Bab 17. Mencari Alamat Rumah Aluna

Sesampainya di rumah, Airilia segera mengambil tas dan memasukkan beberapa helai pakaian. Ia juga memecahkan celengan yang telah ia tabung selama tiga tahun terakhir.

"Lumayan, ada satu juta. Bisa untuk beli obat ibu dan ongkos ke rumah Kak Luna," gumamnya sambil memasukkan uang ke dalam tas dan sebagian ke saku celana.

Setelah memastikan semuanya siap, Airilia mengunci pintu rumahnya dan berjalan menuju rumah tetangganya, Bibi Asih. Di teras rumah, ia melihat Asih sedang menyapu halaman.

"Bibi Asih," panggilnya.

Asih menoleh dan tersenyum melihat Airilia berdiri di halaman dengan tas di pundaknya.

"Lia, ada apa?" tanyanya lembut.

"Bibi, bisa tolong telepon Kak Luna? Aku mau minta alamat rumahnya," pinta Airilia penuh harap.

Asih mengangguk. "Sebentar, Bibi coba hubungi Aluna dulu." Ia pun masuk ke dalam rumah.

Beberapa menit kemudian, Asih keluar lagi sambil membawa ponselnya dengan wajah sedikit bingung.

"Lia, sepertinya Aluna mengganti nomor ponselnya. Sudah beberapa kali Bibi telepon, tapi tidak diangkat."

Mendengar itu, raut wajah Airilia berubah kecewa. Ia benar-benar tidak tahu harus ke mana mencari alamat rumah Aluna. Asih yang memperhatikan gelagat Airilia langsung mendapat ide.

"Lia, coba kamu ke rumah Renata. Mungkin dia tahu alamat Aluna."

Mata Airilia kembali berbinar. Ia masih punya harapan. "Terima kasih, Bibi!" katanya sebelum bergegas pergi.

---

Pencarian Aluna

Airilia berdiri di depan rumah Renata dan mengetuk pintu beberapa kali.

"Tok, tok, tok..."

"Assalamualaikum."

Tak lama, pintu terbuka. Seorang perempuan berambut sebahu muncul.

"Eh, Lia! Masuk dulu," ujar Renata ramah.

"Aku di sini aja, Kak. Aku buru-buru mau ke rumah sakit," jawab Airilia cepat.

Renata mengernyitkan dahi. "Ada apa, Lia?"

"Kak, tolong telepon Kak Luna. Aku mau minta alamat rumahnya. Ibu tadi demam dan terus memanggil nama Kak Luna."

Renata mengangguk. "Sebentar ya, aku coba hubungi Aluna dulu. Kamu duduk dulu aja."

Renata masuk ke dalam kamarnya. Lima menit kemudian, ia keluar lagi sambil membawa secarik kertas.

"Ini alamat rumah Aluna," katanya sambil menyerahkan kertas itu.

Airilia tersenyum lega. "Terima kasih, Kak!"

"Tunggu, kamu mau minta bantuan apa tadi?"

"Besok, aku mau ke rumah Kak Luna. Apa Mbak Ijah bisa menemani ibu di rumah sakit selama aku pergi?"

Renata berpikir sejenak. "Bentar, ya, aku panggil ibu dulu."

Tak lama, Renata kembali bersama ibunya, Mbak Ijah.

"Bisa, jam berapa kamu berangkat?" tanya Ijah.

"Sekitar jam enam pagi. Kalau tidak ada halangan, setelah ashar aku sudah pulang."

"Kebetulan besok saya dan Mbak Asih memang berencana menjenguk ibumu," jawab Ijah.

Airilia tersenyum lega. "Terima kasih banyak! Kalau begitu, aku pamit dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," sahut Renata dan Ijah bersamaan.

---

Di Rumah Sakit

Airilia baru saja sampai di depan ruang rawat Sumi. Ia melihat ibunya bersandar di tempat tidur, menatap kosong ke luar jendela.

"Ibu..." panggilnya lirih.

Sumi menoleh dan tersenyum. "Lia, kamu sudah pulang. Bagaimana ujianmu?"

"Ibu, bagaimana keadaan ibu? Apakah demamnya sudah turun?" tanyanya khawatir.

Sumi mengangguk. "Sudah lebih baik."

Mata Sumi kemudian menangkap tas di pundak Airilia dan plastik hitam di tangannya. "Lia, kamu bawa tas, untuk apa?"

Airilia terdiam sesaat. "Kalau aku bilang jujur, pasti ibu tidak akan mengizinkan aku pergi menemui Kak Luna," batinnya.

"Hmm... aku bawa buku untuk belajar. Besok aku masih ujian," jawabnya akhirnya.

Sumi mengangguk bangga. "Anak ibu memang rajin," katanya sambil mengusap kepala Airilia.

Tiba-tiba, Sumi mengubah topik pembicaraan. "Lia, ibu bosan di sini. Ibu ingin pulang. Bisakah kamu tanyakan pada dokter kapan ibu bisa keluar dari rumah sakit?"

