Bab 3 Mulai bekerja

Hari ini Fikri seperti biasa, pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi tubuhnya. Fikri saat ini, mengidap penyakit leukemia stadium 4. Fikri menyembunyikan kebenaran tentang penyakitnya, dari kakaknya. sebab dia bilang pada kakaknya, jika penyakit leukemia yang di deritanya masih stadium awal.

Semua Fikri lakukan, supaya kakaknya tidak mengkhawatirkannya. dia tidak ingin membebani kakaknya, yang lelah bekerja dengan kabar tentang dirinya.

"Fikri. Bagaimana keadaan mu?" Seorang dokter menyapa Fikri, yang masuk ke dalam ruang pemeriksaan.

Fikri tersenyum tipis. "Kabar ku baik, dok." jawabnya ramah.

"Baiklah, sekarang kita akan lihat apa keadaan mu, ada peningkatan." Dokter pun, mulai memeriksa Fikri.

Beberapa menit kemudian...

"Sepertinya, keadaan mu semakin menurun, Fikri. Apa kamu selalu meminum obat, yang saya berikan kepada, mu?" Dokter memicingkan mata, memperhatikan Fikri yang hanya terdiam.

Fikri tersenyum tipis. "Aku selalu meminumnya, dok. Mungkin ini sudah menjadi jalan takdir ku, dok. Aku sudah berusaha, namun tetap saja Tuhan yang menentukan." balasnya tenang.

Dokter menatap iba, pada Fikri yang terlihat begitu tegar. walaupun dia tahu, jika di dalam hati kecil Fikri terdapat perasaan kecewa dan sakit. " Saya berharap kamu bisa sembuh, Fikri. Jangan berkecil hati, saya yakin jika kamu itu sangat kuat." ucapnya menyemangati.

Fikri tersenyum tipis, mendengar perkataan dokter itu. setidaknya dia selalu mendapatkan semangat, dari orang yang perduli dengan dirinya.

*

*

*

Sesampainya di rumah, Fikri berjalan ke belakang rumah. dia membuang semua obat yang dia dapatkan, dari dokter. putus asa menyelimuti hatinya, saat tahu jika hidupnya tidak akan lama lagi.

Setelah membuang semua obatnya, Fikri pun berjalan menuju ke kamarnya memilih merebahkan tubuhnya yang mulai terasa sakit.

"Tuhan, jika waktu ku memang tidak lama lagi. Beri aku waktu, sampai menemukan seseorang yang bisa menjaga kakak, ku. Pertemukan aku dengan sosok laki-laki, yang bisa melindungi kakak ku.... "

Fikri menangis, sembari menahan rasa sakit pada tubuhnya. tidak ada keinginan baginya untuk meminum obat, karena menurutnya semua itu percuma. sebab pada akhirnya, dia akan pergi untuk selama-lamanya.

Kring... kring... kring...

Fikri yang kesakitan pun, meraih ponselnya dan menatapnya. dia tersenyum saat tahu, jika arsenio yang menghubunginya.

"Halo bang arsen. Ada apa bang?" tanyanya pelan.

"Apa kamu yakin ingin. bekerja?" Terdengar suara dingin Arsenio, dari seberang telepon.

Fikri tersenyum. "Aku yakin, bang. Apa ada lowongan pekerjaan untuk ku, bang?" tanyanya penuh harap.

"Ada. Kamu datang saja ke alamat, yang akan aku berita tahu nanti. Di sana, kamu bisa menemui ku."

"Baik, bang. Aku akan segera ke sana. Sebelumnya, terima kasih bang."

Fikri pun bangun dari tidurnya, segera bergegas pergi ke tempat yang di sebutkan oleh Arsenio.

*

*

*

Di rumah arsenio...

"Apa kamu yakin, akan melibatkan anak itu. Dia orang asing, arsen. Apa kamu tidak khawatir, jika anak itu akan memberitahu tentang kita kepada semua orang." Terlihat Morgan tidak setuju, saat tahu jika arsenio akan memberikan pekerjaan pada Fikri.

Arsenio melirik sekilas pada Morgan, yang berdiri di depannya. "Aku tahu, sifat dia seperti apa. Kamu jangan khawatir, karena aku yakin kamu juga akan menyukainya." ujarnya dingin.

Morgan mendesah pelan, bukan maksudnya untuk melarang Fikri bekerja di sana. hanya saja Morgan takut, jika orang asing terlibat di sana akan membuat orang-orang tahu pekerjaan mereka. bahkan bisa saja, pihak kepolisian akan langsung menyergap mereka semua.

"Bukan maksud ku seperti itu, arsen. Aku hanya khawatir, jika anak itu tidak dapat menyimpan rahasia kita." ujarnya menjelaskan.

