Bab 10. Mimisan

Di teras rumahnya, Sumi sibuk menjemur pakaian tanpa menyadari ada darah mengalir dari hidungnya. Tetesan darah itu jatuh mengenai bajunya, membuatnya tersentak. Dengan cepat, ia bergegas mengambil daun sirih untuk menghentikan mimisannya.

Saat itulah, Asih yang sedang berjalan di depan rumahnya memperhatikan sesuatu yang aneh.

"Mbak Sumi, kamu kenapa?" tanyanya penasaran.

Sumi mengusap hidungnya dan tersenyum tipis. "Enggak papa, cuma mimisan doang."

Asih mengangguk, lalu bertanya, "Aluna sudah pulang atau belum?"

Sumi menggeleng. "Belum. Memangnya ada apa, Mbak Asih?"

"Oh… belum ya. Saya kira dia sudah pulang. Tadi saya lihat Renata pulang, katanya kampusnya sedang libur."

Sumi sedikit terkejut. "Masa sih?"

"Bener, kalau enggak percaya, kamu bisa tanya langsung ke Mbak Ijah."

Sumi berpikir sejenak, lalu mengangguk. "Baiklah, kalau begitu saya ke rumah Mbak Ijah dulu. Terima kasih infonya, Mbak Asih."

Asih tersenyum dan melanjutkan perjalanannya menuju rumah.

---

Sumi tiba di depan rumah Ijah dan melihat Renata sedang duduk di teras bersama ibunya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Eh, Mbak Sumi, ayo masuk." Ijah mempersilakannya duduk di kursi.

Sumi langsung menatap Renata. "Renata, kapan kamu pulang?"

Renata menoleh sambil menyusun buku-buku yang berserakan di lantai. "Pagi tadi, Bibi."

Saat itu, Ijah keluar membawa nampan berisi minuman dan kue kering. "Ada apa, Mbak Sumi?"

Sumi tersenyum. "Begini, kata Mbak Asih, Renata libur kuliah. Kalau begitu, kenapa Aluna tidak pulang?"

Renata mendadak terdiam, menatap Sumi dengan raut wajah yang sulit dibaca.

Ijah ikut penasaran. "Jadi, Aluna tidak pulang?"

Sumi mengangguk. Renata menelan ludah, merasa dilema dengan pertanyaan itu. "Aku harus jawab apa? Kamu keterlaluan, Aluna…" batinnya.

Setelah beberapa detik, Renata akhirnya berkata, "Bibi, aku dan Aluna beda fakultas. Mungkin fakultas Aluna tidak libur."

Sumi mengangguk pelan. "Oh, begitu. Kalau nanti bertemu Aluna, tolong bilang dia harus pulang. Ibu rindu padanya."

"Baik, Bibi. Nanti aku sampaikan." Renata tersenyum kecil.

Sumi kemudian berdiri. "Kalau begitu, saya pulang dulu. Takut Airilia mencari saya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," sahut Ijah dan Renata bersamaan.

---

Pertanyaan dari Airilia

Saat tiba di depan rumah, Sumi masih larut dalam pikirannya. Ia tidak sadar sudah sampai hingga suara Airilia mengagetkannya.

"Bu, ibu habis dari mana?" tanya Airilia yang baru pulang sekolah.

"Ibu dari rumah Mbak Ijah."

Airilia mengerutkan kening. "Ngapain ke rumah Mbak Ijah?"

"Mau tanya sama Renata. Kenapa Aluna enggak ikut pulang, padahal ibu kangen sama dia."

"Terus, apa jawaban Kak Renata?"

"Katanya, dia dan Kak Aluna beda fakultas. Mungkin kampus Aluna tidak libur."

Sumi menghela napas dan bersandar di kursi, sementara Airilia duduk di depannya dengan ekspresi berpikir. Namun, tiba-tiba mata Airilia menangkap sesuatu.

"Bu, kenapa baju ibu ada noda darah?" tanyanya curiga.

Sumi terkejut. Ia lupa membersihkan noda di bajunya. Dengan cepat, ia mencari alasan.

"Eh… ini bekas lipstik. Tadi lipstik ibu habis, terus ibu masukkan air, lalu airnya tumpah ke baju."

Airilia menatap noda itu dengan ragu. "Tapi… kayaknya bukan…."

Sumi buru-buru berdiri. "Udah, yuk makan siang. Ibu sudah lapar."

Tanpa menunggu reaksi Airilia, Sumi langsung masuk ke dalam rumah, tidak ingin putrinya semakin curiga.

---

Pertemuan Aluna dan Reza

Di sebuah taman, Aluna duduk di bangku sambil mengelus perutnya yang mulai menonjol. Matanya sesekali melirik ke arah sekitar, menunggu seseorang datang.

