Selamat malam para pendengar, tiga puluh menit ke depan saya akan menemani kalian di malam gerimis ini. Gerimis memang aneh walau hanya menimbulkan sedikit percikan air namun malam akan dingin di buatnya. Saya akan menemani pendengar setia acara musik malam.
Satu ungkapan mengatakan bahwa jika berbicara dengan hati maka dia akan sampai ke hati. Saya cukup terkesan dengan ungkapan ini, bagaimana dengan kalian?Ungkapan ini membuat saya sedikit baper dan ingat tentang dia, jadi lagu sapaan untuk malam ini “dia” dari Anji, tetap di 75,8 fm No Music No Life.
Lyin meletakkan kepalanya di atas meja saat lagu berputar dari radio, berlahan dipejamkannya matanya untuk menenangkan perasaannya yang kacau beberapa hari ini. Lyin ingin melupakan kejadian beruntun yang berhasil mengubah hidupnya, dari biasa menjadi begitu menegangkan untuk dijalani. Dia tidak menyadari hari seperti ini akan ada dalam hidupnya.
Gadis cantik berambut panjang berlari-lari menuju gerbang sekolah sambil mengancing tasnya yang terbuka. Dia tinggi dan tubuhnya ramping hanya saja kulitnya sedikit gelap. Gadis itu masuk ke perpustakaan dan menelusuri rak-rak buku satu persatu. Tangannya meraih buku bersampul merah jambu, seketika dua tangan berada pada buku itu. Mereka menoleh bersamaan, gadis itu mengembangkan senyumnya seketika.
“ Kau ingin membacanya” katanya basa-basi
“ Kupikir begitu, tapi jika kau ingin ambil saja” jawab Lyin terang
Gadis itu tertawa terbahak-bahak sambil menatap Lyin. Lalu diam begitu menyadari tempat dia berdiri sekarang adalah perpustakaan. Sekali lagi dia tertawa, kali ini dia mencoba menahannya agar ketawanya tidak pecah dan menimbulkan suara.
“ Kamu saja yang ambil, aku hanya iseng kesini menunggu bel berbunyi dan perlu kau tahu akau sama sekali tidak suka membaca”
Lyin meraih buku dari tangan gadis itu dengan sedikit canggung. Lyin bukanlah orang yang mudah akrab dengan orang yang baru saja dia temui. Gadis ini membuat Lyin terkejut dengan sikap yang mudah bergaul dengan orang baru.
Bel berdering, gadis itu berlari meninggalkan Lyin.
Lyin menatap punggung gadis itu yang berlari menuju ruang guru sambil berjalan menuju kelasnya. Lyin merasakan tangan kekar meraih tangannya yang sekarang sedang memegang buku yang baru saja dia pinjam dari perpus. Siapa lagi kalau bukan Julian.
Tubuh Lyin yang kecil sedikit terangkat ke atas sebab julian menarik tangannya ke atas. Lyin berjinjit mengikuti tarikan tangan Julian. Mata berang Lyin menembus mata bahagia Julian yang sedang senang-senangnya membuat Lyin menderita.
“ Apa yang kakak lakukan”
“ Aku ingin membaca judul buku apa yang akan kau baca, kau begitu pendek jadi terpaksa aku mengangkatnya ke atas agar aku bisa membaca dengan jelas” jawab Julian mengejek tanpa melihat wajah marah Lyin.
“ Kakak bisa minta baik-baik, tolong lepasin tanganku” mohon Lyin
“ Kau mulai mengaturku” ancam julian
“ Aku hanya memberi saran” jawab Lyin takut
Julian melepaskan tangan Lyin, Lyin merasa lega Julian mendengarkan sarannya. Walaupun Lyin curiga pasti ada udang di balik batu. Julian tersenyum mngejek ke arah Lyin yang sedang mengusap tangannya yang memerah sebab tarikan Julian.
“ Azuma Lyindia, temui aku nanti untuk mengambil buku ini” kata julian sambil menjauh
Kali ini Lyin tidak ingin mengalah pada monster busuk yang ada dihadapannya itu. Lyin mengejar Julian dan meraih baju Julian dari belakang.
Srekk...
