Tiga hari lagi sekolah akan dimulai. Lyin tetap saja belum di daftarkan di sekolah manapun. Sejak dia tidak lulus masuk SMA favorit, ibunya terlihat sedih bahkan jarang bicara. Lyin mengambil tempat di dekat ibunya yang sedang duduk di tikar.
"ibu tidak bisakah aku mendaftar ke sekolah swasta yang murah" kata Lyin memberanikan diri
" tidak bisa. Adikmu sudah sekolah swasta dan Kakakmu juga"
"ibu aku janji akan giat membantu ibu berkebun"
"tidak Lyin kamu harus masuk SMA negeri. Biaya sekolah adik dan kakakmu sudah sangat mahal" katanya ibunya tegas
"bu jadi aku harus bagaimana"
"ibu akan pikirkan"
Seminggu kemudian
Semua orang seusia Lyin sudah masuk sekolah dengan wajah ceria. Mereka tidak harus masuk sekolah negeri seperti Lyin, sekolah swasta yang baik juga banyak disana asal ada uangnya. Lyin takut dia akan berhenti sekolah atau dia akan menganggur tahun ini. Lyin melihat ibunya berlari-lari kecil ke arahnya. Lyin takut akan mendengar berita buruk dari ibunya.
" Lyn, Lyin kamu akan sekolah, sekolah negeri walaupun tidak sebagus sekolah disini, tapi ibu yakin disana kau bisa mewujudkan cita-citamu" kata ibunya buru-buru
" dimana ibu, apa ada sekolah negeri yang menerimaku yang seperti ini"
" di kota sebelah, jauh memang tapi ibu yakin kau bisa"
"ibu aku tidak ingin jauh dari rumah, tidak bisakah aku disini bu, aku janji bakal giat membantu ibu berkebun"
"tidak bisa, kamu harus nurut"
Lyin merasa sedikit sakit hati pada ibunya. Kenapa saat dia yang tidak masuk sekolah negeri ibunya tidak mengizinkan dia masuk sekolah swasta sedangkan adik dan kakaknya dengan cepat ibunya langsung mendaftarkan mereka ke sekolah swasta yang bagus. Lyin hanya ingin bersama ibunya, disisi keluarganya. Lyin hanya bisa pasrah mengikuti kemauan ibunya.
Hari ini adalah hari ke tiga masuk sekolah. Lyin dan ibunya sampai di kota tempat dia sekolah dengan selamat. Setelah mencari tempat tinggal Lyin dan ibunya bergegas ke sekolah yang akan dimasuki Lyin. Mereka hanya perlu mendaftar ulang sebab ibunya sudah menelpon kepala sekolah yang kebetulan adalah keluarga jauh mereka.
Di lapangan para murid baru lagi menjalani ospek. Para kakak kelas mulai menjalankan aksinya. Hukum menghukum adik kelas dengan ketegasan yang menurut Lyin dibuat-buat. Lyin mengantarkan ibunya ke depan gerbang sekolah dan disana mereka berpisah. Lyin memeluk ibunya erat.
" bu tidak bisakah..aku.." kata lyin sesenggukan
"Lyin..ibu akan pergi sekarang, sewa kamar sudah ibu bayar sebulan cukup murah, ini terbaik Lyin"
Lyin menangis menggenggam tangan ibunya, Lyin enggan melepasnya namun ibunya memaksa.
Setelah ibunya pergi Lyin bertemu mata dengan laki-laki bermata sangar yang sedang menatapnya dari samping jarak mereka sekitar lima meter. Laki-laki itu ada di parkiran sedang Lyin masih di pintu gerbang. Lyin berjalan dengan takut, laki-laki itu juga. Baju tidak dimasukkan, dasi tidak diikat, rambut acak-acakan dan sepatunya warnanya wow.
Kini mereka berjalan bersisian berjarak satu meter saja. Lyin tidak berani menatap bahu laki-laki itu. Lyin berusaha mempercepat langkahnya tapi tentu saja kaki jenjang laki-laki itu berhasil mengalahkannya.
" kau menangis saat masuk sekolah, ku pikir kau tadi anak sd yang merengek di ketek ibunya" kata laki-laki itu asal
Lyin tidak menghiraukan, tentu saja dia kesal tapi rasa takutnya lebih besar.
