Bab 13. Persiapan pernikahan

Setelah kepulangan Reza, Sumi menarik Aluna masuk ke dalam kamar dan mendorongnya ke tempat tidur.

"Aluna, Ibu tidak pernah mengajarkanmu menjadi seorang pembunuh. Bisa-bisanya kamu tega membunuh darah dagingmu sendiri sebanyak tiga kali? Kamu sudah berbuat dosa dengan berzina, merebut suami orang, dan sekarang Ibu baru tahu… kamu juga telah membunuh calon anakmu sendiri!"

Aluna hanya bisa tertunduk, tubuhnya bergetar menahan tangis.

"Maaf, Bu..."

Sumi duduk di tepi ranjang. Kepalanya terasa pening, apalagi sejak pagi ia hanya makan sedikit.

"Besok malam, kamu harus menikah dengan Reza. Setelah itu, pergi sejauh mungkin. Ibu tidak mau semua orang tahu bahwa kamu hamil di luar nikah," ujar Sumi tegas.

Saat hendak keluar dari kamar, Sumi berhenti. Isak tangis Aluna terdengar begitu menyayat hati. Namun, Sumi tidak berbalik.

"Dan apa pun yang terjadi dalam rumah tanggamu nanti, tanggung sendiri akibatnya," lanjutnya sebelum menutup pintu kamar.

Di dalam kamarnya, Sumi duduk bersandar di kasur. Air matanya tak bisa dibendung lagi. Tanpa ia sadari, darah mengalir dari hidungnya. Ia segera mengambil tisu, menyeka darah itu sebelum menodai pakaian yang sedang ia kenakan.

---

Di kamar sebelah, Airilia terbangun mendengar suara tangisan Aluna. Ia melirik jam dinding. Sudah jam empat sore. Dengan cepat, ia turun dari tempat tidur dan menuju dapur untuk memasak. Saat tiba di sana, ia heran melihat belum ada nasi yang dimasak.

"Tumben, Ibu belum masak?" gumamnya. Ia melirik pintu kamar Sumi yang masih tertutup rapat.

Hampir satu jam berlalu, akhirnya masakannya siap. Hari ini, ia sengaja memasak makanan kesukaan Aluna—ayam goreng, sambal, dan sayur bening.

Airilia mengetuk pintu kamar Sumi.

"Bu… Ibu?"

Sumi membuka pintu dan melihat putrinya berdiri di depan.

"Ada apa, Lia?" tanyanya, suaranya terdengar lelah.

"Bu, aku sudah masak. Yuk, kita makan bersama. Aku juga mau ajak Kak Aluna," kata Airilia sambil berjalan menuju kamar Aluna. Namun, Sumi segera menahan langkahnya.

"Lia, biar Ibu saja yang membawakan makanan ke dalam kamarnya. Kak Aluna sedang sakit," ujar Sumi pelan.

Airilia mengangguk dan mengambilkan sepiring nasi untuk Sumi. Namun, saat melihat ibunya hanya menatap makanan tanpa menyentuhnya, ia merasa khawatir.

"Bu, kenapa tidak makan? Apa makanannya tidak enak?" tanyanya.

Sumi menggeleng. Tatapannya kosong, dan air mata perlahan turun membasahi pipinya.

"Bu, kenapa menangis? Ibu sakit? Kalau ada masalah, cerita sama aku," pinta Airilia, menggenggam tangan ibunya dengan lembut.

Sumi menghela napas berat.

"Lia, Ibu gagal mendidik Aluna."

Airilia mengernyit, bingung. Apa maksud Ibu?

"Aluna… dia hamil. Dan yang menghamilinya adalah Reza, suaminya Dinda," lanjut Sumi dengan suara bergetar.

Airilia terdiam, terkejut mendengar kenyataan pahit itu.

"Ibu mana yang sanggup melihat anaknya menjadi istri kedua, apalagi hanya dengan pernikahan siri?"

Airilia tidak tahu harus berkata apa. Ia hanya mendengarkan keluhan ibunya dengan hati yang ikut terasa sesak.

Sumi menggenggam tangan Airilia erat.

"Lia, sekarang hanya kamu harapan Ibu. Kamu harus janji tidak akan mengecewakan Ibu," katanya penuh harap.

Airilia menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca.

"Aku janji, Bu. Aku tidak akan mengecewakan Ibu."

Sumi tersenyum tipis, lalu menarik Airilia ke dalam pelukannya.

---

Keesokan paginya, Sumi dan Airilia pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan keperluan pernikahan Aluna malam ini.

"Bu, beli apa lagi?" tanya Airilia setelah mereka selesai membeli ikan dan telur.

"Kita beli sayuran dulu," jawab Sumi.

Mereka mendekati seorang pedagang sayur.

"Mau beli apa, Bu?" tanya pedagang itu ramah.

"Tomat lima ribu, cabai setengah kilo, kacang panjang tujuh ribu, sawi empat ribu. Itu saja," ujar Sumi.

