AM'sLL — BAB 11

SEPERTI INTEROGASI

Seketika tangan Noir menyentuh leher Disha secara perlahan namun cukup membuat wanita itu mendongak. Disha mencoba mundur namun Noir malah membuatnya membelok dan terjatuh di sofa panjang sehingga kini dia terduduk dengan kedua tangannya menahan ke belakang agar tidak terbaring.

“Aku tidak pernah meminum alkohol, tolong jangan lakukan itu.” Ujar Disha menggeleng.

Dia tak tahu apakah itu alkohol yang aman atau sudah dicampur oleh bahan lainnya. 

“Di sini aku yang berkuasa, semua mengikuti perintahku. Dan aku tidak peduli kau suka atau tidak.” Balas Noir yang akhirnya memaksa Disha meminumnya dengan mencengkram rahang wanita itu hingga beer masuk ke mulutnya.

Saat dirasa sudah masuk, Disha terbatuk beberapa saat dan Noir kembali duduk di sofa singelnya, menatap ke arah wanita cantik tadi yang menggosok lehernya. 

“Kamu bisa mengatakannya sekarang.” Ucap Noir yang kini menatap istrinya tajam. Kedua tangannya bertopang di kedua lengan sofa sementara Disha yang tiba-tiba merasa tegang dan panik usai meminumnya, dia merasa aneh.

-‘Ada apa denganku? Apa aku mabuk? Tapi tidak, kepalaku tidak pusing, ini bukan beer. Kenapa aku berdegup panik? Oh ya Tuhan...’ Batin Disha tak karuan dan mencoba tenang saat dia menatap mata biru tajam Noir.

“Aku ingin tahu soal kakakmu. Sayangnya dia tewas saat semuanya mengarah kepadanya juga.” Ucap Noir membuat Disha mengernyit bingung.

“Ap-apa maksudmu? Di-dia hanya seorang autis, jangan menuduhnya dia tidak tahu apapun, bahkan dia tidak bisa membedakan nama barang dengan benar.” Jelas Disha membuat Noir berkerut alis.

Tentu saja pria itu percaya karena Disha sudah meminum beer tadi, itu bukan minuman sekedar beer. Itu minuman yang membuat seseorang tegang hingga mencurahkan semua pertanyaan dan jawaban dengan jujur dibalik rasa panik yang tiba-tiba.

“Kenapa kamu melepaskan peluru ke arah istriku malam itu?” tanya Noir yang kini bertanya dengan nada pelan namun tegas.

“Untuk menyelamatkan kakak ku. Aku pikir dia dalam bahaya, jadi.. aku melepaskan satu peluru ke arahnya.” Jelas Disha dengan jujur.

“Darimana kamu mendapatkan pistolnya?” pertanyaan Noir yang kali ini membuat Disha mengernyit bingung saat ia mencoba mengingatnya.

Disha menunduk kecil dan berpaling.

“Aku mendengar suara, seorang wanita meminta tolong, lalu aku berniat menghampirinya, namun seseorang mendorongku dan membenturkan kepalaku di dinding sampai kakak ku memanggilku cukup keras dan aku melihat ada pistol di tanganku.” Jelas Disha dengan detail dan itulah yang terjadi.

Mendengar itu, Noir hanya diam. Mata birunya masih menatap tajam istrinya tadi yang menatapnya tegang dan berkeringat.

Terlihat wajah kebingungan Disha hingga dia berpaling dari tatapan suaminya.

“Pergilah.” Pinta Noir membuat Disha menatap aneh namun dia segera beranjak dari sana sembari memegangi lehernya.

Sementara Noir masih duduk di sofa menatap ke arah perginya Disha. 

“Jika saja kakakmu normal, kamu tidak akan terseret.” Gumam Noir meneguk segelas beer dalam satu tegukan.

...***...

Sebuah mobil melaju dalam kecepatan tinggi melewati jalanan yang sepi dengan lahan kosong sebagai pemandangan di pinggir jalanan.

Mobil tersebut berhenti saat sudah mencapai tujuan, lalu seorang pria berjas biru tua turun dari mobil tersebut menghampiri Sofiya yang berdiri di pinggir mobil hitam lainnya dengan pakaian bermantel panjang.

