Bab 14. Menikah siri

Suasana rumah Sumi semakin ramai. Para tetangga berdatangan sebelum waktu Isya. Ada yang sibuk membantu di dapur, sementara yang lain duduk di ruang tamu, asyik bergosip.

"Kok, nikahnya mendadak begini? Jangan-jangan Aluna hamil duluan?" bisik Asih pada Mira dan Awi.

"Mungkin saja. Kalian tidak lihat? Perut Aluna sudah sedikit menonjol," sahut Mira, ikut berbisik.

Awi mengangguk setuju. "Benar juga."

"Ih, anak zaman sekarang memang ngeri. Nikah mendadak, pasti ada sesuatu," ujar Mira, sambil mencomot kue kering dari piring yang tersaji di meja.

"Pagi tadi, aku sempat dengar Aluna ngobrol sama Renata. Katanya dia menikah dengan suami orang," tambah Awi, semakin antusias.

"Serius?"

"Benar, aku tidak bohong."

"Ya ampun, tidak ibunya, tidak anaknya, sama-sama menikah dengan suami orang," gumam Mira dengan nada meremehkan.

"Amit-amit punya anak seperti Aluna. Bikin malu keluarga," celetuk Asih.

Baru saja mereka semakin asyik bergosip, Ijah datang bersama Renata.

"Ada apa ini? Kok ramai sekali?" tanya Ijah, melihat mereka berkumpul.

"Kami sedang membicarakan Aluna. Katanya, dia menikah karena hamil duluan, dan calon suaminya sudah beristri," jawab Asih.

Ijah mengernyit. "Masa sih? Hati-hati, jangan sampai jadi fitnah kalau tidak benar."

"Benar, aku sendiri saksinya. Aluna sendiri yang bilang ke Renata kalau dia hamil dan menikah dengan laki-laki yang sudah punya istri. Betul, kan, Renata?" Semua mata langsung tertuju pada Renata, menunggu jawaban.

Renata tersenyum tipis, lalu berkata, "Mungkin Mbak Awi salah dengar. Yang Aluna maksud itu, temannya sedang hamil, lalu suaminya pergi dengan perempuan lain."

"Oh, begitu ya? Soalnya aku hanya dengar sekilas," ucap Awi, nyengir malu.

Ijah hanya menghela napas dan menggeleng pelan.

Di dalam kamar, Aluna sedang berdandan. Ia mengenakan kebaya putih, wajahnya tampak berseri-seri. Meskipun pernikahannya tidak sesuai impian, ia tetap senang bisa menikah dengan Reza.

"Masyaallah, cantiknya sahabatku," puji Renata saat melihat Aluna sudah selesai merias wajahnya.

Aluna tersenyum puas. "Dari dulu aku memang sudah cantik."

Renata terkekeh. "Cantik sih, tapi kenapa sukanya sama suami orang?"

"Suka-suka aku dong," jawab Aluna santai.

Renata menghela napas, lalu menyodorkan sebuah kotak berwarna hitam dengan pita kecil di tengahnya.

"Ini buat kamu."

"Apa isinya?" Aluna menerima kotak itu dengan antusias.

"Buka saja sendiri."

Aluna segera membuka kado dari Renata. Matanya berbinar saat melihat isinya.

"Pas banget, aku belum beli baju dinas. Terima kasih, Ren."

"Semoga cocok buat kamu," ujar Renata.

Aluna mengangguk senang.

"Aku keluar dulu, sebentar lagi acaranya dimulai," pamit Renata sebelum meninggalkan kamar.

---

Saat akad nikah dimulai, semua tamu yang hadir hening. Suasana menjadi sakral ketika Pak Hasan mulai berbicara.

"Saudara Reza bin Muhammad Akbar, saya nikahkan dan saya kawinkan Anda dengan keponakan saya, Aluna binti almarhum Sento, dengan mahar berupa emas lima gram dibayar tunai."

Dengan lantang, Reza menjawab, "Saya terima nikah dan kawinnya Aluna binti almarhum Sento dengan mahar tersebut dibayar tunai."

Pak Hasan menoleh ke arah para saksi. "Bagaimana, para saksi?"

"SAH," jawab kedua saksi serempak.

"Alhamdulillah, mulai saat ini kalian telah resmi menjadi suami istri," ujar Pak Hasan.

Ruang tamu dipenuhi ucapan selamat. Para ibu-ibu bergantian menyalami Aluna.

"Selamat, Aluna."