Arsenio tidak menyahuti ucapan Morgan. dia pun segera pergi dari sana, karena tahu jika Fikri sudah datang ke rumahnya.

*

*

*

Setelah melalui perjalanan lumayan lama. akhirnya Fikri, sampai di kawasan rumah elite. dia pun terlihat ragu, untuk masuk ke sana. apalagi Fikri lihat, jika di sana banyak sekali penjaga yang memakai baju serba hitam. nyalinya semakin menciut, ketika membayangkan apa yang akan mereka lakukan kepadanya.

Fikri berjalan menghampiri gerbang, yang menjulang besar. "Permisi, apa benar ini rumah tuan arsenio?" ucapnya, sedikit berteriak.

"Siapa kamu?" Seorang laki-laki berwajah sangar, menatap tajam ke arah Fikri dan menodongkan sebuah senjata.

"A- ampun, jangan bunuh saya! Saya di suruh oleh abang arsen, untuk datang ke sini." Fikri yang ketakutan pun, memberitahu kedatangannya ke sana.

"Jaga bicara mu! Kau pasti penyusup, kan?" Orang itu, semakin mendekatkan senjatanya ke arah Fikri, yang bergetar ketakutan.

"Penyusup?" Fikri terdiam, saat orang itu menyebutnya sebagai penyusup. hatinya pun bertanya, apakah dia salah rumah?

"Lepaskan dia! Biarkan dia masuk."

Fikri yang ketakutan, menoleh ke arah suara. seketika dia pun tersenyum, saat mengetahui jika orang itu ada Arsenio.

"Bang arsen. " serunya tersenyum.

Orang yang menghadang Fikri pun, menjauhkan senjatanya. dia pun mengangguk hormat dan mempersilahkan Fikri, untuk masuk ke dalam rumah arsenio.

"Terima kasih." ucap Fikri ramah, pada orang yang sudah menghadangnya.

Tidak ada balasan, dari orang itu yang hanya memasang wajah sangarnya. melihat itu Fikri hanya, tersenyum tipis dan segera menghampiri arsenio.

"Aku kira, salah rumah. Mereka siapa bang?" tanya Fikri, saat dirinya berada di samping arsenio.

"Tidak perlu memperdulikan mereka. Sekarang, kamu ikut dengan ku ke dalam rumah. Apa, kamu siap untuk bekerja?" tanya arsenio dingin.

"Siap bang." jawab Fikri semangat.

Akhirnya keinginannya untuk bekerja, terwujud. dengan begini, dirinya bisa menyuruh kakaknya untuk berhenti bekerja di kota. dia pun berharap, dapat berkumpul kembali dengan kakaknya.

Fikri berjalan mengikuti langkah arsenio, yang berada di depannya. semua orang yang berada di sana menatap Fikri, dengan tatapan sulit di artikan. hal itu pun, membuat Fikri merasa risih dan takut.

"Sekarang, kamu bisa mulai bekerja. Tugas mu, hanya membersihkan semua ruangan di sini. Dan bersihkan juga, semua senjata yang berada di sana." Arsenio menunjuk ke arah peti, yang berisi senjata pesanan rekan bisnisnya.

Fikri membulatkan matanya, merasa takjub saat melihat bermacam-macam senjata di hadapannya. dia pun mendekati peti itu, dan menatapnya kagum.

"Ingat, kamu harus berhati-hati. Karena jika terjadi kerusakan, maka taruhannya nyawa mu sendiri." ujar arsenio, memperingatkan.

Fikri menelan ludahnya kasar, membayangkan dirinya di habisi oleh arsenio. namun dia akan berusaha bekerja semaksimal mungkin, supaya bisa mendapatkan uang yang banyak.

Fikri pun memulai pekerjaannya, dengan sangat hati-hati. Apalagi sekarang dia sedang membersihkan senjata, yang akan di kirim oleh arsenio ke luar negeri. Fikri memperhatikan lekat, sebuah senjata yang tidak asing baginya. "Mirip senjata milik kakak," gumamnya pelan.

"Apa ada masalah bocah?" Morgan menghampiri Fikri, dengan wajah datarnya. dia memperhatikan sikap Fikri, yang menurutnya mencurigakan.

