AM'sLL — BAB 02

BALASAN YANG SETIMPAL

Tidak pernah terpikirkan oleh Disha bahwa dia dan kakaknya akan berakhir seperti ini. Dengan penuh rasa bersalah, wanita cantik itu menatap sendu ke Sandy.

“Kenapa kamu melakukan itu?” lirih Disha yang masih meneteskan air matanya lalu menoleh menatap pria bernama Noir yang masih berdiri angkuh.

“Haruskah aku menjawabnya?” pria itu menatap tajam dan dingin.

“Aku tidak membunuhnya. Aku bahkan tidak tahu siapa yang membunuhnya.” Ucap Disha menatap dengan nanar.

Mendengar itu sungguh menaikkan amarah Noir. Pria itu yang sejak tadi membawa pistol di tangan kanannya, dengan kesal langsung menarik kasar lengan Disha yang terluka dan menodongkan senjata itu tepat ke leher jenjangnya.

“Tidak ada pembunuh yang selalu mengaku. Apa kamu bisa membuktikan dirimu setelah pistol yang digunakan ada di tanganmu HAH?” sentak Noir dengan wajah yang begitu dekat sampai Disha berpaling dan memejamkan matanya dengan gemetar.

Sementara ujung pistol Noir menyentuh kulit lehernya.

“Si-siapapun bisa mem-memakai pistol yang sama.” Balas Disha sedikit gugup dan gemetar, namun dia berani menatap mata biru Noir yang berkilat marah.

“Si-siapapun bisa melakukan kesalahan. Kamu membunuh kakak ku di-di saat aku tidak membunuh istrimu,” jelas Disha yang mulai menahan isak tangisnya yang mengingat kejadian penembakan itu dan juga kematian kakaknya yang seorang autis.

Mendengar itu Noir menyeringai tak percaya hingga dia menarik rambut Disha. “Hentikan omong kosong itu sialan! Stop it!” gertak Noir yang menekan ujung pistolnya ke leher Disha.

Wanita itu menutup mata dan pasrah. “Kalau begitu kamu bisa membunuhku.” Ucap Disha yang benar-benar pasrah.

Wanita itu kembali membuka matanya saat kontak mata mereka saling bertemu. Sekilas, Disha menatap ke arah jasad kakaknya sembari tersenyum miris. “Aku tidak punya tujuan hidup setelah kepergiannya! Dan aku turut berdukacita atas kematian istrimu Tuan!” ucap Disha menatap Noir.

Sungguh! Setelah semuanya yang terjadi, pria itu menekan pelatuk pistolnya, namun tak ada peluru yang keluar hanya sebuah gertakan saja.

“Kamu tahu. Kamu memudahkan ku untuk berpikir— ” Noir mendekati wajah Disha dengan sangat dekat tanpa melepaskan cengkraman rambutnya.

“Menyiksamu. Aku tidak akan membunuhmu.”

Wanita itu menatap bingung sekaligus heran dan berdebar kencang. Setelah terbunuhnya Sandy apalagi yang pria itu inginkan?

“Kamu sudah membunuh kakak ku, lalu APA LAGI YANG KAMU INGINKAN??? Apa?” Disha tak kuasa hingga menunduk lelah dari nada tinggi ke rendah.

Terlihat kedua mata biru Noir merah berair. Pria itu menyeretnya dan mendorongnya kasar sampai tersungkur tepat ke perut istri Noir yang terkena tembakan.

“Apa kamu pikir hanya satu orang yang meninggal?”

Deg!

Disha terkejut mendengarnya, dia memberanikan diri menatap ke arah perut wanita yang tertembak.

“Dua anakku ada di sana, dan kamu pikir aku akan membunuhmu dengan mudah?” Noir meletakkan pistolnya dan mendekati istrinya yang tak bernyawa.

Sementara Disha mulai menangis merasa sedih atas terbunuhnya wanita malang yang tengah hamil itu. Dia benar-benar merasa bersalah karena tidak bisa menolongnya lebih awal.

Pria itu mengusap kepala istrinya dan menatapnya sendu. Sedangkan Disha yang mulai berfirasat buruk, dia mulai bergerak mundur dalam keadaan duduk.

