?" Reval sudah hilang kesabaran. "Lebih lelet dari gue!"

Ara mengabaikan. Ia berjalan lebih dulu mengikuti jejak orang tuanya yang sudah hilang dari pandangannya. Ia mengedarkan pandangannya kesekeliling, lalu menemukan dua sosok yang baru saja mau ia cari.

"Pah... Mah..." panggil Ara, kemudian berlari.

"Kinara!" ia menghentikan larinya, ketika ada seseorang yang muncul dari balik sosok Papah dan Mamahnya. Ia sedikit menggurutu, bahkan tak jadi untuk menghampiri Papah dan Mamahnya.

Reval sendiri, sudah mensejajarkan diri dengan Ara di samping. Sedikit menganga, kemudian menatap Kakaknya setengah bingung.

"Dia temen lo?" tanya Reval yang tadi juga mendengar panggilan seseorang, tepat di hadapan orang tuanya yang sedang berbincang-bincang. Sepertinya itu sahabat Papahnya, dan orang yang baru saja memanggil Kakaknya itu, seperrinya adalah anak dari Papah sahabatnya.

"Nggak! Gue nggak ada temen yang modelnya kayak dia." Ara mengelak. Menolak tuduhan Adiknya yang dituding kepadanya itu.

Reval menahan tawa. Merasa dibenarkan dengan pernyatan yang baru saja keluar dari mulut Kakaknya. Ya, mana mungkin Kakak bar-barnya itu, mau berteman dengan cewek feminim seperti itu.

"Jodoh lo! Gue yakin lo mau dijodohin sama dia. Lihat aja perbincangan serius mereka."

pernyataan Ara barusan, membuat Reval langsung melongo tak percaya. Reval menatap cewek itu dalam-dalam, kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Dari dress, bando, kacamata, ataupun assesoris yang dikenakan oleh cewek itu adalah berjenis warna pink tanpa campuran warna lain di sana. Apa ucapan Ara memang benar tadi? Reval sama sekali tak kepikiran sampai situ.

"Lo nggak bercanda kan?" sepertinya Reval benar-benar percaya. Ara tersenyum miring.

"Dia calon adik ipar gue? Lo nggak percaya!"

Reval menggeleng lemah. Dia sudah lemas lunglai menerima kenyataan itu. Namun mendengar Ara yang meledakkan tawa, membuat Reval langsung mengernyitkan dahi. Apa ia sedang dibodohi oleh Kakaknya?

"Lo bohongin gue?" Reval menatap Ara tidak suka.

"Lagian sih lo, udah..."

Ucapan Ara berhenti, ketika ada seseorang yang menginterupsinya. Tentu saja Ara mendengus kesal. Rasanya ingin mati saja, ketika menjadi pusat perhatian orang banyak.

"Kinara, Nadia rindu deh sama Ara. Seneng deh, ternyata kamu anaknya Om Surya. Jadi kita bisa sahabatan deh."

Ara melihat jelas bahwa Adiknya sedang menahan tawanya. Ara menginjak kaki Reval secara keras-keras. Lalu membisikkan sesuatu ditelinga Adiknya.

"Otomatis kalau dia jadi sahabat gue. Ada kemungkinan kalau dia bakalan dijodohin sama lo. Tunggu saja tanggal mainnya."

Wajah Reval sudah pucat pasi. Tak tahu lagi dengan kelanjutannya sekarang.

