Tawaran menggiurkan

Setelah menyelesaikan administrasi Raka dan Zian menemui Rania yang selesai di berikan penanganan.

"Jadi bagaimana dengan keadaannya dok." Raka bertanya terkait kondisi Rania kepada dokter.

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan pak,hal semacam ini sangat wajar terjadi,jadi bisa di antisipasi saja agar luka tidak kembali mengeluarkan darah."

"Baik terima kasih dok atas penjelasannya."

"Sama-sama,mari pak Bu."

Setelah dokter itu pergi Zian mencoba untuk menaiki ranjang perawatan Rania,Raka yang melihat putranya kesusahan membantu Zian.

"Terima kasih Pi."

Raka hanya menganggukkan kepalanya.

"Pak kata dokternya saya sudah boleh pulang."

Bukan Raka yang menjawab melainkan Zian," Tante Rania ikut pulang aja sama Zian,biar nanti Zian yang rawat Tante Rania." Raka dan Rania terkejut mendengar ucapan Zian.

"Zian Tante Rania udah gapapa,dan Tante Rania ga bisa ikut Zian pulang." Rania memberikan pengertian kepada Zian.

"Emangnya kenapa Tante Rania ga mau ikut Zian,di rumah kan banyak kamar jadi gapapa kok kalau Tante Rania mau tinggal sama Zian." Raka mengetahui keresahan Rania,dia membantu memberikan pengertian kepada Zian.

"Zian Tante Rania tidak bisa ikut sama kita, karena Tante Rania juga punya keluarga,iya kan Tante Rania."

"Iya benar sekali."

"Kalau gitu Tante Rania jadi baby sitter Zian aja, nanti kita sama-sama terus, bolehkan papi?." Zian menatap Raka dengan tatapan memohon. Rania terkejut atas permintaan Zian.

"Zian biarkan Tante Rania sembuh dulu ya." Pada dasarnya Zian bukanlah anak yang nakal jadi sangat mudah untuk diberikan pengertian.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Raka mengantar Rania pulang, sebelum itu mereka mampir untuk makan malam. Rania duduk di samping Raka sedangkan Zian sudah tertidur di sofa belakang setelah makan malam.

Raka membuka pembicaraan " Rania maukah kamu menjadi -." belum selesai Raka mengatakan sesuatu ponselnya berbunyi.

Rania penasaran dengan lanjutan dari perkataan Raka, karena dari nadanya seperti seseorang yang akan melakukan lamaran.

Rania melirik Raka yang masih berbincang dengan seorang dibalik ponselnya.

"Baik terima kasih." Raka mematikan sambungan telepon.

"Sampai mana tadi,oh iya Rania saya tidak tahu apa yang kamu miliki tapi melihat Zian sangat menyukaimu jadi saya sudah mempertimbangkan apakah kamu mau menjadi pengasuh Zian." Ternyata Raka ingin menjadikan Rania baby sitter Zian, padahal Rania sudah gelisah memikirkan ucapan Raka.

"Pak bos saya tidak punya pengalaman mengasuh anak kecil,dan lagian saja kan office girl di perusahaan pak bos."

"Saya tidak mempermasalahkan hal tersebut,yang penting Zian nyaman dan kamu bersedia."

" tapi pak bos-." belum sempat Rania membalas ucapan Raka. "Saya akan memberikan kamu 25 juta perbulan sebagai bayarannya." Rania memelototkan matanya mendengar nominal angka yang akan di gelontorkan Raka untuk membayarnya.

"Jangan melototin saya nanti bola mata kamu lepas." Raka terkekeh melihat ekspresi Rania.

"Pak bos ga becanda kan,25 juta itu banyak loh pak bos itu bisa 10 kali lipat dari gaji saya sebagai office girl." Rania sibuk menghitung angka dengan jarinya.

"Jadi apakah kamu mau?." Kembali Raka bertanya untuk memastikan.

"Bolehkah saya berpikir terlebih dahulu, karena saya harus menyesuaikan antara kesiapan saya untuk mendapatkan hasil sebesar itu."

"Baiklah saya kasih kamu waktu satu Minggu untuk berpikir,tapi harapan saya kamu bersedia."