Kantong baju Julian robek sebab tarikan Lyin. Siapa yang menyangka Julian berbalik ke arah Lyin begitu Lyin ingin menarik bajunya dari belakang. Lyin melongo tak percaya dengan apa yang dia lakukan pada kantong baju Julian. Julian menyeringai menakutkan.
Selanglah demi selangkah Lyin mundur hendak melarikan diri.
Julian semakin meneringai dan meraih tangan Lyin, Lyin tertarik mendekat ke arahnya. Mata Julian menatap tajam tepat pada manik mata Lyin. Lyin menutup matanya seketika. Julian mendekatkan mulutnya ke kuping Lyin.
“ Kau sedang melakukan pelecehan seksual padaku? Kau merobek bajuku” bisik Julian sambali tersenyum penuh arti.
Lyin seketika mundur sebab terkejut dengan kalimat yang dilontarkan Julian padanya. Apa yang terjadi sekarang adalah murni kecelakaan menurutnya. Beberapa murid yang beralau lalang tersenyum penuh arti melihat dua orang itu. Lyin bergidik ngeri melihat Julian.
“ Kau harus mengambil buku ini dan juga memperbaiki ini” seru Julian sambil melambai-lambaikan saku bajunya dan mundur dari hadapan Lyin yang masih melongo.
Lyin tidak bisa berhenti berpikir tentang apa saja yang baru saja dia berbuat. Duduknya gelisah kadang maju lalu mundur dan sebaliknya. Novia mulai heran dengan sikap Lyin yang tidak biasanya. Novia mengambil secarik kertas dan menuliskan sesuatu di atasnya sebelum menyerahkannya pada Lyin.
“ Kau ada apa”
“ Aku gelisah”
“ Kenapa kau segelisah itu, ada masalah di rumahmu”
“ ini lebih dari masalah rumah, ini masalah gawat” tulis Lyin sambil menatap Novia
“Ada apa, siapa tahua kau bisa bantu”
“ Aduh Nov, sekarang hantupun bahkan tidak bisa membantuku”
“ Ceritakan padaku”
“ Kau pasti terkejut setengah mati, aku merobek baju Julian. Kamu percaya gak”
Novia melongo dihapan Lyin yang sekarang seperti mengiba minta ditolong oleh Novia. Novia menggeleng seolah mengerti dengan tatapan Lyin sekarang.
“ Benar yang kau katakan bahkan hantu takut untuk menolongmu” tulis Novia
“ Jadi aku harus bagaimana”
“ Ikuti saja perintahnya”
“ Aku bukan babunya” tulis Lyin kesal.
“ Itu jalan terbaik”
Lyin menarik napas panjang sambil meremas kertas yang ada di tangannya. Kali ini mungkin dia akan bebar-benar hancur dihadapan Julian. Bahkan dia tidak sempat meminta maaf pada Julian tadi membuat dia semakin prustasi.
Kelas Julian begitu riuh begitu melihat gadis memasuki kelas mereka. Gadis itu memandang dengan penuh percaya diri ditambah dengan langkah kakinya yang panjang tanpa rasa takut. Julian seketika bangun dari tidur panjangnya sebab suara laki-laki seisi kelas memenuhi ruangan, bahkan ada yang sedang bersiul senang.
Julian mencari sumber masalah dan mendapati seorang gadis di depan kelasnya sedang tersenyum manis ke arahnya.
Julian membuka matanya sebab terkejut dengan gadis yang ada dihadapannya. Julian tersenyum miring membalas senyuman gadis itu. Aura jijik muncul dari mimik wajah Julian begitu gadis itu muncul dihadapannya.
“ Halo semua, saya Bunga Permata Indah. Saya murid baru di kelas ini” seru gadis itu semanis mungkin.
Gadis itu duduk dengan percaya diri tanpa rasa canggung sebagai murid baru atau malu sedikitpun. Begitu duduk matanya menatap mata Julian yang masih menatapnya curiga.
“ Bagaimana bisa gadis pelayan itu pindah sekolah kesini” batin Julian dengan penuh curiga
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Liyin terperangkap dlm permainan Julian..Julian terperangkap dlm permainan Bunga...Haddeeeehhh...🤣🤣🤣🤣🤣
2022-09-01
0
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
jangan2 bunga adalah utusan dari salah satu musuh julian
2021-01-08
1
Catur Priyati
bunga jatuh cinta sama julian sejak pertama jumpa
2020-11-18
6