Tak lama kemudian, suara langkah kaki mendekat.

"Ada apa ngajak aku ketemuan?" suara dingin Reza terdengar saat ia akhirnya sampai.

Aluna menatapnya tenang. "Aku ingin bicara sesuatu. Ini tentang kita."

Reza mengernyit. "Tentang apa? Bukankah kita sudah putus? Aku enggak mau mengecewakan Dinda. Aku juga enggak bisa ngobrol lama sama kamu, takutnya Dinda mengirim seseorang untuk memata-matai aku."

Aluna menarik napas dalam-dalam sebelum mengucapkan kalimat yang membuat Reza terperanjat.

"Reza, aku hamil."

"APA...? Kamu hamil?!" Reza membelalakkan mata.

Aluna mengangguk, lalu mengeluarkan test pack bergaris dua dan foto USG dari dalam tasnya.

Reza menatap benda itu dengan ekspresi campur aduk sebelum menghela napas tajam. "Aku bisa kasih kamu uang berapa pun yang kamu mau, asal kamu mau menggugurkan kandungan ini."

Aluna menggeleng tegas. "Aku enggak mau menggugurkannya."

"Kenapa?! Jangan bilang kamu sengaja melakukan ini biar hubungan aku dengan Dinda hancur!"

Mata Aluna mulai berkaca-kaca, tapi suaranya tetap tegas. "Aku sudah tiga kali aborsi, Reza. Aku tidak mau lagi menambah dosa dengan menggugurkan kandungan ini."

Reza mengusap wajahnya frustasi. "Terus, kamu maunya apa?"

Aluna tersenyum tipis, lalu menatap Reza dengan tatapan tajam. "Aku mau kamu menikahiku."

Reza terkejut luar biasa. "APA?!"

"Ya. Kamu harus bertanggung jawab."

"Dan kalau aku menolak?" Reza menatapnya tajam.

Aluna berdiri dan tersenyum licik. "Gampang. Aku akan pergi ke perusahaan ayah Dinda dan mengatakan kalau menantunya telah menghamili perempuan lain."

Reza mengepalkan tangannya. "Kamu mengancam aku?"

"Menurut kamu?" Aluna menatapnya dengan ekspresi penuh kemenangan.

Reza mendongak, menahan amarah. Ia bahkan hampir menampar Aluna, tetapi urung melakukannya karena menyadari banyak orang di taman yang memperhatikan mereka.

Aluna mendekat, berbisik sinis. "Silakan tampar aku kalau berani. Ada banyak kamera di sini. Kita bisa jadi pasangan viral."

Reza memejamkan mata sejenak sebelum akhirnya menggeram pelan. "Baiklah. Aku akan menikahimu."

Aluna tersenyum puas. "Aku tunggu kamu datang ke rumah."

Setelah itu, ia berbalik meninggalkan Reza yang masih berdiri dengan wajah penuh frustasi.

Reza menendang batu kecil di depannya dengan kasar. "Sial! Bagaimana kalau Dinda tahu?!"

