Bagaimana dengan Rania?

Kabar itu datang begitu cepat, menghantam Raka seperti petir di siang bolong. Zian—anak kesayangannya—diculik, dan Rania, office girl baru di kantornya terluka parah dalam upaya penyelamatan Zian. Saat itu juga, Raka merasakan denyut jantungnya melambat, dan rasa takut yang tak pernah ia alami sebelumnya mulai merayapi dirinya.

Seiring dengan berlarinya waktu, Raka bergegas menuju rumah sakit tempat Rania dirawat. Berbagai perasaan bercampur aduk dalam dirinya—kekhawatiran tentang kondisi Zian, kemarahan terhadap penculik yang berani mengganggu keluarganya, dan juga rasa bersalah yang mendalam terhadap Rania. Bagaimana bisa ia tidak tahu seberapa besar pengorbanan yang telah dilakukan Rania untuk anaknya, hingga ia rela mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan Zian?

Sesampainya di rumah sakit, Raka langsung menuju ruang gawat darurat, di mana Rania tengah dirawat. Namun, ketika ia tiba di sana, ia melihat sesuatu yang tak ia duga. Di ruang perawatan, Zidane, asisten pribadinya yang selama ini selalu tampak profesional dan jarang terlihat menunjukkan emosi, terlihat berdiri di samping ranjang Rania dengan ekspresi khawatir yang jelas terlihat.

Raka mematung sejenak di pintu, memandang Zidane yang kini memegang tangan Rania dengan lembut, seolah-olah tak ingin melepaskannya. Tanpa sadar, hatinya mulai dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya terdiam. Apa hubungan antara Zidane dan Rania sebenarnya? Kenapa dia tampak begitu dekat dengan Rania dalam keadaan seperti ini?

Zidane yang mendengar langkah kaki Raka menoleh dan, meskipun ekspresinya tetap tegas, ada sedikit rasa cemas yang terpantul di matanya. "Pak Raka," ucapnya dengan suara rendah, mencoba untuk menjaga kesan profesional meski jelas terlihat ketegangan di wajahnya.

Raka menatap Zidane sejenak, kemudian melangkah masuk, mendekat ke ranjang tempat Rania terbaring dengan perban di perutnya. "Bagaimana kondisinya?" tanyanya dengan suara yang lebih pelan dari biasanya, namun tetap terdengar tegas.

Zidane menjawab dengan hati-hati, "Rania stabil, Pak Raka. Tapi dia harus dirawat lebih lanjut. Luka tusuknya cukup dalam, dan dia butuh banyak istirahat. Saya sudah memanggil dokter untuk memberikan perawatan intensif."

Raka mengangguk pelan, merasa sedikit lega mendengar bahwa Rania dalam keadaan stabil, meskipun hatinya masih diliputi kecemasan. Namun, ia tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa ia merasa ada sesuatu yang belum terungkap antara Zidane dan Rania—sesuatu yang lebih dari sekadar hubungan profesional.

Melihat Rania yang terbaring lemah, Raka merasa cemas dan rasa bersalah semakin mendalam. Jika saja dia tidak terlalu keras pada Rania, mungkin Rania tidak akan merasa terpaksa melakukan hal seperti itu untuk melindungi Zian.

"Zidane," Raka berkata, mencoba mengendalikan dirinya agar tetap tenang meskipun perasaannya kacau. "Aku ingin tahu bagaimana Zian. Apakah dia baik-baik saja?"

Zidane mengangguk dengan cepat. "Zian sudah aman, Pak. Dia sekarang bersama pengawalan polisi. Saya pastikan dia tidak terluka. Kami berhasil menghubungi pihak berwajib segera setelah Zian ditemukan."

Raka merasa sedikit lega, meskipun perasaan itu tak bisa sepenuhnya menghilangkan kekhawatiran yang masih ada dalam dirinya. Bagaimana bisa semuanya menjadi begitu kacau begitu cepat? Bagaimana bisa Zian, yang seharusnya terlindungi, bisa menjadi korban dalam perselisihan yang tidak ada hubungannya dengan dia?

