Bab 9 Kembalikan adik ku !

Raina seketika menangis histeris, saat tahu jika adik satu-satunya sudah meninggal dunia. Raina merasa, jika dunianya seketika hancur. kepulangannya dari kota, ingin memberi kejutan pada Fikri. namun malah sebaliknya, justru saat ini dia yang di buat terkejut, saat melihat kondisi adiknya seperti itu.

Arsenio, tidak memperlihatkan ekspresi apa-apa. dia pun pergi keluar, dari ruangan itu. di balik sikap dinginnya, arsenio sebenarnya sangat sedih dengan keadaan semua ini. dia tidak menyangka, jika pertemuan singkat dengan Fikri akan menimbulkan rasa sakit pada hatinya.

Morgan pun, mengikuti langkah arsenio. kini di ruangan itu, hanya ada Raina dan beberapa perawat yang akan mengurus jenazah, fikri.

Raina hanya bisa menangis, meratapi nasibnya yang di tinggalkan oleh adiknya untuk selamanya. bahkan saat ini, dirinya sudah sah menjadi istri seseorang yang bahkan dia juga, tidak mengenalinya. hatinya pun bertanya, bagaimana bisa adiknya Fikri berpikir untuk menikahkannya, dengan laki-laki asing itu?

Proses pemakaman Fikri pun, di lakukan di desa tempat di mana fikri dan Raina tinggal. kesedihan semakin terasa, saat melihat tiga makam saling berdampingan. kini Raina hanya tinggal seorang diri, tanpa orang tua dan saudara.

Arsenio yang ikut memakamkan jenazah Fikri pun, terlihat sangat terpukul. sosok pemuda yang selalu ceria, kini hanya tinggal kenangan saja.

"Siapa kamu sebenarnya? Kenapa adik ku, bisa bersama, kalian? Aku tahu, jika kalian bukan orang baik. Lalu kenapa, kalian membuat adik ku seperti ini...." Raina tidak kuasa menahan tangisnya. suasana hatinya saat ini, sedang tidak baik-baik saja. rasa marah, sedih, kecewa menjadi satu. sehingga membuatnya, hilang kendali atas dirinya.

Arsenio tidak menjawab. bahkan Morgan yang berada di sampingnya pun ,hanya terdiam menyaksikan Raina yang sedang marah kepada mereka semua.

Raina yang tak kuasa menahan amarah pun, bangkit berdiri dan menghampiri arsenio. terlihat wajahnya yang merah padam, akibat menangis dan marah seketika menjadi satu. dia menatap tajam arsenio, bahkan tangannya terkepal bersiap untuk memukulnya.

"Kembalikan adik ku! Kau, harus bertanggung jawab! Kembalikan dia untuk, ku! Aku Mohon.... " Suara Raina seakan tercekat, saat mengungkapkan rasa sedih dan marahnya. dia dengan sangat brutal, memukul dada arsenio sekeras mungkin.

Arsenio yang mendapatkan perlakuan itu, hanya diam. sebab pukulan Raina, sama sekali tidak terasa untuknya.

"Aku mohon kembalikan adikku, sekarang juga. Jika memang tidak bisa, lebih baik sekarang bunuh saja, aku! Ya... bunuh saja aku... cepat... bunuh aku...!" Raina meracau tidak jelas, kepergian Fikri sangat menyakitkan hatinya. bahkan untuk saat ini, Raina masih belum bisa, menerima kepergian Fikri.

Tak berselang lama, Raina pun jatuh pingsan. arsenio yang berada dekat dengannya, mau tidak mau menahan tubuhnya supaya tidak terjatuh ke tanah.

"Merepotkan." Gumamnya dingin. dia pun menggendong tubuh kecil Raina, untuk di baringkan di dalam mobil.

Setelah membaringkan tubuh Raina, arsenio pun menghampiri kembali makam Fikri. dia pun berjongkok, sambil mengusap nisan dengan perasaan yang sangat sedih.

"Aku harap, kamu dapat tenang di sana. Maaf karena aku, kamu harus mengalami akhir seperti ini. Aku mempunyai hutang budi pada mu, Fikri. Dan aku berharap, dapat membalas semua yang telah kamu lakukan, untuk ku."

Usai berpamitan, arsenio pun berdiri dan meninggalkan makam fikri yang masih basah. dia berjanji, akan membalaskan rasa sakit Fikri pada orang yang sudah, menembaknya.

Arsenio dan semua anak buahnya pun pergi, meninggalkan desa itu. mereka semua pergi menuju ke rumah, sekaligus markas arsenio yang berada di kota besar.

Sepanjang perjalanan, arsenio sesekali melirik ke arah belakang. di mana Raina, masih belum sadarkan diri. Morgan yang sedang menyetir pun, sesekali memperhatikan sikap arsenio.

"Apa, rencana mu selanjutnya? Aku yakin, jika perempuan itu tidak akan mudah memaafkan kita semua. Khususnya kamu, arsen. Aku ragu, jika pernikahan kalian akan bertahan lama." ujar Morgan, fokus menyetir.

