Hukuman Tak Terhindarkan

Hari itu, suasana di Kota Canyu terasa mencekam. Para penjahat yang telah ditangkap dan diinterogasi duduk berlutut di depan aula kota, tangan mereka terikat dengan formasi khusus yang dirancang untuk mencegah mereka menggunakan energi spiritual. Rakyat berkumpul di alun-alun, wajah mereka dipenuhi rasa ingin tahu dan kecemasan.

Di atas panggung, Zhang Wei berdiri dengan tenang, mengenakan jubah hitam yang berkibar pelan tertiup angin. Matanya menatap tajam ke arah para penjahat, yang hingga detik ini tetap membisu, menolak mengungkap siapa dalang di balik rencana mereka.

“Jadi, kalian lebih memilih diam?” suara Zhang Wei menggema, penuh wibawa. “Baiklah, kalau begitu, aku akan menggunakan cara lain untuk mendapatkan jawaban.”

Wajah para penjahat berubah pucat saat mendengar kata-katanya. Salah satu dari mereka memberanikan diri berbicara, “Kau tak akan mendapatkan apa pun dariku! Bahkan jika aku mati!”

Zhang Wei tersenyum tipis, namun dingin. “Kematian bukanlah akhir yang kutawarkan untuk kalian.”

Dengan satu gerakan tangan, dia mengaktifkan teknik rahasia yang diajarkan oleh Lian Xuhuan. Cahaya keunguan muncul di matanya, dan dia menyentuh kepala salah satu penjahat. Pria itu langsung berteriak kesakitan, tubuhnya menggeliat tanpa kendali. Dalam hitungan detik, Zhang Wei membaca seluruh ingatan pria itu—wajah, nama, dan organisasi yang ada di balik serangan ke Kota Canyu.

Namun, efeknya mengerikan. Setelah teknik selesai, pria itu terkulai lemas, matanya kosong, dan mulutnya mengeluarkan gumaman tak berarti. Dia telah kehilangan akal sehatnya.

Melihat hal itu, penjahat lain mulai gemetar. “Monster! Kau monster!” teriak salah satu dari mereka.

Zhang Wei tidak terpengaruh. Dengan tenang, dia melanjutkan membaca ingatan para penjahat satu per satu, meninggalkan mereka dalam keadaan yang sama. Dalam waktu singkat, semua informasi yang dia butuhkan sudah ada di tangannya.

Setelah selesai, Zhang Wei berdiri di depan mereka, matanya memancarkan aura dingin. “Kalian datang ke kotaku dengan niat jahat. Sekarang, kalian akan membayar harganya.”

Dengan pedangnya, Pelahap Embun, Zhang Wei mengeksekusi para penjahat itu satu per satu. Setiap ayunan pedang menghasilkan suara tajam yang membuat para penonton menahan napas. Darah mengalir di panggung, namun Zhang Wei tetap tenang, seperti tidak ada emosi dalam tindakannya.

“Aku tidak membunuh tanpa alasan,” katanya kepada kerumunan. “Tapi siapa pun yang mencoba mengganggu kedamaian kota ini akan menghadapi konsekuensi yang sama. Biarkan ini menjadi peringatan bagi siapa pun yang berniat jahat.”

Rakyat yang menyaksikan eksekusi itu merasakan campuran ketakutan dan rasa hormat terhadap Zhang Wei. Mereka tahu bahwa pemimpin muda ini tidak akan segan-segan melindungi kotanya, apa pun caranya.

Di atas menara, Lian Xuhuan mengamati dari kejauhan. “Keputusan yang kejam, tapi terkadang perlu,” gumamnya.

Zhang Wei membersihkan pedangnya dan berbalik ke arah rakyatnya. “Mulai hari ini, Kota Canyu akan menjadi tempat yang aman dan makmur, tetapi juga tempat yang tidak bisa diremehkan. Siapa pun yang mencoba merusaknya, akan berakhir seperti mereka.”

