Lyin sibuk memasukkan pakaiannya ke dalam tas berwarna hitam kesukaannya. Kemanapun dia pergi tas itu akan menjadi temannya. Tidak heran tas itu sekarang terlihat sedikit usang. Perkemahan Sabtu Minggu atau yang disingkat dengan Persami yang akan diadakan esok disekolahnya. Lyin sedikit kesal yang mewajibkan semua murid baru harus ikut serta.
Hari liburnya akan sia-sia, itu yang dia pikirkan sekarang. Apa untungnya berkemah di halaman sekolah, dia juga masih mencari jawabannya. Julian juga menjadi hal yang dia takuti di perkemahan nanti. Dia sempat berpikir untuk menerima hukuman apapun asal tidak ikut serta, tapi Novia sibuk membujuk dirinya dan dia tidak bisa menolak.
" Persiapanmu udah beres" seru Novia tiba-tiba dari balik pintu, hanya kepalanya yang terlihat.
" Sedikit lagi, apa ada barang khusus yang diperlukan nanti" tanya Lyin lagi.
" Selain perlengkapan mandi, tidur, dan alat masak ku kira tidak ada lagi" jawab Novia yakin.
" Ya sudah kalau begitu, selamat tidur" jawab Lyin mengakhiri percakapan mereka.
" Selamat tidur juga"
***
Jarum pendek jam dinding menunjuk ke arah angka 10, semua orang sudah sibuk di depan aula dengan barang bawaan mereka. Lyin berpikir barang bawaan itu seperti persiapan untuk seminggu. Lyin melirik barang bawaannya yang lebih sedikit dari orang-orang.
Juna dan Bapak Pramuka masuk ke aula setelah semua murid masuk dan duduk dengan teratur. Nasehat-nasehat, kata sambutan keluar dari orang-orang yang dianggap penting pada acara ini. Lyin menunggu-nunggu apakah ada kalimat yang terucap mengenai manfaat Persami ini namun tidak juga terucap.
Lyin menghela napas panjang begitu acara sambutan selesai. Lyin tidak merasakan kehadiran Julian. Matanya sedikit melirik ke seluruh penjuru ruangan mencari sosok Julian. Lyin tersenyum menyadari Julian tidak ikut serta dalam acara ini, namun senyumnya hilang begitu melihat Julian sedang diambang pintu sekarang, dia terlambat.
" Baik saya akan membacakan nama-nama orang yang akan jadi kelompokmu dan tugas apa yang akan kau laksanakan nantinya" seru Juna tegas
" Baik kak" jawab murid baru serempak.
Semua sibuk mendirikan tenda tanpa henti, tidak terkecuali Lyin dan Novia, Bunga juga berada satu kelompok dengannya. Novia yang jilid mulai bergosip ria tentang murid baru itu. Beberapa kali Novia diperingati oleh Lyin agar tidak bicara sembarangan, tapi Novia tetap pada asumsinya.
" Apa dia bisa mendirikan tenda itu sendiri, kita malah disuruh mengambil air dan ini itu, aku yakin dia merencanakan sesuatu" kata Novia memulai gosip.
" Rencana apa Nov, kau pikir ini sinetron" jawab Lyin malas menanggapi Novia yang bawel.
" Bisa sajakan dia ingin meminta bantuan Julian untuk membangun tenda kita, itu sebabnya dia ingin kita mengambil air ini" tambah Novia lagi sambil mengisi air dengan gayung ke ember ditangannya.
" Jadi apa salahnya" jawab Lyin singkat
" Dia caper pada kak Julian dan ingin merebutnya darimu, masa kamu gak merasa sih" tambah Novia lagi dengan mata berbinar-binar.
" Julian bukan milik siapa-siapa, kamu ngerti. Tidak milikku juga milik yang lain dia bukan barang Nov, udah mendingan kita fokus ngambil air" jawab Lyin tegas.
Lyin dan Novia berjalan bersisian dengan ember berisi air di tangan mereka. Novia tidak berhenti mengajak Lyin bercerita topik yang sama. Kadang Lyin menanggapi dengan malas kadang juga diam. Lyin sangat tidak suka mengurus urusan yang bukan urusannya.
" Lyin!" panggil Novia sambil memegang bahu Lyin. Dia meletakkan ember yang ditangannya dan menutup mulutnya yang menganga.
" Apa lagi sekarang" jawab Lyin sedikit kesal.