"Sebentar, Bu. Aku cari Dokter Sila dulu."

Airilia berjalan menyusuri lorong rumah sakit hingga menemukan Dokter Sila yang baru keluar dari ruang pasien lain.

"Dokter Sila!" panggilnya.

Dokter Sila menoleh. "Ada yang bisa saya bantu?"

"Dok, ibu saya ingin pulang. Apakah besok sudah diperbolehkan?"

Dokter Sila menatapnya sejenak sebelum berkata, "Lia, bisakah kita bicara sebentar?" Ia menunjuk bangku kosong di taman rumah sakit.

Airilia merasa sedikit gugup, tapi ia mengangguk dan mengikuti Dokter Sila ke taman.

---

Di Tempat Lain, Aluna...

Di sebuah rumah mewah di Banjar, Aluna baru saja bangun tidur. Ia melihat jam di ponselnya—pukul lima sore. Dengan malas, ia membuka aplikasi pesan antar makanan, mencari sesuatu untuk dimakan.

Saat sedang scrolling, matanya tiba-tiba menangkap sebuah Insta Story milik Dinda. Foto itu memperlihatkan Reza sedang menemani Dinda ke dokter kandungan.

Wajah Aluna langsung memerah. Ia merasa marah sekaligus cemburu.

"Mas Reza lebih perhatian sama Dinda daripada aku... Anak dalam kandungan Dinda harus disingkirkan. Aku tidak mau dia menjadi penghalang untukku dan anakku!" batinnya penuh amarah, tangannya meremas sprei dengan kuat.

Kesal, Aluna bangkit dan keluar dari kamarnya. Ia berjalan ke ruang tamu dan duduk di sofa dengan wajah cemberut. Ponselnya berdering, menampilkan nama Renata di layar.

"Halo, ada apa, Ren?"

"Kamu di mana sekarang?"

"Aku di Banjar lah. Mau di mana lagi?" jawab Aluna malas.

"Maksudku, kamu masih di kost atau sudah pindah?"

"Ren, aku sudah menikah. Mana mungkin aku masih ngekost sementara suamiku kaya raya?"

"Jadi, kamu tinggal di mana sekarang?"

"Di Jalan Ahmad Yani nomor 26. Rumah cat biru."

"Thanks."

Aluna mengernyit. "Ren, kenapa kamu tanya alamat aku? Jangan-jangan kamu kangen sama aku karena ditinggal ngekost?"

"Apaan sih? Jangan lebay, deh. Btw, kamu tahu nggak kalau ibumu sedang dirawat di rumah sakit?"

Ekspresi Aluna berubah. "Nggak tahu. Paling juga cuma demam biasa."

"Kamu nggak mau jenguk?"

"Aku baru sampai di sini. Nggak mungkin langsung pulang lagi."

"Cuma tiga jam perjalanan, Aluna. Lagipula, Airilia butuh kamu. Besok dia sekolah, siapa yang akan menjaga ibumu selain kamu?"

Aluna mendengus. "Ren, aku ini hamil tiga bulan. Aku takut keguguran kalau perjalanan jauh."

Terdengar suara napas berat dari seberang. "Terserah deh. Aku telepon lagi nanti. Bye."

Panggilan berakhir.

Aluna meletakkan ponselnya dengan kasar. Ia tidak peduli dengan semua itu. Saat ini, pikirannya hanya terpusat pada satu hal—Reza dan anak dalam kandungan Dinda.

Bersambung...