"Aku berhutang budi kepada Rania," kata Raka pelan, lebih kepada dirinya sendiri, tetapi Zidane mendengarnya dengan jelas. "Dia menyelamatkan Zian. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan untuk membalasnya."

Zidane menatap Raka dengan serius, dan ada sedikit keraguan dalam sorot matanya. "Rania hanya melakukan apa yang harus dia lakukan, Pak Raka. Dia peduli pada Zian. Tapi, Anda juga tidak perlu merasa bersalah. Apa yang terjadi bukan salah Anda."

Raka menatap Zidane, merasakan ada sesuatu dalam kata-kata itu yang menyentuh dirinya. Ia sadar bahwa mungkin sudah saatnya untuk membuka matanya lebih lebar—bahwa Rania bukanlah orang jahat seperti apa yang dia pikir, karena kejadian Rania membawa Zian tanpa sepengetahuan Raka, disitu Raka merasa bahwa Rania adalah orang suruhan musuhnya. Tapi ternyata Rania rela mengorbankan nyawa demi keselamatan putranya.

Sementara itu, Rania yang terbaring lemah akhirnya terbangun sedikit, merasakan kehadiran seseorang di sampingnya. Matanya membuka perlahan, dan ia melihat Raka berdiri di dekat ranjangnya. Namun, saat matanya menatapnya, ada sesuatu dalam tatapan itu yang membuatnya merasa canggung dan tidak nyaman.

"Rania," Raka memulai, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya. "Aku... aku tidak tahu harus berkata apa. Terima kasih. Aku berhutang budi padamu."

Rania mencoba tersenyum meski terasa sakit, dan menjawab dengan suara lemah, "Saya hanya ingin Zian selamat, Pak bos. Itu yang terpenting."

Raka menatapnya dalam diam, matanya yang biasanya penuh ketegasan kini menunjukkan kerentanannya. Untuk pertama kalinya, ia merasa benar-benar merasa berterima kasih dan sekaligus sadar betapa pentingnya Rania dalam hidupnya, lebih dari yang ia sadari sebelumnya. Tapi, ada satu hal yang masih mengganggu pikirannya—Zidane.

Tiba-tiba, ia merasakan sebuah ketegangan di antara mereka. Zidane yang berdiri di sisi lain, dengan tatapan yang tidak bisa ia pahami sepenuhnya. Dalam hati Raka, perasaan cemburu itu mulai muncul tanpa bisa ia bendung. Apakah ada sesuatu yang lebih antara Zidane dan Rania?

Namun, untuk saat ini, Raka tahu bahwa ia harus mengesampingkan segala perasaan itu dan fokus pada keselamatan keluarganya. Setelah semuanya selesai, barulah ia akan mencari jawaban atas pertanyaan yang kini berputar dalam pikirannya.

Terpopuler

Comments

Patrish

Patrish

hayoookk.... siapa yang bisa membuka hati Rania... .

