TIGA BELAS

Rasanya canggung sekali ketika Ara berada pada satu mobil yang sama, dimana di dalamnya itu ia tidak saling mengenal sedari awal. Lalu ditambah lagi dengan salah satu aksi yang belum lama terjadi, di mana pemuda itu terang-terangan mengatakan bahwa dia adalah kekasihnya.

Pandangan mereka terkadang bertemu, kemudian saling memutus kontak mata mereka. Bisa dikatakan bahwa Ara seperti anak ayam yang malu-malu sekarang, tak tahu harus melakukan apa untuk memberhentikan tingkahnya itu.

Bisa saja Ara menolak tumpangan mobil Aksen sebelumnya, kemudian berjalan kaki dengan penuh santai seperti biasa. Rasanya Ara tak begitu tahan dengan kondisi seperti ini. Apa lagi, Ara duduk disamping kursi kemudi. Sedangkan Galaksi, tengah tertidur pulas di kursi belakang.

Ara jadi teringat, ketika Aksen berkata lembut kepadanya tadi. Rasanya begitu asing, dan tenang dalam jiwanya. Rasa apa ini? Sampai detik ini Ara pun belum pernah merasakan rasa seperti ini.

Baik, Ara sudah kehilangan jiwa brandalnya dalam sekejap. Ia tak mungkin berkata lembut, di saat Aksen dengan gamblang mengatakan bahwa ini hanyalah sandiwara. Ada rasa tak rela, namun pasrah dalam keadaan seperti itu. Ibaratnya saja Ara sudah diterbangkan sampai langit ke tujuh, lalu dijatuhkah secara paksa tanpa pengaman.

"Om, bisa nggak berhenti di sini?" Ara mengamati sebuah tempat yang selalu dikunjunginya setiap minggu. Bukan setiap minggu, mungkin hampir setiap hari Ara berada di tempat itu.

Aksen yang mendengar Ara, langsung saja mendongak. Kemudian menatap sebuah tempat yang bertuliskan dengan jelas bahwa itu adalah tempat makan.

"Lo lapar?" tanya Aksen kemudian memberhentikan kemudinya dan menepi kepinggir.

"Enggak. Om pulang saja dulu, kasihan Galaksi yang tidurnya kurang nyaman dibelakang. Pasti tubuhnya pegal-pegal pas bangun tidur nanti." Ara bersikeras untuk membuat Aksen pulang lebih dulu. Tak mungkin Ara melarang dia untuk ikut pergi bersamanya, toh ini masih tempat umum.

Dengan malas-malasan akhirnya Aksen mengangguk.

"Hati-hati." ucap Aksen pada akhirnya.

Ara mengangguk, kemudian membuka mobil sport Aksen yang terbilang baru sehari berada di rumah. Akan tetapi, belum saja ia turun dari mobil. Tangan Aksen mencekal pergelangan tangan kanannya.

"Nanti gue jemput di sini, setelah gue antar Galaksi pulang kerumah." Aksen memperingati Ara untuk tidak pergi ke mana-mana.

Eitsss, sejak kapan hidup Ara diatur-atur seperti itu? Mati-matian Ara menggeleng tegas penuturan dari Aksen.

"Ara di sini enggak lama. Paling cuma beberapa menit, setelah itu Ara pasti pulang ke rumah kok." tolak Ara.

"Ya udah, gue tunggu sampai urusan lo kelar di sini."

Ara mengerang. Aksen si keras kepala, nyatanya lebih keras kepala dibanding dirinya. Ia tersenyum kecut, kemudian pergi menuju tempat itu sekedar untuk berkunjung.

Sedangkan Aksen? Dengan setia menunggui Ara yang sudah masuk ke tempat itu. Rasanya tak begitu tega, jika Ara diharuskan untuk pulang sendiri. Ada sedikit hati yang mengganjal, juga ia tak terima jika Ara sampai pulang larut malam lagi. Sebenarnya dia kenapa?

Mati-matian Aksen untuk tidak tersenyum, meskipun sekarang jatuhnya tertawa. Ara terjatuh tersandung batu, kemudian memaki batu itu sambil menginjak-injakannya dengan penuh bertubi-tubi. Untung saja makanan yang dibawa Ara tak sampai jatuh ketanah. Jika tidak, Ara akan rugi karena tak sempat memakannya.

"Dasar ceroboh." gumam Aksen sesekali menggeleng pelan dengan tingkah Ara yang masih setia memaki sebuah batu yang membuatnya hampir terjatuh itu.

