Dimana Rania?

Rania menatap layar ponselnya, memastikan alamat sekolah yang ditujukan di Google Maps. Pekerjaan hari ini sedikit berbeda. Tidak seperti biasanya, ia diminta untuk menjemput anak CEO perusahaan, Zian, yang baru berusia 7 tahun. Tugas ini merupakan sesuatu yang baru baginya—Rania adalah karyawan yang baru bekerja di perusahaan, sebagai office girl, namun dia langsung berurusan dengan keluarga CEO. Tugasnya kali ini, meskipun sederhana, memberikan sedikit sensasi berbeda.

Dengan tas kecil di bahu, Rania keluar dari ruangannya dan berjalan menuju parkiran berniat mengambil motornya, tanpa diketahui mobil perusahaan sudah menunggu. Sopir perusahaan, Pak Indra, sudah ada di sana, siap untuk mengantarnya ke sekolah Zian. Entah apa yang akan terjadi jika Raka tau bahwa putranya di jemput menggunakan motor usang Rania.

Setibanya di sekolah, Rania merasa sedikit cemas. Ia tidak tahu pasti apa yang harus dilakukan. Satu hal yang ia tahu, Zian adalah anak dari CEO yang sangat dihormati di perusahaan. Walaupun Zian masih kecil, anak-anak dari orang besar sering kali dilihat dengan mata yang berbeda oleh orang lain.

Motor berhenti di depan gerbang sekolah, dan Rania memarkirkan motor dengan langkah hati-hati. Ia memeriksa jam tangannya—sepertinya ia datang tepat waktu. Saat itu, matanya menangkap sosok anak kecil yang tengah berdiri di depan pintu sekolah, terlihat sedang menunggu seseorang. Mata Zian, yang begitu cerah dan penuh energi, tertuju pada Rania.

“Zian?” Rania bertanya, memastikan bahwa anak yang ia lihat adalah orang yang tepat.

Zian menoleh dengan cepat, matanya berbinar. “tante Rania!” serunya dengan suara ceria.

Rania terkejut. Nama yang disebutkan itu... sudah sering ia dengar. Bahkan saat itu, ia hampir tidak bisa mempercayai apa yang didengarnya. Zian memandangnya dengan senyuman lebar. Namun, sebelum ia sempat bertanya lebih lanjut, Zian melanjutkan dengan kalimat yang membuat Rania terperangah.

“Kita pernah ketemu di lampu merah, kan? Waktu itu Tante Rania naik motor dan aku lihat dari dalam mobil.” celoteh Zian dengan senang.

Rania terdiam sejenak, wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut. Ingatan itu datang begitu jelas—saat itu ia sedang terburu-buru pergi ke kantor, terjebak dalam kemacetan di lampu merah yang sibuk. Di sebelahnya, sebuah mobil mewah berhenti, dan di dalamnya, seorang anak kecil dengan wajah polos dan mata tajam menatapnya. Tidak ada percakapan lebih lanjut, hanya tatapan singkat sebelum lampu hijau menyala.

“Tapi... kamu ingat itu?” Rania bertanya ragu.

Zian mengangguk antusias. “Iya! Aku ingat banget. Tante Rania kelihatan cantik waktu itu.” puji Zian.

Rania terkekeh pelan, meskipun ia sedikit merasa salah tingkah. "Oh... ternyata kamu yang itu," jawabnya, mencoba tetap tenang meskipun di dalam hatinya ada perasaan tak terduga. Bagaimana bisa Zian mengingatnya?

“Ayo, Tan kita pergi!” Zian menarik lengan Rania dengan semangat, melupakan obrolan kecil yang baru saja mereka miliki. Rania mengikuti dengan langkah lebih lambat, sambil berusaha mencerna kenyataan bahwa dirinya dan anak CEO itu sudah bertemu sebelumnya, tanpa disengaja.

Namun, pertemuan singkat itu tetap terasa aneh. Di satu sisi, Zian hanyalah seorang anak kecil, namun bagaimana ia bisa mengingat sesuatu yang sepele seperti itu? Rania menatap wajah Zian, dengan senyum yang tak bisa ia hindari, dan merasa ada hal yang lebih besar yang belum ia pahami.

Zian memandang motor matik milik Rania dengan mata berbinar. Ini pertama kalinya ia merasa begitu bebas, seperti angin yang melesat di antara gedung-gedung tinggi.

