Musuh Lainnya

Di wilayah tanah barat, suasana dalam aula pertemuan utama Klan Wu dipenuhi ketegangan. Para pemimpin dari berbagai klan dan sekte kuat berkumpul, membahas perkembangan terakhir yang mengguncang mereka. Wu Changming, pemimpin Klan Wu yang dikenal sebagai salah satu tokoh paling disegani di wilayah itu, duduk di kursi utama dengan ekspresi penuh kecemasan.

“Kita kehilangan kontak dengan semua pembunuh yang dikirim ke utara,” ujar salah satu tetua klan, nada suaranya dipenuhi kekhawatiran. “Mereka menghilang tanpa jejak, dan itu terjadi bertepatan dengan munculnya tribulasi petir yang luar biasa beberapa hari lalu.”

Wu Changming mengerutkan kening. “Tribulasi petir itu… Kau yakin itu adalah tribulasi Martial Ancestor?”

Tetua lain mengangguk. “Tidak diragukan lagi. Energi langit dan bumi yang terkumpul begitu masif. Itu jelas tribulasi Martial Ancestor, tapi ada sesuatu yang aneh. Petirnya jauh lebih dahsyat daripada biasanya, seolah-olah dunia itu sendiri mencoba menyingkirkan individu yang menerobos.”

“Jadi kau mengatakan ada seseorang di wilayah utara yang menerobos ke Martial Ancestor dan kemungkinan besar membantu pemuda bernama Zhang Wei itu?” Wu Changming mengetukkan jarinya di meja. “Itu berarti pemuda itu tidak sendirian.”

“Tidak hanya itu,” sela salah satu pemimpin sekte. “Tribulasi itu menunjukkan bahwa penerobos memiliki kekuatan luar biasa. Kemungkinan besar orang ini adalah seorang senior atau guru dari Zhang Wei.”

Kecurigaan mereka terus berkembang. Semua orang di ruangan itu berasumsi bahwa ada seorang ahli yang mendukung Zhang Wei dari balik layar. Tidak ada satu pun dari mereka yang membayangkan bahwa pemuda berusia 16 tahun itu sendiri yang menyingkirkan pembunuh mereka sekaligus menjadi Martial Ancestor termuda dalam seribu tahun terakhir.

“Jika benar ada ahli sekuat itu di pihak Zhang Wei, kita harus berpikir ulang sebelum mengirim pasukan lagi,” kata seorang tetua dengan suara berat. “Kehilangan pembunuh-pembunuh itu sudah cukup mempermalukan kita.”

Namun, Wu Changming menggeleng. “Kita tidak bisa membiarkan ini begitu saja. Yan Zhenhai adalah salah satu dari kita. Kematian dan penghinaan terhadapnya adalah penghinaan bagi seluruh tanah barat. Jika kita membiarkan Zhang Wei hidup lebih lama, dia akan menjadi ancaman nyata di masa depan. Kita harus bertindak.”

“Apa yang kau sarankan?” tanya salah satu pemimpin sekte dengan nada hati-hati.

Wu Changming berdiri, auranya sebagai seorang Martial Emperor menggetarkan ruangan. “Kita perlu memastikan siapa ahli yang membantu Zhang Wei. Aku akan mengirim pengintai tingkat tinggi untuk mengamati situasi di utara. Setelah itu, kita akan mengerahkan kekuatan penuh untuk menghancurkan pemuda itu dan siapa pun yang ada di belakangnya.”

Ruangan itu hening sejenak sebelum seorang tetua lain angkat bicara. “Dan jika orang itu lebih kuat dari yang kita duga?”

Wu Changming tersenyum tipis, penuh keyakinan. “Kalau begitu, kita akan memanggil bantuan dari wilayah lain. Dunia ini tidak kekurangan ahli yang bisa kita sewa dengan harga yang tepat. Zhang Wei dan sekutunya, siapa pun mereka, tidak akan luput dari hukuman.”

Di tengah diskusi itu, rasa waspada dan ancaman yang dirasakan para penguasa tanah barat semakin membesar. Namun, mereka sama sekali tidak menyadari bahwa ancaman terbesar bagi mereka bukanlah seorang ahli misterius, melainkan Zhang Wei sendiri—pemuda yang mereka remehkan, kini tumbuh menjadi kekuatan yang bahkan mampu mengguncang dunia.

