Mengakhiri Kebodohan

Zhang Wei berdiri dengan angkuh di depan gerobak pedagang yang mencurigakan itu. Tangannya melambai perlahan, memberi isyarat kepada para pengawal untuk memulai pemeriksaan. Mata tajamnya meneliti setiap gerak-gerik mereka, memerhatikan bagaimana pria-pria itu mulai tampak gelisah.

Salah satu pengawal memeriksa tumpukan kain yang terlihat biasa, tetapi saat disentuh, kain itu terasa lebih berat dari seharusnya. Dengan cekatan, pengawal itu mengangkatnya, memperlihatkan pedang dan pisau yang tersembunyi di bawahnya.

"Kalian menyebut ini dagangan?" Zhang Wei bertanya dingin, matanya menyipit tajam.

Pemimpin kelompok itu berusaha mempertahankan sikap tenangnya. "Kami hanya membawa perlengkapan untuk perlindungan diri, Tuan Zhang Wei. Tidak ada yang mencurigakan di sini."

Zhang Wei tersenyum tipis, sebuah senyum yang tidak sampai ke matanya. "Benarkah? Lalu bagaimana dengan ini?" Dia menunjuk sebuah peti kayu yang terlihat biasa, namun terdapat simbol samar dari organisasi bawah tanah.

Pengawal lainnya membuka peti itu dengan hati-hati, memperlihatkan bubuk hitam yang dikenal sebagai bahan peledak tingkat tinggi. Suasana di gerbang menjadi tegang. Beberapa orang yang melihat dari kejauhan mulai berbisik, menyadari ada sesuatu yang besar sedang terjadi.

"Kalian pikir aku bodoh?" suara Zhang Wei penuh dengan penghinaan. "Mengira aku tidak akan mengenali trik murahan ini? Membawa bahan peledak dan senjata ke kota ini? Kalian benar-benar meremehkanku."

Para pria itu saling bertukar pandang, jelas mereka tidak punya jawaban. Namun, pemimpin mereka mencoba satu trik terakhir. "Kami hanya mengikuti perintah, Tuan Zhang Wei. Kami tidak tahu apa-apa!"

Zhang Wei tertawa dingin. "Jika kalian tidak tahu apa-apa, maka kalian benar-benar tak berguna. Tapi jangan khawatir, aku punya tempat khusus untuk orang-orang seperti kalian."

Dengan satu isyarat, para pengawal segera menangkap mereka. Gerakan para pria itu diperlambat oleh formasi kota yang menekan kekuatan mereka, membuat perlawanan mereka tampak seperti lelucon.

Mereka dibawa ke penjara khusus yang terletak di kediaman keluarga Song, sebuah tempat yang terkenal tidak memiliki jalan keluar. Penjara itu diperkuat dengan formasi dan penjagaan ketat. Bahkan seorang Martial Emperor pun akan kesulitan melarikan diri dari sana.

Di sana, Zhang Wei berdiri di depan sel mereka, menatap mereka dengan pandangan penuh penghinaan. "Kalian semua adalah pion kecil dalam permainan besar. Namun, pion pun bisa menjadi ancaman jika tidak ditangani dengan benar. Jangan khawatir, aku akan memastikan kalian tetap 'nyaman' di sini sampai kalian memberitahuku semua yang aku butuhkan."

Dia berbalik meninggalkan mereka, langkahnya mantap. Di luar, Song Tianyu menunggunya. "Apa yang akan kita lakukan selanjutnya, Tuan Zhang Wei?"

Zhang Wei tersenyum tipis. "Lakukan apa yang seharusnya kau lakukan."

Malam itu, Zhang Wei berdiri di balkon kediamannya, memandangi kota Canyu yang kini damai. Namun, pikirannya dipenuhi oleh rencana berikutnya. Setelah berminggu-minggu mengatasi para utusan bodoh yang tak henti-hentinya dikirim oleh organisasi rahasia, ia memutuskan sudah cukup.

Song Tianyu menghampirinya dengan raut wajah penuh tanggung jawab. "Tuan Zhang Wei, apakah Anda yakin akan menyerahkan semua ini kepada saya?"

Zhang Wei menoleh, ekspresinya tenang namun tegas. "Kau sudah membuktikan dirimu mampu. Kota ini sudah seperti rumahmu. Aku mempercayakan semuanya padamu. Tapi ingat, jangan lengah. Selalu bersiap menghadapi apa pun."

Song Tianyu mengangguk hormat. "Saya tidak akan mengecewakan Anda."

Tanpa banyak bicara lagi, Zhang Wei berbalik dan menghilang dalam sekejap menggunakan kemampuan teleportasinya. Dia langsung menuju markas besar organisasi rahasia itu, lokasi yang dia dapatkan dari ingatan salah satu utusan pertama yang menyerangnya.

***

Di markas besar organisasi itu, suasana malam yang sunyi berubah menjadi mimpi buruk. Zhang Wei muncul seperti bayangan, menghilangkan para penjaga satu per satu tanpa suara. Tubuh-tubuh mereka tergeletak tanpa nyawa, dan bahkan Martial King yang menjaga pintu utama tak sempat menyadari kehadirannya.

