Bab 20 Malam yang gagal

Arsenio menggeram kesal. dia pun merutuki sikapnya, yang terkesan terburu-buru. ketakutan akan kehilangan harta kakeknya, membuat arsenio tidak bisa berpikir panjang.

Padahal, jika arsenio bisa lebih sedikit sabar. Mungkin kejadiannya, tidak akan seperti ini.

"Maafkan aku fikri. Aku sudah membuat mu, kecewa. Tapi aku juga bingung harus melakukan apa, supaya aku tidak kehilangan semuanya. Harta ku sendiri memang tak kalah banyak, tapi aku tidak rela jika semua harta kakek jatuh, pada mereka!" ucap arsenio, gusar.

Arsenio menatap bayangannya, di cermin. dia memperhatikan dengan seksama sorot matanya sendiri, yang memperlihatkan penyesalan.

Dia memang suami Raina. tapi apa pantas, dia memperlakukan perempuan sebaik istrinya itu.

Arsenio mengusap wajahnya kasar. dia pun memutuskan untuk kembali ke luar, setelah selesai memakai baju.

Raina melihat ke arah suara pintu, yang terbuka. dia dapat melihat arsenio, yang baru saja keluar dari ruang ganti dengan memasang wajah datarnya.

Wajah Raina seketika memerah, saat bayangan kejadian yang baru saja terjadi, terlintas kembali di pikirannya. dia pun segera memalingkan wajahnya, merasa tak sanggup menahan perasaan malu bahkan kesal.

"Tidurlah." ucap arsenio dingin.

Dia pun memilih pergi dari kamarnya. sebab kini arsenio, membutuhkan seseorang untuk di ajak bicara.

"Kamu mau kemana?" tanya Raina, beranjak dari duduknya.

"Aku bilang tidur! Dan jangan banyak bertanya!" jawabnya, sedikit membentak.

Raina yang tersentak pun, mengurungkan niatnya untuk membalas ucapan arsenio. dia pun menuruti perintah arsenio, meskipun hatinya masih penasaran.

Melihat Raina tidur di ranjangnya. Arsenio pun keluar dari kamarnya, kini tujuannya adalah ruang kerjanya.

*

*

*

"Apa kamu memanggil ku, arsen?" Morgan masuk ke ruangan arsenio, dengan keadaan seperti baru bangun tidur.

Arsenio melirik sekilas, pada Morgan. dia pun meminta Morgan, untuk duduk dan memberikan surat perjanjiannya dengan Raina.

"Apa ini?" tanya Morgan bingung.

"Lihat dan baca lah. Aku ingin meminta pendapat mu tentang hal ini, Morgan." jawab arsenio, dengan nada datar.

Morgan mengangguk pelan. dia pun melakukan perintah arsenio.

"Apa kamu serius, arsen?" tanya Morgan, tidak percaya. "Ma-maksud ku, kenapa kamu harus melakukan hal konyol seperti ini?" sambung Morgan, dengan raut wajah yang sama.

Arsenio menatap tajam Morgan. "Apa maksud mu, hal konyol?" tanyanya dingin.

"Bukan seperti itu maksud ku, arsen. Hanya saja ,aku tidak menyangka jika kamu akan melakukan hal ini. Lalu bagaimana dengan Raina? Kenapa, bisa dia menyetujui perjanjian ini?" tanya Morgan, balik bertanya.

Arsenio menatap serius Morgan. dia pun menceritakan tentang semuanya, pada Morgan tanpa ada yang di tutupi.

Morgan terlihat tidak percaya, dengan cerita arsenio. dia pun mendengarkan cerita arsenio, sampai selesai tanpa ingin menyelanya.

"Apa kamu serius akan melakukan hal ini, arsen?" tanya Morgan, menatap arsenio serius.

Arsenio yang baru selesai bercerita pun, menghela nafas. "Aku juga tidak tahu. Itu sebabnya, aku memanggil mu. Karena aku, ingin meminta saran dari mu." jawabnya tegas.

Morgan pun mengangguk pelan. dia pun terlihat berpikir, untuk memberikan saran yang tepat pada arsenio.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Ya Tuhan, aku kesiangan!" pekik Raina.

Pagi ini Raina bangun tidur, sedikit kesiangan. dia yang terkejut melihat hari sudah siang pun, segera beranjak dari tempat tidur.

Saat akan turun dari tempat tidur, raina tidak sengaja melihat keberadaan arsenio yang tidur di sofa. dia pun melihat ke tempat tidur, yang memang hanya ada bekas jejak tubuhnya saja.

"Kenapa, dia tidur di sofa?" gumam Raina pelan.

Arsenio yang merasa terganggu pun, perlahan membuka matanya. dia memicingkan mata, saat melihat Raina sedang berdiri dan memperhatikannya.

"Apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa, kamu berdiri di sana?" tanya arsenio, dengan nada berat dan serak khas bangun tidur.

"Aku baru saja bangun tidur. Maaf, jika aku menganggu tidur mu." jawab Raina, tidak enak hati.

