Selisih Paham

Raka baru sampai di kediamannya setelah seharian menemani Rania di rumah sakit.

Raka menggendong Zian yang tertidur,di keadaan seperti ini Raka selalu merasa bersalah kepada putranya kecilnya karena belum bisa memberikan kasih sayang yang utuh untuk Zian.

Saat membuka pintu kediamannya sudah gelap, entah dimana Leon dan Revan berada yang jelas dia ingin mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah.

Raka meletakkan Zian di tempat tidurnya, selama ini Raka tidur bersama Zian,dia tidak tega membiarkan Zian tidur sendirian. Setelah mengganti baju Zian Raka lanjut membersihkan tubuhnya yang seharian sudah beraktivitas. Dirasa tubuh nya sudah terasa segar Raka turun ke bawah untuk mengambil air mineral.

Saat sedang minum Raka dikejutkan oleh kehadiran Revan yang begitu tiba-tiba.

"Kamu belum tidur Van, bagaimana hari ini apakah ada kendala."

Revan masih terdiam sambil menatap Raka dengan tatapan yang tidak terbaca.

"Dari mana papi hari ini?." Bukannya menjawab Revan malah memberikan pertanyaan balik,Raka memicingkan matanya,"seperti biasanya papi ke kantor." Raka menjawab seadanya.

"Papi ga usah bohong, jelas-jelas hari ini papi ga ke kantor." Revan mulai menaikkan nada bicaranya.

"Sebenarnya ada apa, kenapa tiba-tiba kamu peduli dengan aktivitas papi." Raka terheran melihat sikap putra sulungnya.

"Hari ini aku lihat papi gendong perempuan dan dia masih muda, siapa itu Pi, sekarang papi mau ngelak?." akhirnya penasaran Raka terjawab.

"Dia office girl di perusahaan papi yang sudah menyelamatkan Zian,dia kembali terluka dan papi membantunya, apakah papi salah?." Raka mengatakan yang sebenarnya tapi Revan tetap tidak percaya.

"Apa papi pikir aku akan percaya,aku sangat mengenal papi,papi tidak akan peduli dengan seseorang jika orang itu tidak sepesial di hidup papi." Raka mencerna makna ucapan Revan, apakah dia salah jika menolong Rania.

"Revan ada kalanya kita melihat suatu masalah dari sudut pandang orang lain,dan jangan menyimpulkan sesuatu jika kita tidak mengetahui kebenarannya." Raka berusaha memberikan pemahaman kepada Revan.

"Oh jadi sekarang papi belain perempuan murahan itu." Revan berkata dengan senyuman sinis.

"REVAN."

PLAK

"Papi ga pernah mengajarkan kamu bersikap kurang ajar ya, selama ini papi diam saja melihat sikap kamu yang berubah dan tidak bisa diatur." Amarah Raka tidak dapat dibendung mendengar ucapan Revan yang kurang ajar.

"Bahkan papi rela nampar aku demi belaian perempuan itu, SAMPAI KAPANPUN TIDAK ADA YANG BISA MENGGANTIKAN POSISI MAMI DI RUMAH INI,PAPI INGAT ITU."

Setelah meluapkan amarahnya Revan pergi meninggalkan Raka yang masih di selimuti kemarahan.

Arggggggg

Raka menatap telapak tangan yang telah menampar putranya, hatinya diliputi penyesalan. Raka merindukan putra sulungnya yang baik,Raka merindukan Revan yang hangat,Revan yang murah senyum,dia seperti kehilangan putra pertama bersama dengan istrinya. Selama ini Raka memendam semuanya sendiri,jika dia ditanya bagaimana keadaannya,maka Raka akan menjawab bahwa dia sangat hancur tapi di paksa untuk kuat,kuat untuk ketiga putranya dan kuat untuk perasaannya. Raka hanya anak yang sudah kehilangan orang tuanya,Raka adalah laki-laki yang kehilangan cintanya,dan Raka adalah orang tua tunggal untuk anak-anaknya. Semua menyalahkan dia atas kematian istrinya tanpa mereka tau bahwa dia adalah yang paling hancur dari semua ini.