“Akan aku buat neraka di hidupmu, sampai kamu akan merasakan kematian berulang kali.” Ucapan Noir yang begitu dingin benar-benar membuat napas Disha tak karuan hingga dia menggeleng panik dan berdiri lari ke arah pintu yang terkunci dari luar.

“BUKA PINTUNYA!! AKU MOHON!!” pinta Disha menggedor-gedor pintu tersebut namun dari belakang Noir menarik tangan kiri Disha ke belakang dan menahan tubuhnya ke pintu.

Tentu saja wanita itu panik dan tak karuan.

“Akan aku buat kamu menderita dalam pernikahan ini. Tidak ada yang bisa menolong mu sampai ajal menjemputmu.” Bisik Noir membuat Disha merinding dan bibirnya kembali gemetar saat dia memejamkan matanya yang kembali basah.

Tangan kiri Noir mengusap kasar rahang Disha hingga lehernya dan meninggalkan darah milik sang istri di sana dengan sengaja.

Aroma amis membuat Disha ingin muntah, tapi dia lebih ingin mati setelah mendengar keputusan pria itu.

Saat Noir melepaskannya dan melangkah ke arah lain. Disha menempelkan keningnya ke pintu seraya menangis dan pasrah. “Aku tidak membunuhnya...” Lirihnya pelan, sangat pelan namun tidak akan ada yang percaya.

Disha menatap ke arah wanita yang terbaring tak bernyawa di atas sofa dengan mata basah.

“FALCO!!!” panggil Noir dengan suara lantang yang berdiri membelakangi pintu.

Tak lama pria bernama Falco itu masuk bersama dua pria lainnya yang merupakan anak buah Noir juga.

“Ikat dia dan jangan biarkan dia kabur ataupun melihat keberadaan nya.” Pinta Noir tanpa melihat ke arah Disha dan anak buahnya.

Pria itu berjalan ke arah istrinya, sementara Falco(32th) segera mengerahkan dua pria yang bersamanya tadi hingga bergerak mengikat kedua tangan Disha ke belakang dan menutup kepalanya dengan kain hitam.

Tentu saja wanita itu hanya diam menatap lekat ke arah Noir dengan pasrah.

Tidak ada perlawanan dari Disha. Dia benar-benar sudah hancur dan tidak tahu lagi harus berbuat apa? Menyelematkan dirinya? Tentu saja itu sia-sia bukan. Bahkan dia yakin tidak ada yang bisa menolongnya dari pria bernama Noir Mortelev (33th).

Di saat Disha dibawa pergi dari kamar kelas atas tadi. Kini Noir menatap lekat wajah istrinya yang sudah pucat pasih.

“Semoga kamu tenang di sana, maafkan aku.” Gumam Noir benar-benar sedih dan tak kuasa harus kehilangan istri dan dua anaknya secara bersamaan.

“Tuan Noir!” panggil Falco selaku asisten pribadi nya yang turut berdukacita atas kematian istri dari bosnya itu.

“Cari tahu siapa komplotan wanita itu. Dan siapkan jet pribadi, juga pemakaman Dora.” Pinta Noir dengan suara parau.

“Ya, Tuan.” Falco mengangguk dan segera keluar dari kamar tersebut.

Sedangkan Noir memejamkan matanya saat dia harus melepaskan istrinya untuk selamanya.

...***...

Moscow, Russia — Mansion Lev

“Sangat disayangkan, Dora yang malang.” Gumam seorang wanita paruh baya bernama Sofiya Karamazov yang kini duduk diruang tamu bersama yang lain.

“Dan parahnya lagi seorang wanita yang membunuhnya? Rasanya aku ingin membunuhnya juga.” Ucap wanita cantik bernama Yoanna (28th) yang menatap tajam dan kesal setelah mendengar kabar kematian kakak iparnya, Teodora.

Sedangkan wanita lainnya yang duduk di kursi roda. Hanya diam dengan ikut bersedih mendengar kematian istri dari sepupunya.