"Terima kasih," jawab Aluna dengan senyum sumringah.

Di sudut ruangan, Sumi diam-diam meneteskan air mata. Ia tidak menyangka, putrinya kini menjadi istri kedua—mengulang jejak hidupnya sendiri.

Saat acara mulai usai, Pak Hasan berpamitan.

"Selamat, Aluna," ucapnya sambil mengulurkan tangan.

"Terima kasih, Paman," jawab Aluna sopan.

Sumi buru-buru menghampiri Hasan sebelum ia pergi.

"Hasan, tunggu!" panggilnya.

"Ada apa, Sumi?"

Sumi menyerahkan sebuah bingkisan dan amplop. "Ini untuk dibawa pulang. Dan ini sebagai tanda terima kasih karena sudah menjadi wali untuk Aluna."

Hasan mengangkat tangan menolak. "Wah, tidak perlu repot-repot, Sumi."

"Tidak apa-apa. Ambil saja," desak Sumi.

Akhirnya, Hasan menerimanya. "Baiklah. Terima kasih, ya. Saya pamit dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Hati-hati di jalan," ujar Sumi sambil melepas kepergian adik dari almarhum suaminya.

---

Di dalam kamar pengantin, Aluna sedang mencoba baju dinas yang diberikan oleh Renata. Ia berdiri di depan cermin, mengagumi pantulan dirinya. Meskipun perutnya mulai terlihat membesar, ia merasa pakaian itu membuatnya tampak seksi.

Reza masuk ke dalam kamar dan menghampiri Aluna. Ia memeluk tubuh istrinya dari belakang, membisikkan sesuatu di telinganya.

"Mas Reza, aku ingin kamu menyediakan rumah untukku. Aku tidak mau terus tinggal di rumah Ibu," pinta Aluna, masih menatap cermin.

Reza mengangguk. "Aku sudah siapkan rumah untuk kita."

Aluna tersenyum puas, tapi Reza buru-buru menambahkan, "Tapi kamu harus tutup mulut soal ini. Jangan sampai Dinda tahu kalau kita sudah menikah siri."

Aluna menoleh dan menatapnya tajam. "Itu gampang. Asal aku dan anak ini hidup terjamin."

Reza tersenyum, lalu mengangkat Aluna dalam gendongannya, membawanya ke tempat tidur yang sudah dihiasi bunga-bunga berwarna putih dan ungu.

Malam itu, Aluna resmi menjadi istri kedua Reza—meski kebahagiaan yang ia impikan masih dipenuhi rahasia.