Leon yang baru pulang dari nongkrong tidak sengaja mendengar dan melihat keributan papi dan kakaknya. Ada kalanya Leon sama seperti Revan yang ingin menyalahkan adiknya atas kematian maminya,tapi Leon mampu mengendalikan perasaannya dan berdamai dengan keadaan. Melihat papinya yang nampak tidak baik-baik saja Leon mencoba mendekati Raka.

"Papi." Raka yang mendengar suara Leon langsung mengusap air matanya dan menoleh ke arah sumber suara.

"Kenapa baru pulang jam segini." Meskipun Raka sedangkan tidak baik-baik saja Raka tetaplah Raka yang perhatian kepada putra-putranya.

"Baru beres nongkrong sama temen-temen Pi."

"Jangan kebiasaan pulang malam,papi ga suka."

"iya Pi,ada masalah apa papi sama kak Revan." Meskipun Leon mendengar pertengkaran tadi tapi dia ingin memastikan akar masalah yang sebenarnya.

"Seperti yang kamu dengar." Ternyata Raka mengetahui bahwa Leon sudah menguping pembicaraannya.

"Papi marah aja masih sempet lihat sekitar, giliran ada janda hot depan rumah aja ga mau ngelirik sama sekali, cupu banget." Leon hanya mampu mengatakan kalimat tersebut di dalam hati.

"hehehe, ketahuan ya Pi,tadi Leon mau join takut kena gampar juga,eh." Leon keceplosan.

Raka hanya menggelengkan kepalanya mendengar penuturan putra ajaibnya ini.

"Apapun yang bisa buat papi bahagia lakukan Pi,Leon ga keberatan." Entah setan dari mana tiba-tiba Leon menjadi bijak.

Raka merasa merinding melihat Leon karena tidak biasanya Leon berkata dengan benar, untuk memastikan Raka memegang kening Leon.

"Ga panas,tapi kenapa kamu aneh." Leon menepis tangan Raka,Leon merasa bahwa papinya tidak bisa diajak serius.

"Papi mah ga bisa diajak serius, giliran Leon mode mario teguh malah disangka sakit." Leon berkata dengan cemberut.

"Ga kebalik nih yang ga bisa serius."

"Iya iya deh."

Raka sedikit terhibur dengan kelakuan Leon,dia bersyukur karena memiliki Leon meskipun lebih banyak merepotkan tapi Leon tidak pernah ikut untuk menyalakannya.

Raka berdiri dari meja makan,"sana tidur besok papi antar ke sekolah."Raka mengacak rambut Leon dan berlalu ke kamarnya.

Leon yang tersadar dari lamunannya, tumben-tumben nya Raka mau mengantarkan dia kesekolahan, apakah ada maksud terselubung,kita nantikan saja teman-teman.

