Bab 9. Aluna hamil

Suasana di kelas IPA 3 sedang ricuh. Hari ini, guru tidak masuk karena sakit, membuat seluruh siswa bebas melakukan apa pun yang mereka inginkan.

Di tengah kegaduhan, Airilia tetap tenang membaca novel di mejanya. Namun, ketenangannya terusik ketika sebuah botol air mineral tiba-tiba diletakkan di mejanya.

"Buat kamu, diminum, ya."

Airilia menoleh dan mendapati Gilbert baru saja duduk di bangkunya.

Tanpa berpikir panjang, ia mengembalikan botol itu. "Aku enggak haus."

Sebelum Gilbert sempat merespons, Ririn—yang duduk di depan mereka—langsung menyambar. "Gil, kalau Lia enggak mau, buat aku aja. Kebetulan aku haus."

Gilbert tersenyum. "Ambil aja."

Tanpa menunggu lama, Ririn langsung mengambil botol itu. Sementara itu, Gilbert kembali menoleh ke arah Airilia.

"Lia, aku boleh pinjam catatanmu?"

Airilia menatapnya sejenak. "Catatan apa?"

"Bahasa Indonesia."

Airilia mengangguk dan menyerahkan bukunya. "Terima kasih," ujar Gilbert sambil tersenyum.

Setelah itu, Airilia bangkit dari kursinya dan keluar menuju perpustakaan.

Di dalam perpustakaan, Airilia berjalan di antara rak-rak buku, bingung memilih buku mana yang ingin dipinjam. Saat berbalik, ia tanpa sengaja menabrak seseorang hingga buku yang dibawa orang itu terjatuh ke lantai.

"Maaf, aku enggak sengaja."

Ia buru-buru membungkuk dan membantu mengambil buku yang berserakan. Saat itu, ia sempat melihat name tag di seragam siswa tersebut: Angga Pratama.

Angga tersenyum. "Enggak apa-apa. Aku tadi memang terlalu buru-buru. Terima kasih."

Setelah mengumpulkan bukunya, Angga langsung keluar dari perpustakaan.

"Lia, ngapain berdiri di sana?"

Airilia menoleh dan melihat Ririn yang baru saja masuk ke perpustakaan.

"Enggak apa-apa, cuma mencari angin aja."

Ririn mengernyit bingung. "Lah, kok cari angin di situ? Di sana kan enggak ada udara yang masuk."

Airilia tersenyum kecil dan menunjuk ke arah ventilasi jendela. "Ada kok. Anginnya masuk dari sana."

Ririn melirik ke arah yang ditunjukkan Airilia, lalu menghela napas. "Terserah kamu aja deh."

Melihat tumpukan buku di tangan Ririn, Airilia bertanya, "Banyak banget kamu minjam buku novel? Emang bisa habis kamu baca dalam seminggu?"

Ririn tertawa kecil. "Lia, kamu tahu kan, aku enggak suka baca novel?"

"Terus buat apa kamu minjam sebanyak itu kalau kamu sendiri enggak suka baca?"

"Buat Kak Renata."

Airilia terdiam sejenak. "Maksud kamu… Kak Renata?"

"Iya, Kak Renata kemarin pulang karena kampusnya sedang libur."

Seketika, benak Airilia dipenuhi satu pertanyaan: "Apa Kak Luna juga pulang?"

Namun, ia tidak sempat bertanya lebih jauh karena Ririn sudah berpamitan.

"Lia, aku duluan ke kelas, ya."

Airilia tersenyum dan mengangguk. "Oke, hati-hati."

---

Di sebuah rumah sakit, seorang perempuan terbaring lemah di atas ranjang. Selang infus terpasang di pergelangan tangan kirinya.

Di sampingnya, seorang pria menatap dokter dengan cemas.

"Dok, bagaimana kondisinya?" tanyanya khawatir.

Dokter tersenyum tipis. "Kondisinya baik. Sepertinya pasien hanya mengalami syok. Saya akan memberikan vitamin agar kandungannya tetap sehat."

Pria itu mengangguk dan segera keluar untuk mengambil vitamin.

Sementara itu, perempuan di ranjang mulai membuka matanya. Ia menatap sekeliling ruangan dengan bingung.

"Siapa yang membawa aku ke rumah sakit?" gumamnya pelan.

Sebuah suara terdengar dari dekat pintu.

