Musuh Bodoh

Zhang Wei duduk di kursi utamanya di aula kota, menatap dokumen yang berisi hasil penyelidikan dari ingatan para penjahat yang telah dieksekusi. Matanya menyipit, dan bibirnya membentuk garis tipis. Qin Lian, Pangeran Kelima Kekaisaran Qin. Nama itu bergema di pikirannya.

"Seorang pangeran," gumam Zhang Wei, suaranya dipenuhi rasa geli sekaligus jijik. "Aku tidak menyangka pihak kekaisaran akan bergerak secepat ini. Tapi melihat cara dia bertindak... hanya pangeran dengan otak bodoh yang bisa merancang rencana seburuk ini."

Di sisinya, Song Meiyu berdiri sambil memegang laporan tambahan. "Tuan Zhang Wei, apakah ini berarti kita sedang berhadapan langsung dengan Kekaisaran Qin? Bukankah itu akan membawa masalah besar?"

Zhang Wei mengangguk pelan. "Memang, ini masalah besar. Tapi tidak berarti aku akan mundur. Qin Lian berpikir dia bisa merebut kota ini dengan cara licik, tapi dia salah besar." Dia menatap Song Meiyu dengan senyum dingin. "Dan lebih dari itu, dia tidak cocok menjadi penerus takhta. Dengan pola pikir seperti ini, dia bahkan tak akan bertahan lama di atas puncak."

Song Tianyu, yang duduk di sudut ruangan, menatap Zhang Wei dengan khawatir. "Tuan Zhang Wei, bagaimana jika pangeran itu mengirim lebih banyak pasukan? Kekaisaran punya kekuatan yang tidak bisa kita abaikan begitu saja."

Zhang Wei hanya tertawa kecil. "Pasukan? Jika dia mengirim lebih banyak, aku akan membuatnya menyesal. Biarkan mereka datang. Ini adalah kota yang telah kubangun dengan tanganku sendiri, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun, bahkan seorang pangeran, merebutnya."

Song Meiyu dan Song Tianyu saling pandang. Ada ketegangan di udara, tapi juga keyakinan yang tak tergoyahkan dari pemuda yang kini menjadi pemimpin kota Canyu.

"Langkah selanjutnya adalah memastikan kota ini siap menghadapi segala kemungkinan," lanjut Zhang Wei. "Peningkatan formasi pertahanan harus dipercepat, dan aku ingin laporan lengkap tentang semua pedagang yang masuk dan keluar. Kita tidak bisa membiarkan kaki tangan pangeran itu menyelinap lagi."

Song Tianyu segera bangkit dari kursinya. "Saya akan segera mengurusnya."

Setelah Tianyu pergi, Zhang Wei menatap Song Meiyu. "Dan kamu, Meiyu, aku ingin kamu mengawasi semua kegiatan perdagangan. Jangan biarkan satu pun transaksi mencurigakan terlewat."

"Baik, Tuan Zhang Wei," jawab Song Meiyu tegas, meski ada sedikit keraguan di matanya. "Tapi... apakah Anda yakin ini akan cukup? Pangeran Qin Lian mungkin tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan."

Zhang Wei tersenyum tipis, matanya bersinar tajam. "Itu yang aku harapkan. Biarkan dia berpikir dia punya kendali. Ketika waktunya tiba, aku akan membuatnya menyesal telah memilihku sebagai musuh."

Zhang Wei bangkit dari kursinya, berjalan ke arah jendela besar yang menghadap kota Canyu. Di bawah sinar matahari, kota itu tampak megah dan penuh kehidupan. Tapi di balik keindahan itu, Zhang Wei tahu ancaman sedang mengintai.

"Dunia ini penuh dengan orang-orang serakah," gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri. "Tapi aku akan mengajarkan mereka bahwa ada batas yang tidak boleh mereka langkahi."

