SEPULUH

Hidup tanpa membolos itu, rasanya hambar. Ditambah dengan dia yang tidak bisa tidur ataupun datang terlambat ke sekolah seperti dulu-duku, tentu saja tak ada unfaedahnya ia berada di dalam kelas. Baginya sama saja, ia pasti akan tertidur juga.

Ara memejamkan mata beberapa kali, dan membuka matanya secara perlahan. Menyesuaikan retina dengan mentari disiang hari, rasanya berat sekali ketika habis bangun tidur. Terlebih lagi, ia berada dilingkungan terbuka dan tepat dibawah teriknya langsung. Tentu saja tidurnya terusik, apalagi ada sensasi panas yang sedikit demi sedikit menyengat tubuhnya.

Atap sekolah lah yang menjadi tujuannya dari pagi hingga saat ini. Mungkin siapa saja yang berniat membolos dan datang ke tempat ini, akan menyaksikan tidurnya yang terlihat nyaman-nyaman saja. Urat malu Ara sekan sudah putus begitu saja, sehingga rasanya masih damai-damai saja walau menjadi tontonan sekalipun.

Ara meregangkan ototnya yang terasa kaku, karena cara tidurnya yang asal tempat. Rasanya sakit sekali ketika ia menggerakkan tubuhnya seperti sedang berolahraga. Tepat saja setelah terdengar bunyi 'krek' ditengah-tengah aktivitas yang ia lakukan. Untung saja tak ada manusia disana selain dirinya.

"Nyaman tidurnya, serasa kayak di syurga ya. Gue jadi iri, pas lo dengan mudahnya tiduran di sini. Sedangkan kena hukum, karena dateng terlambat dan niat bolos." ucap seorang cowok yang membuat Ara langsung memutar tubuhnya 360 derajat.

Mungkin jika Ara bukan manusia bar-bar dan perempuan tulen, wajahnya akan memerah karena malu. Tapi ini?

"Kenapa? Ada masalah!" sungut Ara yang sepertinya tak merasa takut.

Ia menelisik penampilan cowok dihadapannya. Agak berantakan seperti dirinya. Bedanya, mungkin pada seragam yang terlihat rapi meskipun hanya setengah yang dimasukkan. Sedangkan dirinya? Terlalu kusut, dengan rambutnya yang sudah semacam singa. Kaos kakinya pun warna-warni dan panjang sebelah. Jika Ara menjadi perempuan yang ala kadarnya, mungkin sudah menangis karena malu.

Ara tersenyum miring, mungkin persamaan dirinya dengan cowok dihadapannya ini tak lain adalah sama-sama bad. Meskipun tampilannya tak mengenakkan, setidaknya kenakalannya masih berada dibawah batas wajar. Entahlah dengan cowok yang berada dihadapannya.

"Lo cewek, tapi mentalnya udah kayak preman. Beda kayak cewek lain yang selalu berlutut dikaki gue, kemudian memuja-muja gue." cowok itu sepertinya memiliki percaya diri yang berlebih. Sama seperti si Nadia cupu, percaya dirinya terlalu akut.

Ara melipat tangannya sesekali tersenyum remeh. Apa yang harus dipuja dari cowok dihadapannya ini? Tak mungkin juga kan, ia langsung berlutut seakan-akan dirinya adalah budak cinta. Ara tak suka ketika dirinya diremehkan!

"Apa yang harus gue puja dari diri lo. Kaya, tampan, atau karena lo di sini penguasa. Sayangnya gue nggak takut tuh! Kita sama-sama makan nasi kan? Jangan remehin gue kalau lo nggak mau diremehin orang lain. Itu prinsip gue dari dulu!"

Cowok dihadapannya tersenyum. Lalu mengulurkan tangannya seperti hendak berkenalan.

"Gue Dito Alfares. Anak pemilik yayasan. Meskipun begitu, gue tetep ngikutin aturan sekolah kok, termasuk kena hukum kayak tadi. Dan kayaknya, gue belum pernah ketemu sama lo sebelumnya, atau karena gue yang terlalu lama cuti dari sekolah."

Ara membalas uluran tangan Dito. Tak terlalu buruk untuk berkenalan. Sepertinya, Dito termasuk orang yang menyenangkan untuk diajak ngobrol.

"Gue Kinara Casilda Freissy, cukup aja lo panggil dengan Ara. Gue nggak suka ribet, jadi ya gini lah keadaan gue. Suka bolos, ketimbang banyak mikir dikelas. Gue anak baru, jadi lo ngerasa asing dengan muka gue." ucap Ara tanpa rasa khawatir.

Sedangkan Dito langsung kagum. Cewek seperti ini langka di dunia, dan jarang sekali Dito menemukan cewek-cewek seperti ini. Terkadang, ketika ada seorang cewek yang menerima uluran tangannya. Pasti tak luput dari getaran-getaran tubuh yang terlihat jelas dari matanya. Tetapi ini? Takut saja tidak, apalagi mengakrabkan diri dengan dirinya.