Tepuk tangan perlahan terdengar dari kerumunan, tumbuh menjadi sorakan. Kota Canyu kini tidak hanya dikenal sebagai pusat perdagangan yang makmur, tetapi juga sebagai benteng yang tak tertembus, dipimpin oleh seorang pemuda yang tak kenal takut.

***

Di ruangan gelap yang diterangi oleh nyala lilin redup, para tokoh penting organisasi rahasia Lima Bayangan Kegelapan berkumpul. Dinding ruangan dipenuhi simbol-simbol aneh, melambangkan loyalitas mereka kepada tujuan besar yang tidak diketahui banyak orang. Di tengah ruangan, seorang pria paruh baya berjubah hitam dengan wajah penuh bekas luka berdiri, ekspresinya gelap dan penuh tekanan.

“Kita telah gagal,” ucap pria itu, suaranya rendah namun penuh amarah. “Pasukan kita bukan hanya kalah, tetapi juga kehilangan jejak sepenuhnya. Zhang Wei mempermalukan kita.”

Semua orang di ruangan itu diam, tak ada yang berani berbicara hingga seorang wanita berambut perak dengan mata tajam maju ke depan. “Pemuda itu… Zhang Wei. Jika laporan kita benar, dia adalah Martial Ancestor di usia yang sangat muda. Kota Canyu berkembang pesat di bawah kendalinya. Jika ini terus dibiarkan, pengaruhnya akan sulit dihentikan.”

Pria berjubah hitam mengangguk pelan, lalu mengeluarkan sebuah surat dari dalam jubahnya. “Dan kabar buruk lainnya: Pangeran Kelima, Qin Lian, tidak puas dengan hasil ini. Dia menginginkan Kota Canyu, bukan kehancurannya.”

Wajah para anggota organisasi berubah serius. Salah satu dari mereka, pria gemuk dengan suara gemetar, angkat bicara, “Pangeran ingin mengambil alih kota itu? Untuk apa?”

Pemimpin itu menatap pria gemuk tersebut dengan dingin. “Untuk kekuasaan. Kota Canyu telah menjadi pusat perhatian sejak kemunculan Zhang Wei. Jika Pangeran Lian berhasil menguasai kota itu, pengaruhnya akan meluas di wilayah utara kekaisaran. Itu akan membuat posisinya lebih kuat dibandingkan pangeran-pangeran lain dalam perebutan takhta.”

Wanita berambut perak berbicara lagi, “Tapi Zhang Wei… dia bukan orang yang mudah dikalahkan. Bahkan formasi kota itu mampu menahan serangan Martial Ancestor tingkat tinggi. Jika kita gagal lagi, ini hanya akan mempermalukan Pangeran Lian.”

Pemimpin itu tertawa dingin. “Pangeran Lian sudah memikirkan hal itu. Dia tahu kita tidak bisa mengalahkan Zhang Wei secara langsung. Karena itu, dia memerintahkan kita untuk mengambil pendekatan yang lebih halus. Penyusupan, sabotase, penghancuran ekonomi—kita akan membuat Kota Canyu runtuh dari dalam.”

Pria gemuk itu mengangguk pelan, meskipun wajahnya masih terlihat cemas. “Lalu apa langkah pertama kita?”

Pemimpin itu mengarahkan pandangannya ke peta besar kekaisaran yang terbentang di meja. Wilayah Kota Canyu dilingkari dengan tinta merah. “Kita akan mengirim agen terbaik untuk menyusup ke dalam kota. Beberapa akan bergabung dengan serikat dagang, beberapa lagi akan menyamar sebagai pedagang atau pekerja. Tugas mereka adalah menemukan celah dalam sistem Zhang Wei dan melemahkan fondasi kota itu secara perlahan.”

“Dan jika Zhang Wei mengetahuinya?” tanya wanita berambut perak, alisnya terangkat penuh kecurigaan.