Song Meiyu hanya bisa memandang Zhang Wei dari belakang. Dalam hati, dia tahu bahwa pemuda ini bukan hanya seorang pemimpin, tapi juga seorang pejuang yang tidak akan pernah menyerah.

Selama beberapa minggu terakhir, berbagai rencana jahat terus bermunculan di kota Canyu. Mulai dari penyusupan mata-mata, sabotase jalur perdagangan, hingga percobaan pembunuhan terhadap pejabat kota. Namun, semua itu gagal total. Zhang Wei, dengan pengamatan tajam dan strategi yang matang, selalu berada beberapa langkah di depan musuh-musuhnya.

Di ruang kerja utamanya, Zhang Wei duduk sambil memijat pelipisnya. Di depannya, laporan terbaru dari Song Meiyu menumpuk. "Lagi dan lagi," gumamnya sambil menatap daftar nama para pelaku yang telah dieksekusi. "Orang-orang bodoh ini tidak pernah belajar dari kesalahan mereka. Apa mereka benar-benar berpikir metode yang sama akan berhasil?"

Song Meiyu berdiri di sisinya, menyodorkan laporan tambahan. "Mereka tampaknya sangat putus asa, Tuan Zhang Wei. Mungkin karena mereka tahu bahwa menyerah bukanlah pilihan jika mereka ingin tetap hidup di bawah perintah pangeran kelima."

Zhang Wei mendengus. "Qin Lian itu pengecut. Dia bahkan tidak berani menunjukkan wajahnya langsung karena takut citranya rusak di mata publik. Tapi dia cukup pintar untuk menyadari satu hal: jika dia gagal mengambil alih kota ini, reputasinya akan hancur di kalangan bangsawan."

Song Tianyu masuk ke ruangan dengan wajah tegang. "Tuan Zhang Wei, ada laporan baru. Seorang kelompok pedagang yang mencurigakan baru saja tiba di gerbang barat. Mereka membawa barang-barang berharga, tapi gerak-gerik mereka menunjukkan ada sesuatu yang tidak beres."

Zhang Wei berdiri, mengambil pedangnya yang bersandar di dinding. "Sepertinya mereka tidak pernah bosan mencoba peruntungannya. Baiklah, kita sambut mereka dengan cara yang sesuai. Aku akan melihat sendiri siapa mereka kali ini."

Song Meiyu menatapnya khawatir. "Apakah Anda yakin tidak ingin mengirim seseorang lebih dulu untuk menyelidiki?"

Zhang Wei tersenyum tipis. "Tidak perlu. Mereka tidak tahu bahwa aku sudah tahu rencana mereka. Lagipula, jika aku terus duduk di sini, aku bisa benar-benar kehilangan kesabaran menghadapi kebodohan ini."

Dia berjalan keluar dengan langkah tenang, diikuti oleh Song Tianyu. Di luar, matahari bersinar cerah, menerangi kota Canyu yang semakin makmur. Tapi di balik semua kemegahan itu, Zhang Wei tahu bahwa ancaman masih mengintai.

"Sampai kapan mereka akan terus mencoba?" gumamnya sambil memandang ke arah gerbang barat. "Kalau mereka pikir aku akan menyerah hanya karena tekanan seperti ini, mereka benar-benar tidak mengenalku."

Zhang Wei berjalan menuju gerbang barat dengan langkah santai, diikuti oleh beberapa pengawal pilihan. Setibanya di sana, dia melihat kelompok pedagang yang dimaksud. Mereka tampak biasa saja di luar, dengan barang-barang dagangan yang tersusun rapi di atas gerobak. Namun, insting Zhang Wei mengatakan ada sesuatu yang tidak beres.

Mata tajamnya menangkap beberapa detail mencurigakan. Beberapa dari mereka memiliki bekas kapalan di tangan, bukan ciri khas pedagang, melainkan petarung berpengalaman. Cara mereka mengamati sekeliling juga lebih seperti prajurit yang mempelajari medan perang daripada pedagang yang hanya lewat.