2025-03-05

1

Rahma Inayah

Rahma Inayah

ayo Rania pilih siapa pak bos or zidane

2025-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 Hal Baru
2 Lantai Dua Puluh
3 Makan siang
4 Raka
5 Pembawa Sial?
6 Bos Sombong
7 Dimana Rania?
8 Amarah Raka
9 Mas Zidane?
10 Maaf untuk Rania
11 Jalan-jalan
12 Sandal Dinosaurus
13 Penculikan
14 Bagaimana dengan Rania?
15 Ungkapan Perasaan
16 Rencana Rahasia Leon
17 Kedatangan Raka
18 Pertemuan tidak terduga
19 Tawaran menggiurkan
20 Selisih Paham
21 Melanjutkan hidup
22 Familiar
23 Saran Zidane
24 Keputusan Rania
25 Mengobati luka
26 Hari terakhir bekerja
27 Zian sakit
28 Tinggal bersama
29 Terjebak dalam hujan
30 Rasanya kok beda?
31 Peringatan untuk Sherly
32 Gombalan maut Leon
33 Minuman herbal dan kesalahan pahaman
34 bekal cinta Rania
35 Bekal - bekal gemoy
36 Wajah yang teduh
37 Izin
38 Patah hati Raka
39 Menciptakan jarak
40 Janur kuning belum melengkung
41 Lomba memasak
42 Siapa sangka?
43 Meyakinkan
44 Hanya Pengasuh anak
45 Akhirnya ditemukan
46 Kekecewaan Leon
47 Mencuri hati papi
48 Serangan janda depan rumah
49 Kedatangan Zidane
50 Saingan berat Zidane
51 Dilema Zidane
52 Keretakan hubungan
53 Cinta lama
54 Rasa bersalah
55 Seperti apa Rania?
56 Kunjungan dadakan
57 Rencana jahat Sherly
58 Sakit
59 Kekacauan
60 Misteri dibalik foto
61 Saya akan datang!
62 Resepsi pernikahan Zidane dan Sherly
63 Apa hubungan di antara kalian?
64 Putri yang terabaikan
65 Kesedihan
66 Penyesalan
67 Lamaran dadakan
68 Ketegangan di malam hari
69 Kamu tahu saya,kan?
70 Dia bukan.....
71 Kemarahan seorang ayah
72 Fakta tentang Rania
73 Om atau pak?
74 Tamu tidak di undang
75 Pernikahan dipercepat
76 Menyadarkan Revan
77 Dunia selalu berubah
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Hal Baru
2
Lantai Dua Puluh
3
Makan siang
4
Raka
5
Pembawa Sial?
6
Bos Sombong
7
Dimana Rania?
8
Amarah Raka
9
Mas Zidane?
10
Maaf untuk Rania
11
Jalan-jalan
12
Sandal Dinosaurus
13
Penculikan
14
Bagaimana dengan Rania?
15
Ungkapan Perasaan
16
Rencana Rahasia Leon
17
Kedatangan Raka
18
Pertemuan tidak terduga
19
Tawaran menggiurkan
20
Selisih Paham
21
Melanjutkan hidup
22
Familiar
23
Saran Zidane
24
Keputusan Rania
25
Mengobati luka
26
Hari terakhir bekerja
27
Zian sakit
28
Tinggal bersama
29
Terjebak dalam hujan
30
Rasanya kok beda?
31
Peringatan untuk Sherly
32
Gombalan maut Leon
33
Minuman herbal dan kesalahan pahaman
34
bekal cinta Rania
35
Bekal - bekal gemoy
36
Wajah yang teduh
37
Izin
38
Patah hati Raka
39
Menciptakan jarak
40
Janur kuning belum melengkung
41
Lomba memasak
42
Siapa sangka?
43
Meyakinkan
44
Hanya Pengasuh anak
45
Akhirnya ditemukan
46
Kekecewaan Leon
47
Mencuri hati papi
48
Serangan janda depan rumah
49
Kedatangan Zidane
50
Saingan berat Zidane
51
Dilema Zidane
52
Keretakan hubungan
53
Cinta lama
54
Rasa bersalah
55
Seperti apa Rania?
56
Kunjungan dadakan
57
Rencana jahat Sherly
58
Sakit
59
Kekacauan
60
Misteri dibalik foto
61
Saya akan datang!
62
Resepsi pernikahan Zidane dan Sherly
63
Apa hubungan di antara kalian?
64
Putri yang terabaikan
65
Kesedihan
66
Penyesalan
67
Lamaran dadakan
68
Ketegangan di malam hari
69
Kamu tahu saya,kan?
70
Dia bukan.....
71
Kemarahan seorang ayah
72
Fakta tentang Rania
73
Om atau pak?
74
Tamu tidak di undang
75
Pernikahan dipercepat
76
Menyadarkan Revan
77
Dunia selalu berubah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!