Bab 6 Kekejaman arsenio

Keadaan Fikri saat ini, terlihat mengkhawatirkan. wajahnya terlihat pucat pasi, bahkan badannya juga hari ke hari semakin kurus.

Hari ini Fikri sedang menunggu kedatangan arsenio, yang akan menjemputnya. dia sangat senang akhirnya bisa bersama lagi, dengan sosok yang sudah dia anggap seperti kakak sendiri.

"Bang arsen." seru Fikri bahagia, saat melihat mobil arsenio berhenti di depan rumahnya.

Arsenio pun turun, dari mobilnya dan memperhatikan Fikri dengan seksama. "Apa kamu baik-baik saja, Fikri?" tanyanya, sambil memperhatikan tubuh Fikri yang semakin kurus.

Fikri pun tersenyum tipis, seakan tahu apa isi pikiran arsenio. "Aku baik-baik saja, bang. Abang sendiri, sepertinya sedang tidak baik-baik saja."

Arsenio terdiam, melihat sikap Fikri seperti itu. dia pun segera masuk ke dalam mobilnya, dan melajukan nya kembali. suasana di mobil sangat hening, Fikri yang biasanya selalu banyak bicara kini terlihat hanya diam saja. bahkan arsenio sesekali melirik ke arah Fikri, memastikan jika dia baik-baik saja.

"Apa, ada sesuatu yang mengganggu mu?" Arsenio yang penasaran pun, membuka suaranya untuk memecah keheningan di antara mereka.

Fikri melirik dan tersenyum. "Kakak ku, sebentar lagi akan pulang, bang. Aku bingung, harus menyambutnya seperti apa?"

Arsenio menghela nafas. "Aku kira kamu mempunyai masalah besar, sampai harus terdiam seperti ini. Ternyata semua hanya, karena kakak mu akan pulang dari kota. Fikri... Fikri... kamu ini ada-ada saja." Terdengar decakan, dari bibir arsenio.

"Apa abang mengkhawatirkan aku," tanya Fikri menatap arsenio, yang fokus menyetir mobilnya.

Arsenio melirik sekilas. "Tentu Fikri. Aku mengkhawatirkan mu, karena saat ini kamu adalah bagian dari keluarga ku. Jadi jangan berpikir, jika Aku tidak peduli dengan mu!" balasnya dingin.

Fikri tersenyum senang, mendengar jawaban arsenio. dia bertambah yakin, jika arsenio laki-laki yang baik dan tepat untuk menjaga kakaknya. "Bang, jika tiba-tiba aku pergi untuk selamanya. Apa abang, mau menjaga kakak untuk ku. Aku berharap, abang bisa menyayangi kakak ku. Seperti halnya, abang yang selalu mengkhawatirkan ku saat ini." ujarnya berubah sendu.

Arsenio terdiam, merasa ada yang janggal dengan ucapan Fikri saat ini. namun arsenio berusaha berpikir positif, menganggap bahwa Fikri memang sedang merasa senang, karena kakaknya yang selama ini dia tunggu akan segera pulang, dan berkumpul bersamanya lagi.

"Tentu Fikri. Aku akan menjaga kakak mu. Jadi, kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal itu lagi." balas arsenio, yang di sambut bahagia oleh Fikri.

"Terima kasih, bang. Janji ya?" Fikri mengacungkan jari kelingkingnya, meminta arsenio untuk berjanji kepadanya.

Arsenio melirik sekilas, dan mengaitkan jari kelingkingnya. "Aku janji." balasnya singkat.

Fikri tersenyum senang, mendengar jawaban dari arsenio. kini dirinya tidak perlu khawatir, dengan keadaan kakaknya meskipun dia tidak ada di sisinya.

Beberapa jam kemudian...

Mobil yang di kemudikan arsenio, sudah sampai di halaman rumahnya. Fikri tersenyum senang, karena bisa kembali ke tempat yang memberikan banyak hal baru untuknya.

Mereka berjalan bersama, ke dalam rumah. bahkan kedatangan Fikri, di sambut bahagia oleh semua orang yang berada di sana.

"Akhirnya kamu kembali, Fikri. Bagaimana kabar, mu?" Morgan menghampiri Fikr, dan menyalami ala laki-laki.

"Kabar ku baik, bang. Abang sendiri, bagaimana kabarnya?" Fikri balik bertanya.

Morgan tersenyum. "Kabar ku baik," balasnya singkat.

Mereka pun bercengkrama, melepaskan kerinduan. sebab bagaimana pun, Fikri sudah menjadi bagian dari mereka. sehingga kedatangannya di sana, sangat di sambut baik oleh semua orang.

pukul satu dini hari

Arsenio bersama anak buahnya, melakukan sebuah misi untuk membalas dendam pada musuhnya yang sudah menyerangnya pada waktu itu. mereka mendatangi tempat, dimana mereka sedang berkumpul dan melakukan pesta besar-besaran.

