Semua mata tertuju pada julian. Murid baru ketakutan akan pendapatan panitia ospek seperti dia. Desas-desus berkembang cepat di kalangan murid baru mengenai betapa berandalnya julian. Laki-laki yang tidak akan memberi ampun pada mangsanya. Julian masih saling menatap dengan ketua osis sekarang, mata mereka beradu seolah sedang perang.
" apa yang kamu lakukan, ini bukan arena tempatmu bermain" kata ketua osis tegas
" aku tidak bermain, aku hanya ingin ikut mengospek adik-adik kita" kata julian tersenyum mengejek
" kau tidak bisa"
" aku bisa, kalau kau tidak mengizinkan ya kau tahu akibatnya" kata julian mengancam
" kita punya guru disini, kami tidak takut padamu"
" apa aku pernah takut pada guru, tapi kau jelas sekali takut padaku. Kita bisa bertemu di luar dimana tidak ada seorang gurupun" ejek julian
" aku tidak takut padamu, hanya saja aku takut kamu akan mengganggu acara ospek tahun ini, jadi kamu bisa bergabung" kata ketua osis tegas
" nah gitu dong bro" seru Julian sambil menepuk bahu ketua osis
" aku bukan temanmu" balasnya
" santai dong Juna, kita masih teman sekelas"
" jangan berbuat onar"
" iya,iya. Aku hanya ingin mengospek adik kelas kita yang disana" seru julian sambil menunjuk Lyin yang berdiri di barisan belakang.
Lyin bertemu mata lagi dengan Julian yang menurutnya sudah gila. Lyin takut menghadapi julian yang bertindak semaunya. Lyin menunduk lagi begitu mata mereka bertemudisana
melihat wajah Lyin yang sedang ketakutan. Juna menahan rasa geramnya pada julian yang seenaknya.
" kamu tidak bisa seenaknya berbuat semaumu" kata Juna tegas
" aku tidak berbuat begitu, aku minta izinmu" jawab julian mengejek
" kamu tidak bisa hanya mengospek dia, dia akan masuk ke kelompoknya"
" kalau begitu beri aku kelompoknya" jawab julian memaksa
" baik, terserah padamu" kat juna menyerah.
Seorang julian tidak akan pernah menyerah dengan apa yang diinginkannya, Juna tahu betul. Bisa saja julian akan berubah jadi monster jika juna tidak mengikuti apa maunya. Juna membagi murid baru dengan beberapa kelompok. Lyin masuk ke kelompok yang akan dibimbing oleh julian, tidak bisa tidak. Lyin pasrah dengan nasib buruknya. Setelah semua orang masuk ke barisan kelompok masing-masing Lyin masih saja enggan masuk ke barisan kelompoknya. Juna menyadari ketakutan Lyin, Juna sedikit cemas dengan Lyin sebab dia sudah tertarik pada Lyin sejak melihatnya barusan. Julian berjalan ke depan Lyin.
" kau tenang saja, kakak akan terus memperhatikanmu. Jika dia macam-macam kakak akan bertindak" kata julian sambil menatap Lyin yang tertunduk
" terimakasih kak, saya pergi sekarang" kata Lyin sambil menatap wajah Juna dengan sedikit senyum yang dipaksakan
" namamu siapa" kata juna menghentikan langkah Lyin.
" saya Azuma Lyindia kak, saya permisi"
Julian melihat sikap juna yang sok akrab dengan Lyin. Hal itu membuat julian cukup kesal dengan dua orang itu tanpa sebab. Lyin masuk barisan kelompoknya dengan takut. Julian tersenyum penuh arti melihat Lyin. Julian mengambil tempat berdiri di depan.
" hai semua, tentu kalian sudah kenal saya bukan" kata julian sok akrab
" kenal kak, kak julian" kata mereka serempak
"tentu saja kalian kenal karena biasanya berita mengenaiku cukup cepat menyebar, dan apa yang kalian dengar itulah aku, tapi sayang ada satu orang yang tidak tahu aku sebab itu dia harus dihukum" seru Julian sombong
Semua murid baru saling menatap mencari siapa orang itu. Semua ketakutan pada apa yang akan terjadi. Mereka takut disalahkan oleh sepihak oleh julian.
" Azuma Lyindia kamu harus dihukum" seru Julian
Lyin merasa nasibnya begitu sial beberapa waktu terakhir ini. Gagal masuk SMA favorit, masuk ke SMA yang jauh dari rumah, dan ditambah lagi berjumpa dengan monster ajaib yaitu Julian. Setengah mati dia menyumpahi dirinya akan membenci orang bernama julian selama dia hidup. Lyin siap-siap mendengar hukuman apa yang akan diberikan padanya. Walau takut Lyin haru siap. Bersihkan toilet, memungut sampah, atau bernyanyi Lyin merasa bisa menghadapinya. Tapi seorang julia. apakah akan memberi hukuman mudah seperti yang Lyin pikirkan. Dia rasa tidak. Apakah dia akan dihukum dengan cambuk atau mempermalukan dirinya di depan umum. Lyin semakin takut.
