Bab 17 Perjanjian pernikahan

Selama perjalanan ke rumah, arsenio sama sekali tidak membuka suaranya. kenyataan tentang isi surat wasiat kakeknya, membuat dia merasa terjebak.

Di samping itu, arsenio tidak ingin sampai apa yang menjadi miliknya jatuh pada papahnya. sebab dia tahu, jika istri muda papahnya itu pasti ingin menguasai semua hartanya.

"Maaf arsen, apa kamu baik-baik saja?" Morgan yang sedang fokus mengemudi, membuka suaranya.

"Aku tidak apa-apa. Hanya saja aku tidak menyangka, jika kakek akan membuat syarat konyol seperti itu." jawabnya kesal.

Morgan mengangguk pelan. "Aku mengerti. Tapi, jika kamu tidak memenuhi syarat itu, maka ada kemungkinan tuan Andreas akan berusaha mengambil harta tuan arman. Apalagi tuan Andreas saat ini tidak tahu, jika kamu sudah mempunyai istri." paparnya tegas.

Arsenio terdiam. kini dia jadi teringat pada sosok Raina. entah apa, yang sedang di pikirkan olehnya saat ini.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Di rumah Andreas

"Bagaimana sayang? Apa hasil, dari surat wasiat ayah mu?" Seorang wanita dewasa dan berpenampilan sexy, menghampiri Andreas. dia pun bergelayut manja, pada tangan suaminya itu.

Andreas menghela nafas kasar. "Aku gagal sayang. Ayah ku, memberikan semua hartanya pada putra, ku. Bahkan ayah hanya memberi ku, dua puluh persen saja. Itu pun dengan syarat, aku harus meminta maaf pada putra ku, karena sudah meninggalkan waktu dulu."

Wanita dewasa yang diketahui bernama Joana itu terlihat marah, saat mendengar jawaban dari suaminya.

"Apa?!" pekiknya terkejut. "Ini tidak adil sayang! Seharusnya kamu yang lebih berhak, mendapatkan semuanya. Karena bagaimana pun juga, kamu itu putra satu-satunya!" sambungnya kesal.

"Tenang sayang. Aku akan pastikan, jika putra ku tidak akan mendapatkan semuanya. Karena sebelum harta ayah menjadi miliknya, dia harus memenuhi syarat. Dan aku yakin, jika putra ku tidak akan bisa memenuhi syarat itu." ucap Andreas, tersenyum penuh arti.

Joana mengernyitkan dahi. "Memangnya apa syaratnya, sayang?" tanyanya penasaran.

Andreas pun memberitahu tentang syarat, dari mendiang ayahnya untuk arsenio. hal itu pun, membuat Joana tersenyum miring.

"Laki-laki seperti dia, tidak mungkin mendapatkan pendamping secepatnya. Meskipun dia bergelimang harta, tapi tetap saja jika anti dengan perempuan. Semua hal itu akan percuma!"

Andreas tersenyum, mendengar perkataan Joana. dia pun berpikiran sama, dengan istri mudanya itu.

Perlu di ketahui juga, jika Andreas sudah menikah beberapa kali setelah berpisah dengan ibu arsenio. dan bisa di bilang, jika Andreas itu terkenal suka bermain wanita.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Mobil arsenio sampai di halaman rumahnya. tanpa berbicara lagi, arsenio langsung keluar dari mobil dan berjalan ke dalam rumah.

Morgan menatap kepergian arsenio, dengan tatapan sulit di artikan.

"Terima kasih tuan arman. Semoga dengan syarat yang Anda berikan, hubungan arsenio dan Raina akan semakin dekat. Aku juga berharap, syarat kedua bisa terpenuhi." gumam Morgan pelan.

Morgan pun keluar dari mobil. dia pun berjalan menuju ke dalam rumah, arsenio.

*

*

*

"Selamat sore tuan." Dila menyambut kedatangan arsenio. hal ini sudah biasa ia lakukan, karena merupakan sebagian dari pekerjaannya.

"Di mana, dia?" Arsenio sama sekali tidak membalas sapaan Dila. dia pun malah menanyakan keberadaan, Raina.

Dila menundukkan kepalanya. "Nona sedang berada di kamarnya. Tadi nona bilang, jika merasa tidak enak badan, tuan." jawabnya memberitahu.

Tanpa menyahuti ucapan Dila, arsenio pun pergi dari hadapannya.

Dila tersenyum tipis, melihat sikap arsenio yang mengkhawatirkan Raina. dia pun berharap, jika tuannya itu mau membuka hatinya untuk menerima Raina.

"Kenapa kamu senyum-senyum?"