Bersambung…

Episodes
1 Bab 1. AIRILIA
2 Bab 2. DO dari kampus
3 Bab 3. Dinda
4 Bab 4. Sumi Sakit
5 Bab 5. Gilbert
6 Bab. 6 Sumi pingsan
7 Bab. 7. Dinda hamil
8 Bab 8. Putus
9 Bab 9. Aluna hamil
10 Bab 10. Mimisan
11 Bab 11. Aluna pulang
12 Bab 12. Reza datang
13 Bab 13. Persiapan pernikahan
14 Bab 14. Menikah siri
15 Bab 15. Rumah sakit
16 Bab 16. Kanker darah
17 Bab 17. Mencari Alamat Rumah Aluna
18 Bab 18. Rujak Mangga
19 Bab 19. Menemui Aluna
20 Bab 20. Surprise
21 Bab 21. Kecelakaan
22 Bab 22. Aku bukan pembunuh
23 Bab 23. Diusir dari rumah
24 Bab 24. Acara empat bulanan
25 Bab 25 Andini
26 Bab 26. Air Doa
27 Bab 27. Menemukan surat dan atm
28 Bab 28. Kedatangan pak RT
29 Bab 29. Selembar photo
30 Bab 30. Pindah Rumah
31 Bab 31. pembantu
32 Bab 32. Rumah sakit jiwa
33 Bab 33. Rakha Marah
34 Bab 34. Andira Kabur
35 Bab 35. Rakha minta maaf
36 Bab 36. Andira pulang
37 Bab 37. Menemukan petunjuk
38 Bab 38. Reza pusing
39 Bab 39. Rencana licik Aluna
40 Bab 40. Permintaan Airilia
41 Bab 41. Rumah Aluna Dijual
42 Bab 42 Aluna Pergi Jauh
43 Bab 43. Aira Maharani
44 Bab 44. Aluna Pergi Ke Jakarta
45 Bab 45. Mila Berhenti Bekerja
46 Bab 46. Bertemu Renata
47 Bab 47. Andini atau Andira
48 Bab 48. Airilia bertemu Rakha
49 Bab 49. Ide Andira
50 Bab 50. Aluna Kerja
51 Bab 51. Rehan Cemburu
52 Bab 52. Membujuk Dinda
53 Bab 53. Rencana Licik Nadine
54 Bab 54. Aiza Nadhira
55 Bab 55. Andira Curiga
56 Bab 56. Rakha pulang
57 Bab 57. Wisuda
58 Bab 58. Kebun Binatang
59 Bab 59. Kembali Pulang
60 Bab 60. Keysa Calista
61 Bab 61. Airilia bertemu Gilbert
62 Bab 62. Aira sakit
63 Bab. 63 Andira mencari tahu
64 Bab 64. Awal kehilangan sertifikat berujung menemukan AIRILIA
65 Bab 65. Magang
66 Bab 66. Andira Bertemu Airilia
67 Bab 67. Reza disekap Dion
68 Bab 68. Pantai
69 Bab 69. Mencari Aluna
70 Bab 70. Aluna pulang kampung
71 Bab 71. Bertemu anak kecil mirip Reza
72 Bab 72. Luekimia
73 Bab 73. Makan Malam
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Bab 1. AIRILIA
2
Bab 2. DO dari kampus
3
Bab 3. Dinda
4
Bab 4. Sumi Sakit
5
Bab 5. Gilbert
6
Bab. 6 Sumi pingsan
7
Bab. 7. Dinda hamil
8
Bab 8. Putus
9
Bab 9. Aluna hamil
10
Bab 10. Mimisan
11
Bab 11. Aluna pulang
12
Bab 12. Reza datang
13
Bab 13. Persiapan pernikahan
14
Bab 14. Menikah siri
15
Bab 15. Rumah sakit
16
Bab 16. Kanker darah
17
Bab 17. Mencari Alamat Rumah Aluna
18
Bab 18. Rujak Mangga
19
Bab 19. Menemui Aluna
20
Bab 20. Surprise
21
Bab 21. Kecelakaan
22
Bab 22. Aku bukan pembunuh
23
Bab 23. Diusir dari rumah
24
Bab 24. Acara empat bulanan
25
Bab 25 Andini
26
Bab 26. Air Doa
27
Bab 27. Menemukan surat dan atm
28
Bab 28. Kedatangan pak RT
29
Bab 29. Selembar photo
30
Bab 30. Pindah Rumah
31
Bab 31. pembantu
32
Bab 32. Rumah sakit jiwa
33
Bab 33. Rakha Marah
34
Bab 34. Andira Kabur
35
Bab 35. Rakha minta maaf
36
Bab 36. Andira pulang
37
Bab 37. Menemukan petunjuk
38
Bab 38. Reza pusing
39
Bab 39. Rencana licik Aluna
40
Bab 40. Permintaan Airilia
41
Bab 41. Rumah Aluna Dijual
42
Bab 42 Aluna Pergi Jauh
43
Bab 43. Aira Maharani
44
Bab 44. Aluna Pergi Ke Jakarta
45
Bab 45. Mila Berhenti Bekerja
46
Bab 46. Bertemu Renata
47
Bab 47. Andini atau Andira
48
Bab 48. Airilia bertemu Rakha
49
Bab 49. Ide Andira
50
Bab 50. Aluna Kerja
51
Bab 51. Rehan Cemburu
52
Bab 52. Membujuk Dinda
53
Bab 53. Rencana Licik Nadine
54
Bab 54. Aiza Nadhira
55
Bab 55. Andira Curiga
56
Bab 56. Rakha pulang
57
Bab 57. Wisuda
58
Bab 58. Kebun Binatang
59
Bab 59. Kembali Pulang
60
Bab 60. Keysa Calista
61
Bab 61. Airilia bertemu Gilbert
62
Bab 62. Aira sakit
63
Bab. 63 Andira mencari tahu
64
Bab 64. Awal kehilangan sertifikat berujung menemukan AIRILIA
65
Bab 65. Magang
66
Bab 66. Andira Bertemu Airilia
67
Bab 67. Reza disekap Dion
68
Bab 68. Pantai
69
Bab 69. Mencari Aluna
70
Bab 70. Aluna pulang kampung
71
Bab 71. Bertemu anak kecil mirip Reza
72
Bab 72. Luekimia
73
Bab 73. Makan Malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!