Mencari Material

Kabut semakin pekat, hampir menelan Zhang Wei sepenuhnya dalam gelap yang mencekam. Suara jeritan dari roh-roh pembalasan itu semakin nyaring, memekakkan telinga seperti ribuan tangisan yang menggema di dimensi ini. Zhang Wei tetap berdiri teguh, tatapannya tajam menembus kegelapan.

Sosok-sosok roh itu semakin banyak bermunculan, seperti tak ada habisnya. Mereka bergerak dengan kecepatan luar biasa, menyerbu Zhang Wei dari berbagai arah. Beberapa mencoba menembus penghalang abu-abu yang diciptakan oleh pedangnya, tetapi energi pelindung itu memantulkan mereka kembali, menciptakan ledakan kecil yang mengguncang kabut di sekitar.

“Ini bukan hanya roh biasa,” gumam Zhang Wei. “Mereka sepertinya terhubung dengan sesuatu yang lebih besar.”

“Benar,” jawab Lian Xuhuan dari dalam kesadarannya. “Roh-roh ini hanyalah perpanjangan tangan. Jika tidak segera dihentikan, energi mereka akan terus bertambah hingga melemahkanmu.”

Zhang Wei mengangguk, lalu menancapkan pedangnya ke tanah. Sebuah lingkaran energi muncul di bawahnya, menyebar dengan cepat. Aura abu-abu dari pedangnya berubah menjadi aliran tajam yang menyerang roh-roh itu satu per satu. Beberapa hancur seketika, tetapi lebih banyak lagi yang bermunculan.

“Ini tidak akan selesai jika aku hanya bertahan,” pikir Zhang Wei. Dia menarik pedangnya kembali dan mulai bergerak maju dengan cepat, memotong roh-roh yang menghalangi jalannya. Setiap ayunan pedangnya seperti badai yang meluluhlantakkan apapun di sekitarnya. Namun, semakin dia menyerang, semakin banyak roh yang bermunculan, seperti energi kabut itu menciptakan mereka tanpa henti.

“Intinya pasti ada di sekitar sini,” ujar Lian Xuhuan. “Rasakan dengan auramu. Jangan hanya mengandalkan penglihatan.”

Zhang Wei menutup matanya sejenak, mengesampingkan semua kebisingan dan kegelapan. Dia merasakan energi yang mengalir di sekitarnya, mengikuti alirannya hingga menemukan sesuatu yang lebih pekat di tengah kabut. Saat dia membuka matanya, tatapannya tertuju pada sebuah titik yang jauh di dalam kegelapan.

“Di sana,” gumamnya.

Dengan kecepatan penuh, dia menerobos barisan roh yang mencoba menghentikannya. Pedangnya berkilau dengan energi abu-abu yang semakin kuat, menciptakan gelombang destruktif setiap kali dia menyerang. Ketika dia akhirnya mencapai titik itu, dia melihat sebuah bola cahaya hitam mengambang, dikelilingi oleh energi pekat yang menggeliat seperti ular.

“Inti mereka,” kata Lian Xuhuan. “Hancurkan itu, dan mereka semua akan lenyap.”

Zhang Wei tidak ragu. Dengan seluruh energinya, dia melompat ke udara, pedangnya bersinar terang. Dalam satu tebasan yang kuat, dia menghantam bola hitam itu. Sebuah ledakan besar terjadi, menghancurkan kabut di sekitarnya dan meluluhlantakkan roh-roh pembalasan yang tersisa.

Ketika kabut perlahan memudar, suasana menjadi sunyi. Zhang Wei berdiri di tengah area yang sekarang kosong, napasnya sedikit terengah. “Satu rintangan lagi berhasil dilewati,” katanya, menyimpan pedangnya kembali ke sarung.

Namun, sebelum dia sempat melangkah lebih jauh, suara gemuruh lain terdengar dari kejauhan. Wajahnya berubah serius. “Sepertinya ini belum berakhir.”

Setelah mengatasi roh-roh pembalasan, Zhang Wei melanjutkan perjalanannya dengan kewaspadaan yang lebih tinggi. Meski kabut telah memudar, energi gelap yang melingkupi alam rahasia ini tetap terasa menekan. Langkah-langkahnya menggema di atas tanah berbatu, sementara udara dingin semakin menusuk tulang.

