Julian meninggalkan aula tanpa peduli dengan tatapan orang lain yang sedang menatapnya takut, bahkan pak darman tidak memaksanya untuk ikut sekarang. Brak.. Julian membuka pintu UKS dengan cukup keras. Untung saja Lyin masih tertidur pulas setelah lelah menangisi nasib buruknya. Julian melihat Lyin yang sedang tidur nyenyak, Julian tidak berbuat apa-apa hanya meletakkan tas disamping Lyin lalu menatap wajah Lyin sebentar dan pergi. Julian berjalan ke ruang konseling tanpa rasa takut sama sekali. Wajahnya tidak menggambarkan orang yang sedang tertimpa masalah.
tok..tok..tok..
" masuk" kata pak darman menyahuti ketukan pintu
" saya datang pak, jadi saya harus apa" seru Julian enteng
"kamu ini sama sekali tidak ada takutnya" kata pak darman
" bapak adalah guru saya, jadi mengenapa saya harus takut" jawab julian masuk akal
" Julian, apa kau punya masalah di rumah, ayo ceritakan pada bapak "
" tidak pak, saya melakukan ini itu hanya karena dia bersalah, tidak ada sangkut pautnya dengan masalah saya dimanapun" jawab julian tegas
" kamu memang pintar bicara julian, bapak akan memberimu hukuman lari 100 kali di lapangan"
"baik pak" jawab julian menyanggupi
" kamu sanggup? " kata pak darman ragu
" anak laki-laki itu harus kuat pak" kata julian sambil tersenyum
" saya akan perhatikan kamu besok, di mulai tepat jam 08:00"
" baik pak, saya izin pergi" jawab julian sopan
Julian menghampiri teman-temannya yang sudah menunggunya diparkiran. Julian sedang mencari-cari keberadaan Lyin. Lyin sedang berjalan bersisian dengan temannya yang entah siapa. Para teman Julian sudah menghidupkan mesin motor masing-masing. Julian masih saja memandang Lyin dari jauh.
" bos kita harus berangkat sekarang nanti kita terlambat" seru salah seorang ansk buahnya
" Dika dimana " tanya julian
" Dia belum keluar bos"
" kalau begitu kita tunggu dulu"
Anak buah julian heran melihat sikap Julian yang rela menunggu. Baru kali ini Julian menjadi orang yang rela menunggu. Sebelumnya dia tidak akan pernah menunggu siapapun yang tidak tepat waktu pada janji mereka. Sebenarnya Julian mencari alasan sebab dia masih ingin melihat Lyin.
Juna menghapiri Lyin dengan sepeda motornya di pinggir jalan. Mereka terlihat akrab walau Lyin tidak menunjukkan senyumnya pada Juna. Tampak Juna menawarkan tumpangan pada Lyin. Lyin menunjuk tempat tinggalnya yang dekat dengan sekolah yang artinya dia menolak ajakan Juna. Julian tersenyum tipis menyadari penolakan Lyin. Anak buah julian semakin heran dengan Julian yang sekarang sedang tersenyum walau setipis kulit bawang. Namun terlihat jelas dia sedang bahagia.
Motor-motor anak buah Julian melaju dari gerbang begitu juga dengan motor Julian. Julian sengaja menekan pedal gas motornya dengan kencang. Suara kuat dari motor Julian membuat Lyin sedikit melompat sebab terkejut. Julian berhenti sebentar tepat di samping Lyin diikuti oleh anak buahnya yang penurut. Setelah tersenyum miring pada Lyin Julian mengajak anak buahnya melanjutkan perjalanan mereka. Lyin bergidik ngeri dengan kelakuan Julian dan gengnya.
" kak Julian seperti tertarik padamu Lyin" sebut Novia teman baru Lyin yang ternyata satu tempat tinggal dengannya.
" jangan sampai" kata Lyin pelan
***
Julian meminta anak buahnya tidak usah ikut turun dari motor mereka. Hanya dia saja dan Dika yang akan menemui orang yang ingin mereka temui saat ini. Julian datang dengan langkah menantang menghadapi lima orang yang sedang menatapnya dengan perasaan tidak suka.
" kau membawa uang taruhannya" kata Julian langsung tanpa basa-basi
" iya seperti yang kau minta" jawab seorang dari mereka cepat
" lain kali kalau kalah jangan banyak bacot" kata Julian sambil meraih tas berwarna pink pada Julian
Laki-laki itu tidak menjawab Julian, yang jelas rasa kesal masih terlukis jelas di wajahnya. Julian kembali menaiki motornya dan bergerak menjauh bersama gengnya.