Sebisa mungkin Aksen menetralkan wajahnya seperti semula, ketika menatap tubuh Ara yang berjalan arahnya. Tak mungkin ia senyum-senyum sendiri, disaat ia sudah bereinkarnasi menjadi orang kaku sejagat raya.

"Maaf Ara sedikit lama." hanya itu yang keluar dari mulutnya setelah duduk disamping Aksen.

Aksen mengangguk. Sekeras hati ia menahan mulutnya untuk membuncahkan sebuah tawa. Terlebih lagi bayangan Ara yang lucu tadi telah memenuhi pikirannya. Seakan-akan sekarang tujuannya hanya satu, Kinara.

Uppsss... Aksen menggeleng cepat. Tak mungkin ia menyukai lawan jenisnya dalam waktu singkat, apalagi untuk seorang gadis yang berada di sampingnya. Ia menggeleng, rasanya tak mungkin ia menyukai seorang gadis yang baru beberapa hari ini dikenalnya.

"Om mau?" tanya Ara ketika membuka sebuah makanan yang baru saia dibelinya. Sebuah bubur ayam seporsi, namun isinya lebih banyak dari yang pernah Aksen temukan.

Sejenak Aksen tertegun. Baru kali ini, Aksen merasa tak terima dengan julukannya yang sedikit tua. Skripsi pertamanya saja masih belum ada secercah harapan, apakah ia sudah terlalu tua?

"Umur lo berapa?" tanya Aksen sambil fokus mengemudi.

"Hampir mendekati angka 18. Kenapa?"

Aksen menghembuskan napas pelan. "Bisa nggak, lo jangan panggi gue Om. Usia kita hanya selisih 4 tahun kok."

Ara menganga, dia pikir seseorang berada dihadapannya ini memang terlihat muda dalam penampilannya. Tetapi mengingat bahwa Aksen selalu mengenakan jas kerja, entah apa pikiran yang timbul, sehingga Ara bisa memanggilnya sebagai Om tampan.

Ara cengengesan. "Oke, gue pikir lo udah tua, hanya wajahnya aja yang awet muda. Soalnya penampilan lo formal terus."

Aksen mengutuki Ara di dalam hati. Dari awal Ara memang selalu membuatnya kesal, bahkan sampai detik ini. Mengapa ia sedikit tak terima jika ia dianggap tua oleh gadis dihadapannya? Penampilan formalnya itu memang semata-mata hanya untuk karirnya yang berkembang.

"Gue tanya lagi? Lo mau enggak?" tanya Ara yang sudah melahap makanannya dengan santai.

"Nggak." tolak Aksen cepat.

"Yakin lo nggak mau?" Ara menyodorkan sesendok bubur ayam di depan mulut Aksen. "Buka mulut dong?"

Aksen bersikeras untuk menolak. Namun Ara yang memang keras kepala, sehingga mau tak mau Aksen membukanya.

"Enak kan?" tanya Ara sambil menaik turunkan alisnya.

Aksen terdiam. Ia masih asyik mengunyah makanan yang masih berada dimulutnya. Begitu asing rasanya, jarang-jarang sekali Aksen menemukan bubur seenak ini.

"Itu langganan gue. Jadi gue dapet porsi tambahan, kalau beli sama dia."

Aksen sekarang paham dengan porsi berlebih yang Ara dapatkan. Ternyata itu berasal dari Ara yang berlangganan di sana. Sepertinya Aksen akan ikut berlangganan makan di sana.

"Buka mulut lagi dong. Gue nggak sanggup makan semuanya." pinta Ara, sembari mengeluarkan dua botol air mineral dari dalam plastik.

Sedangkan Aksen hanya mengangguk pelan. Lagipula ia belum makan semenjak dirinya berada dikantor. Dan akhirnya keduanya saling suap-menyuapi, diperjalanan yang begitu panjang ke rumah.

Mereka tak sadar saja jika selama aksi itu, sendok yang mereka pakai adalah sendok yang sama. Apa yang terjadi jika mereka tersadar dari kebodohan mereka sendiri?

So sweet... kata

*****

1001 kata.