Morgan yang baru sampai ke dalam rumah terlihat heran, ketika melihat Dila yang tersenyum-senyum sendiri. sebab dia tidak melihat keberadaan orang lain, selain Dila dan dirinya sendiri.

"Oh... tuan Morgan. Tidak ada tuan.Kalau begitu, saya permisi." Dengan perasaan malu, Dila pun pergi dari sana. untung saja Morgan, tidak banyak bertanya kepadanya.

Morgan melihat kepergian Dila. "Dasar aneh." gumamnya pelan.

Morgan pun memutuskan untuk masuk, ke kamarnya. pekerjaannya hari ini, sangat menguras tenaga dan pikirannya.

*

*

*

Di depan kamar Raina, nampak arsenio sedang berdiri di depan pintu. sedikit ragu, dia pun membuka perlahan pintu itu.

Arsenio memperhatikan keadaan kamar Raina, yang terlihat sepi. dia pun masuk ke dalam, untuk memastikan keadaan Raina.

Dia menghampiri ranjang Raina. entah dorongan dari mana, arsenio mengulurkan tangannya dan menyentuh kening Raina.

Raina yang sedang tertidur pun, membuka matanya perlahan. samar-samar dia melihat seseorang berdiri di sampingnya. namun tidak lama kemudian, Raina pun tertidur kembali dan menganggap apa yang dia rasakan hanyalah mimpi.

Arsenio segera menjauhkan tangannya. tidak ingin mengganggu waktu istirahat raina, dia pun memilih untuk keluar dari sana.

*

*

*

Waktu makan malam pun tiba. arsenio terlihat sedang menuruni anak tangga. dia pun menghentikan langkahnya, ketika melihat raina sedang menyiapkan makan malam.

"Selamat malam." Raina tersenyum, menyapa arsenio yang menghampiri meja makan. meskipun selalu tidak mendapatkan jawaban, Raina tetap saja menyapanya.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya arsenio dingin.

Raina tersenyum. "Aku sedang menyiapkan makan malam. Maaf, jika aku tidak meminta izin dulu." jawabnya lembut.

Arsenio tidak membalas ucapan Raina. dia memilih duduk, dan mengambil piring.

"Biar aku siapkan."

Arsenio menatap tajam Raina, yang hendak mengambil piringnya.

Hal itu pun membuat Raina menundukkan kepala, karena tidak sanggup mendapatkan tatapan tajam dari arsenio.

"Duduk dan makanlah. Aku tidak mau sampai kamu, sakit." ujar arsenio acuh.

Raina seketika terdiam, mendengar ucapan arsenio. hatinya pun bertanya, dari mana arsenio kalau dia hari ini memang kurang enak badan.

"Pelayan memberitahu ku, kalau kamu sakit. Jadi sebaiknya, kamu urus diri mu sendiri supaya almarhum fikri tidak kecewa."

Seakan tahu isi pikiran Raina. Arsenio pun, segera menjelaskan semuanya. dia tidak ingin sampai Raina berpikir yang lain-lain, tentang dirinya.

Raina tersenyum getir, mendengar perkataan arsenio. dia benar-benar tidak menyangka, jika selain irit berbicara arsenio juga tidak pernah peduli pada dirinya.

Makan malam pun, berjalan dengan sepi. hanya suara denting sendok, yang terdengar di antara mereka.

Tak selang beberapa lama, makan malam pun selesai. Raina pun beranjak dari duduknya, untuk membereskan semuanya.

"Biarkan pelayan, yang membereskan semuanya. Ikut ke ruangan ku, karena ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan, mu." ucap arsenio tiba-tiba, menghentikan langkah Raina.

Raina menatap lekat arsenio. hatinya bertanya-tanya, apa yang akan arsenio katakan setelah ini?

Mereka berdua pun pergi menuju, ke ruang arsenio. di dalam sana hanya ada mereka berdua, dengan suasana yang sangat serius.

"Aku ingin, kamu menandatangani surat perjanjian ini." Arsenio memberikan selembar kertas, yang berisi tentang perjanjian pernikahan.

"Apa ini?" Raina memperhatikan seksama, kertas itu. dia pun mulai membacanya. "Ini perjanjian pernikahan. Apa maksud dari semua ini? Bukankqh, aku ini istri mu? Lalu kenapa, harus ada perjanjian pernikahan?" tanya Raina bertubi-tubi.