***

Di sebuah lembah tersembunyi di wilayah tengah Kekaisaran Qin, Sekte Langit Tak Terkalahkan berdiri megah dengan bangunan-bangunan besar yang tampak kokoh dan berwibawa. Di salah satu aula utama, Liang Wuchang, tetua agung sekte itu, duduk di atas singgasana kayu ukirannya yang khas. Sosoknya memancarkan aura yang luar biasa, khas seorang Martial Ancestor lapisan kelima.

Namun, kali ini ekspresi wajahnya gelap, berbeda dari biasanya. Di hadapannya, seorang murid sekte berlutut dengan wajah penuh ketakutan, membawa berita yang membuat Liang Wuchang sulit mempercayai telinganya.

“Zhenhai…” gumam Liang Wuchang, suaranya nyaris berbisik namun menggetarkan seluruh ruangan. “Apa yang kau katakan tadi?”

“Tetua…” murid itu menelan ludah sebelum melanjutkan, “Senior Yan Zhenhai telah… meninggal. Berita ini datang dari tanah utara, dari kota kecil bernama Canyu.”

Liang Wuchang menggenggam sandaran kursinya dengan erat hingga kayu itu berderak. Matanya menyala penuh kemarahan, tetapi juga dilingkupi kesedihan mendalam. “Bagaimana bisa? Zhenhai bukanlah orang biasa. Dia salah satu tokoh hebat di tanah barat, seorang Martial Emperor lapisan keenam. Siapa yang berani membunuhnya?”

Murid itu menunduk lebih dalam, berusaha menghindari tatapan tajam gurunya. “Dari laporan yang kami terima, pembunuhnya adalah seorang pemuda bernama Zhang Wei. Usianya sekitar enam belas tahun, dan dia diduga hanya seorang Martial Lord. Namun, ada desas-desus bahwa kekuatannya jauh melampaui ranah itu. Selain itu, tak lama setelah kematian senior Yan Zhenhai, terjadi tribulasi petir besar di sekitar wilayah tersebut, seolah-olah seseorang sedang menerobos ke ranah Martial Ancestor.”

“Martial Lord?” Liang Wuchang tertawa dingin, meski nada tawanya lebih menyerupai tangisan tersembunyi. “Kau ingin mengatakan bahwa Zhenhai, muridku—tidak, putraku—yang kubanggakan, dibunuh oleh bocah ingusan?”

Murid itu menggigil mendengar kemarahan terselubung dalam suara Liang Wuchang. “Kami menduga ada pihak lain yang membantu Zhang Wei, mungkin seorang ahli yang sangat kuat. Beberapa saksi juga menyebutkan bahwa Zhang Wei kini menguasai kota Canyu dan melindungi keluarga Song di sana.”

Liang Wuchang memejamkan matanya, mencoba mengendalikan amarahnya yang hampir meledak. Bagi dunia luar, Yan Zhenhai mungkin hanya salah satu dari sekian banyak tokoh besar di tanah barat. Namun, bagi Liang Wuchang, dia lebih dari itu. Yan Zhenhai adalah murid yang dia didik dengan sepenuh hati, seseorang yang dia anggap seperti putranya sendiri setelah sekian tahun bersama.

“Zhenhai memang telah meninggalkan sekte ini dua puluh tahun lalu,” gumam Liang Wuchang, suaranya lirih namun penuh dengan penyesalan. “Tapi dia tetap darah dagingku. Aku yang membimbingnya, membesarkannya. Dan sekarang dia tiada… oleh bocah yang bahkan tidak layak menyebut namanya di hadapanku.”

“Tetua…” murid itu mencoba angkat bicara, tetapi Liang Wuchang melambaikan tangannya, menyuruhnya diam.

“Kirim pengintai kita ke tanah utara,” perintah Liang Wuchang dengan nada dingin. “Aku ingin tahu segalanya tentang Zhang Wei. Latar belakangnya, kekuatannya, sekutunya—semua. Jangan tinggalkan satu pun detail.”