“Dia tidak akan mengetahuinya,” jawab pemimpin itu dengan tegas. “Kita akan bertindak hati-hati. Jika perlu, korbankan beberapa agen untuk mengaburkan jejak kita. Yang penting, Kota Canyu harus berada di tangan Pangeran Lian, tidak peduli berapa pun harga yang harus kita bayar.”

Semua orang di ruangan itu mengangguk setuju. Mereka tahu bahwa kegagalan tidak akan ditoleransi lagi, baik oleh pemimpin mereka maupun oleh Pangeran Lian.

“Zhang Wei,” gumam pemimpin itu dengan nada dingin, “kau mungkin berhasil kali ini, tapi kita akan membuatmu berlutut di hadapan Pangeran Lian. Kota Canyu adalah milik kekaisaran, bukan milik bocah seperti dirimu.”

Di balik layar, konspirasi besar mulai bergerak. Zhang Wei, tanpa disadari, kini menjadi pusat dari permainan politik dan kekuasaan yang jauh lebih besar daripada yang pernah dia bayangkan.

Terpopuler

Comments

Agus Rahmat

Agus Rahmat

pemimpin muda... apakah ini implementasi dari pemimpin negeri ini...ha ha ha mantap gan

2025-02-19

3

Nanik S

Nanik S

Keren dan keren cerita ini 👍👍

2025-03-17

0

Mamat Stone

Mamat Stone

/Chuckle//Proud//Tongue/

2025-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bayangan Perang di Tanah Barat
2 Mangsa ingin Memangsa
3 Menerobos ranah Martial Ancestor
4 Musuh Lainnya
5 Pertempuran Dimulai
6 Ancaman yang Sebenarnya
7 Pertarungan dua Martial Ancestor
8 Kekalahan yang Memalukan
9 Perkembangan Pesat
10 Musuh Baru
11 Rencana yang sia-sia
12 Hukuman Tak Terhindarkan
13 Musuh Bodoh
14 Mengakhiri Kebodohan
15 Lalat Pengganggu
16 Perlawanan yang tak berguna
17 Memasuki Alam Rahasia
18 Mencari Material
19 Harta Karun Lembah Terlarang
20 Menantang Menara
21 Akar Pohon Dunia
22 Api Abadi dan Mahluk Suci
23 Penghancur Semesta & Warisan
24 Entitas Aneh
25 Mei si Misterius
26 Kota Diserang
27 Pangeran Bodoh
28 Undangan Kaisar
29 Menerima Undangan
30 Tiba di Istana
31 Dibalik Tirai Kekaisaran
32 Rencana Zhang Wei
33 Perjamuan Kekaisaran
34 Bersiap
35 Memulai Aksi
36 Misi Berhasil
37 Kerajaan Tianlan
38 Kota Haifeng
39 Konflik di Restoran
40 Zhao Heng
41 Kesombongan Kosong
42 Para Penjilat
43 Memilih
44 Menyebrangi Samudera
45 Jejak Baru di Benua Selatan
46 Kota Tanpa Hukum
47 Yue Lian
48 Serikat Langit Senja
49 Tiba di Gurun Kuno
50 Sekte Seribu Belati
51 Iblis Kelabu
52 Menjelajahi Reruntuhan Kuno
53 Ancaman Tak Terlihat
54 Pertemuan Kembali Dua Jiwa Kuno
55 Pecahan Kegelapan Mutlak
56 Dilema
57 Situasi Tak Terduga
58 Pusat Reruntuhan
59 Pasukan Hitam
60 Zhang Wei Terdesak
61 Amarah Jiwa Kuno
62 Cerita Lama
63 Tragedi
64 Pewarisan
65 Tepat Waktu
66 Mencegah Bencana
67 Kepergian Lian Xuhuan
68 Perpisahan
69 Menerobos Martial Sovereign
70 Menguji Kekuatan