"Pergilah." balas arsenio acuh.

Raina yang tidak ingin membuat arsenio marah pun, mengangguk pelan. dia segera pergi keluar, dari kamar itu.

Saat Raina keluar dari kamar arsenio, dari arah berlawanan Morgan menatapnya dengan tatapan sulit di artikan.

Kini Raina terlihat salah tingkah, saat Morgan memperhatikan keadaan dirinya.

"Selamat pagi, Raina. Bagaimana, semuanya baik-baik saja?" tanya Morgan, tersenyum tipis.

"A-apa maksud mu baik-baik saja?" tanya balik Raina, dengan gugup.

Morgan tersenyum. "Tidak lupakan saja. Apa arsen, sudah bangun?" tanyanya, mengalihkan pembicaraan.

Raina mengangguk pelan. "Sudah. Kalau begitu, aku permisi dulu."

Morgan pun mempersilahkan Raina, untuk pergi ke kamarnya. setelah itu dia pun mengetuk pintu, kamar arsenio.

Pagi ini seperti biasa, arsenio dan Raina sarapan bersama. setelah selesai sarapan arsenio pun, bergegas pergi ke kantor dengan Morgan.

"Kamu mau pergi kemana?" tanya arsenio dingin, saat melihat Raina berjalan bersama dila menuju halaman rumah.

Raina menatap arsenio dan tersenyum. "Aku akan ikut bersama dila, ke supermarket. Aku ingin membantu dila, untuk belanja kebutuhan dapur." jawabnya tegas.

Arsenio terdiam, menatap Raina dan dila bergantian. sungguh sangat besar resikonya, jika Raina keluar rumah untuk saat ini.

Arsenio khawatir, jika fero akan menemukan keberadaan Raina.

"Sebaiknya kamu diam di rumah saja! Biarkan dia, menyelesaikan pekerjaannya sendiri!" ujar arsenio tegas.

"Tapi... aku ingin ikut. Aku merasa bosan, jika harus berada di rumah terus. Setidaknya aku bisa keluar rumah sebentar, untuk menghilangkan mood ku yang buruk." seru Raina, melayangkan protes.

Arsenio menatap tajam Raina. sebelum dia berkata kembali, Morgan pun akhirnya membuka suaranya.

"Biarkan dia pergi, arsen. Kamu bisa menyuruh orang, untuk mendampingi mereka." sahutnya, memberi saran.

Arsenio beralih menatap Morgan, kemudian terlihat berpikir untuk mempertimbangkan ucapan, orang kepercayaannya itu.

"Baiklah, kamu boleh pergi. Tapi, aku akan menyuruh beberapa bodyguard untuk mengawasi kalian. Dan ingat, jangan membuat hal aneh selama, di sana. Jika ada seseorang yang membuat mu terancam, segera beritahu mereka." peringat arsenio, yang mengizinkan Raina pergi.

Raina tersenyum senang, mendapatkan izin dari arsenio. dia dan dila pun bergegas pergi, ke supermarket dengan menggunakan mobil arsenio yang lain.

"Apa, kamu sangat mengkhawatirkannya?" tanya Morgan, melirik sekilas pada arsenio yang menatap mobil yang di tumpangi Raina pergi.

"Apa maksud mu?" Bukannya menjawab, arsenio malah berbalik tanya. dia menatap tajam Morgan, yang sedang tersenyum.

"Tidak, aku hanya bertanya arsen. Jika kamu mengkhawatirkannya, maka sikap mu sangat tepat. Karena sekarang keamanan Raina lebih penting. Sebab kita tidak tahu, apa yang akan di lakukan oleh fero selanjutnya." jawab Morgan panjang lebar.

Arsenio terdiam, mendengar perkataan Morgan yang ada benarnya juga. tanpa membalas lagi ucapan Morgan, dia pun masuk ke dalam mobil untuk segera pergi ke kantor.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di supermarket

Raina dan dila, berjalan menyusuri sekeliling supermarket. mereka membeli barang, yang memang di butuhkan.

"Sepertinya kita sudah membeli semua kebutuhannya, nona. Sekarang, sebaiknya kita pulang." Dila menatap Raina, yang terlihat masih sedang mencari sesuatu.

"Sebentar dila, aku ingin membeli sesuatu dulu. Kamu tunggu di sini sebentar, ya." balas Raina, kemudian pergi dari hadapan dila.

"Nona tunggu." Dila mendesah pelan, ketika melihat Raina sudah terlanjur pergi. dia pun memilih menunggu Raina, sambil menghitung total belanjaannya di kasir.

Raina pergi ke rak khusus, makanan manis. dia memilih cokelat ,yang memang sangat dia inginkan.

Raina tersenyum senang melihat cokelat kesukaannya, berhasil dia temukan. tak menunggu lama, dia pun mengambilnya.

"Ternyata kamu masih menyukai makan itu... RA-I-NA."

Terpopuler

Comments

Bunda'nya Alfaro Dan Alfira

Bunda'nya Alfaro Dan Alfira

wah wah siapa tu fero kah...