Tap, tangan laki-laki itu menangkap jemari Lyin. Lyin terkejut hendak melompat. Laki-laki itu menatap lekat wajah kesal Lyin.
"kau murid baru, sejak tiga hari ini aku tidak pernah melihatmu" katanya sambil melihat Lyin.
" kau tidak dengar" katanya lagi
" iya, aku dengar" kata lyin takut
" bagus kalau begitu, kau tahu siapa aku"
"tidak"
"angkat kepalamu, ayo angkat. Lihat ini" serunya sambil menunjuk papan namanya di dekat saku baju putihnya.
" kau tidak bisa baca" katanya lagi
"Ju..julian" kata Lyin takut
"apa?"
" kak..Julian"
"kamu harus ingat nama itu"
Seorang laki-laki lain mendatangi mereka. Mereka melakukan aksi salaman gaya khas preman menurut Lyin. Lyin tidak berani bergerak dan juga tidak berani memandang.
" Hai bro cewek siapa ini? dia salah apa bro sampe ketakutan gitu" katanya sambil tersenyum licik
" biasa bro"
"maksudmu dia cewek yang naksir kamu juga" kata temannya ngaur
Mereka berdua tertawa lagi seperti orang gila menurut Lyin. Lyin menjauh sedikit demi sedikit namun laki-laki itu menyuruh Lyin balik lagi ke tempatnya. Lyin menurut sebab takutnya sudah mencapai level dewa sekarang.
"kamu jika ingin pergi sebut nama dulu dan jangan lupa pamit"
" oh iya kak, kenalkan nama saya Liyn"
"Lyin? yang lengkap dong sekalian kelasnya juga"
"maaf kak, saya Azuma Lyindia. Saya tidak tahu akan dimasukkan ke kelas berapa nanti, saya baru masuk kak"
" jadi saya boleh panggil azu, zuma, Lyin, ndia, azuma, atau Lyindia dong" seru laki-laki itu sambil tersenyum
" iya kak, terserah kaksk saja" jawab Lyin pasrah
" Lyindia, begitu kamu tahu kelas kamu, kamu harus segera lapor padaku, jika tidak..ya kamu tahu sendiri"
" ba..baik kak, kak saya pamit pergi dulu mungkin guru sudah menunggu saya" kata Lyin ketakutan
" oke, gitu dong kalau ingin pergi pamit yang sopan, sudah pergi sana"
"terimakasih kak" sahut Lyin cepat sambil terburu-buru berjalan.
Teman Julian heran dengan sikapnya yang tidak biasa. Seorang julian yang tidak suka berurusan dengan yang namanya perempuan malah membuat seorang gadis kecil berlama-lama di hadapannya. Bahkan dia juga tersenyum-senyum setelah Lyin pergi.
" bro kamu kenapa? "
" aku kenapa" jawab ian ketus
" kau tersenyum bro pada gadis itu dan kau mencari masalah dengannya"
" Dika lebih baik kamu diam sekarang " jawab ian lebih ketus
" ya..aku heran bro"
" kamu mau gigimu hilang sekarang, kamu diam sekarang "
Julian berjalan menjauh dari Dika. Dika mengikutinya dari belakang. Julian duduk di bangku taman tepat dibawah pohon di depan kelas mereka. Dia melihat Lyin mulai masuk ke lapangan untuk mengikuti ospek. Para kakak kelas mulai berbisik-bisik tentang murid baru yang tidak lain adalah Lyin. Julian berjalan menuju lapangan. Para penjuru kelas mulai resah dengan apa yang akan dilakukan Julian sekarang. Kenapa dia berjalan ke lapangan tempat ospek dilaksanakan.
Apa yang akan dia lakukan? Bukankah dia enggan menjadi panitia ospek atau hanya sekedar kakak kelas yang iseng pada siswa barupun dia enggan. Julian menatap ketua osis dengan tatapan menantang di hadapan seluruh murid baru serta panitia ospek tanpa takut.
" aku akan ikut menjadi panatis ospek tahun ini" kata tegas
bersambung....
**Baca juga karya author lainnya ya.
Terpaksa Menikahinya
2.My Misterius Boy**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
Noorhikmah
holla...baru mampir salam kenal semua👋
2022-04-11
1
Noormaliasari
kalo julian nya 180 lyn nya kekecilan cuma 150 aja wkwkwkkwk🤭
2021-03-10
9
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
mulai menarik nih
2021-01-08
1