71 Meninggalkan Gurun Kuno
72 Pertarungan Tanpa Pemenang
73 Kembali ke Benua Timur
74 Menyerang Kota Canyu
75 Menyerang Kota Canyu II
76 Kaisar Turun Tangan
77 Duel Entitas Terkuat Dari Benua Timur
78 Perbedaan Yang Membuat Perbedaan
79 Era Baru
80 Kemakmuran Wilayah Utara
81 Melanjutkan Misi Utama
82 Menantang Mei
83 Pengakuan dan Petunjuk
84 Membantai Naga Bumi
85 Panen Yang Luar Biasa
86 Diusir
87 Langkah Menuju Benua Tengah
88 Mulai Berlayar
89 Memasuki Samudera Petaka
90 Rintangan Pertama Samudera Petaka
91 Kepulauan Misterius
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bayangan Perang di Tanah Barat
2
Mangsa ingin Memangsa
3
Menerobos ranah Martial Ancestor
4
Musuh Lainnya
5
Pertempuran Dimulai
6
Ancaman yang Sebenarnya
7
Pertarungan dua Martial Ancestor
8
Kekalahan yang Memalukan
9
Perkembangan Pesat
10
Musuh Baru
11
Rencana yang sia-sia
12
Hukuman Tak Terhindarkan
13
Musuh Bodoh
14
Mengakhiri Kebodohan
15
Lalat Pengganggu
16
Perlawanan yang tak berguna
17
Memasuki Alam Rahasia
18
Mencari Material
19
Harta Karun Lembah Terlarang
20
Menantang Menara
21
Akar Pohon Dunia
22
Api Abadi dan Mahluk Suci
23
Penghancur Semesta & Warisan
24
Entitas Aneh
25
Mei si Misterius
26
Kota Diserang
27
Pangeran Bodoh
28
Undangan Kaisar
29
Menerima Undangan
30
Tiba di Istana
31
Dibalik Tirai Kekaisaran
32
Rencana Zhang Wei
33
Perjamuan Kekaisaran
34
Bersiap
35
Memulai Aksi
36
Misi Berhasil
37
Kerajaan Tianlan
38
Kota Haifeng
39
Konflik di Restoran
40
Zhao Heng
41
Kesombongan Kosong
42
Para Penjilat
43
Memilih
44
Menyebrangi Samudera
45
Jejak Baru di Benua Selatan
46
Kota Tanpa Hukum
47
Yue Lian
48
Serikat Langit Senja
49
Tiba di Gurun Kuno
50
Sekte Seribu Belati
51
Iblis Kelabu
52
Menjelajahi Reruntuhan Kuno
53
Ancaman Tak Terlihat
54
Pertemuan Kembali Dua Jiwa Kuno
55
Pecahan Kegelapan Mutlak
56
Dilema
57
Situasi Tak Terduga
58
Pusat Reruntuhan
59
Pasukan Hitam
60
Zhang Wei Terdesak
61
Amarah Jiwa Kuno
62
Cerita Lama
63
Tragedi
64
Pewarisan
65
Tepat Waktu
66
Mencegah Bencana
67
Kepergian Lian Xuhuan
68
Perpisahan
69
Menerobos Martial Sovereign
70
Menguji Kekuatan
71
Meninggalkan Gurun Kuno
72
Pertarungan Tanpa Pemenang
73
Kembali ke Benua Timur
74
Menyerang Kota Canyu
75
Menyerang Kota Canyu II
76
Kaisar Turun Tangan
77
Duel Entitas Terkuat Dari Benua Timur
78
Perbedaan Yang Membuat Perbedaan
79
Era Baru
80
Kemakmuran Wilayah Utara
81
Melanjutkan Misi Utama
82
Menantang Mei
83
Pengakuan dan Petunjuk
84
Membantai Naga Bumi
85
Panen Yang Luar Biasa
86
Diusir
87
Langkah Menuju Benua Tengah
88
Mulai Berlayar
89
Memasuki Samudera Petaka
90
Rintangan Pertama Samudera Petaka
91
Kepulauan Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!