“Kamu yakin mau naik motor ini, Zian? Biasanya kan kamu diantar pakai mobil sama supir,” tanya Rania sambil menoleh ke arah bocah itu, memastikan helm kecil di kepalanya terpasang dengan benar. Ya Rania membeli helm kecil karena harus menjemput anak bosnya, yang artinya dia harus mengeluarkan sedikit uang di hari ke dua dia bekerja.

Zian mengangguk semangat, senyumnya begitu lebar. “Aku bosan naik mobil terus! Aku mau seperti anak-anak lain yang bisa merasakan naik motor. Tapi kata kakak singa yang naik motor seperti punya tante Rania cuma rakyat jelata."ucap polos Zian sambil berbinar memandang motor Rania. Leon suka memberi pemahaman aneh kepada adiknya tanpa memikirkan dampak apa yang akan terjadi, contoh nya seperti Rania yang terbengong mendengar ucapan Zian.

"tante kok diam aja ayo, Tante Rania, jalan!” Zian menarik tangan Rania yang masih syok mendengar ucapan Zian.

Rania tersenyum kecil, menyalakan motor perlahan. “Baiklah, tapi kita pelan-pelan saja ya. Jangan pegang apa pun selain aku, oke?”

“oke, siap!” serunya sambil memeluk pinggang Rania erat.

Saat motor mulai melaju, tawa Zian pecah, memenuhi udara di sekitar mereka. Rania ikut tersenyum mendengarnya. Angin sore yang sejuk menerpa wajah mereka, mengibarkan ujung rambut Rania.

“Waaah! tante, ini seru banget! Aku nggak pernah ngerasain kayak gini sebelumnya!” kata Zian sambil sedikit bersandar ke depan, meski tetap memeluk pinggang Rania erat.

“Kan tante sudah bilang, sesekali keluar dari zona nyaman itu menyenangkan,” jawab Rania sambil melirik ke belakang dengan senyum hangat.

"Pantesan kak Leon suka naik motor ternyata seru,tapi motor punya kak Leon tidak seperti ini nanti Zian minta papi beli motor kaya punya Tante Rania deh." celoteh Zian terdengar menggemaskan.

Rania yang menyimak perbincangan anak bosnya hanya terkekeh kecil, bisa-bisanya seorang CEO perusahaan ternama di suruh beli motor yang kalau terkena air langsung mati, Rania ingin tertawa terbahak-bahak membayangkan hal tersebut.

Perjalanan sederhana itu ternyata menjadi momen yang membekas untuk Zian. Ia akhirnya merasa bebas dari bayang-bayang kehidupan mewah yang kerap membatasinya. Saat mereka berhenti di depan taman kecil untuk membeli es krim, Zian tak bisa berhenti tersenyum.

“tante, kita harus naik motor lagi besok, ya!” katanya penuh semangat sambil memegang es krimnya.

Rania tertawa kecil. “Kita lihat nanti, ya. Tapi kamu janji, jangan bilang papa soal ini.” Rania mengusap bekas es krim di sekitar mulut Zian menggunakan tisu dengan lembut.

“Rahasia kita, deh!” Zian menjawab dengan kedipan mata, membuat Rania tertawa lepas. Siapapun akan mengira bahwa mereka adalah sepasang ibu dan anak karena melihat sikap lembut Rania terhadap Zian,dan sikap manja Zian yang tidak pernah mendapatkan perhatian seorang ibu.

Tanpa Zian sadari, kebahagiaan kecil itu juga menyentuh hati Rania. Di balik perjalanan sederhana itu, ia merasa menemukan bagian dari dirinya yang hilang—merasakan cinta dan tawa yang tulus di tengah kehidupan sederhana.