Episodes
1 Bab 1. AIRILIA
2 Bab 2. DO dari kampus
3 Bab 3. Dinda
4 Bab 4. Sumi Sakit
5 Bab 5. Gilbert
6 Bab. 6 Sumi pingsan
7 Bab. 7. Dinda hamil
8 Bab 8. Putus
9 Bab 9. Aluna hamil
10 Bab 10. Mimisan
11 Bab 11. Aluna pulang
12 Bab 12. Reza datang
13 Bab 13. Persiapan pernikahan
14 Bab 14. Menikah siri
15 Bab 15. Rumah sakit
16 Bab 16. Kanker darah
17 Bab 17. Mencari Alamat Rumah Aluna
18 Bab 18. Rujak Mangga
19 Bab 19. Menemui Aluna
20 Bab 20. Surprise
21 Bab 21. Kecelakaan
22 Bab 22. Aku bukan pembunuh
23 Bab 23. Diusir dari rumah
24 Bab 24. Acara empat bulanan
25 Bab 25 Andini
26 Bab 26. Air Doa
27 Bab 27. Menemukan surat dan atm
28 Bab 28. Kedatangan pak RT
29 Bab 29. Selembar photo
30 Bab 30. Pindah Rumah
31 Bab 31. pembantu
32 Bab 32. Rumah sakit jiwa
33 Bab 33. Rakha Marah
34 Bab 34. Andira Kabur
35 Bab 35. Rakha minta maaf
36 Bab 36. Andira pulang
37 Bab 37. Menemukan petunjuk
38 Bab 38. Reza pusing
39 Bab 39. Rencana licik Aluna
40 Bab 40. Permintaan Airilia
41 Bab 41. Rumah Aluna Dijual
42 Bab 42 Aluna Pergi Jauh
43 Bab 43. Aira Maharani
44 Bab 44. Aluna Pergi Ke Jakarta
45 Bab 45. Mila Berhenti Bekerja
46 Bab 46. Bertemu Renata
47 Bab 47. Andini atau Andira
48 Bab 48. Airilia bertemu Rakha
49 Bab 49. Ide Andira
50 Bab 50. Aluna Kerja
51 Bab 51. Rehan Cemburu
52 Bab 52. Membujuk Dinda
53 Bab 53. Rencana Licik Nadine
54 Bab 54. Aiza Nadhira
55 Bab 55. Andira Curiga
56 Bab 56. Rakha pulang
57 Bab 57. Wisuda
58 Bab 58. Kebun Binatang
59 Bab 59. Kembali Pulang
60 Bab 60. Keysa Calista
61 Bab 61. Airilia bertemu Gilbert
62 Bab 62. Aira sakit
63 Bab. 63 Andira mencari tahu
64 Bab 64. Awal kehilangan sertifikat berujung menemukan AIRILIA
65 Bab 65. Magang
66 Bab 66. Andira Bertemu Airilia
67 Bab 67. Reza disekap Dion
68 Bab 68. Pantai
69 Bab 69. Mencari Aluna
70 Bab 70. Aluna pulang kampung
71 Bab 71. Bertemu anak kecil mirip Reza
72 Bab 72. Luekimia
73 Bab 73. Makan Malam
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Bab 1. AIRILIA
2
Bab 2. DO dari kampus
3
Bab 3. Dinda
4
Bab 4. Sumi Sakit
5
Bab 5. Gilbert
6
Bab. 6 Sumi pingsan
7
Bab. 7. Dinda hamil
8
Bab 8. Putus
9
Bab 9. Aluna hamil
10
Bab 10. Mimisan
11
Bab 11. Aluna pulang
12
Bab 12. Reza datang
13
Bab 13. Persiapan pernikahan
14
Bab 14. Menikah siri
15
Bab 15. Rumah sakit
16
Bab 16. Kanker darah
17
Bab 17. Mencari Alamat Rumah Aluna
18
Bab 18. Rujak Mangga
19
Bab 19. Menemui Aluna
20
Bab 20. Surprise
21
Bab 21. Kecelakaan
22
Bab 22. Aku bukan pembunuh
23
Bab 23. Diusir dari rumah
24
Bab 24. Acara empat bulanan
25
Bab 25 Andini
26
Bab 26. Air Doa
27
Bab 27. Menemukan surat dan atm
28
Bab 28. Kedatangan pak RT
29
Bab 29. Selembar photo
30
Bab 30. Pindah Rumah
31
Bab 31. pembantu
32
Bab 32. Rumah sakit jiwa
33
Bab 33. Rakha Marah
34
Bab 34. Andira Kabur
35
Bab 35. Rakha minta maaf
36
Bab 36. Andira pulang
37
Bab 37. Menemukan petunjuk
38
Bab 38. Reza pusing
39
Bab 39. Rencana licik Aluna
40
Bab 40. Permintaan Airilia
41
Bab 41. Rumah Aluna Dijual
42
Bab 42 Aluna Pergi Jauh
43
Bab 43. Aira Maharani
44
Bab 44. Aluna Pergi Ke Jakarta
45
Bab 45. Mila Berhenti Bekerja
46
Bab 46. Bertemu Renata
47
Bab 47. Andini atau Andira
48
Bab 48. Airilia bertemu Rakha
49
Bab 49. Ide Andira
50
Bab 50. Aluna Kerja
51
Bab 51. Rehan Cemburu
52
Bab 52. Membujuk Dinda
53
Bab 53. Rencana Licik Nadine
54
Bab 54. Aiza Nadhira
55
Bab 55. Andira Curiga
56
Bab 56. Rakha pulang
57
Bab 57. Wisuda
58
Bab 58. Kebun Binatang
59
Bab 59. Kembali Pulang
60
Bab 60. Keysa Calista
61
Bab 61. Airilia bertemu Gilbert
62
Bab 62. Aira sakit
63
Bab. 63 Andira mencari tahu
64
Bab 64. Awal kehilangan sertifikat berujung menemukan AIRILIA
65
Bab 65. Magang
66
Bab 66. Andira Bertemu Airilia
67
Bab 67. Reza disekap Dion
68
Bab 68. Pantai
69
Bab 69. Mencari Aluna
70
Bab 70. Aluna pulang kampung
71
Bab 71. Bertemu anak kecil mirip Reza
72
Bab 72. Luekimia
73
Bab 73. Makan Malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!