"Semua totalnya tiga puluh enam ribu," kata pedagang sambil menghitung belanjaan mereka.

Sumi menyerahkan dua lembar uang lima puluh ribuan.

"Ini kembaliannya, Bu. Terima kasih."

Setelah berbelanja, Sumi dan Airilia berjalan ke rumah seseorang yang tidak jauh dari pasar, hanya sekitar satu jam perjalanan dari rumah mereka.

"Assalamualaikum," Sumi memberi salam setelah mengetuk pintu rumah tersebut.

"Waalaikumsalam. Eh, Mbak Sumi! Silakan masuk," sambut pemilik rumah.

Sumi berbalik ke arah Airilia.

"Lia, tunggu di sini, ya. Ibu masuk sebentar," katanya.

Airilia mengangguk, sementara Sumi masuk ke dalam rumah. Ia duduk di sofa, memperhatikan ruangan yang masih terlihat sama seperti dulu, hanya saja cat dindingnya mulai pudar.

"Ada perlu apa, Mbak Sumi?" tanya pemilik rumah.

"Saya ingin bertemu Pak Hasan. Apa beliau ada?"

"Sebentar, saya panggilkan dulu."

Tak lama kemudian, seorang pria berusia sekitar enam puluh tahun datang menghampiri Sumi.

"Bagaimana kabarmu, Sumi?" tanyanya.

"Alhamdulillah, baik," jawab Sumi.

"Kamu datang sendiri?"

"Tidak, saya bersama Airilia. Dia menunggu di luar."

Pria itu mengangguk. Airilia… anaknya Dira, gumamnya dalam hati.

"Ada keperluan apa kamu datang ke sini?"

"Malam ini anak saya, Aluna, akan menikah. Saya ingin meminta Bapak menjadi walinya."

Pak Hasan mengangguk.

"Jam berapa akadnya?"

"Setelah sholat Isya," jawab Sumi.

"Baiklah, saya akan datang nanti malam," kata Pak Hasan.

Sumi menghembuskan napas lega.

"Terima kasih. Kalau begitu, saya pamit dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

---

Sementara itu, di tempat lain, Aluna sedang berjalan-jalan keliling kampung. Ia singgah sebentar di warung Pak Kumis untuk membeli minuman dingin.

"Pak, saya beli ini. Berapa?" tanyanya sambil mengambil sebotol minuman dari kulkas.

"Lima ribu."

Aluna menyerahkan uang pas. Saat ia baru saja meneguk minumannya, tiba-tiba seseorang menepuk bahunya dari belakang.

"Dor!"

Aluna tersedak.

"Renata! Kalau aku mati tersedak, gimana?!" gerutunya.

Renata hanya terkekeh.

"Katanya gak mau pulang. Eh, tiba-tiba udah di sini," sindirnya.

"Terpaksa," jawab Aluna singkat.

"Terpaksa karena takut ngekost sendirian?"

"Bukan. Aku pulang karena mau nikah."

Renata terbelalak.

"Nikah? Jangan bilang… sama Reza?"

Aluna tersenyum tipis.

"Iya. Sama dia," jawabnya santai.

Renata hanya bisa menghela napas panjang.

"Aluna… apa kamu yakin dengan keputusan ini?"

Aluna meneguk minumannya lagi, lalu berkata pelan,

"Aku gak punya pilihan lain."

