Bab 12 pesan fikri untuk kakak

Di sebuah kediaman yang bergitu besar dan megah, seorang laki-laki berjalan di bantu oleh beberapa anak buahnya. bahkan matanya, terlihat memakai perban akibat luka yang sangat parah.

"Fero." pekik seorang wanita paruh baya, saat melihat putranya kembali ke rumah. "A-apa yang sudah terjadi pada mu, sayang." Hendak menyentuh wajah putranya itu.

"Jangan sentuh, aku!" serunya menatap tajam, perempuan paruh baya bernama Merlin.

"Tapi nak, jawab pertanyaan mamih dulu. Kamu sebenarnya, kenapa? Dan mata mu, kenapa di perban seperti itu?" Merlin terlihat khawatir, ketika menyaksikan keadaan putranya seperti itu.

Fero tidak menanggapi perkataan, Merlin. dia pun memilih pergi ke kamarnya, dan meninggalkan Merlin yang menatap kepergiannya dengan sendu.

"Suruh Raina ke kamar ku." titah fero, tegas.

Mendengar perintah fero, membuat Merlin kelihatan bingung. sebab dia sudah mengizinkan Raina pulang, tanpa meminta persetujuan dari fero.

Di kamar, fero terlihat kesal karena Raina sama sekali tidak datang menemuinya. "Lucas!" teriak fero, memanggil orang kepercayaannya.

Lucas yang berada di luar kamar pun, segera menghampiri fero yang sedang berdiri membelakanginya.

"Panggil Raina ke sini! Suruh dia merawat, ku!" Fero memberi perintah pada Lucas, dengan sedikit membentak.

Lucas membungkuk hormat. "Maaf tuan. Nona Raina sudah pulang ke desanya, sekitar dua hari yang lalu. Jadi sekarang, dia tidak ada lagi di sini." ujar Lucas, memberi tahu.

"Siapa yang sudah mengizinkannya pergi, dari sini?!" bentak fero marah.

Di saat fero dalam keadaan marah, Merlin pun datang menghampirinya.

"Mamih yang mengizinkannya pulang, sayang. Mamih kasihan pada Raina, sebab adiknya sakit parah." sela Merlin, menghampiri fero yang menatapnya tajam.

"Berani sekali, kamu membiarkan dia pulang! Seharusnya kamu, meminta izin dulu kepada ku!" Fero yang sudah marah pun, membentak kasar orang tuanya. dia sangat marah, karena perempuan yang dia cintai telah berhasil keluar dari rumahnya.

Fero adalah majikan Raina, yang kerap kali selalu bersikap kurang ajar padanya. bahkan beberapa kali, hampir saja fero melecehkannya. namun dia berhasil lolos, atas bantuan Merlin yang tidak tega melihat Raina di perlakuan seperti itu, oleh putranya. sehingga saat fero tidak ada, Merlin pun menyuruh Raina untuk segera pergi dari sana.

Bahkan fero juga belum mengetahui, jika wanita yang menjadi obsesinya sudah menikah dengan musuh bebuyutannya. entah apa yang akan terjadi di antara mereka, jika pernikahan Raina dan arsenio di ketahui oleh fero.

"Maafkan mamih, sayang. Tapi memang seharusnya Raina pergi, dari sini. Sebab, kontrak kerjanya sudah selesai. Jadi mamih harap, kamu dapat menerima kepergian Raina. " Merlin yang merasa bersalah, pun mencoba menenangkan fero.

Fero semakin marah. dia mendekati Merlin dan mencengkram kuat, rahangnya. "Aku tidak akan membiarkan Raina pergi, dari sisiku. Karena secepatnya, aku akan menikahi dia!" ucapnya penuh penekanan.

Merlin seketika menitikkan air mata, saat melihat sikap kasar anaknya. dia merasa sedih, karena fero yang selama ini dia kenal baik, berubah menjadi seorang laki-laki kasar dan kejam.

"Sekarang juga, cepat pergi dari sini! Jangan sampai aku bersikap kasar lagi pada, mu!" Fero melepaskan cengkeramannya, dengan kasar. dia pun segera menjauh, dari hadapan Merlin.

"Maafkan mamih, fero." ucap Merlin, kemudian pergi dari kamarnya fero.

Setelah kepergian Merlin, fero pun menghela nafas kasar. dia pun menatap Lucas, yang masih setia berdiri di tempatnya.

"Cari tahu, kemana perempuan itu pergi. Dan bila perlu, bawa dia kembali ke sini!" ucap fero, dengan nada dingin.

Lucas mengangguk hormat, kemudian pamit pada fero untuk segera mencari keberadaan Raina saat ini.

"Aku tidak akan membiarkan mu pergi meninggalkan ku, Raina. Sebentar lagi, kamu akan menjadi milik, ku. Karena secepatnya, aku akan menikahi mu!" gumam fero, penuh penekanan.