Terpopuler

Comments

Nab🦄

Nab🦄

huahaha... awal yang baik🤣

2022-01-09

0

kayla

kayla

tanpa di sadari ye pas da sadar syok tuh jantugan🤣

2021-10-10

1

Iri Bilang Boss

Iri Bilang Boss

so swett, psti gk nydar tuh mreka klo suap²an 1 sendok brdua 😃😃

2021-09-27

1

lihat semua
Episodes
1 SATU
2 DUA
3 TIGA
4 EMPAT
5 LIMA
6 ENAM
7 TUJUH
8 DELAPAN
9 SEMBILAN
10 SEPULUH
11 SEBELAS
12 DUA BELAS
13 TIGA BELAS
14 EMPAT BELAS
15 LIMA BELAS
16 ENAM BELAS
17 TUJUH BELAS
18 DELAPAN BELAS
19 SEMBILAN BELAS
20 DUA PULUH
21 DUA PULUH SATU
22 DUA PULUH DUA
23 DUA PULUH TIGA
24 DUA PULUH EMPAT
25 DUA PULUH LIMA
26 DUA PULUH ENAM
27 DUA PULUH TUJUH
28 DUA PULUH DELAPAN
29 DUA PULUH SEMBILAN
30 TIGA PULUH
31 TIGA PULUH SATU
32 TIGA PULUH DUA
33 TIGA PULUH TIGA
34 TIGA PULUH EMPAT
35 TIGA PULUH LIMA
36 TIGA PULUH ENAM
37 TIGA PULUH TUJUH
38 TIGA PULUH DELAPAN
39 TIGA PULUH SEMBILAN
40 EMPAT PULUH
41 EMPAT PULUH SATU
42 EMPAT PULUH DUA
43 EMPAT PULUH TIGA
44 EMPAT PULUH EMPAT
45 EMPAT PULUH LIMA
46 EMPAT PULUH ENAM
47 EMPAT PULUH TUJUH
48 EMPAT PULUH DELAPAN
49 EMPAT PULUH SEMBILAN
50 LIMA PULUH
51 LIMA PULUH SATU
52 LIMA PULUH DUA
53 LIMA PULUH TIGA
54 LIMA PULUH EMPAT
55 LIMA PULUH LIMA
56 LIMA PULUH ENAM
57 LIMA PULUH TUJUH
58 LIMA PULUH DELAPAN
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 ENAM PULUH
61 ENAM PULUH SATU
62 ENAM PULUH DUA
63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 END
75 EXTRA PART 1
76 EXTRA PART 2
77 EXTRA PART 3
78 EXTRA PART 4
79 EXTRA PART 5
80 EXTRA PART 6
81 EXTRA PART 7
82 EXTRA PART 8
83 EXTRA PART 9
84 HAPPY ENDING
Episodes

Updated 84 Episodes

1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
6
ENAM
7
TUJUH
8
DELAPAN
9
SEMBILAN
10
SEPULUH
11
SEBELAS
12
DUA BELAS
13
TIGA BELAS
14
EMPAT BELAS
15
LIMA BELAS
16
ENAM BELAS
17
TUJUH BELAS
18
DELAPAN BELAS
19
SEMBILAN BELAS
20
DUA PULUH
21
DUA PULUH SATU
22
DUA PULUH DUA
23
DUA PULUH TIGA
24
DUA PULUH EMPAT
25
DUA PULUH LIMA
26
DUA PULUH ENAM
27
DUA PULUH TUJUH
28
DUA PULUH DELAPAN
29
DUA PULUH SEMBILAN
30
TIGA PULUH
31
TIGA PULUH SATU
32
TIGA PULUH DUA
33
TIGA PULUH TIGA
34
TIGA PULUH EMPAT
35
TIGA PULUH LIMA
36
TIGA PULUH ENAM
37
TIGA PULUH TUJUH
38
TIGA PULUH DELAPAN
39
TIGA PULUH SEMBILAN
40
EMPAT PULUH
41
EMPAT PULUH SATU
42
EMPAT PULUH DUA
43
EMPAT PULUH TIGA
44
EMPAT PULUH EMPAT
45
EMPAT PULUH LIMA
46
EMPAT PULUH ENAM
47
EMPAT PULUH TUJUH
48
EMPAT PULUH DELAPAN
49
EMPAT PULUH SEMBILAN
50
LIMA PULUH
51
LIMA PULUH SATU
52
LIMA PULUH DUA
53
LIMA PULUH TIGA
54
LIMA PULUH EMPAT
55
LIMA PULUH LIMA
56
LIMA PULUH ENAM
57
LIMA PULUH TUJUH
58
LIMA PULUH DELAPAN
59
LIMA PULUH SEMBILAN
60
ENAM PULUH
61
ENAM PULUH SATU
62
ENAM PULUH DUA
63
ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
END
75
EXTRA PART 1
76
EXTRA PART 2
77
EXTRA PART 3
78
EXTRA PART 4
79
EXTRA PART 5
80
EXTRA PART 6
81
EXTRA PART 7
82
EXTRA PART 8
83
EXTRA PART 9
84
HAPPY ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!