Episodes
1 Hal Baru
2 Lantai Dua Puluh
3 Makan siang
4 Raka
5 Pembawa Sial?
6 Bos Sombong
7 Dimana Rania?
8 Amarah Raka
9 Mas Zidane?
10 Maaf untuk Rania
11 Jalan-jalan
12 Sandal Dinosaurus
13 Penculikan
14 Bagaimana dengan Rania?
15 Ungkapan Perasaan
16 Rencana Rahasia Leon
17 Kedatangan Raka
18 Pertemuan tidak terduga
19 Tawaran menggiurkan
20 Selisih Paham
21 Melanjutkan hidup
22 Familiar
23 Saran Zidane
24 Keputusan Rania
25 Mengobati luka
26 Hari terakhir bekerja
27 Zian sakit
28 Tinggal bersama
29 Terjebak dalam hujan
30 Rasanya kok beda?
31 Peringatan untuk Sherly
32 Gombalan maut Leon
33 Minuman herbal dan kesalahan pahaman
34 bekal cinta Rania
35 Bekal - bekal gemoy
36 Wajah yang teduh
37 Izin
38 Patah hati Raka
39 Menciptakan jarak
40 Janur kuning belum melengkung
41 Lomba memasak
42 Siapa sangka?
43 Meyakinkan
44 Hanya Pengasuh anak
45 Akhirnya ditemukan
46 Kekecewaan Leon
47 Mencuri hati papi
48 Serangan janda depan rumah
49 Kedatangan Zidane
50 Saingan berat Zidane
51 Dilema Zidane
52 Keretakan hubungan
53 Cinta lama
54 Rasa bersalah
55 Seperti apa Rania?
56 Kunjungan dadakan
57 Rencana jahat Sherly
58 Sakit
59 Kekacauan
60 Misteri dibalik foto
61 Saya akan datang!
62 Resepsi pernikahan Zidane dan Sherly
63 Apa hubungan di antara kalian?
64 Putri yang terabaikan
65 Kesedihan
66 Penyesalan
67 Lamaran dadakan
68 Ketegangan di malam hari
69 Kamu tahu saya,kan?
70 Dia bukan.....
71 Kemarahan seorang ayah
72 Fakta tentang Rania
73 Om atau pak?
74 Tamu tidak di undang
75 Pernikahan dipercepat
76 Menyadarkan Revan
77 Dunia selalu berubah
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Hal Baru
2
Lantai Dua Puluh
3
Makan siang
4
Raka
5
Pembawa Sial?
6
Bos Sombong
7
Dimana Rania?
8
Amarah Raka
9
Mas Zidane?
10
Maaf untuk Rania
11
Jalan-jalan
12
Sandal Dinosaurus
13
Penculikan
14
Bagaimana dengan Rania?
15
Ungkapan Perasaan
16
Rencana Rahasia Leon
17
Kedatangan Raka
18
Pertemuan tidak terduga
19
Tawaran menggiurkan
20
Selisih Paham
21
Melanjutkan hidup
22
Familiar
23
Saran Zidane
24
Keputusan Rania
25
Mengobati luka
26
Hari terakhir bekerja
27
Zian sakit
28
Tinggal bersama
29
Terjebak dalam hujan
30
Rasanya kok beda?
31
Peringatan untuk Sherly
32
Gombalan maut Leon
33
Minuman herbal dan kesalahan pahaman
34
bekal cinta Rania
35
Bekal - bekal gemoy
36
Wajah yang teduh
37
Izin
38
Patah hati Raka
39
Menciptakan jarak
40
Janur kuning belum melengkung
41
Lomba memasak
42
Siapa sangka?
43
Meyakinkan
44
Hanya Pengasuh anak
45
Akhirnya ditemukan
46
Kekecewaan Leon
47
Mencuri hati papi
48
Serangan janda depan rumah
49
Kedatangan Zidane
50
Saingan berat Zidane
51
Dilema Zidane
52
Keretakan hubungan
53
Cinta lama
54
Rasa bersalah
55
Seperti apa Rania?
56
Kunjungan dadakan
57
Rencana jahat Sherly
58
Sakit
59
Kekacauan
60
Misteri dibalik foto
61
Saya akan datang!
62
Resepsi pernikahan Zidane dan Sherly
63
Apa hubungan di antara kalian?
64
Putri yang terabaikan
65
Kesedihan
66
Penyesalan
67
Lamaran dadakan
68
Ketegangan di malam hari
69
Kamu tahu saya,kan?
70
Dia bukan.....
71
Kemarahan seorang ayah
72
Fakta tentang Rania
73
Om atau pak?
74
Tamu tidak di undang
75
Pernikahan dipercepat
76
Menyadarkan Revan
77
Dunia selalu berubah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!