“Tempat ini memang tidak biasa,” gumam Zhang Wei, tatapannya tajam memindai sekeliling.

“Memang tidak,” jawab Lian Xuhuan dari dalam kesadarannya. “Roh-roh pembalasan tadi hanya penjaga. ancaman yang sebenarnya dari tempat ini masih tersembunyi, dan aku yakin rintangan berikutnya akan lebih berbahaya.”

Zhang Wei tidak merespons, tetapi genggamannya pada pedangnya semakin erat. Di kejauhan, ia melihat sebuah gerbang besar yang tampak seperti pintu masuk ke suatu area yang lebih dalam. Gerbang itu dihiasi dengan ukiran-ukiran kuno yang memancarkan aura menakutkan. Energi di sekitarnya berputar seperti pusaran, menciptakan tekanan yang membuat napasnya sedikit tertahan.

“Gerbang ini...” Zhang Wei berhenti di depan gerbang tersebut, merasakan energi yang terpancar darinya. “Ada segel kuat di sini.”

Lian Xuhuan tertawa kecil. “Tentu saja. Aku yang membuatnya. Ini adalah segel yang hanya bisa dibuka dengan kunci tertentu—atau dengan teknik yang cukup kuat untuk menghancurkannya.”

“Dan aku yakin kamu tidak memiliki kuncinya,” kata Zhang Wei dengan nada datar.

“Sudah hilang ribuan tahun lalu,” jawab Lian Xuhuan santai. “Tapi kau punya kekuatan yang cukup untuk membukanya. Gunakan aura pedangmu dan fokuskan pada inti segel itu.”

Zhang Wei menarik napas dalam, lalu menghunus pedangnya. Energi abu-abu mulai mengalir dari bilah pedang itu, menyelimuti tubuhnya dengan aura tajam yang memancarkan kekuatan luar biasa. Dengan langkah mantap, ia mendekati gerbang, mengarahkan pedangnya ke pusat ukiran yang bercahaya redup.

“Buka!” serunya, mengayunkan pedangnya dengan tegas.

Gelombang energi yang kuat menghantam segel itu, menciptakan getaran hebat di sekitarnya. Ukiran-ukiran kuno di gerbang mulai bersinar terang, sebelum akhirnya pecah menjadi serpihan-serpihan kecil. Gerbang besar itu terbuka perlahan, mengeluarkan suara gemuruh yang menggema di seluruh area.

Zhang Wei melangkah masuk dengan hati-hati. Di balik gerbang itu, ia menemukan sebuah lembah yang dipenuhi dengan tanaman roh bercahaya. Udara di sini terasa lebih murni, tetapi tetap ada jejak energi gelap yang menyelimuti tempat itu. Di tengah lembah, sebuah altar kuno berdiri megah, dikelilingi oleh simbol-simbol misterius yang memancarkan aura menekan.

“Di sana,” kata Lian Xuhuan. “Itu adalah tempat di mana aku menemukan salah satu material yang kita cari. Jika material itu masih ada, kemungkinan besar itu berada di altar itu.”

Zhang Wei mempercepat langkahnya menuju altar, tetapi langkahnya terhenti ketika tanah di depannya tiba-tiba retak. Dari dalam retakan itu, muncul sosok besar berbentuk humanoid dengan tubuh yang terbuat dari batu hitam. Matanya bersinar merah, dan setiap gerakannya membuat tanah di sekitarnya bergetar.

“Penjaga altar,” kata Lian Xuhuan dengan nada serius. “Ini adalah golem kuno yang diciptakan untuk melindungi tempat ini. Kekuatan fisiknya sangat besar, dan serangannya hampir mustahil dihindari.”

“Hebat,” Zhang Wei menggerutu sambil menghunus pedangnya kembali. “Seperti tidak cukup menghadapi roh-roh pembalasan tadi.”

Golem itu mengeluarkan suara geraman rendah sebelum melangkah maju dengan berat. Dengan satu ayunan lengannya, ia menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan tanah di sekitarnya. Zhang Wei melompat mundur, menghindari serangan itu dengan gesit.