Sambil tersenyum tipis, Zhang Wei mendekat. "Selamat datang di kota Canyu. Kota ini terbuka untuk semua pedagang yang berniat baik. Namun, seperti yang kalian tahu, kami memiliki peraturan ketat."

Pemimpin kelompok itu, seorang pria bertubuh besar, tersenyum ramah. "Tentu saja, Tuan Zhang Wei. Kami hanya pedagang sederhana yang ingin berdagang di kota ini."

Zhang Wei mengangguk, tapi pandangannya tetap tajam. "Baiklah, izinkan kami memeriksa barang-barang kalian. Prosedur standar, tidak perlu khawatir."

Wajah pria itu berubah sedikit tegang, meskipun dia mencoba menyembunyikannya. Zhang Wei menangkap perubahan kecil itu dan tahu, permainan mereka sudah hampir selesai. "Mari kita lihat apa yang kalian bawa," katanya dengan nada datar, namun mengintimidasi.

Terpopuler

Comments

Mamat Stone

Mamat Stone

/Tongue//Tongue//Tongue/

2025-03-28

0

Nanik S

Nanik S

Mantap dan Elegan

2025-03-17

0

Ana Dasuki

Ana Dasuki

keren

2025-01-26

2

lihat semua
Episodes
1 Bayangan Perang di Tanah Barat
2 Mangsa ingin Memangsa
3 Menerobos ranah Martial Ancestor
4 Musuh Lainnya
5 Pertempuran Dimulai
6 Ancaman yang Sebenarnya
7 Pertarungan dua Martial Ancestor
8 Kekalahan yang Memalukan
9 Perkembangan Pesat
10 Musuh Baru
11 Rencana yang sia-sia
12 Hukuman Tak Terhindarkan
13 Musuh Bodoh
14 Mengakhiri Kebodohan
15 Lalat Pengganggu
16 Perlawanan yang tak berguna
17 Memasuki Alam Rahasia
18 Mencari Material
19 Harta Karun Lembah Terlarang
20 Menantang Menara
21 Akar Pohon Dunia
22 Api Abadi dan Mahluk Suci
23 Penghancur Semesta & Warisan
24 Entitas Aneh
25 Mei si Misterius
26 Kota Diserang
27 Pangeran Bodoh
28 Undangan Kaisar
29 Menerima Undangan
30 Tiba di Istana
31 Dibalik Tirai Kekaisaran
32 Rencana Zhang Wei
33 Perjamuan Kekaisaran
34 Bersiap
35 Memulai Aksi
36 Misi Berhasil
37 Kerajaan Tianlan
38 Kota Haifeng
39 Konflik di Restoran
40 Zhao Heng
41 Kesombongan Kosong
42 Para Penjilat
43 Memilih
44 Menyebrangi Samudera
45 Jejak Baru di Benua Selatan
46 Kota Tanpa Hukum
47 Yue Lian
48 Serikat Langit Senja
49 Tiba di Gurun Kuno
50 Sekte Seribu Belati
51 Iblis Kelabu
52 Menjelajahi Reruntuhan Kuno
53 Ancaman Tak Terlihat
54 Pertemuan Kembali Dua Jiwa Kuno
55 Pecahan Kegelapan Mutlak
56 Dilema
57 Situasi Tak Terduga
58 Pusat Reruntuhan
59 Pasukan Hitam
60 Zhang Wei Terdesak
61 Amarah Jiwa Kuno
62 Cerita Lama
63 Tragedi
64 Pewarisan
65 Tepat Waktu
66 Mencegah Bencana
67 Kepergian Lian Xuhuan
68 Perpisahan
69 Menerobos Martial Sovereign
70 Menguji Kekuatan
71 Meninggalkan Gurun Kuno
72 Pertarungan Tanpa Pemenang
73 Kembali ke Benua Timur
74 Menyerang Kota Canyu