Dia pun memutuskan untuk beristirahat, karena saat ini keadaannya masih dalam tahap pemulihan. sehingga dia membutuhkan waktu, untuk beristirahat.

Fero pun, berharap jika Lucas dapat membawa kembali Raina ke rumahnya. sebab saat ini fero, sangat membutuhkan Raina untuk merawat dirinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

(Di kediaman arsenio)

"Mau apa kalian datang kemari? Aku ingin sendiri, jadi sebaiknya kalian pergi saja dari sini." Raina berbicara dengan nada dingin, saat melihat arsenio masuk bersama Morgan, ke kamarnya.

Arsenio memasang wajah datar, saat melihat sikap Raina yang tidak berubah.

"Aku ke sini, hanya ingin memberikan ini kepada, mu. " Morgan memberikan ponsel milik fikri, pada Raina.

Raina menatap ponsel milik, fikri. dia tahu betul jika benda itu benar-benar miliki adiknya. sebab dia sendiri, yang membeli ponsel itu untuk fikri. dia pun segera mengambil ponsel itu, dari tangan Morgan.

Setelah memberikan ponsel pada Raina. arsenio pun keluar, dari kamar itu tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. dia berharap, fikri meninggalkan pesan untuk kakak perempuannya itu.

Raina menatap sendu, ponsel milik Fikri. dia menjadi teringat di mana fikri sangat bahagia, saat di belikan ponsel oleh dirinya. Raina pun mengusap air matanya, yang kembali membasahi pipinya.

Dia segera menyalakan ponsel itu, dan mencari sesuatu yang mungkin di tinggalkan oleh fikri untuknya.

Pertama Raina membuka galeri, yang menampilkan beberapa foto fikri yang tersenyum bahagia. bahkan Raina melihat foto kebersamaan fikri bersama arsenio, di dalam sebuah pesawat.

Raina merasa bersalah saat tahu, jika semasa hidupnya fikri sangat kesepian. namun kehadiran arsenio, merubah fikri yang pendiam menjadi terlihat bahagia.

Setelah melihat galeri, Raina melihat bagian video, yang di rekam oleh fikri. dia seketika menangis, saat tahu kebenaran tentang penyakit yang di derita fikri. bahkan fikri menyebutkan, jika tidak ada arsenio entah apa yang akan terjadi pada dirinya saat itu.

Sampai di mana raina pun, melihat satu video yang memperlihatkan keadaan fikri sangat memprihatinkan. darah keluar dari hidungnya tanpa henti dan fikri pun, mengungkapkan satu hal tentang arsenio.

"Kak, bang arsen sangat baik. Dia orang yang tepat, untuk melindungi kakak setelah aku tiada nanti. Aku harap, kakak mau menerima bang arsen untuk menjadi suami, kakak. Dan jangan pernah menyalahkan bang arsen, atas apa yang terjadi pada, ku. Semua itu, karena kemauan ku sendiri."

Raina menangis sejadi-jadinya. ternyata selama ini dia telah salah, menilai arsenio. rasa bersalah pun, menghampiri benaknya karena sudah menyalahkan arsenio atas apa yang menimpa adiknya.

Raina yang terlalu lama menangis, kini terlihat tertidur. dia memeluk erat ponsel milik fikri, tanpa ingin melepaskannya.

Keesokan harinya...

Raina pun bangun dari tidurnya. terlihat matanya bengkak, akibat menangis semalaman. namun kini Raina mencoba, untuk berdamai dengan keadaan saat ini.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu, dari luar. Raina yang baru bangun pun, segera membukanya.

"Selamat pagi nona, tuan arsenio meminta anda untuk sarapan bersamanya. Bahkan tuan arsenio, sudah menunggu nona di ruang makan." ucap pelayan, dengan ramah.

Raina terdiam, kemudian memperhatikan keadaannya yang masih berantakan.

"Nona sebaiknya, membersihkan diri dulu. Saya akan bilang pada tuan arsenio, jika nona sedang bersiap." Pelayan tersenyum, seakan tahu apa yang sedang di pikirkan oleh Raina. dia pun pamit pergi, untuk kembali melapor pada arsenio.

"Aku harus segera bersiap. Aku tidak boleh, membuat dia menunggu lama." gumam Raina, segera pergi ke kamar mandi.

***

Di ruang makan

"Tuan, nona Raina baru saja bangun tidur. Namun dia akan segera bersiap, untuk sarapan bersama anda." Pelayan tadi menghampiri arsenio, yang sedang memainkan ponselnya.

Dia melirik sekilas pada pelayan itu, dan menyuruhnya untuk kembali bekerja.

"Apa dia, menemukan sesuatu di ponsel fikri?" Arsenio membatin, karena penasaran dengan apa yang Raina lihat, pada ponsel milik fikri.