Dan dua pria lainnya juga ikut terdiam di sana, sampai pria tua dengan brewok serta kumis putih mulai bangkit dari sofa seraya mengancingkan jas hitamnya. “Beberapa jam lagi, Noir akan kembali. Lakukan saja pemakamannya.” Pinta pria tua bernama Alon Karamazov si paman Noir.

Sofiya menatap kepergian suaminya dengan pasrah dan mengangguk setuju. “Lakukan saja, sebelum Noir marah.” Ucapnya.

Terpopuler

Comments

sagi🏹

sagi🏹

wow ini ceritanyan lebih menantang dari cerita jax dan gaby.. thor dora udah gak berpetualang lagi ya ternyata udah nikah aja sama noir.. /Grin/

2025-01-24

1

Makaristi

Makaristi

gak mungkin jg disha & kakak nya yg membunuh Dora..
ada pembunuh yg sebenarnya...Noir hrs cari tahu itu 🫢🫢

2025-01-24

2

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

teussabar

2025-01-24

1

lihat semua
Episodes
1 AM'sLL — BAB 01
2 AM'sLL — BAB 02
3 AM'sLL — BAB 03
4 AM'sLL — BAB 04
5 AM'sLL — BAB 05
6 AM'sLL — BAB 06
7 AM'sLL — BAB 07
8 AM'sLL — BAB 08
9 AM'sLL — BAB 09
10 AM'sLL — BAB 10
11 AM'sLL — BAB 11
12 AM'sLL — BAB 12
13 AM'sLL — BAB 13
14 AM'sLL — BAB 14
15 AM'sLL — BAB 15
16 AM'sLL — BAB 16
17 AM'sLL — BAB 17
18 AM'sLL — BAB 18
19 AM'sLL — BAB 19
20 AM'sLL — BAB 20
21 AM'sLL — BAB 21
22 AM'sLL — BAB 22
23 AM'sLL — BAB 23
24 AM'sLL — BAB 24
25 AM'sLL — BAB 25
26 AM'sLL — BAB 26
27 AM'sLL — BAB 27
28 AM'sLL — BAB 28
29 AM'sLL — BAB 29
30 AM'sLL — BAB 30
31 AM'sLL — BAB 31
32 AM'sLL — BAB 32
33 AM'sLL — BAB 33
34 AM'sLL — BAB 34
35 AM'sLL — BAB 35
36 AM'sLL — BAB 36
37 AM'sLL — BAB 37
38 AM'sLL — BAB 38
39 AM'sLL — BAB 39
40 AM'sLL — BAB 40
41 AM'sLL — BAB 41
42 AM'sLL — BAB 42
43 AM'sLL — BAB 43
44 AM'sLL — BAB 44
45 AM'sLL — BAB 45
46 AM'sLL — BAB 46
47 AM'sLL — BAB 47
48 AM'sLL — BAB 48
49 AM'sLL — BAB 49
50 AM'sLL — BAB 50
51 AM'sLL — BAB 51
52 AM'sLL — BAB 52
53 AM'sLL — BAB 53
54 AM'sLL — BAB 54
55 AM'sLL — BAB 55
56 AM'sLL — BAB 56
57 AM'sLL — BAB 57
58 AM'sLL — BAB 58
59 AM'sLL — BAB 59
60 AM'sLL — BAB 60
61 AM'sLL — BAB 61
62 AM'sLL — BAB 62
63 AM'sLL — BAB 63
64 AM'sLL — BAB 64
65 AM'sLL — BAB 65
66 AM'sLL — BAB 66
67 AM'sLL — BAB 67
68 AM'sLL — BAB 68
69 AM'sLL — BAB 69
70 AM'sLL — BAB 70
71 AM'sLL — BAB 71
72 AM'sLL — BAB 72
73 AM'sLL — BAB 73
74 AM'sLL — BAB 74
75 AM'sLL — BAB 75
76 AM'sLL — BAB 76
77 AM'sLL — BAB 77
78 AM'sLL —BAB 78
79 AM'sLL — BAB 79
80 AM'sLL — BAB 80
81 AM'sLL — BAB 81
82 AM'sLL — BAB 82
83 AM'sLL — BAB 83
84 AM'sLL — BAB 84
85 AM'sLL — BAB 85
86 AM'sLL — BAB 86
87 AM'sLL — BAB 87
88 AM'sLL — BAB 88
89 AM'sLL — BAB 89
90 AM'sLL — BAB 90
91 AM'sLL — BAB 91
92 AM'sLL — BAB 92
93 AM'sLL — BAB 93
94 AM'sLL — BAB 94
95 AM'sLL — BAB 95
96 AM'sLL — BAB 96
Episodes