“Baik, Tetua,” jawab murid itu cepat sebelum mundur dengan hormat.

Setelah murid itu pergi, Liang Wuchang berdiri dari singgasananya, menatap ke luar jendela aula. Pegunungan yang menjulang di kejauhan seolah memantulkan kekosongan dalam hatinya.

“Zhenhai, kau meninggalkan sekte ini untuk mengukir nama besar di tanah barat. Dan kau berhasil. Aku bangga padamu, lebih dari yang pernah kukatakan. Tapi sekarang… aku bersumpah akan membalaskan dendammu.”

Tatapannya berubah dingin, seperti pedang yang baru saja diasah. “Zhang Wei, siapapun kau, akan kubuat kau menyesali perbuatanmu. Jika memang ada ahli di balik semua ini, aku sendiri yang akan menghadapi mereka.”

Dengan tekad yang membara, Liang Wuchang mulai merencanakan langkahnya, tanpa menyadari bahwa pemuda yang dia anggap tidak layak disebutkan itu sebenarnya adalah ancaman yang jauh lebih besar dari yang dia bayangkan.

Terpopuler

Comments

4wied

4wied

sebetulnya agak bingung aja dgn penyebutan arah mata angin utk suatu wilayah dan bukankah wilayah Utara adl wilayah yg dingin tempat para elf, dwarf dan sejenisnya. sedangkan Canyu sendiri ada di wilayah yg disebutkan wilayah kekaisaran Qin....
sebetulnya pembagian wilayahnya gimana

2025-02-23

2

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

Saran ya Thor.. Pihak Zhang Wei seharusnya ada yang sudah Tingkat hampir sama dengan Zhang Wei. biar ceritanya makin seru.

2025-01-15

1

saniscara patriawuha.

saniscara patriawuha.

cincanggg cincanggg baee manggg minnnn....