Arsenio dan anak buahnya pun bersiap, untuk melakukan penyerangan. di sisi lain Fikri pun, ternyata ikut bersama mereka atas keinginannya sendiri. awalnya arsenio sudah melarangnya, karena dia tahu jika kondisi Fikri sedang tidak baik-baik saja. namun sayang, Fikri justru memaksa untuk ikut bersama arsenio.

"Sekarang kita serang mereka!" seru arsenio, tegas.

Semua anak buah arsenio, mengepung tempat musuh yang di gunakan untuk berpesta. bahkan musuh pun terkejut, karena mendapatkan serangan dadakan dari arsenio. para musuh berusaha, melawan meskipun sedang dalam pengaruh alkohol. mereka mendengus kesal, saat arsenio berhasil melumpuhkan mereka.

"Di mana tuan kalian?" Arsenio menodongkan senjata, pada anak buah musuhnya yang masih hidup.

"A- Aku tidak tahu."jawabnya gemetar.

Arsenio mengeraskan rahangnya, seakan tidak puas dengan jawaban yang di berikan oleh orang itu. "Cepat beritahu kami, dimana tuan mu?!" bentaknya marah.

"Aku tidak tahu. Sejak tadi, kami tidak melihat keberadaan tuan kami." jawab anak buah musuh, tetap dengan alasan yang sama.

DOOR...!

Arsenio yang marah pun, menembak kepala anak buah musuhnya sampai tidak lagi bernafas. Fikri yang melihat sikap arsenio seperti itu, bergidik ngeri. dia tidak menyangka, jika arsenio memiliki jiwa yang kejam dan sadis seperti itu.

"Berani sekali, kamu datang ke sini ARSENIO!" Seseorang dengan sorot mata tajam, berdiri di belakang arsenio.

Semua anak buah arsenio, menodongkan senjata ke arah orang itu. mereka waspada, karena orang yang sedang mereka hadapi merupakan mafia dengan kemampuan handal.

Arsenio tersenyum miring. "Apa kau takut Fero? Aku datang ke sini, ingin membalaskan dendam atas apa yang sudah kau perbuat kepada, kami!" ujarnya, dengan nada rendah dan dingin.

"Begitu kah, arsenio? Aku kira kau salah. Karena yang akan mati hari ini adalah, kau!" teriak fero, dengan lantang.

Tak lama kemudian, muncul anak buah fero yang sangat banyak. hal itu pun membuat arsenio mendengus kesal. dia yakin, jika fero meminta bantuan pada mafia lain, untuk menyerang mereka yang masih berada di sana.

Fero merupakan musuh bebuyutan arsenio. mereka selalu bersaing, dalam berbagai hal semacam jual senjata ilegal maupun bisnis lainnya. fero tidak terima, karena bisnis arsenio lebih unggul darinya. maka sejak saat itu dia memutuskan, untuk menghancurkan setiap hal yang berhubungan dengan arsenio, termasuk nyawa.

"Dasar licik! Akan ku pastikan, jika saat ini kau akan mati, fero!" seru arsenio, marah.

Pertarungan pun tidak terhindarkan, kedua kubu saling menyerang bahkan saling membunuh. Fikri yang baru melihat kejadian seperti ini, terlihat shock. sebab dia mengira, jika arsenio tidak akan melakukan hal itu.

Satu per satu anak buah dari pihak kedua kubu, jatuh tumbang. keadaan semakin tidak kondusif, apalagi dari pihak fero menyewa beberapa penembak handal. dia tersenyum puas melihat arsenio, yang kewalahan. inilah saatnya dia menggunakan kesempatan itu, untuk melenyapkan arsenio.

Namun sayang, pergerakan fero di sadari oleh arsenio dan berhasil menghindar. fero tidak menyerah begitu saja, dia pun kembali menyerang arsenio dengan bertubi-tubi.

Fero tersenyum miring, melihat keadaan arsenio yang terdesak. tidak ada orang yang membantunya, karena semua anak buahnya sebagian sudah tumbang.

"Abang!" teriak Fikri, saat melihat arsenio terluka karena terkena senjata fero.

