Ditakuti adalah hal biasa bagi seorang Julian. Komentar-komentar orang mengenai dirinya yang menakutkan sudah sering dia dengar. Tidak pernah ada pengaruhnya sama sekali pada dirinya. Hanya satu orang yang meauthor.pengaruh padanya, Lyin. Orang baru yang menvuru perhatiannya.
Julian duduk di samping tempat tidur pasien di ruang UKS menunggui Dika yang tertidur. Kalimat terakhir dari Lyin begitu mengganggunya.
" Jangan dipikirkan apa kata Juna bro, biasanya dia cari sensasi saja kalah saing mungkin denganmu" Ujar Dika tiba-tiba sesaat setelah dia bangun.
" Kapan bangunnya dik"
" Itu tidak penting bro, yang penting adalah bagaimana kau pada Lyin" Dika serius menatap sahabatnya.
" Aku tidak yakin dik, Aku hanya penasaran dengannya" Julian jujur pada dirinya memang saat ini sungguh dia semakin penasaran dengan Lyin. Semakin Lyin menjauhinya semakin pula rasa penasarannya.
***
Juna duduk bersama Lyin di bawah pohon yang paling besar dan rimbun. Kadang Juna mencuri-curi pandang pada Lyin yang masih terkejut sebab kejadian tadi.
" Kau baik-baik saja, semua oke" Julian menatap tepat di mata Lyin.
" Iya. A--ku baik" Lyin terkejut Juna tiba-tiba mendekat ke wajahnya membuat dia menjawab terbata-bata.
" Dia murid terburuk di sekolah kita, suka tauran, judi, dan lainnya. Kau pasti terkejut" Coba Juna menjelaskan pada Lyin yang tidak penasaran.
" Iya aku terkejut, tapi aku lebih terkejut mendengar kakak bicara tentang aku padanya, kenapa kakak peduli" jawab Lyin bingung.
" Kau orang baik, Julian tidak boleh mendekati orang sepertimu" Ujar Juna menggurui.
" Maaf kak, yang berhak menentukan siapa yang akan berteman denganku adalah aku, Aku hanya ingin sekolah disini dengan nyaman tidak ada yang perhatikan. Tidak Kakak ataupun Julian"
Syifa meninggalkan Juna sendiri. Menuju kelasnya dengan sedikit kekahwatiran. Sekarang apa lagi yang akan dia dengar dari orang-orang baru itu. Jika bukan karena Ibunya dia enggan sekolah di tempat yang dipenuhi orang yang aneh kepribadiannya.
Grek.
Lyin membuka pintu kelasnya. Semua pasang mata tertuju padanya. Mata itu seolah dapat merobek apapun yang dia lihat. Lyin merasa dikuliti dengan tatapan itu.
" Orang baru tapi suka cari perhatian. Pertama Julian dan sekarang Ketua Osis. Cari perhatian juga butuh rem kali" Seorang gadis cantik menyindir Lyin secara langsung begitu dia duduk di samping Novia.
Novia menggeleng, mengisyaratkan agar Lyin tidak usah menghiraukan kalimat yang dia dengar. Bagaimanapun kerasnya hatinya mencoba agar tidak peduli pada akhirnya juga dia pada peduli.
Gadis-gadis lainnya berbisik-bisik entah apa. Selama Lyin tidak mendengar harusnya tidak apa. Bisa saja telinga tidak mendengar mulut mereka yang berbicara tapi tatapan mata mereka tertuju pada Lyin saat mendekatkan mulut mereka pada kuping temannya.
***
Satu gadis dengan tiga orang gadis lainnya di belakang berjalan di belakang Lyin sepulang sekolah. Tetiba mereka diam seolah menunggu Lyin melewati mereka. Lyin tidak ambil pusing dengan mata gadis-gadis itu yang menatapnya sinis.
Kaki jenjang gadis berambut panjang menghalangi jalannya tiba-tiba.
Bruk.
Lyin terjatuh di samping novia. Wajah Lyin bahkan menyentuh sepatu gadis itu. Lyin berdiri melihat tag name gadus itu. Olia Olivia tertulis disana. Dia meras tidak mengenalnya. Dahi Lyin berkerut bingung siapa orang yang di depannya.
" Hei murid baru, Kamu jangan sok terkenal deh. Belum puas menggoda Julian sekarang Juna juga. Kamu gadis apa sih" Ujarnya berang.
" Maaf kak, saya tidak mengerti"
" Gini ya kalau gadis pura-pura polos" Ujarnya lagi.