Setelah itu tidak terjadi perbincangan apa pun diantara Raka dan Rania. Tak terasa mobil sudah berhenti di gang tempat Rania tinggal. Raka turun terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Rania. Rania tidak menyangka dibalik sikap galak Raka tersimpan empati yang begitu tinggi.

"Terima kasih pak." Rania pikir Raka akan langsung pulang setelah menurunkan dia di depan gang ternyata Raka ikut mengantar Rania sampai di depan pintu kosnya sambil membawa bungkusan makanan yang tadi dia beli untuk Rania.

"Seharusnya tidak perlu se repot ini pak,saya beneran udah gapapa kok." Rania merasa tidak enak karena Raka terlalu berlebihan menurutnya.

" Tidak ada yang di repotkan, istirahat lah ,dan jangan lupa pikiran penawaran saya, kalau begitu saya pulang dulu." Rania menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Rania baru masuk saat tubuh Raka sudah tidak terlihat dari pandangannya.

Baru saja dia mendudukkan diri di kasur, ponselnya berbunyi menandakan bahwa seseorang sedang menelepon nya. Tertera nama Zidane, Rania memukul keningnya karena seharian ini lupa memberi kabar untuk kekasihnya.

Rania menerima panggilan tersebut,"ha-" belum sempat Rania menyapa rentetan pertanyaan keluar dari Zidane.

"Ra kamu dari mana aja,aku udah hubungi kamu puluhan kali,kamu gapapa kan,apa ada sesuatu yang terjadi,jawab Ra jangan buat aku khawatir."

"Mas Zidane tenang dulu, gimana aku bisa jawab kalau ga di kasih space untuk bicara."

"Maaf Ra aku cuma khawatir."

"iya gapapa, harusnya aku yang minta maaf karena udah buat kamu khawatir,jadi hari ini pak Raka datang sama Zian." Akhirnya Rania menceritakan apa yang dia alami hari ini.

"Jadi sekarang keadaan kamu gimana,aku kesana sekarang ya."

"Ga perlu mas,aku udah gapapa kok."

"Bener ya kamu gapapa,lain kali kalau pergi bawah hp nya."

"Iya mas,oh iya aku mau minta pendapat mas Zidane." Rania berencana menceritakan tawaran Raka untuk menjadi baby sitter Zian.

"Pendapat apa Ra." Zidane bertanya.

"Jadi-." belum sempat Rania menjelaskan Zidane kembali berucap.

"Ra besok aja ya kita ketemu sambil bahas masalah kamu,aku mau menyelesaikan proposal buat meeting besok, gapapa kan Ra?."

"Oh ya udah, gapapa mas, jangan lupa istirahat ya mas kan seharian udah kerja di tambah harus lembur,tetap jaga kesehatan."

Perhatian Rania membawa kehangatan tersendiri untuk Zidane yang sudah lama menjadi jomblo karatan.

"Iya,siap,kamu juga istirahat, selamat malam myra."

"Hah? maira siapa mas."

"Itu panggilan kesayangan aku untuk kamu."

Rania salting brutal mendengar ucapan Zidane.

"aaaaaa mas sekarang kok jadi romantis gini sihh."

"Ya udah,besok kita ketemu, mimpi indah myra."

Zidane mematikan sambungan telepon,dia senyum-senyum sendiri menatap ponselnya miliknya yang ber wallpaper wajah Rania yang dia ambil secara diam-diam. Rania pun sama masih salah tingkah dengan nama panggilan Zidane untuk nya.