Di dalam aula utama, pemimpin organisasi itu, seorang Martial Emperor, duduk di atas singgasana batu, memeriksa laporan terakhir mereka tentang kegagalan di kota Canyu. "Bodoh!" bentaknya kepada bawahannya. "Bagaimana mungkin kita kalah dari seorang anak ingusan?"

Namun, sebelum dia bisa melanjutkan kemarahannya, sebuah suara dingin bergema di ruangan itu. "Mungkin karena anak ingusan itu jauh lebih kuat dari yang kau kira."

Semua mata beralih ke arah suara itu, dan di sana berdiri Zhang Wei, dengan pedangnya yang memancarkan aura abu-abu gelap yang mematikan.

"Kau!" Martial Emperor itu bangkit, mencoba mengerahkan kekuatannya. Namun, sebelum dia sempat menyerang, Zhang Wei sudah bergerak. Dalam satu kilatan, pedang abu-abu gelap itu melintas, dan kepala Martial Emperor itu terpisah dari tubuhnya, jatuh ke lantai dengan suara berdebum.

Bawahannya yang lain mencoba melarikan diri, tetapi Zhang Wei tidak memberi mereka kesempatan. Dalam satu malam, seluruh markas besar organisasi itu hancur.

***

Ketika fajar menyingsing, tidak ada yang tersisa dari markas itu kecuali reruntuhan. Zhang Wei berdiri di tengah kehancuran, membersihkan pedangnya dengan kain hitam.

Dia memandang ke arah timur, tempat kota Canyu berada. "Sekarang, tak ada lagi yang menghalangi. Jika mereka masih berani, maka aku akan menunggu."

Reruntuhan yang dulunya menjadi markas besar organisasi rahasia itu. Hanya keheningan yang tersisa, kecuali suara debu yang beterbangan di udara. Zhang Wei berdiri di atas puing-puing, matanya yang tajam memandang pemandangan kehancuran yang telah dia ciptakan.

"Begitu mudah," gumamnya sambil menyarungkan pedangnya yang kembali tenang, seolah tidak pernah digunakan untuk membantai puluhan nyawa dalam satu malam.

Namun, ini bukan sekadar balas dendam. Ini adalah peringatan. Sebuah pesan untuk semua pihak yang mencoba melawan atau menguasai kota Canyu. Tidak peduli seberapa besar organisasi mereka, seberapa kuat pemimpin mereka, Zhang Wei adalah ancaman yang tidak bisa diremehkan.

Sebelum pergi, Zhang Wei memastikan tidak ada informasi atau barang berharga yang tersisa. Semua dokumen, harta, dan bahkan rahasia mereka dia kumpulkan ke dalam cincin penyimpanannya. Di dalam ruangan terdalam, dia menemukan sebuah petunjuk: sebuah lambang emas dengan ukiran naga yang mengisyaratkan keterlibatan seseorang dari keluarga kekaisaran Qin.

“Qin Lian,” desis Zhang Wei sambil mengepalkan lambang itu. “Kita lihat langkah apa yang akan kau ambil selanjutnya.”

Dengan satu teleportasi, Zhang Wei kembali ke kota Canyu, meninggalkan reruntuhan itu untuk menjadi saksi bisu kegagalan lawan-lawannya.