" Kamu lihat, lihat itu" Novia menunjuk bunga yang dibantu oleh Julian.
" Lalu kenapa" Lyin menatap dua orang itu, tampak begitu akrab dan sudah saling mengenal. Lyin tidak menyangka Bungan dan Julian sudah saling mengenal.
" Benarkan apa yang kubilang, kubilang juga apa Lyin dia itu rubah betina yang licik"
" Mulai lagi sinetronmu" jawab Lyin sambil berjalan meninggalkan Novia.
Lyin meletakkan ember di sisi kiri tenda, diikuti oleh Novia yang sedikit terburu-buru. Lyin bergabung dengan dua orang itu dengan sedikit ragu. Julian menatap Lyin dengan senyum manisnya, Lyin tidak menanggapi.
" Maaf kak Bunga kami terlalu lama mengambil airnya jadi tidak sempat membantu" seru Lyin merasa bersalah.
" Tidak masalah, ada Julian yang membantu. Terimakasih Julian" jawab Bunga sambilan meraih lengan Julian. Julian langsung menepisnya pelan dan menjauh sedikit dari Bunga.
" Ku pikir kamu tidak akan tertarik dengan acara seperti ini" Seru Julian sambil menatap Lyin.
" Aku? I-ini sudah peraturan kak" jawab Lyin gugup.
" Jadi aku benarkan acara seperti ini bukan dirimu" kata Julian yakin.
Lyin terdiam seketika mendengar penuturan Julian. Bagaimana tidak Julian berhasil menganalisis sifatnya dengan baik. Ada rasa sedikit tersanjung di hati Lyin membuat senyumnya merekah sedikit, hanya sedikit.
Bunga memandang tidak suka atas sikap Julian pada Lyin yang begitu jelas menunjukkan perhatiannya. Bunga memandangi Lyin mencari daya tarik yang membuat Julian suka padanya.
" Kalian pacaran" tanya Bunga tiba-tiba. Membuat Lyin terbatuk-batuk sebab terkejut dengan pertanyaan Bunga.
" Bu-bukan kak, kakak salah menafsirkan" jawab Lyin cepat.
Julian menatap Lyin kesal, apa begitu tidak sukanya Lyin disebut berpacaran dengannya. Julian tersenyum miring sambil menatap Lyin. Lyin bergidik takut melihat senyum Julian yang menakutkan menurutnya.
" Kami memiliki hubungan terbaik diantara semua hubungan" seru Julian setengah berteriak, sengaja agar semua orang mendengar.
Seketika semua mata melirik-lirik mereka, mulai berbisik-bisik tanpa henti membuat Lyin kesal bukan main pada monster busuk itu. Salahnya mengatakan pada Julian bahwa mereka sekarang berteman. Julian senang bukan kepalang melihat mimik wajah Lyin yang memerah entah sebab malu atau marah.
" Serius kau berhubungan dengan Lyin" kata Dika muncul dari dalam tenda di samping tenda Kelompok Lyin.
Julian tidak menjawab, dia hanya tersenyum-senyum ke arah Lyin sekarang. Lyin semakin kesal Julian tidak menjawab pertanyaan Dika. Dia juga kesal pada dirinya yang tidak cukup kuat untuk berkata mereka hanya teman. Baru semalam dia mengatakan benci pada Julian bagaimana mungkin dia mengatakan mereka berteman sekarang.
" Julian tunggu membalaskan dariku, apa maksudmu mengatakan hal seperti itu dihadapan semua orang" batin Lyin menjerit kuat.
Semua mata menunggu penjelasan dari dua orang itu, tapi tidak ada yang bicara. Hanya senyum Julian yang semakin merekah dan wajah Lyin yang semakin memerah. Lyin berlari jauh dari pandangan orang. Berlari secepat mungkin sampai orang tidak melihatnya lagi. Novia berlari mengikuti Lyin dari belakang.
" Kau pacaran dengan Lyin? kau serius" tanya Dika lagi meyakinkan.
" Kau tidak dengar Lyin berkata itu cuma salah paham, lagi pula aku yakin Lyin bukan tipe Julian" jawab Bunga cepat.
" Dia tipe gadis yang kusukai, kau tahu apa" jawab Julian kesal.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
hmmm... kebayang kalo jadi lyin
2021-01-08
0
Dewi Suherman
semangat thor
2020-12-03
3
De Afekh..
visualnya dong kaka
2020-11-17
6