" Aku bukan begitu kak, aku juga tidak minta diperhatikan siapalah itu" Kata Lyin membela diri.
Novia meraih bahu Lyin menenangkan. Lyin menepis tangan Novia pelan. Dia sudah tidak tahan dengan semua. Hari ini saja begitu banyak umpatan didengarnya.
" Aku tidak bersalah, Juna atau siapalah itu aku tidak peduli mereka. Jadi kakak tidak perlu khawatir" balas Lyin memberanikan diri.
Oliv menarik tangan Lyin ke tempat yang lebih sepi. Lyin merasa kewalahan ditarik begitu. Pergelangan tangannya memerah bahkan nyeri begitu dilepaskan.
" Juna pacarku, jangan dekati atau bahkan menatapnya juga kau tidak boleh " Kata Oliv di telinga Lyin. Lyin merasa sakit ditelinganya sebab suara keras Oliv. Lyin menahan tangis sekuat tenaga. Menutup matanya berharap ini mimpi buruknya
Sebuah tangan kekar meraih tanganya. Membuat dia menjauh dari gadis penyihir itu. Dibukanya matanya, mata Julian menatapnya lekat.
" Kau coba menyakiti milikku" kata Julian begitu berhasik meraih tangan Olivia yang ingin kabur. Julian mengeraskan pegangannya sampai Olivia meringis.
" Dia juga kesakitan seperti ini tadi dan ketakutan juga persis sepertimu" Kata Julian menyeringai.
" A--ku ha--nya memperingati" jawab Olivia membela diri.
" Aku juga sedang memperangatimu, jangan sentuh milikku" Kata bastian sambil melepas tangan Olivia kasar. dir
Lyin beranjak pergi begitu Olivia hilang dari pandangan mereka. Lyin merasa tertolong sekaligus merasa kasihan pada dirinya.
" Aku bukan milikmu" Cetus Lyin kesal
" Iya, iya, nanti juga milikku" balas Julian sambil tersenyum.
" Aku takut padamu dan aku tidak mau berurusan denganmu"
" Sudah kukatakan aku suka. Suka saat kau takut padaku dan lagi aku suka berurusan denganmu"
" Aku berjanji tidak akan pernah menyukaimu" balas Lyin marah
" Bagaimana kalau juga berjanji akan membuatmu suka padamu" senyum Julian mengembang.
" Tidak akan"
" Akan"
" Tidak pernah"
" Akan pernah"
Lyin menajuah dari kegilaan Julian. Berlari menjauh dari laki-laki gila yang menyelamatkannya. Dia berharap berjumpa laki-laki tampan yang pintar dan kutu buku, lalu sekarang yang datang adalah laki-laki monster gila yang membuat Dia prustasi.
Lyin berlari-lari kecil sambil sesekali melihat Julian apakah monster itu mengejarnya. Jika monster itu datang agar dia siap menggerakkan kakinya lebih cepat kalau bisa sampai putus juga tidak masalah yang penting tidak jumpa.
Begitulah dia membenci Julian sang penolongnya. Kata benci ingin diujarkan berkali-kali ke wajah Julian, lalu mengupat dan mencaci maki kalau bisa.
Julian tersenyum sendiri melihat tingakah Lyin yang menggemaskan. Semakin kesal Lyin terlihat begitu manis dimata Julian. Gadis bodoh yang pura-pura kuat bahkan saat ingin menangis sekalipun.
" Lyin! " teriak Julian keras
Lyin menoleh namun mempercepat langkahnya takut Julian datang menemuinya.
Julian menyatukan carinya dan membentuk hati dan melambaikannya pada Lyin. Lyin semakin cepat berlari. Membuat seorang Julian terpingkal-pingkal sebab tertawa. Julian tidak bisa berhenti tersenyum sekarang.
Rasa penasarannya semakin besar pada Lyin. Gadis manis yang bisa membuat hatinya melunak bahkan berdesir. Bagaimana mungkin dia bisa melepaskan gadis langka seperti Lyin.
" Kau adalah milikku, harus" batin Julian
Bersambung....
Semoga suka ya, like, komen, dan follow author sebagai ungkapan dukungan kalian. Salam hangat dari author
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
a k c :)
syifa siapa ? bastian siapa ?
2021-09-03
1
oming
ngetiknya jangan buru" thor. ingat koreksi juga. typonya banyak. jadi agak bingung bacanya
2021-07-31
1
Ning Rum
lucu
2021-05-18
0