**

Terpopuler

Comments

Patrish

Patrish

kok rancu... tadi ditulis..mobil perusahaan sudah menunggu...lalu Rania turun dari mobil.. eehh endingnya naik motor.... 😋😋

2025-03-05

2

lihat semua
Episodes
1 Hal Baru
2 Lantai Dua Puluh
3 Makan siang
4 Raka
5 Pembawa Sial?
6 Bos Sombong
7 Dimana Rania?
8 Amarah Raka
9 Mas Zidane?
10 Maaf untuk Rania
11 Jalan-jalan
12 Sandal Dinosaurus
13 Penculikan
14 Bagaimana dengan Rania?
15 Ungkapan Perasaan
16 Rencana Rahasia Leon
17 Kedatangan Raka
18 Pertemuan tidak terduga
19 Tawaran menggiurkan
20 Selisih Paham
21 Melanjutkan hidup
22 Familiar
23 Saran Zidane
24 Keputusan Rania
25 Mengobati luka
26 Hari terakhir bekerja
27 Zian sakit
28 Tinggal bersama
29 Terjebak dalam hujan
30 Rasanya kok beda?
31 Peringatan untuk Sherly
32 Gombalan maut Leon
33 Minuman herbal dan kesalahan pahaman
34 bekal cinta Rania
35 Bekal - bekal gemoy
36 Wajah yang teduh
37 Izin
38 Patah hati Raka
39 Menciptakan jarak
40 Janur kuning belum melengkung
41 Lomba memasak
42 Siapa sangka?
43 Meyakinkan
44 Hanya Pengasuh anak
45 Akhirnya ditemukan
46 Kekecewaan Leon
47 Mencuri hati papi
48 Serangan janda depan rumah
49 Kedatangan Zidane
50 Saingan berat Zidane
51 Dilema Zidane
52 Keretakan hubungan
53 Cinta lama
54 Rasa bersalah
55 Seperti apa Rania?
56 Kunjungan dadakan
57 Rencana jahat Sherly
58 Sakit
59 Kekacauan
60 Misteri dibalik foto
61 Saya akan datang!
62 Resepsi pernikahan Zidane dan Sherly
63 Apa hubungan di antara kalian?
64 Putri yang terabaikan
65 Kesedihan
66 Penyesalan
67 Lamaran dadakan
68 Ketegangan di malam hari
69 Kamu tahu saya,kan?
70 Dia bukan.....
71 Kemarahan seorang ayah
72 Fakta tentang Rania
73 Om atau pak?
74 Tamu tidak di undang
75 Pernikahan dipercepat
76 Menyadarkan Revan
77 Dunia selalu berubah
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Hal Baru
2
Lantai Dua Puluh
3
Makan siang
4
Raka
5
Pembawa Sial?
6
Bos Sombong
7
Dimana Rania?
8
Amarah Raka
9
Mas Zidane?
10
Maaf untuk Rania
11
Jalan-jalan
12
Sandal Dinosaurus
13
Penculikan
14
Bagaimana dengan Rania?
15
Ungkapan Perasaan
16
Rencana Rahasia Leon
17
Kedatangan Raka
18
Pertemuan tidak terduga
19
Tawaran menggiurkan
20
Selisih Paham
21
Melanjutkan hidup
22
Familiar
23
Saran Zidane
24
Keputusan Rania
25
Mengobati luka
26
Hari terakhir bekerja
27
Zian sakit
28
Tinggal bersama
29
Terjebak dalam hujan
30
Rasanya kok beda?
31
Peringatan untuk Sherly
32
Gombalan maut Leon
33
Minuman herbal dan kesalahan pahaman
34
bekal cinta Rania
35
Bekal - bekal gemoy
36
Wajah yang teduh
37
Izin
38
Patah hati Raka
39
Menciptakan jarak
40
Janur kuning belum melengkung
41
Lomba memasak
42
Siapa sangka?
43
Meyakinkan
44
Hanya Pengasuh anak
45
Akhirnya ditemukan
46
Kekecewaan Leon
47
Mencuri hati papi
48
Serangan janda depan rumah
49
Kedatangan Zidane
50
Saingan berat Zidane
51
Dilema Zidane
52
Keretakan hubungan
53
Cinta lama
54
Rasa bersalah
55
Seperti apa Rania?
56
Kunjungan dadakan
57
Rencana jahat Sherly
58
Sakit
59
Kekacauan
60
Misteri dibalik foto
61
Saya akan datang!
62
Resepsi pernikahan Zidane dan Sherly
63
Apa hubungan di antara kalian?
64
Putri yang terabaikan
65
Kesedihan
66
Penyesalan
67
Lamaran dadakan
68
Ketegangan di malam hari
69
Kamu tahu saya,kan?
70
Dia bukan.....
71
Kemarahan seorang ayah
72
Fakta tentang Rania
73
Om atau pak?
74
Tamu tidak di undang
75
Pernikahan dipercepat
76
Menyadarkan Revan
77
Dunia selalu berubah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!