Dito hendak membalas lagi, namun ucapannya diinterupsi oleh orang-orang yang memang datang bersamanya tadi.

"Cieee.. Pak Bos udah berani ya berduaan sama cewek, bening lagi. Nggak bagi-bagi nih sama kita!" ucap kedua orang dengan kompak.

Dito tersenyum kikuk. Sedikit menggaruk-nggaruk rambutnya yang tidak gatal, kemudian menyumpah serapahi para sahabatnya yang datang pada waktu yang tidak pas seperti sekarang ini. Sedangkan Ara menatap horor beberapa orang itu, sepertinya sama sekali tak asing wajah-wajah mereka.

"Tunggu-tunggu, kok gue kayak kenal lo udah lama ya." cowok yang diyakini adalah sahabat Dito itu sedikit menopangkan dagu. Tak asing lagi wajah Ara di mata mereka.

"Bener, kok gue kayak kenal lama sama lo." sahut salah satunya lagi sembari berpikir keras.

Dito hanya sedikit bergumam. Rasa-rasanya tak mungkin sekali para sahabatnya itu kenal dengan Ara. Apalagi Ara adalah anak baru dan termasuk langka disekolah ini. Ia tak akan rela, jika sahabat-sahabatnya itu ternyata mengenalnya lebih dulu dibandingkan dirinya

"Lo Kinara kan? Anaknya Kakek Rahmat. Yang sering kita panggil bocah tengik. Yang selalu dihukum sama Pak Bim karena nempelin permet karet diatas kursi guru." ucap cowok itu dengan mata berseri-seri. Sangat senang, karena ia masih ingat dengan Ara dan tampangnya yang tak pernah berubah.

"Yang selalu disuruh lari keliling kompleks karena habis kena skorsing. Good, lo emang yang paling terbaik kalau disuruh mikir cepet El."

"Emang lo Do, yang loadingnya lamban alias lola kayak siput." ejek El yang sepertinya punya dendam terselubung dengan Dodo. Cowok bertubuh gumpal, akibat kebanyakan lemak dalam tubunya.

Ara meniup-niup poninya merasa bosan. Baru saja ia tak mengenali kedua orang yang baru saja datang, jika tidak ada yang menyebutnya sebagai bocah tengik lagi. Sedangkan Dito memilih untuk merapatkan mulutnya merasa terasingkan.

"Kalian nggak usah nyebut-nyebut gue lagi  sebagai bocah tengik, kalian juga sama kayak gue. Sama-sama bocah tengik! Lagian itu jaman bocah, nggak usah diungkit-ungkit lagi." balas Ara sedikit menahan rasa kesalnya. Apalagi belum lama ini, ia baru saja bangun tidur. Tentu saja ia masih mengumpulkan nyawanya disaat ia berdiri saat ini.

El maupun Dodo sama-sama bersiap untuk memeluk Ara, seperti akan meluapkan rindu. Tentu saja Dito yang paham dengan situasi seperti itu, langsung menghalangi. Keduanya langsung tersenyum kecut dengan apa yang sudah dilakukan Dito.

"Pak Bos mah ganggu aja." protes Dodo yang langsung diangguki oleh El.

"Bukan mukhrim." jawab Dito sambil terkekeh pelan.

Ara menengadah keatas, lalu melirik sekilas kearah jam tangannya. Lima menit lagi bel istirahat akan dibunyikan, dan ia harus cepat-cepat pergi ke kelas untuk mengambil uang saku. Tapi Nadia? Keberadaannya pasti akan sanantiasa untuk mengikutinya kemana-mana nanti.

Ara menundukkan kepala. Rasa laparnya sudah sangat terasa, apalagi ia tak sempat untuk sarapan pagi.

"Jadi pengin kumpul-kumpul lagi ya. Astaga, gue seneng banget ketemu sama lo Ra!" seru Dodo penuh antusias.

Dihiraukan oleh Ara, yang lebih dipentingkan sekarang adalah perutnya. Mau tak mau ia harus kembali ke kelas, siapa tahu Mamahnya telah menyelipkan sedikit bekal di dalam tasnya.

"Gue balik kekelas dulu ya, udah mau bel nih. Kapan-kapan kita kumpul-kumpul lagi kok kayak dulu, gue pamit ya." tanpa menunggu jawaban, Ara sudah berlari menuruni anak tangga yang akan membawanya ke lantai bawah.

Sedangkan El dan Dodo hanya saling pandang. Sepertinya Ara sudah sedikit berubah dari yang dulu mereka kenal.

"Guys cabut, anak sebelah ada yang mau ngajak tanding sama kita." ucap Dito sembari memberi aba-aba untuk mengikutinya.

Sedangkan El dan Dodo langsung memberi anggukan, dan menuruti ucapan Dito yang kemudian berjalan mengikuti dari belakang.