“Cepatlah, golem ini tidak akan berhenti sampai kamu menghancurkan intinya,” seru Lian Xuhuan.

Zhang Wei mengangguk, lalu berlari mengitari golem itu sambil mencari celah untuk menyerang. Pedangnya bersinar dengan energi abu-abu yang semakin intens, menciptakan bayangan tajam di sekitarnya. Dengan kecepatan luar biasa, ia melompat ke udara dan menebas punggung golem itu.

Serangan itu meninggalkan luka besar di tubuh batu golem, tetapi makhluk itu tidak menunjukkan tanda-tanda melemah. Sebaliknya, ia berbalik dengan cepat dan menyerang Zhang Wei dengan tinju besar yang hampir mengenainya. Zhang Wei memanfaatkan kecepatannya untuk menghindar, lalu melancarkan serangan beruntun ke titik-titik lemah golem itu.

Setelah beberapa serangan, ia akhirnya menemukan inti energi golem yang tersembunyi di dadanya. Dengan satu serangan penuh kekuatan, ia menusuk inti itu, menghancurkannya dalam sekali tebas.

Golem itu berhenti bergerak, tubuhnya mulai retak dan runtuh menjadi tumpukan batu. Zhang Wei menghela napas lega, lalu berjalan menuju altar dengan langkah mantap. “Semoga ini sepadan dengan usaha yang kuberikan,” gumamnya, tatapannya tertuju pada benda bercahaya di atas altar.

