Mangsa ingin Memangsa

Zhang Wei berjalan menyusuri hutan belantara yang sunyi, angin malam berhembus membawa aroma dedaunan basah. Langkahnya mantap, tanpa keraguan, meski dirinya tahu sejak beberapa hari terakhir ada mata-mata yang terus membuntutinya. Namun, alih-alih menggunakan kemampuan teleportasi yang bisa dengan mudah membawanya ke tempat tujuan, Zhang Wei memilih berjalan kaki. Dia sengaja memberi kesempatan bagi para pembunuh itu untuk menunjukkan diri mereka.

"Mereka pikir aku ini mangsa yang mudah," gumam Zhang Wei sambil tersenyum dingin, matanya tajam menatap jalan setapak di depannya. "Martial King dan Martial Lord? Hah, sungguh meremehkan."

Langit malam semakin gelap, hanya diterangi sinar bulan pucat yang menembus celah-celah dedaunan. Di kejauhan, suara langkah kaki samar-samar terdengar. Bagi telinga biasa, itu mungkin tak berarti apa-apa, namun bagi Zhang Wei, setiap detail itu seperti nyanyian yang jelas terdengar. Dia merasakan aura para pembunuh yang mendekat, jumlah mereka tidak sedikit. Ada setidaknya dua Martial Lord dan lima Martial King.

"Apakah mereka pikir jumlah bisa mengalahkan kualitas?" Zhang Wei melirik pedang abu-abu gelap di pinggangnya. "Baiklah, mari kita lihat seberapa jauh mereka bisa bertahan."

Di kejauhan, sekelompok pria berbaju hitam mengintai dari balik pepohonan. Pemimpin mereka, seorang Martial Lord Bintang 6 bernama Xu Rong, memberikan isyarat kepada anak buahnya.

"Jangan terburu-buru. Pemuda itu mungkin tampak ceroboh, tapi kita harus hati-hati. Informasi mengatakan dia membunuh Yan Zhenhai, jadi jangan anggap enteng," bisiknya.

Salah satu bawahannya, seorang Martial King, tertawa kecil. "Kapten, dia hanya bocah. Yan Zhenhai mungkin kalah karena ceroboh. Dengan jumlah kita, ini hanya formalitas."

Xu Rong mendengus, "Jangan remehkan dia. Fokus pada tugas kita. Ingat, kepala pemuda itu bernilai tinggi."

Zhang Wei tiba di sebuah tanah lapang yang dikelilingi pohon-pohon besar. Tempat itu sempurna untuk pertempuran. Dia berhenti di tengah lapangan, membiarkan hawa dingin malam menyelimuti tubuhnya.

"Baiklah, cukup bermain kucing-kucingan. Aku sudah bosan," katanya, suaranya bergema di tengah keheningan. "Keluar dari persembunyian kalian."

Tak lama, sosok-sosok berbaju hitam bermunculan dari balik pepohonan. Mereka mengelilingi Zhang Wei, masing-masing dengan senjata di tangan. Xu Rong maju ke depan, senyum sinis di wajahnya.

"Kau cukup pintar menyadari keberadaan kami, tapi itu tidak akan menyelamatkanmu," kata Xu Rong, matanya menatap Zhang Wei dengan penuh kebencian. "Serahkan dirimu, dan aku mungkin memberi kematian yang cepat."

Zhang Wei mengangkat alis, menatap Xu Rong seolah pria itu sedang melawak. "Kematian yang cepat? Lucu sekali. Tapi sayangnya, aku tidak punya rencana untuk mati malam ini."

Xu Rong mendengus, memberi isyarat kepada bawahannya. "Bunuh dia!"

Tujuh orang menyerang secara bersamaan, pedang, tombak, dan berbagai senjata lain meluncur ke arah Zhang Wei. Namun, pemuda itu tetap tenang. Dengan gerakan ringan, dia mencabut pedang abu-abu gelapnya, aura kelabu menyelimuti sekelilingnya.