Arsenio melirik sekilas pada Morgan, yang menurutnya sangat banyak bicara. arsenio pun hanya menatap kembali lurus ke depan, tanpa menyahuti perkataan Morgan.

Morgan hanya menghela nafas kasar, melihat sikap bosnya itu. dia pun memilih fokus mengemudi mobilnya, agar segera sampai ke tujuan.

****************

Kediaman arsenio

Raina terlihat enggan, melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam rumah arsenio. sebenarnya dia ingin kembali ke rumahnya, yang berada di desa. dia ingin berada dekat, dengan semua keluarganya yang telah tiada.

"Aku tidak mau masuk, ke dalam! Aku ingin pulang ke rumah, ku!" Raina menundukkan kepala, menahan amarahnya yang masih menguasai dirinya.

Arsenio yang berjalan terlebih dahulu, meliriknya dengan tajam. dia sangat lelah, dengan drama yang dibuat oleh Raina. dia pun menyuruh anak buahnya, untuk menyeret paksa Raina agar masuk ke dalam rumahnya.

"Mau apa kalian?! Jangan mendekat!" Raina berteriak, saat anak buah arsenio berusaha memegang tangannya.

"Maaf nona. Kami hanya menjalankan perintah tuan kami." Salah satu anak buah arsenio, mencoba membujuk Raina yang berusaha berontak.

Raina menjauhkan diri, tidak ingin masuk ke dalam rumah arsenio.

"Tidak! Aku tidak mau masuk ke sana!" teriak Raina, saat kedua anak buah arsenio menarik paksa dirinya, untuk masuk ke dalam rumah.

Arsenio melanjutkan lagi langkahnya, tanpa memperdulikan lagi Raina yang berteriak. hati arsenio bimbang, mencoba mencari cara untuk membuat Raina agar tenang tinggal di rumahnya.

Sesampainya di salah satu kamar, Raina di paksa masuk ke sana. bahkan dengan kasar, anak buah arsenio mendorong tubuh Raina yang selalu berontak. bahkan barang-barang Raina, di taruh dengan sedikit kasar oleh mereka.

"Buka pintunya! Aku mau pulang!" teriak Raina.

Kini hanya dirinya, yang berada di dalam kamar itu. tempat asing bagi dirinya, untuk memulai kehidupan baru.

"Aku tidak boleh menyerah. Aku harus bisa keluar, dari sini." Raina mengusap air matanya, dengan yakin dia pun merencanakan cara untuk pergi dari rumah itu. meskipun dia yakin, jika semua itu tidak mudah.

***

Di kamar lain

Arsenio terlihat sedang termenung, sambil meneguk segelas minuman beralkohol. hanya dengan minuman, dia dapat membagi keluh kesah hatinya. kebiasaan sejak kecil, membuat arsenio lebih memilih menyendiri, saat ada masalah. sehingga dia tidak memerlukan teman, untuk mendengarkan keluh kesah hidupnya.

'Aku mau, abang sekarang menepati janji. Tolong jaga kakak ku, bang.'

Kata-kata fikri, selalu terngiang-ngiang di telinganya. sekarang arsenio sedang berusaha, menepati janjinya pada fikri. namun semua tidak semudah yang, di bayangkan. sikap Raina yang masih belum menerima kenyataan ini, menjadi suatu masalah bagi arsenio.

Arsenio tidak mungkin menggunakan kekerasan, pada raina. namun sebisa mungkin, dia akan bersabar untuk menghadapi sikap Raina.

Tok.. Tok... Tok...

Terdengar suara ketukan pintu, dari luar. Arsenio pun, menyuruh seseorang itu untuk masuk.

"Maaf tuan. Nona Raina, berusaha kabur melewati jendela kamar. Dan saat ini, dia masih bergelantungan pada tirai yang di buat tali, olehnya. Apa yang harus kami lakukan, tuan?" ujar anak buah arsenio, memberitahu.

Arsenio mengeraskan rahangnya, tanpa menjawab pertanyaan anak buahnya, dia pun pergi menuju ke kamar Raina.

"Maafkan aku, fikri. Jika saat ini, aku harus bersikap tegas pada kakak, mu," gumam arsenio, di dalam hati.

