Bab. 7. Dinda hamil

Di sebuah rumah mewah dan megah, tepatnya di ruang tengah, sepasang suami istri tengah bertengkar.

"Dari mana kamu, Mas? Jam segini baru pulang?" tanya Dinda dengan nada penuh curiga.

"Aku sudah bilang, aku lembur. Banyak pekerjaan di kantor," jawab Reza dengan nada lelah.

Dinda tidak percaya begitu saja. Ia melemparkan beberapa lembar foto ke wajah Reza. Dengan kaget, Reza mengambil salah satu foto itu dan melihat dirinya bersama Aluna di sebuah apartemen—yang tak lain adalah apartemen milik Dinda sendiri.

"Jadi selama ini kamu memata-matai aku?" tanyanya dengan nada gusar.

"Iya, kenapa? Kaget?" Dinda menatap suaminya penuh kemenangan. "Aku bisa saja mengirim foto ini ke Ayah. Biar kamu dipecat dari perusahaan keluarga kami!"

Mendengar ancaman itu, wajah Reza berubah marah. "Kamu berani mengancam aku?"

"Tentu saja. Aku punya kekuasaan, Reza. Aku bisa menghancurkanmu dan mengembalikanmu ke jalanan seperti dulu!"

Emosi Reza memuncak. Ia mendorong Dinda hingga perempuan itu terjatuh dan kepalanya membentur meja. Seketika, Dinda pingsan.

"Tante Dinda!"

Seorang pemuda berlari menghampiri tubuh Dinda yang tergeletak di lantai. Tanpa pikir panjang, ia segera mengangkatnya dan membawanya ke dalam kamar. Tak lupa, ia menghubungi dokter keluarga mereka.

Tak sampai sepuluh menit, dokter Ika tiba dan segera memeriksa Dinda.

"Bagaimana keadaan Tante saya, Dok?" tanya pemuda itu, Rehan, dengan cemas.

Dokter Ika menghela napas lega. "Alhamdulillah, luka Dinda tidak serius. Hanya luka kecil. Tapi lain kali, harus lebih hati-hati. Kasihan bayi dalam kandungannya."

Mendengar itu, Reza yang berdiri di balik pintu membelalak kaget. "Dinda… hamil?"

Setelah dokter Ika pergi, Rehan menatap bibinya. "Tante, Tante hamil?"

Dinda mengangguk pelan, tangannya mengelus perutnya yang mulai sedikit menonjol.

"Rehan, tolong panggilkan Paman Reza."

"Tapi, Tante… aku takut Paman akan menyakiti Tante lagi."

"Paman Reza tidak akan mungkin menyakiti Tante lagi, apalagi setelah tahu ada anaknya di dalam perut ini."

Dengan ragu, Rehan akhirnya menuruti permintaan Dinda. Selang beberapa menit, Reza masuk ke dalam kamar dengan wajah penuh penyesalan.

"Dinda, maafkan aku. Aku benar-benar tidak tahu kalau kamu sedang hamil anak kita."

Dinda menatap Reza dengan mata berkaca-kaca. "Sebenarnya, aku ingin memberitahumu. Tapi saat aku melihatmu dengan Aluna di apartemen itu…"

Reza mendekat, menggenggam tangan Dinda. "Dinda, maafkan aku. Yuk, kita mulai dari awal lagi. Kamu tidak mau, kan, kalau anak ini lahir tanpa ayah?"

Dinda terdiam sejenak. Ia masih sakit hati, tapi demi anak yang dikandungnya, ia ingin memberikan Reza kesempatan.

"Aku akan memberimu kesempatan, tapi ada syaratnya."

"Apa itu? Aku akan melakukan apa pun untuk menebus kesalahanku."

"Kamu harus mengakhiri hubunganmu dengan Aluna, tepat di depan mataku."

Reza menelan ludah. "Baiklah. Besok aku akan mempertemukanmu dengan Aluna."

Dinda mengangguk puas. Tapi di dalam hati, Reza bimbang. Bisakah ia benar-benar meninggalkan Aluna demi memperbaiki rumah tangganya?

---

Di Kost Aluna

Setelah pulang dari apartemen, Aluna langsung mandi. Hari ini ia sangat senang—semua barang impiannya bisa ia beli dengan mudah berkat Reza.

"Enggak sia-sia aku mendapatkan pria beristri," gumamnya puas.

Tiba-tiba, suara seseorang terdengar dari luar. "Aluna! Luna, kamu di mana?"

"Sebentar, aku di kamar mandi!" sahutnya.