“Kenapa kau ingin bertemu? Kau bisa menelepon ku kan.” Ujar seorang pria berambut cepak dengan tatto di lehernya itu menatap tegas ke Sofiya.

Sofiya menyeringai miring dan kembali menatap tajam. “Aku ingin membicarakan soal kejadian di kapal. Kau tahu maksud ku.” Ujar Sofiya.

Todor menatap lekat hingga sekilas melirik ke mobil Sofiya. “Apa suamimu ikut?” tanya pria itu.

“Dia sibuk. Kau bisa bicarakan denganku saja.” Ucap Sofiya sehingga Todor mengangguk-anggukkan kepalanya kecil seraya menyumat rokoknya.

Kedua orang tadi masih saling berdiam diri, Sofiya mengamati pria yang lebih muda darinya itu hingga kontak mata mereka kembali bertemu.

“Kau ingin bicara apa?”

“Sudah kubilang soal di kapal pesiar.”

“Ada banyak kejadian di kapal pesiar, katakan dengan jelas!” sindir Todor menyeringai licik.

Sofiya memutar malas bola matanya.

“Malam kejadian kematian Teodora. Sebelumnya! Aku yakin ada sesuatu di antara kalian berdua.” Tegas Sofiya memuaskan Todor menatapnya tajam.

“Itu urusanku. Urusan kita berbeda dan jangan membahas soal Teodora dan diriku.” Ucap Todor dengan nada pertegas.

“Benarkah! Tidak ada yang tahu selain kita bertiga, jika kau berani menyembunyikan hal besar dari kami apalagi menyangkut soal Noir, baik aku maupun Alon tidak akan menolong mu.”

“Aku tidak memerlukan kalian, kita hanya bersekongkol. Teodora sudah mati itu artinya kita bertiga sudah berakhir. Aku bisa melawan Noir sendirian lebih baik kau dan suamimu urus saja rencana kalian selanjutnya.” Ucap Todor menghisap rokoknya terkahir sebelum dia membuangnya ke tanah dan berbalik ke arah mobilnya.

Namun langkah Todor terhenti, menoleh ke Sofiya dengan seringaian kecil. “Aku dengar, Noir memutuskan menikah lagi! Bukankah wanita itu artinya menjadi penghalang baru kalian!” ucap Todor tersenyum miring lalu pergi dan masuk ke mobilnya.

Mendengar itu Sofiya hanya menatap tajam hingga mobil hitam pria tadi melaju pergi.

“Fuck him!” umpat Sofiya yang akhirnya masuk ke mobilnya dengan perasaan kesal.

...***...

“Hfffuuu— ” Disha membuka matanya lebar saat dia mulai merasa pusing karena kelaparan. 

Wanita itu membersihkan debu-debu di ruang perapian milik Noir, bukan di ruang perapian milik Alon. Saat Disha membersihkan rak buku bergaya vintage, sekilas dia melihat banyaknya buku berjajar. Dan semua itu pasti buku-buku yang berisi berat untuk otak.

“Jadi ada pembantu baru di sini!” 

Mendengar suara yang familiar membuat Disha tersenyum miring nan malas. 

Benar saja, Yoanna berdiri di sana, dia baru saja mau keluar namun melihat keberadaan Disha membuatnya penasaran dan tertarik.

“Andai saja Noir memberiku kesempatan untuk menghabisi mu, maka aku akan melakukannya! Tapi aku lebih suka melihat wanita sepertimu menderita!” ujar Yoanna yang kini sudah berdiri tepat di hadapan Disha yang masih terlihat tenang namun menatap tegas.

“Really? Kau tidak akan melihatnya saja, tapi kau juga akan merasakannya sendiri.” Balas Disha dengan berani.

Yoanna menyeringai kecil, lalu dalam sekejap senyuman itu pudar menjadi tatapan tajam. “Kau pernah merasakan pisau di lidahmu?” 

Disha diam menatap lekat hingga Yoanna berjalan lebih dekat dan sangat dekat dengan wajahnya lalu mengeluarkan pisau kecil di depan wajah Disha. “Mau merasakannya?!” tawar wanita dengan rambut terkuncir kuda tadi menyeringai licik.

Meski Disha sempat panik, namun dia masih bisa bersikap tenang sehingga tidak sedikitpun Yoanna melihat ketakutan di mata Disha.