"Aku yang membawamu ke sini. Aku menemukanmu pingsan di jalan."

Aluna menoleh dan melihat seorang pria berdiri di sana, membawa kantong plastik hitam.

"Terima kasih," ucapnya pelan.

Pria itu duduk di kursi dekat ranjang. "Siapa namamu?"

"Aluna. Kamu bisa panggil aku Luna."

Pria itu tersenyum. "Nama yang cantik, sama seperti orangnya."

Aluna sedikit salah tingkah, tapi tetap berusaha menjaga ekspresinya tetap tenang.

"Oh ya, ini vitaminnya. Minum, ya, agar kandunganmu sehat."

"Kandungan...? Aku hamil?"

"Iya," pria itu mengangguk. "Dokter bilang kamu sudah hamil tiga bulan."

Sejenak, Aluna terdiam. Namun, sudut bibirnya perlahan melengkung membentuk senyuman licik. "Bagus. Anak ini bisa aku manfaatkan untuk membalas dendamku," batinnya.

Pria itu berdiri dan merapikan jaketnya. "Aku harus ke bandara sekarang, takut ketinggalan pesawat. Sebaiknya kamu menelepon suamimu. Takutnya dia mencarimu."

Mata Aluna menggelap. "Suamiku sudah meninggal."

Pria itu terdiam, sedikit terkejut. "Oh… maaf, aku tidak tahu."

Aluna menggeleng. "Enggak apa-apa. Kamu bisa pergi. Temanku sebentar lagi akan datang. Terima kasih sudah menolongku."

Pria itu tersenyum kecil. "Jangan panggil aku 'Om' dong. Namaku Rakha. Kamu bisa panggil aku Rakha."

Aluna menatapnya sejenak sebelum tersenyum tipis. "Baiklah. Terima kasih, Rakha."

Rakha mengangguk dan berjalan keluar, meninggalkan Aluna sendirian di dalam kamar rumah sakit.

Saat pintu tertutup, Aluna langsung mengambil ponselnya dan mengetik pesan untuk seseorang.

"Reza, temui aku besok di taman. Ada sesuatu yang harus aku katakan."

Setelah mengirim pesan itu, ia meletakkan tangannya di perutnya yang mulai sedikit menonjol.

"Reza… bersiaplah. Aku akan memastikan kamu menyesali semua yang telah kamu lakukan padaku."

Aluna tersenyum dingin. Dendamnya semakin membara.