Terpopuler

Comments

Nanik S

Nanik S

Penjaganya sudah habis... apa yg akan kau temukan Zhang Wei

2025-03-17

0

Mamat Stone

Mamat Stone

oke Doski

2025-03-28

0

Ana Dasuki

Ana Dasuki

keren

2025-01-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bayangan Perang di Tanah Barat
2 Mangsa ingin Memangsa
3 Menerobos ranah Martial Ancestor
4 Musuh Lainnya
5 Pertempuran Dimulai
6 Ancaman yang Sebenarnya
7 Pertarungan dua Martial Ancestor
8 Kekalahan yang Memalukan
9 Perkembangan Pesat
10 Musuh Baru
11 Rencana yang sia-sia
12 Hukuman Tak Terhindarkan
13 Musuh Bodoh
14 Mengakhiri Kebodohan
15 Lalat Pengganggu
16 Perlawanan yang tak berguna
17 Memasuki Alam Rahasia
18 Mencari Material
19 Harta Karun Lembah Terlarang
20 Menantang Menara
21 Akar Pohon Dunia
22 Api Abadi dan Mahluk Suci
23 Penghancur Semesta & Warisan
24 Entitas Aneh
25 Mei si Misterius
26 Kota Diserang
27 Pangeran Bodoh
28 Undangan Kaisar
29 Menerima Undangan
30 Tiba di Istana
31 Dibalik Tirai Kekaisaran
32 Rencana Zhang Wei
33 Perjamuan Kekaisaran
34 Bersiap
35 Memulai Aksi
36 Misi Berhasil
37 Kerajaan Tianlan
38 Kota Haifeng
39 Konflik di Restoran
40 Zhao Heng
41 Kesombongan Kosong
42 Para Penjilat
43 Memilih
44 Menyebrangi Samudera
45 Jejak Baru di Benua Selatan
46 Kota Tanpa Hukum
47 Yue Lian
48 Serikat Langit Senja
49 Tiba di Gurun Kuno
50 Sekte Seribu Belati
51 Iblis Kelabu
52 Menjelajahi Reruntuhan Kuno
53 Ancaman Tak Terlihat
54 Pertemuan Kembali Dua Jiwa Kuno
55 Pecahan Kegelapan Mutlak
56 Dilema
57 Situasi Tak Terduga
58 Pusat Reruntuhan
59 Pasukan Hitam
60 Zhang Wei Terdesak
61 Amarah Jiwa Kuno
62 Cerita Lama
63 Tragedi
64 Pewarisan
65 Tepat Waktu
66 Mencegah Bencana
67 Kepergian Lian Xuhuan
68 Perpisahan
69 Menerobos Martial Sovereign
70 Menguji Kekuatan
71 Meninggalkan Gurun Kuno
72 Pertarungan Tanpa Pemenang
73 Kembali ke Benua Timur
74 Menyerang Kota Canyu
75 Menyerang Kota Canyu II
76 Kaisar Turun Tangan
77 Duel Entitas Terkuat Dari Benua Timur
78 Perbedaan Yang Membuat Perbedaan
79 Era Baru
80 Kemakmuran Wilayah Utara
81 Melanjutkan Misi Utama
82 Menantang Mei
83 Pengakuan dan Petunjuk
84 Membantai Naga Bumi
85 Panen Yang Luar Biasa
86 Diusir
87 Langkah Menuju Benua Tengah
88 Mulai Berlayar
89 Memasuki Samudera Petaka
90 Rintangan Pertama Samudera Petaka
91 Kepulauan Misterius
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bayangan Perang di Tanah Barat
2
Mangsa ingin Memangsa
3
Menerobos ranah Martial Ancestor
4
Musuh Lainnya
5
Pertempuran Dimulai
6
Ancaman yang Sebenarnya
7
Pertarungan dua Martial Ancestor
8
Kekalahan yang Memalukan
9
Perkembangan Pesat
10
Musuh Baru
11
Rencana yang sia-sia
12
Hukuman Tak Terhindarkan
13
Musuh Bodoh
14
Mengakhiri Kebodohan
15
Lalat Pengganggu
16
Perlawanan yang tak berguna
17
Memasuki Alam Rahasia
18
Mencari Material
19
Harta Karun Lembah Terlarang
20
Menantang Menara
21
Akar Pohon Dunia
22
Api Abadi dan Mahluk Suci
23
Penghancur Semesta & Warisan
24
Entitas Aneh
25
Mei si Misterius
26
Kota Diserang
27
Pangeran Bodoh
28
Undangan Kaisar
29
Menerima Undangan
30
Tiba di Istana
31
Dibalik Tirai Kekaisaran
32
Rencana Zhang Wei
33
Perjamuan Kekaisaran
34
Bersiap
35
Memulai Aksi
36
Misi Berhasil
37
Kerajaan Tianlan
38
Kota Haifeng
39
Konflik di Restoran
40
Zhao Heng
41
Kesombongan Kosong
42
Para Penjilat
43
Memilih
44
Menyebrangi Samudera
45
Jejak Baru di Benua Selatan
46
Kota Tanpa Hukum
47
Yue Lian
48
Serikat Langit Senja
49
Tiba di Gurun Kuno
50
Sekte Seribu Belati
51
Iblis Kelabu
52
Menjelajahi Reruntuhan Kuno
53
Ancaman Tak Terlihat
54
Pertemuan Kembali Dua Jiwa Kuno
55
Pecahan Kegelapan Mutlak
56
Dilema
57
Situasi Tak Terduga
58
Pusat Reruntuhan
59
Pasukan Hitam
60
Zhang Wei Terdesak
61
Amarah Jiwa Kuno
62
Cerita Lama
63
Tragedi
64
Pewarisan
65
Tepat Waktu
66
Mencegah Bencana
67
Kepergian Lian Xuhuan
68
Perpisahan
69
Menerobos Martial Sovereign
70
Menguji Kekuatan
71
Meninggalkan Gurun Kuno
72
Pertarungan Tanpa Pemenang
73
Kembali ke Benua Timur
74
Menyerang Kota Canyu
75
Menyerang Kota Canyu II
76
Kaisar Turun Tangan
77
Duel Entitas Terkuat Dari Benua Timur
78
Perbedaan Yang Membuat Perbedaan
79
Era Baru
80
Kemakmuran Wilayah Utara
81
Melanjutkan Misi Utama
82
Menantang Mei
83
Pengakuan dan Petunjuk
84
Membantai Naga Bumi
85
Panen Yang Luar Biasa
86
Diusir
87
Langkah Menuju Benua Tengah
88
Mulai Berlayar
89
Memasuki Samudera Petaka
90
Rintangan Pertama Samudera Petaka
91
Kepulauan Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!