“Jaga ucapanmu, di sini tidak ada yang melindungi mu Nona! Jika salah bicara maka aku pastikan pisau ini akan menyentuh kulit indah mu. Aku menghargai kakak ku yang ingin membalas perbuatan mu, jadi biarkan Noir saja yang menyiksamu selagi kau tidak melewati batas.” Jelas Yoanna menyentuh rahang Disha dengan mata pisau yang dia bawa.

Dengan tatapan ancaman, wanita berkulit putih itu berbalik pergi.

Terpopuler

Comments

sagi🏹

sagi🏹

duh Thor jangan lah di siksa terus dhisa ibarat nya dhisa nih di masuk ke kandang macan dan rekan2nya macan kan kasihan Thor dia wanita dia sendirian tidak ada yang melindungi maupun menolong ku menangeeessss nih 😥

2025-01-28

1

Sun🌻

Sun🌻

Silahkan berbuat sesukamu Noir, ta tungguin si Noir ini bucin ke Disha

2025-01-28

1

Tiara Bella

Tiara Bella

msh banyak misteri dibalik meninggalnya Dora istri nya noir

2025-01-28

1

lihat semua
Episodes
1 AM'sLL — BAB 01
2 AM'sLL — BAB 02
3 AM'sLL — BAB 03
4 AM'sLL — BAB 04
5 AM'sLL — BAB 05
6 AM'sLL — BAB 06
7 AM'sLL — BAB 07
8 AM'sLL — BAB 08
9 AM'sLL — BAB 09
10 AM'sLL — BAB 10
11 AM'sLL — BAB 11
12 AM'sLL — BAB 12
13 AM'sLL — BAB 13
14 AM'sLL — BAB 14
15 AM'sLL — BAB 15
16 AM'sLL — BAB 16
17 AM'sLL — BAB 17
18 AM'sLL — BAB 18
19 AM'sLL — BAB 19
20 AM'sLL — BAB 20
21 AM'sLL — BAB 21
22 AM'sLL — BAB 22
23 AM'sLL — BAB 23
24 AM'sLL — BAB 24
25 AM'sLL — BAB 25
26 AM'sLL — BAB 26
27 AM'sLL — BAB 27
28 AM'sLL — BAB 28
29 AM'sLL — BAB 29
30 AM'sLL — BAB 30
31 AM'sLL — BAB 31
32 AM'sLL — BAB 32
33 AM'sLL — BAB 33
34 AM'sLL — BAB 34
35 AM'sLL — BAB 35
36 AM'sLL — BAB 36
37 AM'sLL — BAB 37
38 AM'sLL — BAB 38
39 AM'sLL — BAB 39
40 AM'sLL — BAB 40
41 AM'sLL — BAB 41
42 AM'sLL — BAB 42
43 AM'sLL — BAB 43
44 AM'sLL — BAB 44
45 AM'sLL — BAB 45
46 AM'sLL — BAB 46
47 AM'sLL — BAB 47
48 AM'sLL — BAB 48
49 AM'sLL — BAB 49
50 AM'sLL — BAB 50
51 AM'sLL — BAB 51
52 AM'sLL — BAB 52
53 AM'sLL — BAB 53
54 AM'sLL — BAB 54
55 AM'sLL — BAB 55
56 AM'sLL — BAB 56
57 AM'sLL — BAB 57
58 AM'sLL — BAB 58
59 AM'sLL — BAB 59
60 AM'sLL — BAB 60
61 AM'sLL — BAB 61
62 AM'sLL — BAB 62
63 AM'sLL — BAB 63
64 AM'sLL — BAB 64
65 AM'sLL — BAB 65
66 AM'sLL — BAB 66
67 AM'sLL — BAB 67
68 AM'sLL — BAB 68
69 AM'sLL — BAB 69
70 AM'sLL — BAB 70
71 AM'sLL — BAB 71
72 AM'sLL — BAB 72
73 AM'sLL — BAB 73
74 AM'sLL — BAB 74
75 AM'sLL — BAB 75
76 AM'sLL — BAB 76
77 AM'sLL — BAB 77
78 AM'sLL —BAB 78
79 AM'sLL — BAB 79
80 AM'sLL — BAB 80
81 AM'sLL — BAB 81
82 AM'sLL — BAB 82
83 AM'sLL — BAB 83
84 AM'sLL — BAB 84
85 AM'sLL — BAB 85
86 AM'sLL — BAB 86
87 AM'sLL — BAB 87
88 AM'sLL — BAB 88
89 AM'sLL — BAB 89
90 AM'sLL — BAB 90
91 AM'sLL — BAB 91
92 AM'sLL — BAB 92
93 AM'sLL — BAB 93
94 AM'sLL — BAB 94
95 AM'sLL — BAB 95
96 AM'sLL — BAB 96
Episodes