Terpopuler

Comments

Indah Darma Indah

Indah Darma Indah

lanjut

2025-02-24

0

PengGeng EN SifHa

PengGeng EN SifHa

lanjut thooooorrrr

2025-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal pertemuan
2 Bab 2 Aku rindu kakak
3 Bab 3 Mulai bekerja
4 Bab 4 Naik helikopter
5 Bab 5 Keinginan fikri
6 Bab 6 Kekejaman arsenio
7 Bab 7 Tertembaknya fikri
8 bab 8 Pernikahan Arsenio dan Raina
9 Bab 9 Kembalikan adik ku !
10 bab 10 Kesedihan Raina
11 Bab 11 Kesedihan Raina 2
12 Bab 12 pesan fikri untuk kakak
13 Bab 13 Sikap dingin arsenio
14 Bab 14 Berusaha meminta maaf
15 Bab 15 Hasil pencarian Raina
16 Bab 16 Pertemuan arsenio dan Andreas
17 Bab 17 Perjanjian pernikahan
18 Bab 18 Kesepakatan Arsenio dan Raina
19 Bab 19 Masa lalu Raina
20 Bab 20 Malam yang gagal
21 Bab 21 Bertemu dengan fero
22 Bab 22 Kekesalan arsenio
23 Bab 23 Pengakuan arsenio
24 Bab 24 Datang ke kantor arsenio
25 Bab 25 Datang ke kantor arsenio 2
26 Bab 26 Anak buah fero
27 Bab 27 Perdebatan Arsenio dan Raina
28 Bab 28 Pertikaian Arsenio dan Fero
29 Bab 29 Arsenio mulai berulah
30 Bab 30 Kedatangan Tuan johan
31 Bab 31 Kemarahan Andreas
32 Bab 32 Malam pertama Arsenio dan Raina
33 Bab 33 Pertemuan Fero dan Andreas
34 Bab 34 Drama di pagi hari
35 Bab 35 Rencana Andreas yang gagal
36 Bab 36 Terungkapnya rencana Andreas
37 Bab 37 Pergi Bersama Arsenio ke Swiss
38 Bab 38 Bertemu klien Swiss menyebalkan
39 Bab 39 Tanda merah
40 Bab 40 Kembali ke indonesia
41 Bab 41 Rencana jahat Andreas dan Fero
42 Bab 42 Pilihan sulit bagi Raina
43 Bab 43 Selamatkan Raina
44 Bab 44 Perhatian Arsenio
45 Bab 45 Kemarahan Arsenio
46 Bab 46 Antara rindu dan candu
47 Bab 47 Undangan untuk Arsenio
48 Bab 48 Kejutan di pesta
49 Bab 49 Rencana licik Joana
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Awal pertemuan
2
Bab 2 Aku rindu kakak
3
Bab 3 Mulai bekerja
4
Bab 4 Naik helikopter
5
Bab 5 Keinginan fikri
6
Bab 6 Kekejaman arsenio
7
Bab 7 Tertembaknya fikri
8
bab 8 Pernikahan Arsenio dan Raina
9
Bab 9 Kembalikan adik ku !
10
bab 10 Kesedihan Raina
11
Bab 11 Kesedihan Raina 2
12
Bab 12 pesan fikri untuk kakak
13
Bab 13 Sikap dingin arsenio
14
Bab 14 Berusaha meminta maaf
15
Bab 15 Hasil pencarian Raina
16
Bab 16 Pertemuan arsenio dan Andreas
17
Bab 17 Perjanjian pernikahan
18
Bab 18 Kesepakatan Arsenio dan Raina
19
Bab 19 Masa lalu Raina
20
Bab 20 Malam yang gagal
21
Bab 21 Bertemu dengan fero
22
Bab 22 Kekesalan arsenio
23
Bab 23 Pengakuan arsenio
24
Bab 24 Datang ke kantor arsenio
25
Bab 25 Datang ke kantor arsenio 2
26
Bab 26 Anak buah fero
27
Bab 27 Perdebatan Arsenio dan Raina
28
Bab 28 Pertikaian Arsenio dan Fero
29
Bab 29 Arsenio mulai berulah
30
Bab 30 Kedatangan Tuan johan
31
Bab 31 Kemarahan Andreas
32
Bab 32 Malam pertama Arsenio dan Raina
33
Bab 33 Pertemuan Fero dan Andreas
34
Bab 34 Drama di pagi hari
35
Bab 35 Rencana Andreas yang gagal
36
Bab 36 Terungkapnya rencana Andreas
37
Bab 37 Pergi Bersama Arsenio ke Swiss
38
Bab 38 Bertemu klien Swiss menyebalkan
39
Bab 39 Tanda merah
40
Bab 40 Kembali ke indonesia
41
Bab 41 Rencana jahat Andreas dan Fero
42
Bab 42 Pilihan sulit bagi Raina
43
Bab 43 Selamatkan Raina
44
Bab 44 Perhatian Arsenio
45
Bab 45 Kemarahan Arsenio
46
Bab 46 Antara rindu dan candu
47
Bab 47 Undangan untuk Arsenio
48
Bab 48 Kejutan di pesta
49
Bab 49 Rencana licik Joana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!