Terpopuler

Comments

Khairuddin PBBA

Khairuddin PBBA

terima kasih Thor
Ditunggu update selanjutnya

2025-01-14

2

Mamat Stone

Mamat Stone

👍👍👍

2025-03-28

0

Nanik S

Nanik S

Lanjutkan

2025-03-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bayangan Perang di Tanah Barat
2 Mangsa ingin Memangsa
3 Menerobos ranah Martial Ancestor
4 Musuh Lainnya
5 Pertempuran Dimulai
6 Ancaman yang Sebenarnya
7 Pertarungan dua Martial Ancestor
8 Kekalahan yang Memalukan
9 Perkembangan Pesat
10 Musuh Baru
11 Rencana yang sia-sia
12 Hukuman Tak Terhindarkan
13 Musuh Bodoh
14 Mengakhiri Kebodohan
15 Lalat Pengganggu
16 Perlawanan yang tak berguna
17 Memasuki Alam Rahasia
18 Mencari Material
19 Harta Karun Lembah Terlarang
20 Menantang Menara
21 Akar Pohon Dunia
22 Api Abadi dan Mahluk Suci
23 Penghancur Semesta & Warisan
24 Entitas Aneh
25 Mei si Misterius
26 Kota Diserang
27 Pangeran Bodoh
28 Undangan Kaisar
29 Menerima Undangan
30 Tiba di Istana
31 Dibalik Tirai Kekaisaran
32 Rencana Zhang Wei
33 Perjamuan Kekaisaran
34 Bersiap
35 Memulai Aksi
36 Misi Berhasil
37 Kerajaan Tianlan
38 Kota Haifeng
39 Konflik di Restoran
40 Zhao Heng
41 Kesombongan Kosong
42 Para Penjilat
43 Memilih
44 Menyebrangi Samudera
45 Jejak Baru di Benua Selatan
46 Kota Tanpa Hukum
47 Yue Lian
48 Serikat Langit Senja
49 Tiba di Gurun Kuno
50 Sekte Seribu Belati
51 Iblis Kelabu
52 Menjelajahi Reruntuhan Kuno
53 Ancaman Tak Terlihat
54 Pertemuan Kembali Dua Jiwa Kuno
55 Pecahan Kegelapan Mutlak
56 Dilema
57 Situasi Tak Terduga
58 Pusat Reruntuhan
59 Pasukan Hitam
60 Zhang Wei Terdesak
61 Amarah Jiwa Kuno
62 Cerita Lama
63 Tragedi
64 Pewarisan
65 Tepat Waktu
66 Mencegah Bencana
67 Kepergian Lian Xuhuan
68 Perpisahan
69 Menerobos Martial Sovereign
70 Menguji Kekuatan
71 Meninggalkan Gurun Kuno
72 Pertarungan Tanpa Pemenang
73 Kembali ke Benua Timur
74 Menyerang Kota Canyu
75 Menyerang Kota Canyu II
76 Kaisar Turun Tangan
77 Duel Entitas Terkuat Dari Benua Timur
78 Perbedaan Yang Membuat Perbedaan
79 Era Baru
80 Kemakmuran Wilayah Utara
81 Melanjutkan Misi Utama
82 Menantang Mei
83 Pengakuan dan Petunjuk
84 Membantai Naga Bumi
85 Panen Yang Luar Biasa
86 Diusir
87 Langkah Menuju Benua Tengah
88 Mulai Berlayar
89 Memasuki Samudera Petaka
90 Rintangan Pertama Samudera Petaka
91 Kepulauan Misterius
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bayangan Perang di Tanah Barat
2
Mangsa ingin Memangsa
3
Menerobos ranah Martial Ancestor
4
Musuh Lainnya
5
Pertempuran Dimulai
6
Ancaman yang Sebenarnya
7
Pertarungan dua Martial Ancestor
8
Kekalahan yang Memalukan
9
Perkembangan Pesat
10
Musuh Baru
11
Rencana yang sia-sia
12
Hukuman Tak Terhindarkan
13
Musuh Bodoh
14
Mengakhiri Kebodohan
15
Lalat Pengganggu
16
Perlawanan yang tak berguna
17
Memasuki Alam Rahasia
18
Mencari Material
19
Harta Karun Lembah Terlarang
20
Menantang Menara
21
Akar Pohon Dunia
22
Api Abadi dan Mahluk Suci
23
Penghancur Semesta & Warisan
24
Entitas Aneh
25
Mei si Misterius
26
Kota Diserang
27
Pangeran Bodoh
28
Undangan Kaisar
29
Menerima Undangan
30
Tiba di Istana
31
Dibalik Tirai Kekaisaran
32
Rencana Zhang Wei
33
Perjamuan Kekaisaran
34
Bersiap
35
Memulai Aksi
36
Misi Berhasil
37
Kerajaan Tianlan
38
Kota Haifeng
39
Konflik di Restoran
40
Zhao Heng
41
Kesombongan Kosong
42
Para Penjilat
43
Memilih
44
Menyebrangi Samudera
45
Jejak Baru di Benua Selatan
46
Kota Tanpa Hukum
47
Yue Lian
48
Serikat Langit Senja
49
Tiba di Gurun Kuno
50
Sekte Seribu Belati
51
Iblis Kelabu
52
Menjelajahi Reruntuhan Kuno
53
Ancaman Tak Terlihat
54
Pertemuan Kembali Dua Jiwa Kuno
55
Pecahan Kegelapan Mutlak
56
Dilema
57
Situasi Tak Terduga
58
Pusat Reruntuhan
59
Pasukan Hitam
60
Zhang Wei Terdesak
61
Amarah Jiwa Kuno
62
Cerita Lama
63
Tragedi
64
Pewarisan
65
Tepat Waktu
66
Mencegah Bencana
67
Kepergian Lian Xuhuan
68
Perpisahan
69
Menerobos Martial Sovereign
70
Menguji Kekuatan
71
Meninggalkan Gurun Kuno
72
Pertarungan Tanpa Pemenang
73
Kembali ke Benua Timur
74
Menyerang Kota Canyu
75
Menyerang Kota Canyu II
76
Kaisar Turun Tangan
77
Duel Entitas Terkuat Dari Benua Timur
78
Perbedaan Yang Membuat Perbedaan
79
Era Baru
80
Kemakmuran Wilayah Utara
81
Melanjutkan Misi Utama
82
Menantang Mei
83
Pengakuan dan Petunjuk
84
Membantai Naga Bumi
85
Panen Yang Luar Biasa
86
Diusir
87
Langkah Menuju Benua Tengah
88
Mulai Berlayar
89
Memasuki Samudera Petaka
90
Rintangan Pertama Samudera Petaka
91
Kepulauan Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!