Serangan pertama datang dari seorang Martial King yang mencoba menebas leher Zhang Wei. Dengan mudah, Zhang Wei menangkis serangan itu dan membalas dengan pukulan pedang yang menghantam dada lawannya, membuatnya terpental ke belakang. Darah muncrat di udara.

"Ini yang kalian sebut pembunuh?" Zhang Wei mencibir, matanya menyala dengan dingin. "Terlalu lambat."

Pertarungan berlangsung sengit. Zhang Wei bergerak seperti bayangan, menghindari setiap serangan dengan mudah dan memberikan balasan yang mematikan. Satu per satu, para pembunuh mulai jatuh. Martial King yang tadinya penuh percaya diri kini gemetar, sementara Martial Lord mulai menyadari bahwa mereka menghadapi sesuatu yang jauh di luar kemampuan mereka.

Xu Rong mengerang frustrasi. "Apa yang kalian lakukan? Serang dia bersamaan!"

Zhang Wei hanya tertawa mendengar perintah itu. "Lucu sekali. Bahkan jika kalian menyerang bersama, hasilnya tetap sama."

Dia melepaskan sebagian kecil auranya, tekanan Martial Emperor yang menakutkan menyapu seluruh area. Para pembunuh terhenti sejenak, wajah mereka pucat pasi. Xu Rong menatap Zhang Wei dengan mata terbelalak.

"Kau... kau seorang Martial Emperor?! Itu mustahil!"

Zhang Wei mengarahkan pedangnya ke Xu Rong. "Mustahil? Mungkin bagimu. Tapi bagi seseorang sepertiku, ini hanya langkah kecil."

Xu Rong menggertakkan giginya, memutuskan untuk melancarkan serangan terakhir. Dia mengerahkan seluruh kekuatannya, energi hitam menyelimuti pedangnya. Dengan teriakan keras, dia menyerang Zhang Wei.

Namun, sebelum pedangnya mencapai sasaran, Zhang Wei bergerak cepat. Dalam sekejap, pedang abu-abu gelapnya menebas udara, menciptakan gelombang energi yang menghantam Xu Rong dengan keras. Tubuh pria itu terpental jauh, menghantam pohon besar hingga roboh.

Zhang Wei berdiri di tengah lapangan yang kini penuh dengan tubuh para pembunuh yang tergeletak. Dia menatap Xu Rong yang terbaring tak berdaya di tanah, darah mengalir dari mulutnya.

"Apa hanya segini pembunuh yang dikirim untuk membunuhku?" tanya Zhang Wei, suaranya dingin dan tajam.

Xu Rong terbatuk, mencoba berbicara, tapi Zhang Wei tidak memberinya kesempatan. Dia melangkah mendekat, menatap pria itu dengan mata penuh amarah.

"Mengecewakan," katanya sebelum mengayunkan pedangnya, mengakhiri hidup Xu Rong.

Zhang Wei membersihkan pedangnya dan mengembalikannya ke sarungnya. "Begitu banyak waktu yang terbuang hanya untuk ini. Tapi setidaknya, aku tahu ada yang ingin bermain-main denganku."

Dia berdiri di antara tubuh-tubuh para pembunuh yang kini tak lagi bernyawa. Ia mengulurkan tangannya, meraih salah satu cincin penyimpanan dari jari seorang Martial Lord. "Setidaknya, usaha kalian tidak sepenuhnya sia-sia," gumamnya sambil menyeringai kecil.

Satu per satu, cincin-cincin penyimpanan itu ia kumpulkan. Setelah semuanya terkumpul, Zhang Wei memeriksa isi masing-masing cincin dengan pikirannya. Mata abu-abunya berkilat saat menemukan tumpukan batu roh dalam jumlah yang cukup banyak, berbagai ramuan langka, dan bahkan beberapa senjata berkualitas tinggi.