*****

1175 Kata.

Terpopuler

Comments

Bunga_Tidurku

Bunga_Tidurku

wah ara jdnya sm si om aksen apa dito nih, kayaknya sengit

2021-08-09

2

Alea Wahyudi

Alea Wahyudi

bang Dito bener tu sama cw jangan main peluk2 aja dasar laler main nemplok ajha

2021-07-23

1

권 옥타비안🌼🌼

권 옥타비안🌼🌼

terkikik geli dg bukan muhrim

2020-10-15

10

lihat semua
Episodes
1 SATU
2 DUA
3 TIGA
4 EMPAT
5 LIMA
6 ENAM
7 TUJUH
8 DELAPAN
9 SEMBILAN
10 SEPULUH
11 SEBELAS
12 DUA BELAS
13 TIGA BELAS
14 EMPAT BELAS
15 LIMA BELAS
16 ENAM BELAS
17 TUJUH BELAS
18 DELAPAN BELAS
19 SEMBILAN BELAS
20 DUA PULUH
21 DUA PULUH SATU
22 DUA PULUH DUA
23 DUA PULUH TIGA
24 DUA PULUH EMPAT
25 DUA PULUH LIMA
26 DUA PULUH ENAM
27 DUA PULUH TUJUH
28 DUA PULUH DELAPAN
29 DUA PULUH SEMBILAN
30 TIGA PULUH
31 TIGA PULUH SATU
32 TIGA PULUH DUA
33 TIGA PULUH TIGA
34 TIGA PULUH EMPAT
35 TIGA PULUH LIMA
36 TIGA PULUH ENAM
37 TIGA PULUH TUJUH
38 TIGA PULUH DELAPAN
39 TIGA PULUH SEMBILAN
40 EMPAT PULUH
41 EMPAT PULUH SATU
42 EMPAT PULUH DUA
43 EMPAT PULUH TIGA
44 EMPAT PULUH EMPAT
45 EMPAT PULUH LIMA
46 EMPAT PULUH ENAM
47 EMPAT PULUH TUJUH
48 EMPAT PULUH DELAPAN
49 EMPAT PULUH SEMBILAN
50 LIMA PULUH
51 LIMA PULUH SATU
52 LIMA PULUH DUA
53 LIMA PULUH TIGA
54 LIMA PULUH EMPAT
55 LIMA PULUH LIMA
56 LIMA PULUH ENAM
57 LIMA PULUH TUJUH
58 LIMA PULUH DELAPAN
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 ENAM PULUH
61 ENAM PULUH SATU
62 ENAM PULUH DUA
63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 END
75 EXTRA PART 1
76 EXTRA PART 2
77 EXTRA PART 3
78 EXTRA PART 4
79 EXTRA PART 5
80 EXTRA PART 6
81 EXTRA PART 7
82 EXTRA PART 8
83 EXTRA PART 9
84 HAPPY ENDING
Episodes

Updated 84 Episodes

1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
6
ENAM
7
TUJUH
8
DELAPAN
9
SEMBILAN
10
SEPULUH
11
SEBELAS
12
DUA BELAS
13
TIGA BELAS
14
EMPAT BELAS
15
LIMA BELAS
16
ENAM BELAS
17
TUJUH BELAS
18
DELAPAN BELAS
19
SEMBILAN BELAS
20
DUA PULUH
21
DUA PULUH SATU
22
DUA PULUH DUA
23
DUA PULUH TIGA
24
DUA PULUH EMPAT
25
DUA PULUH LIMA
26
DUA PULUH ENAM
27
DUA PULUH TUJUH
28
DUA PULUH DELAPAN
29
DUA PULUH SEMBILAN
30
TIGA PULUH
31
TIGA PULUH SATU
32
TIGA PULUH DUA
33
TIGA PULUH TIGA
34
TIGA PULUH EMPAT
35
TIGA PULUH LIMA
36
TIGA PULUH ENAM
37
TIGA PULUH TUJUH
38
TIGA PULUH DELAPAN
39
TIGA PULUH SEMBILAN
40
EMPAT PULUH
41
EMPAT PULUH SATU
42
EMPAT PULUH DUA
43
EMPAT PULUH TIGA
44
EMPAT PULUH EMPAT
45
EMPAT PULUH LIMA
46
EMPAT PULUH ENAM
47
EMPAT PULUH TUJUH
48
EMPAT PULUH DELAPAN
49
EMPAT PULUH SEMBILAN
50
LIMA PULUH
51
LIMA PULUH SATU
52
LIMA PULUH DUA
53
LIMA PULUH TIGA
54
LIMA PULUH EMPAT
55
LIMA PULUH LIMA
56
LIMA PULUH ENAM
57
LIMA PULUH TUJUH
58
LIMA PULUH DELAPAN
59
LIMA PULUH SEMBILAN
60
ENAM PULUH
61
ENAM PULUH SATU
62
ENAM PULUH DUA
63
ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
END
75
EXTRA PART 1
76
EXTRA PART 2
77
EXTRA PART 3
78
EXTRA PART 4
79
EXTRA PART 5
80
EXTRA PART 6
81
EXTRA PART 7
82
EXTRA PART 8
83
EXTRA PART 9
84
HAPPY ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!