Bersambung…

Episodes
1 Bab 1. AIRILIA
2 Bab 2. DO dari kampus
3 Bab 3. Dinda
4 Bab 4. Sumi Sakit
5 Bab 5. Gilbert
6 Bab. 6 Sumi pingsan
7 Bab. 7. Dinda hamil
8 Bab 8. Putus
9 Bab 9. Aluna hamil
10 Bab 10. Mimisan
11 Bab 11. Aluna pulang
12 Bab 12. Reza datang
13 Bab 13. Persiapan pernikahan
14 Bab 14. Menikah siri
15 Bab 15. Rumah sakit
16 Bab 16. Kanker darah
17 Bab 17. Mencari Alamat Rumah Aluna
18 Bab 18. Rujak Mangga
19 Bab 19. Menemui Aluna
20 Bab 20. Surprise
21 Bab 21. Kecelakaan
22 Bab 22. Aku bukan pembunuh
23 Bab 23. Diusir dari rumah
24 Bab 24. Acara empat bulanan
25 Bab 25 Andini
26 Bab 26. Air Doa
27 Bab 27. Menemukan surat dan atm
28 Bab 28. Kedatangan pak RT
29 Bab 29. Selembar photo
30 Bab 30. Pindah Rumah
31 Bab 31. pembantu
32 Bab 32. Rumah sakit jiwa
33 Bab 33. Rakha Marah
34 Bab 34. Andira Kabur
35 Bab 35. Rakha minta maaf
36 Bab 36. Andira pulang
37 Bab 37. Menemukan petunjuk
38 Bab 38. Reza pusing
39 Bab 39. Rencana licik Aluna
40 Bab 40. Permintaan Airilia
41 Bab 41. Rumah Aluna Dijual
42 Bab 42 Aluna Pergi Jauh
43 Bab 43. Aira Maharani
44 Bab 44. Aluna Pergi Ke Jakarta
45 Bab 45. Mila Berhenti Bekerja
46 Bab 46. Bertemu Renata
47 Bab 47. Andini atau Andira
48 Bab 48. Airilia bertemu Rakha
49 Bab 49. Ide Andira
50 Bab 50. Aluna Kerja
51 Bab 51. Rehan Cemburu
52 Bab 52. Membujuk Dinda
53 Bab 53. Rencana Licik Nadine
54 Bab 54. Aiza Nadhira
55 Bab 55. Andira Curiga
56 Bab 56. Rakha pulang
57 Bab 57. Wisuda
58 Bab 58. Kebun Binatang
59 Bab 59. Kembali Pulang
60 Bab 60. Keysa Calista
61 Bab 61. Airilia bertemu Gilbert
62 Bab 62. Aira sakit
63 Bab. 63 Andira mencari tahu
64 Bab 64. Awal kehilangan sertifikat berujung menemukan AIRILIA
65 Bab 65. Magang
66 Bab 66. Andira Bertemu Airilia
67 Bab 67. Reza disekap Dion
68 Bab 68. Pantai
69 Bab 69. Mencari Aluna
70 Bab 70. Aluna pulang kampung
71 Bab 71. Bertemu anak kecil mirip Reza
72 Bab 72. Luekimia
73 Bab 73. Makan Malam
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Bab 1. AIRILIA
2
Bab 2. DO dari kampus
3
Bab 3. Dinda
4
Bab 4. Sumi Sakit
5
Bab 5. Gilbert
6
Bab. 6 Sumi pingsan
7
Bab. 7. Dinda hamil
8
Bab 8. Putus
9
Bab 9. Aluna hamil
10
Bab 10. Mimisan
11
Bab 11. Aluna pulang
12
Bab 12. Reza datang
13
Bab 13. Persiapan pernikahan
14
Bab 14. Menikah siri
15
Bab 15. Rumah sakit
16
Bab 16. Kanker darah
17
Bab 17. Mencari Alamat Rumah Aluna
18
Bab 18. Rujak Mangga
19
Bab 19. Menemui Aluna
20
Bab 20. Surprise
21
Bab 21. Kecelakaan
22
Bab 22. Aku bukan pembunuh
23
Bab 23. Diusir dari rumah
24
Bab 24. Acara empat bulanan
25
Bab 25 Andini
26
Bab 26. Air Doa
27
Bab 27. Menemukan surat dan atm
28
Bab 28. Kedatangan pak RT
29
Bab 29. Selembar photo
30
Bab 30. Pindah Rumah
31
Bab 31. pembantu
32
Bab 32. Rumah sakit jiwa
33
Bab 33. Rakha Marah
34
Bab 34. Andira Kabur
35
Bab 35. Rakha minta maaf
36
Bab 36. Andira pulang
37
Bab 37. Menemukan petunjuk
38
Bab 38. Reza pusing
39
Bab 39. Rencana licik Aluna
40
Bab 40. Permintaan Airilia
41
Bab 41. Rumah Aluna Dijual
42
Bab 42 Aluna Pergi Jauh
43
Bab 43. Aira Maharani
44
Bab 44. Aluna Pergi Ke Jakarta
45
Bab 45. Mila Berhenti Bekerja
46
Bab 46. Bertemu Renata
47
Bab 47. Andini atau Andira
48
Bab 48. Airilia bertemu Rakha
49
Bab 49. Ide Andira
50
Bab 50. Aluna Kerja
51
Bab 51. Rehan Cemburu
52
Bab 52. Membujuk Dinda
53
Bab 53. Rencana Licik Nadine
54
Bab 54. Aiza Nadhira
55
Bab 55. Andira Curiga
56
Bab 56. Rakha pulang
57
Bab 57. Wisuda
58
Bab 58. Kebun Binatang
59
Bab 59. Kembali Pulang
60
Bab 60. Keysa Calista
61
Bab 61. Airilia bertemu Gilbert
62
Bab 62. Aira sakit
63
Bab. 63 Andira mencari tahu
64
Bab 64. Awal kehilangan sertifikat berujung menemukan AIRILIA
65
Bab 65. Magang
66
Bab 66. Andira Bertemu Airilia
67
Bab 67. Reza disekap Dion
68
Bab 68. Pantai
69
Bab 69. Mencari Aluna
70
Bab 70. Aluna pulang kampung
71
Bab 71. Bertemu anak kecil mirip Reza
72
Bab 72. Luekimia
73
Bab 73. Makan Malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!