"Menarik," katanya sambil mengeluarkan sebuah pil ungu keemasan dari salah satu cincin. Pil itu memancarkan aroma kuat yang menunjukkan kualitasnya. "Pil peningkat kultivasi? Ini akan sangat berguna nanti."

Ia juga menemukan gulungan formasi yang tampaknya berasal dari pengrajin formasi tingkat tinggi. Zhang Wei menyimpannya dengan hati-hati. "Mereka mungkin pembunuh, tapi setidaknya mereka kaya. Terima kasih atas kontribusi kalian."

Setelah memastikan tidak ada yang terlewat, Zhang Wei menghapus jejak pertarungan di tempat itu dengan sebuah gelombang energi yang menghancurkan sisa-sisa bukti. Ia tak ingin menarik perhatian pihak lain yang mungkin mencari para pembunuh itu.

Melanjutkan perjalanan, Zhang Wei menatap langit yang mulai memerah oleh cahaya fajar. "Tempat yang ideal, ya? Sepertinya perjalanan ini akan lebih panjang dari yang kukira," katanya dengan nada santai. Dengan langkah penuh percaya diri, ia melangkah lebih dalam ke dalam hutan, membiarkan bayangan malam yang tersisa menelan dirinya.

Terpopuler

Comments

Kag Lanek

Kag Lanek

harus lebih kejam terhadap musuh

2025-01-15

1

Mamat Stone

Mamat Stone

oke Doski

2025-03-27

0

Nanik S

Nanik S

Jangan ampuni musuh

2025-03-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bayangan Perang di Tanah Barat
2 Mangsa ingin Memangsa
3 Menerobos ranah Martial Ancestor
4 Musuh Lainnya
5 Pertempuran Dimulai
6 Ancaman yang Sebenarnya
7 Pertarungan dua Martial Ancestor
8 Kekalahan yang Memalukan
9 Perkembangan Pesat
10 Musuh Baru
11 Rencana yang sia-sia
12 Hukuman Tak Terhindarkan
13 Musuh Bodoh
14 Mengakhiri Kebodohan
15 Lalat Pengganggu
16 Perlawanan yang tak berguna
17 Memasuki Alam Rahasia
18 Mencari Material
19 Harta Karun Lembah Terlarang
20 Menantang Menara
21 Akar Pohon Dunia
22 Api Abadi dan Mahluk Suci
23 Penghancur Semesta & Warisan
24 Entitas Aneh
25 Mei si Misterius
26 Kota Diserang
27 Pangeran Bodoh
28 Undangan Kaisar
29 Menerima Undangan
30 Tiba di Istana
31 Dibalik Tirai Kekaisaran
32 Rencana Zhang Wei
33 Perjamuan Kekaisaran
34 Bersiap
35 Memulai Aksi
36 Misi Berhasil
37 Kerajaan Tianlan
38 Kota Haifeng
39 Konflik di Restoran
40 Zhao Heng
41 Kesombongan Kosong
42 Para Penjilat
43 Memilih
44 Menyebrangi Samudera
45 Jejak Baru di Benua Selatan
46 Kota Tanpa Hukum
47 Yue Lian
48 Serikat Langit Senja
49 Tiba di Gurun Kuno
50 Sekte Seribu Belati
51 Iblis Kelabu
52 Menjelajahi Reruntuhan Kuno
53 Ancaman Tak Terlihat
54 Pertemuan Kembali Dua Jiwa Kuno
55 Pecahan Kegelapan Mutlak
56 Dilema
57 Situasi Tak Terduga
58 Pusat Reruntuhan
59 Pasukan Hitam
60 Zhang Wei Terdesak
61 Amarah Jiwa Kuno
62 Cerita Lama
63 Tragedi
64 Pewarisan
65 Tepat Waktu
66 Mencegah Bencana
67 Kepergian Lian Xuhuan
68 Perpisahan