Renata, sahabat Aluna, sudah masuk ke kamar kost dan melihat beberapa paper bag di atas kasur. Karena penasaran, ia membuka salah satunya.

"Wow… dress merah? Punya kamu?"

Aluna keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya. "Iya, dibelikan Reza."

Renata menghela napas. "Luna, besok aku pulang kampung. Kamu mau ikut?"

"Ngapain pulang kampung?" Aluna bertanya malas.

"Kampus libur, jadi aku mau pulang. Kamu enggak kangen sama ibumu?"

Aluna mendengus. "Males. Kalau aku pulang, pasti Ibu selalu membela Airilia. Anak pelakor itu!"

Renata menatapnya prihatin. "Jadi kamu mau tetap di sini sendirian? Semua penghuni kost pada pulang, loh."

Aluna terkejut. "Serius, Ren?"

"Iya. Aku enggak bohong."

Aluna menghela napas. "Ya udah deh, aku ikut."

Renata tertawa. "Tapi bensin motor aku kamu yang bayar, ya?"

Aluna menatap tajam. "Pelit banget sih kamu!"

"Bercanda, Luna! Santai aja."

Mereka pun tertawa bersama.

---

Malam Hari

Saat jam menunjukkan pukul 10 malam, Renata masih betah di kamar kost Aluna. Mereka menonton sinetron bertema perselingkuhan. Namun, Aluna justru sibuk dengan ponselnya.

"Btw, setelah keluar dari kampus, kamu mau ngapain?" tanya Renata.

"Nikah, dong!"

"Sama Reza?"

"Ya iyalah!" Aluna menjawab santai.

Renata menghela napas. "Ngapain sih sama suami orang? Kamu mau jadi istri kedua?"

"Kenapa tidak? Yang penting uang bulanan lancar, selancar jalan tol!"

Renata menatap sahabatnya dengan prihatin. "Kamu enggak takut kena karma?"

Aluna mengangkat bahu, lalu kembali tersenyum saat membaca pesan dari Reza.

"Kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Renata.

"Enggak papa. Oh ya, kayaknya besok aku enggak jadi ikut pulang."

Renata terkejut. "Kenapa? Baru juga bilang mau ikut!"

"Reza ngajak ketemuan besok."

Renata memutar matanya. "Bukannya tadi siang udah ketemu?"

"Iya, tapi mungkin dia kangen sama goyangan aku!" Aluna tertawa.

Renata menatapnya dengan ekspresi tak percaya. "Luna, kamu sadar enggak sih apa yang kamu lakukan?"

"Sudahlah, Ren. Hidup cuma sekali. Yang penting, aku bahagia."

Renata hanya bisa menggeleng, merasa Aluna semakin jauh tenggelam dalam dunianya sendiri.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Maximilian Jenius