Mereka berhenti di sebuah cafe tempat mereka minum beberapa hari lalu. Julian memesan minuman yang sama setiap harinya jika di cafe ini. Seorang pelayan cafe cantik mengantarkan minuman pesanan mereka.
" bro kenapa sih kamu ingin berurusan dengan laki-laki tadi, ini juga tas siapa bro" kata dika penasaran
" aku gak sengaja lihat dia mengambil paksa tas seorang gadis dan meminta gadis itu mengambil sendiri jika ingin tasnya kembali" kata Julian menerangkan
" siapa gadis itu bro"
" gadis yang mengantar minuman tadi "
"apa? kamu suka dia bro sampe rela begini"
" tidak, cuma aku tidak tega saja dan takut saja dia nekat ambil tas ini. aku bisa merasa bersalah bro kalau dia kenapa-kenapa"
" kau tidak pernah berubah bro" seru dika sambil diikuti tawa anak buahnya yang lain.
Julian tidak meminta orang-orang ini datang padanya atau berteman padanya. Mereka datang sendiri sebab mereka tahu bersama Julian mereka akan aman dan yang lebih penting orang-orang itu tahu julian berhati baik. Mungkin dikalangan para laki-laki perteman seperti sangat perlu. Kecuali Dika, Dika sudah disisi Julian sejak di bangku SMA jadi dika sangat mengenal Julian dengan sangat.
Julian berpisah dengan yang lain di cafe itu. Julian menunggu gadis itu selesai bekerja. Julian menunggu di mejanya. Julian membayar tagihan meniman mereka. Julian orang yang tidak pelit dengan teman-temannya selama dia punya. Gadis itu tampak meniggalkan cafe, Julian berlari mengejar gadid itu.
" bunga, tunggu sebentar" kata julian dari jauh
Gadis itu menoleh ke belakang dan terkejut mendengar seorang yang tidak dia kenal memanggilnya. Julian berjalan mendekatinya.
" aku ingin mengembalikan ini padamu, kemarin aku melihat laki-laki itu berebut ini darimu" kata Julian jelas
" kamu bukan salah satu dari mereka" kata gadis itu curiga
" kamu tidak lihat seragamku" kata Julian santai
Gadis itu tersenyum pada Julian. Julian tidak menunjukkan ekspredi apapun di hadapan gadis itu. Julian hanya ingin menolong tidak ada maksud lain. Gadis itu meraih tasnya setelah cukup lama.
"aku berencana mengambil tas ini sekarang, tapi sebab kamu aku tidak perlu lagi, terimakasih" kata gadis itu sambil tersenyum menggoda
" iya. aku pergi dulu " kata Julian
"aku mengenal laki-laki itu" kata gadis itu menghentikan langkah Julian
" iya. kami saling kenal"
" jadi kenapa dia..."
" oh itu, aku tidak ingin dia terus-terusan mengganguku jadi begitulah"
" berarti aku salah menolong orang" kata Julian menyesali perbuatannya.
" kamu ingin pergi sekarang? bagaimana kalau kita makan dulu atau minum" kata gadis itu menawarkan
" tidak terimakasih " sahut julian sambil berbalik namun gadis itu meraih tangan Julian.
Julian langsung menepis tangan gadis itu berang. Julian menunjukkan rasa tidak sukanya pada gadis itu. Dika geram tapi dika tidak bisa berbuat apa-apa sebab yang di depan nya hanya seorang gadis.
" Julian, bisa kita berteman" kata gadis itu
Julian terkejut gadis itu mengetahui namanya. Julian merasa dipermainkan oleh gadis itu. Julian menatapnya tajam.
Bersambung....
Penulis sangat senang jika kalian suka cerita ini. Apalagi diberi like, komen, serta follow penulis. Beri Dukunganmu pada author ya untuk memberi semangat. Salam hangat dari saya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Haaahaaaa seorang Julian di permainkan cewek,jangan bilang cewek itu menggunakan cara itu untuk mendekati Julian...Haadeeehhh..🤭🤭🤭😂😂
2022-09-01
0
Nyarti Tri Astuti
lumayan menghibur. semangat Thor
2021-03-07
2
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
iiihhh cewek gatel
2021-01-08
9