69 Menerobos Martial Sovereign
70 Menguji Kekuatan
71 Meninggalkan Gurun Kuno
72 Pertarungan Tanpa Pemenang
73 Kembali ke Benua Timur
74 Menyerang Kota Canyu
75 Menyerang Kota Canyu II
76 Kaisar Turun Tangan
77 Duel Entitas Terkuat Dari Benua Timur
78 Perbedaan Yang Membuat Perbedaan
79 Era Baru
80 Kemakmuran Wilayah Utara
81 Melanjutkan Misi Utama
82 Menantang Mei
83 Pengakuan dan Petunjuk
84 Membantai Naga Bumi
85 Panen Yang Luar Biasa
86 Diusir
87 Langkah Menuju Benua Tengah
88 Mulai Berlayar
89 Memasuki Samudera Petaka
90 Rintangan Pertama Samudera Petaka
91 Kepulauan Misterius
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bayangan Perang di Tanah Barat
2
Mangsa ingin Memangsa
3
Menerobos ranah Martial Ancestor
4
Musuh Lainnya
5
Pertempuran Dimulai
6
Ancaman yang Sebenarnya
7
Pertarungan dua Martial Ancestor
8
Kekalahan yang Memalukan
9
Perkembangan Pesat
10
Musuh Baru
11
Rencana yang sia-sia
12
Hukuman Tak Terhindarkan
13
Musuh Bodoh
14
Mengakhiri Kebodohan
15
Lalat Pengganggu
16
Perlawanan yang tak berguna
17
Memasuki Alam Rahasia
18
Mencari Material
19
Harta Karun Lembah Terlarang
20
Menantang Menara
21
Akar Pohon Dunia
22
Api Abadi dan Mahluk Suci
23
Penghancur Semesta & Warisan
24
Entitas Aneh
25
Mei si Misterius
26
Kota Diserang
27
Pangeran Bodoh
28
Undangan Kaisar
29
Menerima Undangan
30
Tiba di Istana
31
Dibalik Tirai Kekaisaran
32
Rencana Zhang Wei
33
Perjamuan Kekaisaran
34
Bersiap
35
Memulai Aksi
36
Misi Berhasil
37
Kerajaan Tianlan
38
Kota Haifeng
39
Konflik di Restoran
40
Zhao Heng
41
Kesombongan Kosong
42
Para Penjilat
43
Memilih
44
Menyebrangi Samudera
45
Jejak Baru di Benua Selatan
46
Kota Tanpa Hukum
47
Yue Lian
48
Serikat Langit Senja
49
Tiba di Gurun Kuno
50
Sekte Seribu Belati
51
Iblis Kelabu
52
Menjelajahi Reruntuhan Kuno
53
Ancaman Tak Terlihat
54
Pertemuan Kembali Dua Jiwa Kuno
55
Pecahan Kegelapan Mutlak
56
Dilema
57
Situasi Tak Terduga
58
Pusat Reruntuhan
59
Pasukan Hitam
60
Zhang Wei Terdesak
61
Amarah Jiwa Kuno
62
Cerita Lama
63
Tragedi
64
Pewarisan
65
Tepat Waktu
66
Mencegah Bencana
67
Kepergian Lian Xuhuan
68
Perpisahan
69
Menerobos Martial Sovereign
70
Menguji Kekuatan
71
Meninggalkan Gurun Kuno
72
Pertarungan Tanpa Pemenang
73
Kembali ke Benua Timur
74
Menyerang Kota Canyu
75
Menyerang Kota Canyu II
76
Kaisar Turun Tangan
77
Duel Entitas Terkuat Dari Benua Timur
78
Perbedaan Yang Membuat Perbedaan
79
Era Baru
80
Kemakmuran Wilayah Utara
81
Melanjutkan Misi Utama
82
Menantang Mei
83
Pengakuan dan Petunjuk
84
Membantai Naga Bumi
85
Panen Yang Luar Biasa
86
Diusir
87
Langkah Menuju Benua Tengah
88
Mulai Berlayar
89
Memasuki Samudera Petaka
90
Rintangan Pertama Samudera Petaka
91
Kepulauan Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!