Terpopuler

Comments

Patrish

Patrish

myRa... myNia... MyBaby.... ❤❤❤❤❤

2025-03-05

2

lihat semua
Episodes
1 Hal Baru
2 Lantai Dua Puluh
3 Makan siang
4 Raka
5 Pembawa Sial?
6 Bos Sombong
7 Dimana Rania?
8 Amarah Raka
9 Mas Zidane?
10 Maaf untuk Rania
11 Jalan-jalan
12 Sandal Dinosaurus
13 Penculikan
14 Bagaimana dengan Rania?
15 Ungkapan Perasaan
16 Rencana Rahasia Leon
17 Kedatangan Raka
18 Pertemuan tidak terduga
19 Tawaran menggiurkan
20 Selisih Paham
21 Melanjutkan hidup
22 Familiar
23 Saran Zidane
24 Keputusan Rania
25 Mengobati luka
26 Hari terakhir bekerja
27 Zian sakit
28 Tinggal bersama
29 Terjebak dalam hujan
30 Rasanya kok beda?
31 Peringatan untuk Sherly
32 Gombalan maut Leon
33 Minuman herbal dan kesalahan pahaman
34 bekal cinta Rania
35 Bekal - bekal gemoy
36 Wajah yang teduh
37 Izin
38 Patah hati Raka
39 Menciptakan jarak
40 Janur kuning belum melengkung
41 Lomba memasak
42 Siapa sangka?
43 Meyakinkan
44 Hanya Pengasuh anak
45 Akhirnya ditemukan
46 Kekecewaan Leon
47 Mencuri hati papi
48 Serangan janda depan rumah
49 Kedatangan Zidane
50 Saingan berat Zidane
51 Dilema Zidane
52 Keretakan hubungan
53 Cinta lama
54 Rasa bersalah
55 Seperti apa Rania?
56 Kunjungan dadakan
57 Rencana jahat Sherly
58 Sakit
59 Kekacauan
60 Misteri dibalik foto
61 Saya akan datang!
62 Resepsi pernikahan Zidane dan Sherly
63 Apa hubungan di antara kalian?
64 Putri yang terabaikan
65 Kesedihan
66 Penyesalan
67 Lamaran dadakan
68 Ketegangan di malam hari
69 Kamu tahu saya,kan?
70 Dia bukan.....
71 Kemarahan seorang ayah
72 Fakta tentang Rania
73 Om atau pak?
74 Tamu tidak di undang
75 Pernikahan dipercepat
76 Menyadarkan Revan
77 Dunia selalu berubah
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Hal Baru
2
Lantai Dua Puluh
3
Makan siang
4
Raka
5
Pembawa Sial?
6
Bos Sombong
7
Dimana Rania?
8
Amarah Raka
9
Mas Zidane?
10
Maaf untuk Rania
11
Jalan-jalan
12
Sandal Dinosaurus
13
Penculikan
14
Bagaimana dengan Rania?
15
Ungkapan Perasaan
16
Rencana Rahasia Leon
17
Kedatangan Raka
18
Pertemuan tidak terduga
19
Tawaran menggiurkan
20
Selisih Paham
21
Melanjutkan hidup
22
Familiar
23
Saran Zidane
24
Keputusan Rania
25
Mengobati luka
26
Hari terakhir bekerja
27
Zian sakit
28
Tinggal bersama
29
Terjebak dalam hujan
30
Rasanya kok beda?
31
Peringatan untuk Sherly
32
Gombalan maut Leon
33
Minuman herbal dan kesalahan pahaman
34
bekal cinta Rania
35
Bekal - bekal gemoy
36
Wajah yang teduh
37
Izin
38
Patah hati Raka
39
Menciptakan jarak
40
Janur kuning belum melengkung
41
Lomba memasak
42
Siapa sangka?
43
Meyakinkan
44
Hanya Pengasuh anak
45
Akhirnya ditemukan
46
Kekecewaan Leon
47
Mencuri hati papi
48
Serangan janda depan rumah
49
Kedatangan Zidane
50
Saingan berat Zidane
51
Dilema Zidane
52
Keretakan hubungan
53
Cinta lama
54
Rasa bersalah
55
Seperti apa Rania?
56
Kunjungan dadakan
57
Rencana jahat Sherly
58
Sakit
59
Kekacauan
60
Misteri dibalik foto
61
Saya akan datang!
62
Resepsi pernikahan Zidane dan Sherly
63
Apa hubungan di antara kalian?
64
Putri yang terabaikan
65
Kesedihan
66
Penyesalan
67
Lamaran dadakan
68
Ketegangan di malam hari
69
Kamu tahu saya,kan?
70
Dia bukan.....
71
Kemarahan seorang ayah
72
Fakta tentang Rania
73
Om atau pak?
74
Tamu tidak di undang
75
Pernikahan dipercepat
76
Menyadarkan Revan
77
Dunia selalu berubah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!