Tindakan terakhir yang dilakukan Lyin yaitu meraih bantal di sampingnya dan menutup wajah Julian, bukan wajahnya. Lyin menekan keras sampai Julian sesak bernapas. Julian mundur seketika menghindari Lyin.
Lyin mengatur napasnya dahulu sebelum bangkit. Lyin tidak pergi begitu saja, mulai saat ini orang seperti Julian haruslah dilawan itulah yang dirasakan Lyin saat itu.
" Kau bertanya aku siap? Hahaha, iya mulai sekarang aku siap menghadapimu" ucap Lyin sambil membuang kertas kecil itu di depan wajah Julian.
Julian tidak terkejut dengan kelakuan Lyin, sebab dengan segala perhatiannya dia begitu amat sangat mengenal Lyin. Julian malah tersenyum senang dengan reaksi Lyin. Julian meminum air mineral pemberian Lyin, lalu tersenyum lagi sambil menatap botol itu.
...****************...
Malam minggu menjadi hari yang begitu spesial bagi beberapa orang, bukan karena apa tapi memang hari libur di keesokan harinya yang membuat orang begitu bersemangat menyambut pagi nanti. Tidak berangkat kerja, ke sekolah, atau kegiatan formal lainnya. Hari yang menyenangkan untuk memanjakan diri.
Lyin memasang radio dari hpnya, lalu membesarkan volume suaranya. Lyin mengambil buku lalu menulis sesuatu disana sambil mendengarkan acara kesukaannya.
Selamat malam pendengar setia acara No music No Life di 73,8 FM di radio Pagi Sore. Malam Minggu menjadi malam yang menyenangkan bagi sekalangan orang, hari spesial untuk memanjakan diri. Khususnya nih anak-anak remaja.
Malam ini saya ingin membacakan satu quote dari salah satu pendengar kita, yang katanya pesannya ini harus dibacakan, tidak boleh tidak. Isi pesannya adalah
" Hai ragu, bisakah kamu mengizinku untuk meyakinkan raguku, agar aku yakin untuk bersamanya, agar aku yakin bahwa akhirnya perasaanku akan menuju padanya"
Itu dia pesan dari orang yang katanya rahasia dan pada siapa pesan ini ditujukan juga rahasia.
Baiklah lagu sapaan hari ini sesuai dengan si pengirim pesan ya. Cinta dan Rahasia selamat mendengarkan stay terus di 73,8 FM.
Lyin menulis di secarik kertas mengenai pesan rahasia dari radio tersebut, dia merasa pesan itu berbekas di hatinya entah karena apa. Entah karena dia yang telah ragu akan perasaannya atau hal lainnya. Dia juga bingung.
...****************...
Lyin membaca pesan dari Juna begitu bangun di pagi hari, pukul 07 lewat 15 menit. Lyin berpikir sejenak sebelum mengetik sesuatu di layar hpnya.
" Aku ingin mengajakmu makan diluar, kau mau" tulis Juna.
" Iya, ada yang ingin kubicarakan juga dengan kakak" balas Lyin.
" Oke, kita bertemu di tempatmu, akan ku jemput" tulis Juna cepat.
Lyin mengambil handuk begitu percakapan mereka selesai dan masuk ke kamar mandi dengan cepat. Tidak butuh waktu lama Lyin sudah memakai handuknya dan kembali memakai piyama tidurnya sebab waktu masih cukup lama.
Lyin mengetuk pintu kamar Novia sebanyak tiga kali, tapi Lyin tidak dapat jawaban apapun. Lyin membuka kamarnya dan Novia sudah tidak ada kamarnya juga sudah rapi dan bersih. Lyin terkejut melihat Novia dengan pakaian olah raga yang dia kenakan.
Rambutnya yang basah oleh keringat memberitahu bahwa dia baru saja selesai olahraga lari atau maraton.
" Kau olahraga?" tanya Lyin sambil membuat susu coklat kesukaannya.
" Iya" jawab Novia singkat sebab merasa lelah setelah lari mengelilingi lapangan sekolah.
" Kau gak ajak aku?" ucap Lyin sedikit cemberut.
" Aku olahraga di lapangan sekolah kita jadi kau gak kuajak" ucap Novia berbohong.
" Lain kali ajak aku" gerutu Lyin.
" Iya Lyin, iya" ucap Novia sambil masuk ke kamarnya.
Novia merebahkan dirinya sebentar, lalu menutup matanya dan mengingat kejadian beberapa hari lalu sampai di olahraga pagi ini.
Novia mengambil botol minum dari lemari es yang berada di kantin, secara bersamaan seseorang juga mengambil botol yang sama. Novia melepas tangannya cepat dan melihat pemilik tangan yang sedang memegang tangannya tadi.
" Kak Dika, kakak juga mau beli ini" ucap Novia sedikit malu.