2025-03-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal pertemuan
2 Bab 2 Aku rindu kakak
3 Bab 3 Mulai bekerja
4 Bab 4 Naik helikopter
5 Bab 5 Keinginan fikri
6 Bab 6 Kekejaman arsenio
7 Bab 7 Tertembaknya fikri
8 bab 8 Pernikahan Arsenio dan Raina
9 Bab 9 Kembalikan adik ku !
10 bab 10 Kesedihan Raina
11 Bab 11 Kesedihan Raina 2
12 Bab 12 pesan fikri untuk kakak
13 Bab 13 Sikap dingin arsenio
14 Bab 14 Berusaha meminta maaf
15 Bab 15 Hasil pencarian Raina
16 Bab 16 Pertemuan arsenio dan Andreas
17 Bab 17 Perjanjian pernikahan
18 Bab 18 Kesepakatan Arsenio dan Raina
19 Bab 19 Masa lalu Raina
20 Bab 20 Malam yang gagal
21 Bab 21 Bertemu dengan fero
22 Bab 22 Kekesalan arsenio
23 Bab 23 Pengakuan arsenio
24 Bab 24 Datang ke kantor arsenio
25 Bab 25 Datang ke kantor arsenio 2
26 Bab 26 Anak buah fero
27 Bab 27 Perdebatan Arsenio dan Raina
28 Bab 28 Pertikaian Arsenio dan Fero
29 Bab 29 Arsenio mulai berulah
30 Bab 30 Kedatangan Tuan johan
31 Bab 31 Kemarahan Andreas
32 Bab 32 Malam pertama Arsenio dan Raina
33 Bab 33 Pertemuan Fero dan Andreas
34 Bab 34 Drama di pagi hari
35 Bab 35 Rencana Andreas yang gagal
36 Bab 36 Terungkapnya rencana Andreas
37 Bab 37 Pergi Bersama Arsenio ke Swiss
38 Bab 38 Bertemu klien Swiss menyebalkan
39 Bab 39 Tanda merah
40 Bab 40 Kembali ke indonesia
41 Bab 41 Rencana jahat Andreas dan Fero
42 Bab 42 Pilihan sulit bagi Raina
43 Bab 43 Selamatkan Raina
44 Bab 44 Perhatian Arsenio
45 Bab 45 Kemarahan Arsenio
46 Bab 46 Antara rindu dan candu
47 Bab 47 Undangan untuk Arsenio
48 Bab 48 Kejutan di pesta
49 Bab 49 Rencana licik Joana
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Awal pertemuan
2
Bab 2 Aku rindu kakak
3
Bab 3 Mulai bekerja
4
Bab 4 Naik helikopter
5
Bab 5 Keinginan fikri
6
Bab 6 Kekejaman arsenio
7
Bab 7 Tertembaknya fikri
8
bab 8 Pernikahan Arsenio dan Raina
9
Bab 9 Kembalikan adik ku !
10
bab 10 Kesedihan Raina
11
Bab 11 Kesedihan Raina 2
12
Bab 12 pesan fikri untuk kakak
13
Bab 13 Sikap dingin arsenio
14
Bab 14 Berusaha meminta maaf
15
Bab 15 Hasil pencarian Raina
16
Bab 16 Pertemuan arsenio dan Andreas
17
Bab 17 Perjanjian pernikahan
18
Bab 18 Kesepakatan Arsenio dan Raina
19
Bab 19 Masa lalu Raina
20
Bab 20 Malam yang gagal
21
Bab 21 Bertemu dengan fero
22
Bab 22 Kekesalan arsenio
23
Bab 23 Pengakuan arsenio
24
Bab 24 Datang ke kantor arsenio
25
Bab 25 Datang ke kantor arsenio 2
26
Bab 26 Anak buah fero
27
Bab 27 Perdebatan Arsenio dan Raina
28
Bab 28 Pertikaian Arsenio dan Fero
29
Bab 29 Arsenio mulai berulah
30
Bab 30 Kedatangan Tuan johan
31
Bab 31 Kemarahan Andreas
32
Bab 32 Malam pertama Arsenio dan Raina
33
Bab 33 Pertemuan Fero dan Andreas
34
Bab 34 Drama di pagi hari
35
Bab 35 Rencana Andreas yang gagal
36
Bab 36 Terungkapnya rencana Andreas
37
Bab 37 Pergi Bersama Arsenio ke Swiss
38
Bab 38 Bertemu klien Swiss menyebalkan
39
Bab 39 Tanda merah
40
Bab 40 Kembali ke indonesia
41
Bab 41 Rencana jahat Andreas dan Fero
42
Bab 42 Pilihan sulit bagi Raina
43
Bab 43 Selamatkan Raina
44
Bab 44 Perhatian Arsenio
45
Bab 45 Kemarahan Arsenio
46
Bab 46 Antara rindu dan candu
47
Bab 47 Undangan untuk Arsenio
48
Bab 48 Kejutan di pesta
49
Bab 49 Rencana licik Joana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!