*****

1083 Kata.

Terpopuler

Comments

Ai Rusyati

Ai Rusyati

adik kakak kocak😂

2023-06-20

0

Moelyanach

Moelyanach

😂😂😂😂😂😂😂😂

2021-09-02

2

Bunga_Tidurku

Bunga_Tidurku

astoge sengklek banget

2021-08-09

2

lihat semua
Episodes
1 SATU
2 DUA
3 TIGA
4 EMPAT
5 LIMA
6 ENAM
7 TUJUH
8 DELAPAN
9 SEMBILAN
10 SEPULUH
11 SEBELAS
12 DUA BELAS
13 TIGA BELAS
14 EMPAT BELAS
15 LIMA BELAS
16 ENAM BELAS
17 TUJUH BELAS
18 DELAPAN BELAS
19 SEMBILAN BELAS
20 DUA PULUH
21 DUA PULUH SATU
22 DUA PULUH DUA
23 DUA PULUH TIGA
24 DUA PULUH EMPAT
25 DUA PULUH LIMA
26 DUA PULUH ENAM
27 DUA PULUH TUJUH
28 DUA PULUH DELAPAN
29 DUA PULUH SEMBILAN
30 TIGA PULUH
31 TIGA PULUH SATU
32 TIGA PULUH DUA
33 TIGA PULUH TIGA
34 TIGA PULUH EMPAT
35 TIGA PULUH LIMA
36 TIGA PULUH ENAM
37 TIGA PULUH TUJUH
38 TIGA PULUH DELAPAN
39 TIGA PULUH SEMBILAN
40 EMPAT PULUH
41 EMPAT PULUH SATU
42 EMPAT PULUH DUA
43 EMPAT PULUH TIGA
44 EMPAT PULUH EMPAT
45 EMPAT PULUH LIMA
46 EMPAT PULUH ENAM
47 EMPAT PULUH TUJUH
48 EMPAT PULUH DELAPAN
49 EMPAT PULUH SEMBILAN
50 LIMA PULUH
51 LIMA PULUH SATU
52 LIMA PULUH DUA
53 LIMA PULUH TIGA
54 LIMA PULUH EMPAT
55 LIMA PULUH LIMA
56 LIMA PULUH ENAM
57 LIMA PULUH TUJUH
58 LIMA PULUH DELAPAN
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 ENAM PULUH
61 ENAM PULUH SATU
62 ENAM PULUH DUA
63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 END
75 EXTRA PART 1
76 EXTRA PART 2
77 EXTRA PART 3
78 EXTRA PART 4
79 EXTRA PART 5
80 EXTRA PART 6
81 EXTRA PART 7
82 EXTRA PART 8
83 EXTRA PART 9
84 HAPPY ENDING
Episodes

Updated 84 Episodes

1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
6
ENAM
7
TUJUH
8
DELAPAN
9
SEMBILAN
10
SEPULUH
11
SEBELAS
12
DUA BELAS
13
TIGA BELAS
14
EMPAT BELAS
15
LIMA BELAS
16
ENAM BELAS
17
TUJUH BELAS
18
DELAPAN BELAS
19
SEMBILAN BELAS
20
DUA PULUH
21
DUA PULUH SATU
22
DUA PULUH DUA
23
DUA PULUH TIGA
24
DUA PULUH EMPAT
25
DUA PULUH LIMA
26
DUA PULUH ENAM
27
DUA PULUH TUJUH
28
DUA PULUH DELAPAN
29
DUA PULUH SEMBILAN
30
TIGA PULUH
31
TIGA PULUH SATU
32
TIGA PULUH DUA
33
TIGA PULUH TIGA
34
TIGA PULUH EMPAT
35
TIGA PULUH LIMA
36
TIGA PULUH ENAM
37
TIGA PULUH TUJUH
38
TIGA PULUH DELAPAN
39
TIGA PULUH SEMBILAN
40
EMPAT PULUH
41
EMPAT PULUH SATU
42
EMPAT PULUH DUA
43
EMPAT PULUH TIGA
44
EMPAT PULUH EMPAT
45
EMPAT PULUH LIMA
46
EMPAT PULUH ENAM
47
EMPAT PULUH TUJUH
48
EMPAT PULUH DELAPAN
49
EMPAT PULUH SEMBILAN
50
LIMA PULUH
51
LIMA PULUH SATU
52
LIMA PULUH DUA
53
LIMA PULUH TIGA
54
LIMA PULUH EMPAT
55
LIMA PULUH LIMA
56
LIMA PULUH ENAM
57
LIMA PULUH TUJUH
58
LIMA PULUH DELAPAN
59
LIMA PULUH SEMBILAN
60
ENAM PULUH
61
ENAM PULUH SATU
62
ENAM PULUH DUA
63
ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
END
75
EXTRA PART 1
76
EXTRA PART 2
77
EXTRA PART 3
78
EXTRA PART 4
79
EXTRA PART 5
80
EXTRA PART 6
81
EXTRA PART 7
82
EXTRA PART 8
83
EXTRA PART 9
84
HAPPY ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!