Episodes
1 Bab 1 Awal pertemuan
2 Bab 2 Aku rindu kakak
3 Bab 3 Mulai bekerja
4 Bab 4 Naik helikopter
5 Bab 5 Keinginan fikri
6 Bab 6 Kekejaman arsenio
7 Bab 7 Tertembaknya fikri
8 bab 8 Pernikahan Arsenio dan Raina
9 Bab 9 Kembalikan adik ku !
10 bab 10 Kesedihan Raina
11 Bab 11 Kesedihan Raina 2
12 Bab 12 pesan fikri untuk kakak
13 Bab 13 Sikap dingin arsenio
14 Bab 14 Berusaha meminta maaf
15 Bab 15 Hasil pencarian Raina
16 Bab 16 Pertemuan arsenio dan Andreas
17 Bab 17 Perjanjian pernikahan
18 Bab 18 Kesepakatan Arsenio dan Raina
19 Bab 19 Masa lalu Raina
20 Bab 20 Malam yang gagal
21 Bab 21 Bertemu dengan fero
22 Bab 22 Kekesalan arsenio
23 Bab 23 Pengakuan arsenio
24 Bab 24 Datang ke kantor arsenio
25 Bab 25 Datang ke kantor arsenio 2
26 Bab 26 Anak buah fero
27 Bab 27 Perdebatan Arsenio dan Raina
28 Bab 28 Pertikaian Arsenio dan Fero
29 Bab 29 Arsenio mulai berulah
30 Bab 30 Kedatangan Tuan johan
31 Bab 31 Kemarahan Andreas
32 Bab 32 Malam pertama Arsenio dan Raina
33 Bab 33 Pertemuan Fero dan Andreas
34 Bab 34 Drama di pagi hari
35 Bab 35 Rencana Andreas yang gagal
36 Bab 36 Terungkapnya rencana Andreas
37 Bab 37 Pergi Bersama Arsenio ke Swiss
38 Bab 38 Bertemu klien Swiss menyebalkan
39 Bab 39 Tanda merah
40 Bab 40 Kembali ke indonesia
41 Bab 41 Rencana jahat Andreas dan Fero
42 Bab 42 Pilihan sulit bagi Raina
43 Bab 43 Selamatkan Raina
44 Bab 44 Perhatian Arsenio
45 Bab 45 Kemarahan Arsenio
46 Bab 46 Antara rindu dan candu
47 Bab 47 Undangan untuk Arsenio
48 Bab 48 Kejutan di pesta
49 Bab 49 Rencana licik Joana
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Awal pertemuan
2
Bab 2 Aku rindu kakak
3
Bab 3 Mulai bekerja
4
Bab 4 Naik helikopter
5
Bab 5 Keinginan fikri
6
Bab 6 Kekejaman arsenio
7
Bab 7 Tertembaknya fikri
8
bab 8 Pernikahan Arsenio dan Raina
9
Bab 9 Kembalikan adik ku !
10
bab 10 Kesedihan Raina
11
Bab 11 Kesedihan Raina 2
12
Bab 12 pesan fikri untuk kakak
13
Bab 13 Sikap dingin arsenio
14
Bab 14 Berusaha meminta maaf
15
Bab 15 Hasil pencarian Raina
16
Bab 16 Pertemuan arsenio dan Andreas
17
Bab 17 Perjanjian pernikahan
18
Bab 18 Kesepakatan Arsenio dan Raina
19
Bab 19 Masa lalu Raina
20
Bab 20 Malam yang gagal
21
Bab 21 Bertemu dengan fero
22
Bab 22 Kekesalan arsenio
23
Bab 23 Pengakuan arsenio
24
Bab 24 Datang ke kantor arsenio
25
Bab 25 Datang ke kantor arsenio 2
26
Bab 26 Anak buah fero
27
Bab 27 Perdebatan Arsenio dan Raina
28
Bab 28 Pertikaian Arsenio dan Fero
29
Bab 29 Arsenio mulai berulah
30
Bab 30 Kedatangan Tuan johan
31
Bab 31 Kemarahan Andreas
32
Bab 32 Malam pertama Arsenio dan Raina
33
Bab 33 Pertemuan Fero dan Andreas
34
Bab 34 Drama di pagi hari
35
Bab 35 Rencana Andreas yang gagal
36
Bab 36 Terungkapnya rencana Andreas
37
Bab 37 Pergi Bersama Arsenio ke Swiss
38
Bab 38 Bertemu klien Swiss menyebalkan
39
Bab 39 Tanda merah
40
Bab 40 Kembali ke indonesia
41
Bab 41 Rencana jahat Andreas dan Fero
42
Bab 42 Pilihan sulit bagi Raina
43
Bab 43 Selamatkan Raina
44
Bab 44 Perhatian Arsenio
45
Bab 45 Kemarahan Arsenio
46
Bab 46 Antara rindu dan candu
47
Bab 47 Undangan untuk Arsenio
48
Bab 48 Kejutan di pesta
49
Bab 49 Rencana licik Joana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!