Bersambung…

Episodes
1 Bab 1. AIRILIA
2 Bab 2. DO dari kampus
3 Bab 3. Dinda
4 Bab 4. Sumi Sakit
5 Bab 5. Gilbert
6 Bab. 6 Sumi pingsan
7 Bab. 7. Dinda hamil
8 Bab 8. Putus
9 Bab 9. Aluna hamil
10 Bab 10. Mimisan
11 Bab 11. Aluna pulang
12 Bab 12. Reza datang
13 Bab 13. Persiapan pernikahan
14 Bab 14. Menikah siri
15 Bab 15. Rumah sakit
16 Bab 16. Kanker darah
17 Bab 17. Mencari Alamat Rumah Aluna
18 Bab 18. Rujak Mangga
19 Bab 19. Menemui Aluna
20 Bab 20. Surprise
21 Bab 21. Kecelakaan
22 Bab 22. Aku bukan pembunuh
23 Bab 23. Diusir dari rumah
24 Bab 24. Acara empat bulanan
25 Bab 25 Andini
26 Bab 26. Air Doa
27 Bab 27. Menemukan surat dan atm
28 Bab 28. Kedatangan pak RT
29 Bab 29. Selembar photo
30 Bab 30. Pindah Rumah
31 Bab 31. pembantu
32 Bab 32. Rumah sakit jiwa
33 Bab 33. Rakha Marah
34 Bab 34. Andira Kabur
35 Bab 35. Rakha minta maaf
36 Bab 36. Andira pulang
37 Bab 37. Menemukan petunjuk
38 Bab 38. Reza pusing
39 Bab 39. Rencana licik Aluna
40 Bab 40. Permintaan Airilia
41 Bab 41. Rumah Aluna Dijual
42 Bab 42 Aluna Pergi Jauh
43 Bab 43. Aira Maharani
44 Bab 44. Aluna Pergi Ke Jakarta
45 Bab 45. Mila Berhenti Bekerja
46 Bab 46. Bertemu Renata
47 Bab 47. Andini atau Andira
48 Bab 48. Airilia bertemu Rakha
49 Bab 49. Ide Andira
50 Bab 50. Aluna Kerja
51 Bab 51. Rehan Cemburu
52 Bab 52. Membujuk Dinda
53 Bab 53. Rencana Licik Nadine
54 Bab 54. Aiza Nadhira
55 Bab 55. Andira Curiga
56 Bab 56. Rakha pulang
57 Bab 57. Wisuda
58 Bab 58. Kebun Binatang
59 Bab 59. Kembali Pulang
60 Bab 60. Keysa Calista
61 Bab 61. Airilia bertemu Gilbert
62 Bab 62. Aira sakit
63 Bab. 63 Andira mencari tahu
64 Bab 64. Awal kehilangan sertifikat berujung menemukan AIRILIA
65 Bab 65. Magang
66 Bab 66. Andira Bertemu Airilia
67 Bab 67. Reza disekap Dion
68 Bab 68. Pantai
69 Bab 69. Mencari Aluna
70 Bab 70. Aluna pulang kampung
71 Bab 71. Bertemu anak kecil mirip Reza
72 Bab 72. Luekimia
73 Bab 73. Makan Malam
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Bab 1. AIRILIA
2
Bab 2. DO dari kampus
3
Bab 3. Dinda
4
Bab 4. Sumi Sakit
5
Bab 5. Gilbert
6
Bab. 6 Sumi pingsan
7
Bab. 7. Dinda hamil
8
Bab 8. Putus
9
Bab 9. Aluna hamil
10
Bab 10. Mimisan
11
Bab 11. Aluna pulang
12
Bab 12. Reza datang
13
Bab 13. Persiapan pernikahan
14
Bab 14. Menikah siri
15
Bab 15. Rumah sakit
16
Bab 16. Kanker darah
17
Bab 17. Mencari Alamat Rumah Aluna
18
Bab 18. Rujak Mangga
19
Bab 19. Menemui Aluna
20
Bab 20. Surprise
21
Bab 21. Kecelakaan
22
Bab 22. Aku bukan pembunuh
23
Bab 23. Diusir dari rumah
24
Bab 24. Acara empat bulanan
25
Bab 25 Andini
26
Bab 26. Air Doa
27
Bab 27. Menemukan surat dan atm
28
Bab 28. Kedatangan pak RT
29
Bab 29. Selembar photo
30
Bab 30. Pindah Rumah
31
Bab 31. pembantu
32
Bab 32. Rumah sakit jiwa
33
Bab 33. Rakha Marah
34
Bab 34. Andira Kabur
35
Bab 35. Rakha minta maaf
36
Bab 36. Andira pulang
37
Bab 37. Menemukan petunjuk
38
Bab 38. Reza pusing
39
Bab 39. Rencana licik Aluna
40
Bab 40. Permintaan Airilia
41
Bab 41. Rumah Aluna Dijual
42
Bab 42 Aluna Pergi Jauh
43
Bab 43. Aira Maharani
44
Bab 44. Aluna Pergi Ke Jakarta
45
Bab 45. Mila Berhenti Bekerja
46
Bab 46. Bertemu Renata
47
Bab 47. Andini atau Andira
48
Bab 48. Airilia bertemu Rakha
49
Bab 49. Ide Andira
50
Bab 50. Aluna Kerja
51
Bab 51. Rehan Cemburu
52
Bab 52. Membujuk Dinda
53
Bab 53. Rencana Licik Nadine
54
Bab 54. Aiza Nadhira
55
Bab 55. Andira Curiga
56
Bab 56. Rakha pulang
57
Bab 57. Wisuda
58
Bab 58. Kebun Binatang
59
Bab 59. Kembali Pulang
60
Bab 60. Keysa Calista
61
Bab 61. Airilia bertemu Gilbert
62
Bab 62. Aira sakit
63
Bab. 63 Andira mencari tahu
64
Bab 64. Awal kehilangan sertifikat berujung menemukan AIRILIA
65
Bab 65. Magang
66
Bab 66. Andira Bertemu Airilia
67
Bab 67. Reza disekap Dion
68
Bab 68. Pantai
69
Bab 69. Mencari Aluna
70
Bab 70. Aluna pulang kampung
71
Bab 71. Bertemu anak kecil mirip Reza
72
Bab 72. Luekimia
73
Bab 73. Makan Malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!