Terpopuler

Comments

PengGeng EN SifHa

PengGeng EN SifHa

BENER² SI ADRENALIN. MAUJADI SI SARAS 008 KALI YA...BERGELANTUNGAN

2025-02-07

0

Rosa Lina

Rosa Lina

mana sdh kelanjutan nya kka

2025-02-12

0

Rosa Lina

Rosa Lina

tdk up sdh kha ni

2025-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal pertemuan
2 Bab 2 Aku rindu kakak
3 Bab 3 Mulai bekerja
4 Bab 4 Naik helikopter
5 Bab 5 Keinginan fikri
6 Bab 6 Kekejaman arsenio
7 Bab 7 Tertembaknya fikri
8 bab 8 Pernikahan Arsenio dan Raina
9 Bab 9 Kembalikan adik ku !
10 bab 10 Kesedihan Raina
11 Bab 11 Kesedihan Raina 2
12 Bab 12 pesan fikri untuk kakak
13 Bab 13 Sikap dingin arsenio
14 Bab 14 Berusaha meminta maaf
15 Bab 15 Hasil pencarian Raina
16 Bab 16 Pertemuan arsenio dan Andreas
17 Bab 17 Perjanjian pernikahan
18 Bab 18 Kesepakatan Arsenio dan Raina
19 Bab 19 Masa lalu Raina
20 Bab 20 Malam yang gagal
21 Bab 21 Bertemu dengan fero
22 Bab 22 Kekesalan arsenio
23 Bab 23 Pengakuan arsenio
24 Bab 24 Datang ke kantor arsenio
25 Bab 25 Datang ke kantor arsenio 2
26 Bab 26 Anak buah fero
27 Bab 27 Perdebatan Arsenio dan Raina
28 Bab 28 Pertikaian Arsenio dan Fero
29 Bab 29 Arsenio mulai berulah
30 Bab 30 Kedatangan Tuan johan
31 Bab 31 Kemarahan Andreas
32 Bab 32 Malam pertama Arsenio dan Raina
33 Bab 33 Pertemuan Fero dan Andreas
34 Bab 34 Drama di pagi hari
35 Bab 35 Rencana Andreas yang gagal
36 Bab 36 Terungkapnya rencana Andreas
37 Bab 37 Pergi Bersama Arsenio ke Swiss
38 Bab 38 Bertemu klien Swiss menyebalkan
39 Bab 39 Tanda merah
40 Bab 40 Kembali ke indonesia
41 Bab 41 Rencana jahat Andreas dan Fero
42 Bab 42 Pilihan sulit bagi Raina
43 Bab 43 Selamatkan Raina
44 Bab 44 Perhatian Arsenio
45 Bab 45 Kemarahan Arsenio
46 Bab 46 Antara rindu dan candu
47 Bab 47 Undangan untuk Arsenio
48 Bab 48 Kejutan di pesta
49 Bab 49 Rencana licik Joana
50 Bab 50 Raina yang agresif
51 Bab 51 Tertangkapnya Joana
52 Bab 52 Joana terbukti bersalah
53 Bab 53 Kemarahan Andreas
54 Bab 54 Kabar bahagia
55 Bab 55 Ngidam rujak
56 Bab 56 Dokter palsu yang licik
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Awal pertemuan
2
Bab 2 Aku rindu kakak
3
Bab 3 Mulai bekerja
4
Bab 4 Naik helikopter
5
Bab 5 Keinginan fikri
6
Bab 6 Kekejaman arsenio
7
Bab 7 Tertembaknya fikri
8
bab 8 Pernikahan Arsenio dan Raina
9
Bab 9 Kembalikan adik ku !
10
bab 10 Kesedihan Raina
11
Bab 11 Kesedihan Raina 2
12
Bab 12 pesan fikri untuk kakak
13
Bab 13 Sikap dingin arsenio
14
Bab 14 Berusaha meminta maaf
15
Bab 15 Hasil pencarian Raina
16
Bab 16 Pertemuan arsenio dan Andreas
17
Bab 17 Perjanjian pernikahan
18
Bab 18 Kesepakatan Arsenio dan Raina
19
Bab 19 Masa lalu Raina
20
Bab 20 Malam yang gagal
21
Bab 21 Bertemu dengan fero
22
Bab 22 Kekesalan arsenio
23
Bab 23 Pengakuan arsenio
24
Bab 24 Datang ke kantor arsenio
25
Bab 25 Datang ke kantor arsenio 2
26
Bab 26 Anak buah fero
27
Bab 27 Perdebatan Arsenio dan Raina
28
Bab 28 Pertikaian Arsenio dan Fero
29
Bab 29 Arsenio mulai berulah
30
Bab 30 Kedatangan Tuan johan
31
Bab 31 Kemarahan Andreas
32
Bab 32 Malam pertama Arsenio dan Raina
33
Bab 33 Pertemuan Fero dan Andreas
34
Bab 34 Drama di pagi hari
35
Bab 35 Rencana Andreas yang gagal
36
Bab 36 Terungkapnya rencana Andreas
37
Bab 37 Pergi Bersama Arsenio ke Swiss
38
Bab 38 Bertemu klien Swiss menyebalkan
39
Bab 39 Tanda merah
40
Bab 40 Kembali ke indonesia
41
Bab 41 Rencana jahat Andreas dan Fero
42
Bab 42 Pilihan sulit bagi Raina
43
Bab 43 Selamatkan Raina
44
Bab 44 Perhatian Arsenio
45
Bab 45 Kemarahan Arsenio
46
Bab 46 Antara rindu dan candu
47
Bab 47 Undangan untuk Arsenio
48
Bab 48 Kejutan di pesta
49
Bab 49 Rencana licik Joana
50
Bab 50 Raina yang agresif
51
Bab 51 Tertangkapnya Joana
52
Bab 52 Joana terbukti bersalah
53
Bab 53 Kemarahan Andreas
54
Bab 54 Kabar bahagia
55
Bab 55 Ngidam rujak
56
Bab 56 Dokter palsu yang licik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!