Bersambung…

Episodes
1 Bab 1. AIRILIA
2 Bab 2. DO dari kampus
3 Bab 3. Dinda
4 Bab 4. Sumi Sakit
5 Bab 5. Gilbert
6 Bab. 6 Sumi pingsan
7 Bab. 7. Dinda hamil
8 Bab 8. Putus
9 Bab 9. Aluna hamil
10 Bab 10. Mimisan
11 Bab 11. Aluna pulang
12 Bab 12. Reza datang
13 Bab 13. Persiapan pernikahan
14 Bab 14. Menikah siri
15 Bab 15. Rumah sakit
16 Bab 16. Kanker darah
17 Bab 17. Mencari Alamat Rumah Aluna
18 Bab 18. Rujak Mangga
19 Bab 19. Menemui Aluna
20 Bab 20. Surprise
21 Bab 21. Kecelakaan
22 Bab 22. Aku bukan pembunuh
23 Bab 23. Diusir dari rumah
24 Bab 24. Acara empat bulanan
25 Bab 25 Andini
26 Bab 26. Air Doa
27 Bab 27. Menemukan surat dan atm
28 Bab 28. Kedatangan pak RT
29 Bab 29. Selembar photo
30 Bab 30. Pindah Rumah
31 Bab 31. pembantu
32 Bab 32. Rumah sakit jiwa
33 Bab 33. Rakha Marah
34 Bab 34. Andira Kabur
35 Bab 35. Rakha minta maaf
36 Bab 36. Andira pulang
37 Bab 37. Menemukan petunjuk
38 Bab 38. Reza pusing
39 Bab 39. Rencana licik Aluna
40 Bab 40. Permintaan Airilia
41 Bab 41. Rumah Aluna Dijual
42 Bab 42 Aluna Pergi Jauh
43 Bab 43. Aira Maharani
44 Bab 44. Aluna Pergi Ke Jakarta
45 Bab 45. Mila Berhenti Bekerja
46 Bab 46. Bertemu Renata
47 Bab 47. Andini atau Andira
48 Bab 48. Airilia bertemu Rakha
49 Bab 49. Ide Andira
50 Bab 50. Aluna Kerja
51 Bab 51. Rehan Cemburu
52 Bab 52. Membujuk Dinda
53 Bab 53. Rencana Licik Nadine
54 Bab 54. Aiza Nadhira
55 Bab 55. Andira Curiga
56 Bab 56. Rakha pulang
57 Bab 57. Wisuda
58 Bab 58. Kebun Binatang
59 Bab 59. Kembali Pulang
60 Bab 60. Keysa Calista
61 Bab 61. Airilia bertemu Gilbert
62 Bab 62. Aira sakit
63 Bab. 63 Andira mencari tahu
64 Bab 64. Awal kehilangan sertifikat berujung menemukan AIRILIA
65 Bab 65. Magang
66 Bab 66. Andira Bertemu Airilia
67 Bab 67. Reza disekap Dion
68 Bab 68. Pantai
69 Bab 69. Mencari Aluna
70 Bab 70. Aluna pulang kampung
71 Bab 71. Bertemu anak kecil mirip Reza
72 Bab 72. Luekimia
73 Bab 73. Makan Malam
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Bab 1. AIRILIA
2
Bab 2. DO dari kampus
3
Bab 3. Dinda
4
Bab 4. Sumi Sakit
5
Bab 5. Gilbert
6
Bab. 6 Sumi pingsan
7
Bab. 7. Dinda hamil
8
Bab 8. Putus
9
Bab 9. Aluna hamil
10
Bab 10. Mimisan
11
Bab 11. Aluna pulang
12
Bab 12. Reza datang
13
Bab 13. Persiapan pernikahan
14
Bab 14. Menikah siri
15
Bab 15. Rumah sakit
16
Bab 16. Kanker darah
17
Bab 17. Mencari Alamat Rumah Aluna
18
Bab 18. Rujak Mangga
19
Bab 19. Menemui Aluna
20
Bab 20. Surprise
21
Bab 21. Kecelakaan
22
Bab 22. Aku bukan pembunuh
23
Bab 23. Diusir dari rumah
24
Bab 24. Acara empat bulanan
25
Bab 25 Andini
26
Bab 26. Air Doa
27
Bab 27. Menemukan surat dan atm
28
Bab 28. Kedatangan pak RT
29
Bab 29. Selembar photo
30
Bab 30. Pindah Rumah
31
Bab 31. pembantu
32
Bab 32. Rumah sakit jiwa
33
Bab 33. Rakha Marah
34
Bab 34. Andira Kabur
35
Bab 35. Rakha minta maaf
36
Bab 36. Andira pulang
37
Bab 37. Menemukan petunjuk
38
Bab 38. Reza pusing
39
Bab 39. Rencana licik Aluna
40
Bab 40. Permintaan Airilia
41
Bab 41. Rumah Aluna Dijual
42
Bab 42 Aluna Pergi Jauh
43
Bab 43. Aira Maharani
44
Bab 44. Aluna Pergi Ke Jakarta
45
Bab 45. Mila Berhenti Bekerja
46
Bab 46. Bertemu Renata
47
Bab 47. Andini atau Andira
48
Bab 48. Airilia bertemu Rakha
49
Bab 49. Ide Andira
50
Bab 50. Aluna Kerja
51
Bab 51. Rehan Cemburu
52
Bab 52. Membujuk Dinda
53
Bab 53. Rencana Licik Nadine
54
Bab 54. Aiza Nadhira
55
Bab 55. Andira Curiga
56
Bab 56. Rakha pulang
57
Bab 57. Wisuda
58
Bab 58. Kebun Binatang
59
Bab 59. Kembali Pulang
60
Bab 60. Keysa Calista
61
Bab 61. Airilia bertemu Gilbert
62
Bab 62. Aira sakit
63
Bab. 63 Andira mencari tahu
64
Bab 64. Awal kehilangan sertifikat berujung menemukan AIRILIA
65
Bab 65. Magang
66
Bab 66. Andira Bertemu Airilia
67
Bab 67. Reza disekap Dion
68
Bab 68. Pantai
69
Bab 69. Mencari Aluna
70
Bab 70. Aluna pulang kampung
71
Bab 71. Bertemu anak kecil mirip Reza
72
Bab 72. Luekimia
73
Bab 73. Makan Malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!