2025-01-13

2

lihat semua
Episodes
1 Bayangan Perang di Tanah Barat
2 Mangsa ingin Memangsa
3 Menerobos ranah Martial Ancestor
4 Musuh Lainnya
5 Pertempuran Dimulai
6 Ancaman yang Sebenarnya
7 Pertarungan dua Martial Ancestor
8 Kekalahan yang Memalukan
9 Perkembangan Pesat
10 Musuh Baru
11 Rencana yang sia-sia
12 Hukuman Tak Terhindarkan
13 Musuh Bodoh
14 Mengakhiri Kebodohan
15 Lalat Pengganggu
16 Perlawanan yang tak berguna
17 Memasuki Alam Rahasia
18 Mencari Material
19 Harta Karun Lembah Terlarang
20 Menantang Menara
21 Akar Pohon Dunia
22 Api Abadi dan Mahluk Suci
23 Penghancur Semesta & Warisan
24 Entitas Aneh
25 Mei si Misterius
26 Kota Diserang
27 Pangeran Bodoh
28 Undangan Kaisar
29 Menerima Undangan
30 Tiba di Istana
31 Dibalik Tirai Kekaisaran
32 Rencana Zhang Wei
33 Perjamuan Kekaisaran
34 Bersiap
35 Memulai Aksi
36 Misi Berhasil
37 Kerajaan Tianlan
38 Kota Haifeng
39 Konflik di Restoran
40 Zhao Heng
41 Kesombongan Kosong
42 Para Penjilat
43 Memilih
44 Menyebrangi Samudera
45 Jejak Baru di Benua Selatan
46 Kota Tanpa Hukum
47 Yue Lian
48 Serikat Langit Senja
49 Tiba di Gurun Kuno
50 Sekte Seribu Belati
51 Iblis Kelabu
52 Menjelajahi Reruntuhan Kuno
53 Ancaman Tak Terlihat
54 Pertemuan Kembali Dua Jiwa Kuno
55 Pecahan Kegelapan Mutlak
56 Dilema
57 Situasi Tak Terduga
58 Pusat Reruntuhan
59 Pasukan Hitam
60 Zhang Wei Terdesak
61 Amarah Jiwa Kuno
62 Cerita Lama
63 Tragedi
64 Pewarisan
65 Tepat Waktu
66 Mencegah Bencana
67 Kepergian Lian Xuhuan
68 Perpisahan
69 Menerobos Martial Sovereign
70 Menguji Kekuatan
71 Meninggalkan Gurun Kuno
72 Pertarungan Tanpa Pemenang
73 Kembali ke Benua Timur
74 Menyerang Kota Canyu
75 Menyerang Kota Canyu II
76 Kaisar Turun Tangan
77 Duel Entitas Terkuat Dari Benua Timur
78 Perbedaan Yang Membuat Perbedaan
79 Era Baru
80 Kemakmuran Wilayah Utara
81 Melanjutkan Misi Utama
82 Menantang Mei
83 Pengakuan dan Petunjuk
84 Membantai Naga Bumi
85 Panen Yang Luar Biasa
86 Diusir
87 Langkah Menuju Benua Tengah
88 Mulai Berlayar
89 Memasuki Samudera Petaka
90 Rintangan Pertama Samudera Petaka
91 Kepulauan Misterius
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bayangan Perang di Tanah Barat
2
Mangsa ingin Memangsa
3
Menerobos ranah Martial Ancestor
4
Musuh Lainnya
5
Pertempuran Dimulai
6
Ancaman yang Sebenarnya
7
Pertarungan dua Martial Ancestor
8
Kekalahan yang Memalukan
9
Perkembangan Pesat
10
Musuh Baru
11
Rencana yang sia-sia
12
Hukuman Tak Terhindarkan
13
Musuh Bodoh
14
Mengakhiri Kebodohan
15
Lalat Pengganggu
16
Perlawanan yang tak berguna
17
Memasuki Alam Rahasia
18
Mencari Material
19
Harta Karun Lembah Terlarang
20
Menantang Menara
21
Akar Pohon Dunia
22
Api Abadi dan Mahluk Suci
23
Penghancur Semesta & Warisan
24
Entitas Aneh
25
Mei si Misterius
26
Kota Diserang
27
Pangeran Bodoh
28
Undangan Kaisar
29
Menerima Undangan
30
Tiba di Istana
31
Dibalik Tirai Kekaisaran
32
Rencana Zhang Wei
33
Perjamuan Kekaisaran
34
Bersiap
35
Memulai Aksi
36
Misi Berhasil
37
Kerajaan Tianlan
38
Kota Haifeng
39
Konflik di Restoran
40
Zhao Heng
41
Kesombongan Kosong
42
Para Penjilat
43
Memilih
44
Menyebrangi Samudera
45
Jejak Baru di Benua Selatan
46
Kota Tanpa Hukum
47
Yue Lian
48
Serikat Langit Senja
49
Tiba di Gurun Kuno
50
Sekte Seribu Belati
51
Iblis Kelabu
52
Menjelajahi Reruntuhan Kuno
53
Ancaman Tak Terlihat
54
Pertemuan Kembali Dua Jiwa Kuno
55
Pecahan Kegelapan Mutlak
56
Dilema
57
Situasi Tak Terduga
58
Pusat Reruntuhan
59
Pasukan Hitam
60
Zhang Wei Terdesak
61
Amarah Jiwa Kuno
62
Cerita Lama
63
Tragedi
64
Pewarisan
65
Tepat Waktu
66
Mencegah Bencana
67
Kepergian Lian Xuhuan
68
Perpisahan
69
Menerobos Martial Sovereign
70
Menguji Kekuatan
71
Meninggalkan Gurun Kuno
72
Pertarungan Tanpa Pemenang
73
Kembali ke Benua Timur
74
Menyerang Kota Canyu
75
Menyerang Kota Canyu II
76
Kaisar Turun Tangan
77
Duel Entitas Terkuat Dari Benua Timur
78
Perbedaan Yang Membuat Perbedaan
79
Era Baru
80
Kemakmuran Wilayah Utara
81
Melanjutkan Misi Utama
82
Menantang Mei
83
Pengakuan dan Petunjuk
84
Membantai Naga Bumi
85
Panen Yang Luar Biasa
86
Diusir
87
Langkah Menuju Benua Tengah
88
Mulai Berlayar
89
Memasuki Samudera Petaka
90
Rintangan Pertama Samudera Petaka
91
Kepulauan Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!