Episodes
1 Bab 1 Awal pertemuan
2 Bab 2 Aku rindu kakak
3 Bab 3 Mulai bekerja
4 Bab 4 Naik helikopter
5 Bab 5 Keinginan fikri
6 Bab 6 Kekejaman arsenio
7 Bab 7 Tertembaknya fikri
8 bab 8 Pernikahan Arsenio dan Raina
9 Bab 9 Kembalikan adik ku !
10 bab 10 Kesedihan Raina
11 Bab 11 Kesedihan Raina 2
12 Bab 12 pesan fikri untuk kakak
13 Bab 13 Sikap dingin arsenio
14 Bab 14 Berusaha meminta maaf
15 Bab 15 Hasil pencarian Raina
16 Bab 16 Pertemuan arsenio dan Andreas
17 Bab 17 Perjanjian pernikahan
18 Bab 18 Kesepakatan Arsenio dan Raina
19 Bab 19 Masa lalu Raina
20 Bab 20 Malam yang gagal
21 Bab 21 Bertemu dengan fero
22 Bab 22 Kekesalan arsenio
23 Bab 23 Pengakuan arsenio
24 Bab 24 Datang ke kantor arsenio
25 Bab 25 Datang ke kantor arsenio 2
26 Bab 26 Anak buah fero
27 Bab 27 Perdebatan Arsenio dan Raina
28 Bab 28 Pertikaian Arsenio dan Fero
29 Bab 29 Arsenio mulai berulah
30 Bab 30 Kedatangan Tuan johan
31 Bab 31 Kemarahan Andreas
32 Bab 32 Malam pertama Arsenio dan Raina
33 Bab 33 Pertemuan Fero dan Andreas
34 Bab 34 Drama di pagi hari
35 Bab 35 Rencana Andreas yang gagal
36 Bab 36 Terungkapnya rencana Andreas
37 Bab 37 Pergi Bersama Arsenio ke Swiss
38 Bab 38 Bertemu klien Swiss menyebalkan
39 Bab 39 Tanda merah
40 Bab 40 Kembali ke indonesia
41 Bab 41 Rencana jahat Andreas dan Fero
42 Bab 42 Pilihan sulit bagi Raina
43 Bab 43 Selamatkan Raina
44 Bab 44 Perhatian Arsenio
45 Bab 45 Kemarahan Arsenio
46 Bab 46 Antara rindu dan candu
47 Bab 47 Undangan untuk Arsenio
48 Bab 48 Kejutan di pesta
49 Bab 49 Rencana licik Joana
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Awal pertemuan
2
Bab 2 Aku rindu kakak
3
Bab 3 Mulai bekerja
4
Bab 4 Naik helikopter
5
Bab 5 Keinginan fikri
6
Bab 6 Kekejaman arsenio
7
Bab 7 Tertembaknya fikri
8
bab 8 Pernikahan Arsenio dan Raina
9
Bab 9 Kembalikan adik ku !
10
bab 10 Kesedihan Raina
11
Bab 11 Kesedihan Raina 2
12
Bab 12 pesan fikri untuk kakak
13
Bab 13 Sikap dingin arsenio
14
Bab 14 Berusaha meminta maaf
15
Bab 15 Hasil pencarian Raina
16
Bab 16 Pertemuan arsenio dan Andreas
17
Bab 17 Perjanjian pernikahan
18
Bab 18 Kesepakatan Arsenio dan Raina
19
Bab 19 Masa lalu Raina
20
Bab 20 Malam yang gagal
21
Bab 21 Bertemu dengan fero
22
Bab 22 Kekesalan arsenio
23
Bab 23 Pengakuan arsenio
24
Bab 24 Datang ke kantor arsenio
25
Bab 25 Datang ke kantor arsenio 2
26
Bab 26 Anak buah fero
27
Bab 27 Perdebatan Arsenio dan Raina
28
Bab 28 Pertikaian Arsenio dan Fero
29
Bab 29 Arsenio mulai berulah
30
Bab 30 Kedatangan Tuan johan
31
Bab 31 Kemarahan Andreas
32
Bab 32 Malam pertama Arsenio dan Raina
33
Bab 33 Pertemuan Fero dan Andreas
34
Bab 34 Drama di pagi hari
35
Bab 35 Rencana Andreas yang gagal
36
Bab 36 Terungkapnya rencana Andreas
37
Bab 37 Pergi Bersama Arsenio ke Swiss
38
Bab 38 Bertemu klien Swiss menyebalkan
39
Bab 39 Tanda merah
40
Bab 40 Kembali ke indonesia
41
Bab 41 Rencana jahat Andreas dan Fero
42
Bab 42 Pilihan sulit bagi Raina
43
Bab 43 Selamatkan Raina
44
Bab 44 Perhatian Arsenio
45
Bab 45 Kemarahan Arsenio
46
Bab 46 Antara rindu dan candu
47
Bab 47 Undangan untuk Arsenio
48
Bab 48 Kejutan di pesta
49
Bab 49 Rencana licik Joana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!