Episodes
1 Bab 1 Awal pertemuan
2 Bab 2 Aku rindu kakak
3 Bab 3 Mulai bekerja
4 Bab 4 Naik helikopter
5 Bab 5 Keinginan fikri
6 Bab 6 Kekejaman arsenio
7 Bab 7 Tertembaknya fikri
8 bab 8 Pernikahan Arsenio dan Raina
9 Bab 9 Kembalikan adik ku !
10 bab 10 Kesedihan Raina
11 Bab 11 Kesedihan Raina 2
12 Bab 12 pesan fikri untuk kakak
13 Bab 13 Sikap dingin arsenio
14 Bab 14 Berusaha meminta maaf
15 Bab 15 Hasil pencarian Raina
16 Bab 16 Pertemuan arsenio dan Andreas
17 Bab 17 Perjanjian pernikahan
18 Bab 18 Kesepakatan Arsenio dan Raina
19 Bab 19 Masa lalu Raina
20 Bab 20 Malam yang gagal
21 Bab 21 Bertemu dengan fero
22 Bab 22 Kekesalan arsenio
23 Bab 23 Pengakuan arsenio
24 Bab 24 Datang ke kantor arsenio
25 Bab 25 Datang ke kantor arsenio 2
26 Bab 26 Anak buah fero
27 Bab 27 Perdebatan Arsenio dan Raina
28 Bab 28 Pertikaian Arsenio dan Fero
29 Bab 29 Arsenio mulai berulah
30 Bab 30 Kedatangan Tuan johan
31 Bab 31 Kemarahan Andreas
32 Bab 32 Malam pertama Arsenio dan Raina
33 Bab 33 Pertemuan Fero dan Andreas
34 Bab 34 Drama di pagi hari
35 Bab 35 Rencana Andreas yang gagal
36 Bab 36 Terungkapnya rencana Andreas
37 Bab 37 Pergi Bersama Arsenio ke Swiss
38 Bab 38 Bertemu klien Swiss menyebalkan
39 Bab 39 Tanda merah
40 Bab 40 Kembali ke indonesia
41 Bab 41 Rencana jahat Andreas dan Fero
42 Bab 42 Pilihan sulit bagi Raina
43 Bab 43 Selamatkan Raina
44 Bab 44 Perhatian Arsenio
45 Bab 45 Kemarahan Arsenio
46 Bab 46 Antara rindu dan candu
47 Bab 47 Undangan untuk Arsenio
48 Bab 48 Kejutan di pesta
49 Bab 49 Rencana licik Joana
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Awal pertemuan
2
Bab 2 Aku rindu kakak
3
Bab 3 Mulai bekerja
4
Bab 4 Naik helikopter
5
Bab 5 Keinginan fikri
6
Bab 6 Kekejaman arsenio
7
Bab 7 Tertembaknya fikri
8
bab 8 Pernikahan Arsenio dan Raina
9
Bab 9 Kembalikan adik ku !
10
bab 10 Kesedihan Raina
11
Bab 11 Kesedihan Raina 2
12
Bab 12 pesan fikri untuk kakak
13
Bab 13 Sikap dingin arsenio
14
Bab 14 Berusaha meminta maaf
15
Bab 15 Hasil pencarian Raina
16
Bab 16 Pertemuan arsenio dan Andreas
17
Bab 17 Perjanjian pernikahan
18
Bab 18 Kesepakatan Arsenio dan Raina
19
Bab 19 Masa lalu Raina
20
Bab 20 Malam yang gagal
21
Bab 21 Bertemu dengan fero
22
Bab 22 Kekesalan arsenio
23
Bab 23 Pengakuan arsenio
24
Bab 24 Datang ke kantor arsenio
25
Bab 25 Datang ke kantor arsenio 2
26
Bab 26 Anak buah fero
27
Bab 27 Perdebatan Arsenio dan Raina
28
Bab 28 Pertikaian Arsenio dan Fero
29
Bab 29 Arsenio mulai berulah
30
Bab 30 Kedatangan Tuan johan
31
Bab 31 Kemarahan Andreas
32
Bab 32 Malam pertama Arsenio dan Raina
33
Bab 33 Pertemuan Fero dan Andreas
34
Bab 34 Drama di pagi hari
35
Bab 35 Rencana Andreas yang gagal
36
Bab 36 Terungkapnya rencana Andreas
37
Bab 37 Pergi Bersama Arsenio ke Swiss
38
Bab 38 Bertemu klien Swiss menyebalkan
39
Bab 39 Tanda merah
40
Bab 40 Kembali ke indonesia
41
Bab 41 Rencana jahat Andreas dan Fero
42
Bab 42 Pilihan sulit bagi Raina
43
Bab 43 Selamatkan Raina
44
Bab 44 Perhatian Arsenio
45
Bab 45 Kemarahan Arsenio
46
Bab 46 Antara rindu dan candu
47
Bab 47 Undangan untuk Arsenio
48
Bab 48 Kejutan di pesta
49
Bab 49 Rencana licik Joana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!