" hari ini kalian akan saya kenalkan dengan lingkungan sekolah kita, Lyin akan bersama saya dan yang lain ikut dengan kakak senior yang ada disampingku"
"siap bro" seru Dika yang tidak tahu sejak kapan sudah berdiri disana.
Lyin berjalan mendekat sesuai perintah setelah yang lain pergi. Lyin menundukkan kepalanya dalam. Julian semakin kesal dengan ketakutan Lyin. Julian mengingat baru saja Lyin menatap Juna dengan senyumnya dan dijadapannya Lyin seperti menatap hantu. Julian berjalan mengitari Lyin, Lyin semakin risau.
" kak..tolong jangan beri saya hukuman berat atau jangan permalukan saya di depan banyak orang" seru Lyin memberanikan diri
" kau membuatku semakin kesal" jawab julian
" maafkan saya kak"
Julian adalah manusia kejam, tapi dia tidak pernah membuat seorang gadis menangis karena kekejamannya. Jika gadis menangis karena penolakannya itu bukan salahnya. Sebab hati tidak bisa dipaksakan menurutnya. Julian merasa semakin kesal mengenai pandangan Lyin terhadapnya.
"ikut saya" seru Julian sambil berjalan
Lyin mengikuti julian dari belakang, dengan pelan. Julian sudah memperlambat langkahnya namun Lyin masih saja jauh dibelakang. Julian menunggu Lyin dan bruk..Lyin berhasil menabrak dada bidang Julian.
"maaf kak, saya.."
" berjalan disampingku" jawab julian memotong
Mereka berjalan bersisian, Julian membawa Lyin menjelajahi sekolah karena memang itu tujuan Julian. Julian berjalan menuju perpustakaan sebab menurutnya orang seperti Lyin pasti mencari perpustakaan dahulu. Julian merasa tebakannya benar, dia melihat wajah tersenyum Lyin begitu melihat perpustakaan. Selanjutnya Julian membawa Lyin ke ruang laboratorium biologi, fisika, dan komputer. Ada kelegaan tersendiri di wajah Lyin bahwa sekolahnya tidak begitu buruk walau jauh dari pusat kota. Julian merasa senang Lyin sudah mulai menghilangksn rasa takutnya pada julian.
Selanjutnya Julian membawa Lyin ke taman belakang sekolah. Tempat yang paling menyenangkan dan jarang didatangi murid di sekolah itu. Selain tempatnya di ujung, tempat itu juga seperti tersembunyi.
"kemana kita akan pergi" kata Lyin mulai takut
" aku tidak akan macam-macam padamu, kau akan menyukainya" kata julian yakin
Tampak bangku mengelilingi pohon besar di taman itu. Tempat yang sejuk dan indah cocok untuk digunakan sebagai tempat membaca. Ada tiga bangku taman disana diantara tiga pohon yang tumbuh.
" kau harus tahu tempat ini, tempat ternyaman di sekolah" seru Julian asal
"terimakasih sudah memberi tahuku" jawab Lyin
" aku memberi tahumu karena kau terlihat tidak bisa bergaul alias suka menyendiri, ini tempat yang cocok untukmu. Dimana hanya ada kau dan angin" ejek julian
Baru saja Lyin merasa julian tidak begitu buruk, langsung ditepiskan dengan kelakuan Julian sekarang. Julian duduk di salah satu bangku dengan menaikkan kakinya. Sikap preman memang terlihat jelas pada tingkah lakunya. Lyin hanya diam dan menatap dari jauh. Julian menyuruh Lyin mendatanginya, dengan sedikit ragu Lyin mendatanginya.
" ada apa kak, ku..kurasa kita harus kembali ke lapangan " seru Lyin berusaha
"kenapa kamu takut padaku, kamu takut aku akan menerkammu" jawab julian kesal
" bukan kak, tapi waktu kita hampir habis" jawab Lyin sambil melihat jam tangan pinknya.
" apa aku pernah peduli waktu" cetus Julian
"ta..tapi saya peduli kak" jawab Lyin takut
" kamu mulai berani"
"maaf kak"
"aku suka" jawab julian
Lyin membuka matanya sebab terkejut dengan kalimat yang baru saja dia dengar. Julian menatap mata Lyin lekat. Lyin semakin takut. Julian mendekatkan wajahnya pada wajah Lyin. Lyin mencoba menjau. Mundur-mundur seperti adegan sinetron yang pernah dia tonton. Lyin hampir terjatuh begitu kakinya tersandung akar pohon, dengan sigap tangan kekar Julian meraih tangannya.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
Aprilia Amanda
bau bau bucin🤭
2022-02-08
1
Salwa Khifdz
mampir yuk kak:>
2021-06-24
0
Dinda Natalisa
Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.
2021-03-09
1