" Iya, untuk Julian" jawab Dika tidak kalah malu.
" tapi..bukannya kak Julian sakit ya kak, masa kakak beli minuman dingin" ucap Novia lagi menjelaskan.
" O-iya, aku lupa" Dika mengantuk kulit kepalanya yang tidak gatal.
Novia tersenyum manis melihat tingkah Dika, Jantung Dika berdetak lebih kencang melihat senyuman Novia sekarang ada dihadapannya bukan lagi jauh seperti yang sering dia perhatikan selama ini.
Mereka berjalan bersisian menuju arah yang sama. Dika memanfaatkan kesempatan ini sebagai satu kesempatan untuk lebih mengenal Novia begitu juga sebaliknya. Dika berhenti sejenak dan diikuti oleh Novia.
" Novia, kau suka olahraga" tanya Dika serius.
" Iya kak, aku suka" jawabnya berbohong.
" Kau mau besok kita lari bersama disini" ajak Dika tidak membuang kesempatan bagus itu.
" I..Iya kak" jawab Novia setuju.
Seperti tersihir ketampanan Dika, dia menjadi begitu penurut pada Dika tanpa ragu. Aura ketampanan Dika berhasil membuat dia bodoh seperti hari ini. Tersenyum sendiri, bahagia yang menggebu-gebu, semua seperti bunga yang sedang mekar bagi Novia.
Novia bangkit dari tempat tidurnya dan melompat-lompat kegirangan sampai mengeluarkan suara keluar kamar. Lyin membuka kamar Novia sebab khawatir Novia terjatuh. Mata Lyin terbelalak melihat Novia yang kegirangan.
" Kau ingin keluar" ucap Novia sedikit malu.
" Iya, kau baik-baik saja" tanya Lyin curiga.
" I-iya, kau ingin kemana? kencan? dengan siapa? " tanya Novia ingin tahu.
" Aku akan pergi sebentar dengan Kak Juna, titip kamar ya, jaga dia sampai aku datang" ucap Lyin sambil tersenyum.
" Ciyee, Ciyee, lama juga gak masalah kok" ejek Novia sambil tersenyum penuh arti.
" Aku pergi. Kak Juna sudah menunggu" ucap Lyin tidak menghiraukan ejekan Novia.
Novia berlari ke arah jendela mengikuti Lyin, rasa penasarannya lebih dari siapapun saat ini.
" Lebih serasi dengan Kak Juna" ucap Novia pada dirinya sendiri.
...****************...
Lyin duduk dimeja bernomor 03 di sebuah cafe, kursi yang strategis menghadap luar. Membuat Lyin merasa sedikit terhibur dengan pemandangan diluar cafe yang penuh dengan taman bunga.
Lyin melihat-lihat menu makanan tanpa disuruh dan diikuti oleh Juna di hadapannya.
" Kau pesan apa" tanya Juna sambil menatap Lyin.
" Aku pesan ice cream yang ini saja Kak" jawab Lyin sambil menunjuk menu yang dia inginkan.
" Inikan ice cream pasangan, kau ingin kita..." ucap Juna tidak berani melanjutkan kalimatnya.
" Tidak kak, aku cuma ingin makan ice creamnya sedikit lebih banyak" jawab Lyin menjelaskan kesalahpahaman Juna.
Setelah memesan makanan, Juna kembali duduk di kursinya. Lyin meraih buku yang disediakan oleh cafe di meja dekat Lyin duduk .
" Lyin, boleh aku bicara sesuatu" ucap Juna
Lyin menatap Juna sebentar sebelum menjawab " Iya Kak, silahkan saja"
" mm..kau cocok menggunakan gaun berwarna baby pink seperti ini, mak-sudku kau cantik" ucap Juna sedikit malu.
Lyin tersenyum malu ke arah Juna, bagaimanapun ini merupakan pujian pertamanya dari seorang laki-laki yang bukan keluarganya.
Suasana cukup canggung sampai seseorang menarik kursi ke meja mereka.
" Boleh kami bergabung" ucap Julian mengejutkan Lyin.
" Kak bunga?" ucap Lyin tiba-tiba.
" Iya, boleh kami bergabung, double date juga menarik" ucap bunga tersenyum manis ke arah Julian.
Lyin menatap Julian dengan mimik terkejutnya, tapi Julian justru tersenyum menatapnya.
Bersambung....
Like, komen, dan vote ya jika kalian bersedia.
Happy reading, semoga suka.
Salam sayang dari author.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Jangan kegeeran deh bunga...kamu itu cuma di mampaatin aja oleh Julian...😂
2022-09-01
0
Putriani
Jangan belgak bunga kau cuma di manfaatin sama Julian
2021-06-13
1
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
hah pengganggu
2021-01-08
2