Updated 96 Episodes

1
AM'sLL — BAB 01
2
AM'sLL — BAB 02
3
AM'sLL — BAB 03
4
AM'sLL — BAB 04
5
AM'sLL — BAB 05
6
AM'sLL — BAB 06
7
AM'sLL — BAB 07
8
AM'sLL — BAB 08
9
AM'sLL — BAB 09
10
AM'sLL — BAB 10
11
AM'sLL — BAB 11
12
AM'sLL — BAB 12
13
AM'sLL — BAB 13
14
AM'sLL — BAB 14
15
AM'sLL — BAB 15
16
AM'sLL — BAB 16
17
AM'sLL — BAB 17
18
AM'sLL — BAB 18
19
AM'sLL — BAB 19
20
AM'sLL — BAB 20
21
AM'sLL — BAB 21
22
AM'sLL — BAB 22
23
AM'sLL — BAB 23
24
AM'sLL — BAB 24
25
AM'sLL — BAB 25
26
AM'sLL — BAB 26
27
AM'sLL — BAB 27
28
AM'sLL — BAB 28
29
AM'sLL — BAB 29
30
AM'sLL — BAB 30
31
AM'sLL — BAB 31
32
AM'sLL — BAB 32
33
AM'sLL — BAB 33
34
AM'sLL — BAB 34
35
AM'sLL — BAB 35
36
AM'sLL — BAB 36
37
AM'sLL — BAB 37
38
AM'sLL — BAB 38
39
AM'sLL — BAB 39
40
AM'sLL — BAB 40
41
AM'sLL — BAB 41
42
AM'sLL — BAB 42
43
AM'sLL — BAB 43
44
AM'sLL — BAB 44
45
AM'sLL — BAB 45
46
AM'sLL — BAB 46
47
AM'sLL — BAB 47
48
AM'sLL — BAB 48
49
AM'sLL — BAB 49
50
AM'sLL — BAB 50
51
AM'sLL — BAB 51
52
AM'sLL — BAB 52
53
AM'sLL — BAB 53
54
AM'sLL — BAB 54
55
AM'sLL — BAB 55
56
AM'sLL — BAB 56
57
AM'sLL — BAB 57
58
AM'sLL — BAB 58
59
AM'sLL — BAB 59
60
AM'sLL — BAB 60
61
AM'sLL — BAB 61
62
AM'sLL — BAB 62
63
AM'sLL — BAB 63
64
AM'sLL — BAB 64
65
AM'sLL — BAB 65
66
AM'sLL — BAB 66
67
AM'sLL — BAB 67
68
AM'sLL — BAB 68
69
AM'sLL — BAB 69
70
AM'sLL — BAB 70
71
AM'sLL — BAB 71
72
AM'sLL — BAB 72
73
AM'sLL — BAB 73
74
AM'sLL — BAB 74
75
AM'sLL — BAB 75
76
AM'sLL — BAB 76
77
AM'sLL — BAB 77
78
AM'sLL —BAB 78
79
AM'sLL — BAB 79
80
AM'sLL — BAB 80
81
AM'sLL — BAB 81
82
AM'sLL — BAB 82
83
AM'sLL — BAB 83
84
AM'sLL — BAB 84
85
AM'sLL — BAB 85
86
AM'sLL — BAB 86
87
AM'sLL — BAB 87
88
AM'sLL — BAB 88
89
AM'sLL — BAB 89
90
AM'sLL — BAB 90
91
AM'sLL — BAB 91
92
AM'sLL — BAB 92
93
AM'sLL — BAB 93
94
AM'sLL — BAB 94
95
AM'sLL — BAB 95
96
AM'sLL — BAB 96

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!