75 Menyerang Kota Canyu II
76 Kaisar Turun Tangan
77 Duel Entitas Terkuat Dari Benua Timur
78 Perbedaan Yang Membuat Perbedaan
79 Era Baru
80 Kemakmuran Wilayah Utara
81 Melanjutkan Misi Utama
82 Menantang Mei
83 Pengakuan dan Petunjuk
84 Membantai Naga Bumi
85 Panen Yang Luar Biasa
86 Diusir
87 Langkah Menuju Benua Tengah
88 Mulai Berlayar
89 Memasuki Samudera Petaka
90 Rintangan Pertama Samudera Petaka
91 Kepulauan Misterius
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bayangan Perang di Tanah Barat
2
Mangsa ingin Memangsa
3
Menerobos ranah Martial Ancestor
4
Musuh Lainnya
5
Pertempuran Dimulai
6
Ancaman yang Sebenarnya
7
Pertarungan dua Martial Ancestor
8
Kekalahan yang Memalukan
9
Perkembangan Pesat
10
Musuh Baru
11
Rencana yang sia-sia
12
Hukuman Tak Terhindarkan
13
Musuh Bodoh
14
Mengakhiri Kebodohan
15
Lalat Pengganggu
16
Perlawanan yang tak berguna
17
Memasuki Alam Rahasia
18
Mencari Material
19
Harta Karun Lembah Terlarang
20
Menantang Menara
21
Akar Pohon Dunia
22
Api Abadi dan Mahluk Suci
23
Penghancur Semesta & Warisan
24
Entitas Aneh
25
Mei si Misterius
26
Kota Diserang
27
Pangeran Bodoh
28
Undangan Kaisar
29
Menerima Undangan
30
Tiba di Istana
31
Dibalik Tirai Kekaisaran
32
Rencana Zhang Wei
33
Perjamuan Kekaisaran
34
Bersiap
35
Memulai Aksi
36
Misi Berhasil
37
Kerajaan Tianlan
38
Kota Haifeng
39
Konflik di Restoran
40
Zhao Heng
41
Kesombongan Kosong
42
Para Penjilat
43
Memilih
44
Menyebrangi Samudera
45
Jejak Baru di Benua Selatan
46
Kota Tanpa Hukum
47
Yue Lian
48
Serikat Langit Senja
49
Tiba di Gurun Kuno
50
Sekte Seribu Belati
51
Iblis Kelabu
52
Menjelajahi Reruntuhan Kuno
53
Ancaman Tak Terlihat
54
Pertemuan Kembali Dua Jiwa Kuno
55
Pecahan Kegelapan Mutlak
56
Dilema
57
Situasi Tak Terduga
58
Pusat Reruntuhan
59
Pasukan Hitam
60
Zhang Wei Terdesak
61
Amarah Jiwa Kuno
62
Cerita Lama
63
Tragedi
64
Pewarisan
65
Tepat Waktu
66
Mencegah Bencana
67
Kepergian Lian Xuhuan
68
Perpisahan
69
Menerobos Martial Sovereign
70
Menguji Kekuatan
71
Meninggalkan Gurun Kuno
72
Pertarungan Tanpa Pemenang
73
Kembali ke Benua Timur
74
Menyerang Kota Canyu
75
Menyerang Kota Canyu II
76
Kaisar Turun Tangan
77
Duel Entitas Terkuat Dari Benua Timur
78
Perbedaan Yang Membuat Perbedaan
79
Era Baru
80
Kemakmuran Wilayah Utara
81
Melanjutkan Misi Utama
82
Menantang Mei
83
Pengakuan dan Petunjuk
84
Membantai Naga Bumi
85
Panen Yang Luar Biasa
86
Diusir
87
Langkah Menuju Benua Tengah
88
Mulai Berlayar
89
Memasuki Samudera Petaka
90
Rintangan Pertama Samudera Petaka
91
Kepulauan Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!