Maximilian Jenius

Wah, gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya, thor! 😍

2025-02-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. AIRILIA
2 Bab 2. DO dari kampus
3 Bab 3. Dinda
4 Bab 4. Sumi Sakit
5 Bab 5. Gilbert
6 Bab. 6 Sumi pingsan
7 Bab. 7. Dinda hamil
8 Bab 8. Putus
9 Bab 9. Aluna hamil
10 Bab 10. Mimisan
11 Bab 11. Aluna pulang
12 Bab 12. Reza datang
13 Bab 13. Persiapan pernikahan
14 Bab 14. Menikah siri
15 Bab 15. Rumah sakit
16 Bab 16. Kanker darah
17 Bab 17. Mencari Alamat Rumah Aluna
18 Bab 18. Rujak Mangga
19 Bab 19. Menemui Aluna
20 Bab 20. Surprise
21 Bab 21. Kecelakaan
22 Bab 22. Aku bukan pembunuh
23 Bab 23. Diusir dari rumah
24 Bab 24. Acara empat bulanan
25 Bab 25 Andini
26 Bab 26. Air Doa
27 Bab 27. Menemukan surat dan atm
28 Bab 28. Kedatangan pak RT
29 Bab 29. Selembar photo
30 Bab 30. Pindah Rumah
31 Bab 31. pembantu
32 Bab 32. Rumah sakit jiwa
33 Bab 33. Rakha Marah
34 Bab 34. Andira Kabur
35 Bab 35. Rakha minta maaf
36 Bab 36. Andira pulang
37 Bab 37. Menemukan petunjuk
38 Bab 38. Reza pusing
39 Bab 39. Rencana licik Aluna
40 Bab 40. Permintaan Airilia
41 Bab 41. Rumah Aluna Dijual
42 Bab 42 Aluna Pergi Jauh
43 Bab 43. Aira Maharani
44 Bab 44. Aluna Pergi Ke Jakarta
45 Bab 45. Mila Berhenti Bekerja
46 Bab 46. Bertemu Renata
47 Bab 47. Andini atau Andira
48 Bab 48. Airilia bertemu Rakha
49 Bab 49. Ide Andira
50 Bab 50. Aluna Kerja
51 Bab 51. Rehan Cemburu
52 Bab 52. Membujuk Dinda
53 Bab 53. Rencana Licik Nadine
54 Bab 54. Aiza Nadhira
55 Bab 55. Andira Curiga
56 Bab 56. Rakha pulang
57 Bab 57. Wisuda
58 Bab 58. Kebun Binatang
59 Bab 59. Kembali Pulang
60 Bab 60. Keysa Calista
61 Bab 61. Airilia bertemu Gilbert
62 Bab 62. Aira sakit
63 Bab. 63 Andira mencari tahu
64 Bab 64. Awal kehilangan sertifikat berujung menemukan AIRILIA
65 Bab 65. Magang
66 Bab 66. Andira Bertemu Airilia
67 Bab 67. Reza disekap Dion
68 Bab 68. Pantai
69 Bab 69. Mencari Aluna
70 Bab 70. Aluna pulang kampung
71 Bab 71. Bertemu anak kecil mirip Reza
72 Bab 72. Luekimia
73 Bab 73. Makan Malam
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Bab 1. AIRILIA
2
Bab 2. DO dari kampus
3
Bab 3. Dinda
4
Bab 4. Sumi Sakit
5
Bab 5. Gilbert
6
Bab. 6 Sumi pingsan
7
Bab. 7. Dinda hamil
8
Bab 8. Putus
9
Bab 9. Aluna hamil
10
Bab 10. Mimisan
11
Bab 11. Aluna pulang
12
Bab 12. Reza datang
13
Bab 13. Persiapan pernikahan
14
Bab 14. Menikah siri
15
Bab 15. Rumah sakit
16
Bab 16. Kanker darah
17
Bab 17. Mencari Alamat Rumah Aluna
18
Bab 18. Rujak Mangga
19
Bab 19. Menemui Aluna
20
Bab 20. Surprise
21
Bab 21. Kecelakaan
22
Bab 22. Aku bukan pembunuh
23
Bab 23. Diusir dari rumah
24
Bab 24. Acara empat bulanan
25
Bab 25 Andini
26
Bab 26. Air Doa
27
Bab 27. Menemukan surat dan atm
28
Bab 28. Kedatangan pak RT
29
Bab 29. Selembar photo
30
Bab 30. Pindah Rumah
31
Bab 31. pembantu
32
Bab 32. Rumah sakit jiwa
33
Bab 33. Rakha Marah
34
Bab 34. Andira Kabur
35
Bab 35. Rakha minta maaf
36
Bab 36. Andira pulang
37
Bab 37. Menemukan petunjuk
38
Bab 38. Reza pusing
39
Bab 39. Rencana licik Aluna
40
Bab 40. Permintaan Airilia
41
Bab 41. Rumah Aluna Dijual
42
Bab 42 Aluna Pergi Jauh
43
Bab 43. Aira Maharani
44
Bab 44. Aluna Pergi Ke Jakarta
45
Bab 45. Mila Berhenti Bekerja
46
Bab 46. Bertemu Renata
47
Bab 47. Andini atau Andira
48
Bab 48. Airilia bertemu Rakha
49
Bab 49. Ide Andira
50
Bab 50. Aluna Kerja
51
Bab 51. Rehan Cemburu
52
Bab 52. Membujuk Dinda
53
Bab 53. Rencana Licik Nadine
54
Bab 54. Aiza Nadhira
55
Bab 55. Andira Curiga
56
Bab 56. Rakha pulang
57
Bab 57. Wisuda
58
Bab 58. Kebun Binatang
59
Bab 59. Kembali Pulang
60
Bab 60. Keysa Calista
61
Bab 61. Airilia bertemu Gilbert
62
Bab 62. Aira sakit
63
Bab. 63 Andira mencari tahu
64
Bab 64. Awal kehilangan sertifikat berujung menemukan AIRILIA
65
Bab 65. Magang
66
Bab 66. Andira Bertemu Airilia
67
Bab 67. Reza disekap Dion
68
Bab 68. Pantai
69
Bab 69. Mencari Aluna
70
Bab 70. Aluna pulang kampung
71
Bab 71. Bertemu anak kecil mirip Reza
72
Bab 72. Luekimia
73
Bab 73. Makan Malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!