Updated 96 Episodes

1
AM'sLL — BAB 01
2
AM'sLL — BAB 02
3
AM'sLL — BAB 03
4
AM'sLL — BAB 04
5
AM'sLL — BAB 05
6
AM'sLL — BAB 06
7
AM'sLL — BAB 07
8
AM'sLL — BAB 08
9
AM'sLL — BAB 09
10
AM'sLL — BAB 10
11
AM'sLL — BAB 11
12
AM'sLL — BAB 12
13
AM'sLL — BAB 13
14
AM'sLL — BAB 14
15
AM'sLL — BAB 15
16
AM'sLL — BAB 16
17
AM'sLL — BAB 17
18
AM'sLL — BAB 18
19
AM'sLL — BAB 19
20
AM'sLL — BAB 20
21
AM'sLL — BAB 21
22
AM'sLL — BAB 22
23
AM'sLL — BAB 23
24
AM'sLL — BAB 24
25
AM'sLL — BAB 25
26
AM'sLL — BAB 26
27
AM'sLL — BAB 27
28
AM'sLL — BAB 28
29
AM'sLL — BAB 29
30
AM'sLL — BAB 30
31
AM'sLL — BAB 31
32
AM'sLL — BAB 32
33
AM'sLL — BAB 33
34
AM'sLL — BAB 34
35
AM'sLL — BAB 35
36
AM'sLL — BAB 36
37
AM'sLL — BAB 37
38
AM'sLL — BAB 38
39
AM'sLL — BAB 39
40
AM'sLL — BAB 40
41
AM'sLL — BAB 41
42
AM'sLL — BAB 42
43
AM'sLL — BAB 43
44
AM'sLL — BAB 44
45
AM'sLL — BAB 45
46
AM'sLL — BAB 46
47
AM'sLL — BAB 47
48
AM'sLL — BAB 48
49
AM'sLL — BAB 49
50
AM'sLL — BAB 50
51
AM'sLL — BAB 51
52
AM'sLL — BAB 52
53
AM'sLL — BAB 53
54
AM'sLL — BAB 54
55
AM'sLL — BAB 55
56
AM'sLL — BAB 56
57
AM'sLL — BAB 57
58
AM'sLL — BAB 58
59
AM'sLL — BAB 59
60
AM'sLL — BAB 60
61
AM'sLL — BAB 61
62
AM'sLL — BAB 62
63
AM'sLL — BAB 63
64
AM'sLL — BAB 64
65
AM'sLL — BAB 65
66
AM'sLL — BAB 66
67
AM'sLL — BAB 67
68
AM'sLL — BAB 68
69
AM'sLL — BAB 69
70
AM'sLL — BAB 70
71
AM'sLL — BAB 71
72
AM'sLL — BAB 72
73
AM'sLL — BAB 73
74
AM'sLL — BAB 74
75
AM'sLL — BAB 75
76
AM'sLL — BAB 76
77
AM'sLL — BAB 77
78
AM'sLL —BAB 78
79
AM'sLL — BAB 79
80
AM'sLL — BAB 80
81
AM'sLL — BAB 81
82
AM'sLL — BAB 82
83
AM'sLL — BAB 83
84
AM'sLL — BAB 84
85
AM'sLL — BAB 85
86
AM'sLL — BAB 86
87
AM'sLL — BAB 87
88
AM'sLL — BAB 88
89
AM'sLL — BAB 89
90
AM'sLL — BAB 90
91
AM'sLL — BAB 91
92
AM'sLL — BAB 92
93
AM'sLL — BAB 93
94
AM'sLL — BAB 94
95
AM'sLL — BAB 95
96
AM'sLL — BAB 96

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!