Maaf untuk Rania

Sudah satu minggu berlalu sejak kejadian pagi yang membuat Rania merasa tidak nyaman. Pagi itu, Raka memarahinya habis-habisan setelah mengetahui bahwa Rania membawa Zian menggunakan motor alih-alih mobil supir pribadi keluarga. Meskipun Rania merasa bahwa ia sudah cukup merasa bersalah , namun Raka, dengan sikap tegas dan tanpa kompromi, menjelaskan bahwa setiap hal kecil yang berhubungan dengan anak-anaknya harus dilakukan dengan cara yang benar.

Kalimat-kalimat Raka yang tajam membuat Rania merasa seperti anak kecil yang tidak tahu aturan. Ia bisa merasakan kecewa yang besar di mata Raka, dan itu sangat menyakitkan. Rania, yang baru memulai pekerjaan sebagai office girl tapi di perintahkan untuk menjemput putra ceo, merasa terpojok oleh standar tinggi yang ditetapkan Raka. Sejak saat itu, ia berusaha menghindari Raka, dan meskipun Raka tidak secara langsung mencarinya, Rania bisa merasakan ketegangan yang terus menggelayuti udara di antara mereka.

Hari ini, seperti biasa, Rania tengah sibuk membersihkan ruang kantor Raka. Ia menyapu dan menyeka meja-meja dengan hati-hati, berusaha fokus pada pekerjaannya agar tidak melakukan kesalahan lagi. Langkah kakinya ringan, namun hatinya berat. Meskipun ia tahu ia hanya bekerja sebagai office girl dan bukan asisten pribadi, ia tidak bisa menepis perasaan tidak dihargai yang terus mengusik.

Namun, saat ia sedang membersihkan dekat jendela, suara langkah kaki yang berat terdengar mendekat. Rania menoleh dengan cepat, berharap itu bukan Raka. Tapi ternyata, benar saja—Raka berdiri di ambang pintu, menatapnya dengan tatapan serius.

Rania langsung menundukkan kepala, berpura-pura fokus pada pekerjaannya. "Selamat pagi, Pak bos," ucapnya, suaranya terdengar takut.

Raka tidak langsung menjawab. Ia hanya berdiri diam, menatap Rania dengan mata yang sulit dibaca. Setelah beberapa detik yang terasa lama, Raka akhirnya berbicara. "Rania, kita perlu bicara."

Rania menggigit bibirnya, mencoba mengendalikan diri agar tidak terlihat gugup. "Ada yang bisa saya bantu pak bos.?"

"Jangan berpura-pura seperti ini," ujar Raka, suaranya rendah namun tegas. "Saya bisa merasakan kamu menghindar dari saya semenjak kejadian itu."

Rania terdiam. Ia tahu Raka benar. Selama seminggu terakhir, ia memang berusaha sebisa mungkin untuk tidak bertemu Raka, menghindari setiap kesempatan bertatap muka dengannya. Ia merasa canggung dan tidak nyaman, takut kalau Raka masih marah atau akan mengingat kembali kejadian itu.

"Pak bos, saya..." Rania tidak tahu harus berkata apa. Ia merasa kebingungannya mulai menguasai diri. Bagaimana bisa ia menjelaskan perasaan yang begitu sulit dipahami?

"Apa saya salah mengkhawatirkan anak saya?" tanya Raka, suaranya sedikit melunak, meski tetap terkesan tegas. "Saya hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi kepada Zian."

Rania mengangguk pelan, tidak berani menatapnya. "Saya tahu, Pak bos. Dan saya sangat memaklumi apa yang pak bos lakukan . Tapi saya juga manusia, Pak. Saat saya menatap mata Zian saya dapat merasakan perasaan yang belum pernah saya rasakan,jadi saya tidak berpikir panjang untuk mengajak Zian pergi tanpa berpamitan terlebih dahulu."

Raka terdiam sejenak, memandang Rania dengan pandangan yang lebih lembut dari sebelumnya. "Rania, saya tahu kamu adalah orang yang tulus terlihat dari cara Zian yang bercerita tentang kamu , bahkan saya belum pernah melihat Zian se antusias itu menceritakan seseorang apalagi kamu tergolong orang yang pertama kenal. Saya minta maaf jika waktu itu tidak dapat mengontrol emosi." Raka meminta maaf kepada Rania karena sudah berlebihan dalam memarahi Rania. Raka adalah orang yang sangat ekspresif dimana saat suasana hati buruk maka dia tidak dapat menyembunyikan nya dan sebaliknya jika dia bahagia maka semua dapat merasakan kebahagiaannya.

Rania akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap Raka dengan sedikit terkejut. "Pak bos, seharusnya saya yang harus meminta maaf, karena tidak konfirmasi terkait penjemputan Zian dan mengajak Zian tanpa seizin pak bos."

Raka tersenyum tipis, karena merasa lucu dengan panggilan yang diberikan oleh Rania. Selama ini karyawannya jarang ada yang bisa berbicara dengan Raka,tapi lihatlah Rania dengan bahasa absurd nya mampu mendobrak kehidupan Raka " Baiklah, sekali lagi saya minta maaf untuk yang telah berlalu."

Dengan kata-kata itu, Raka berbalik dan pergi, meninggalkan Rania yang masih terdiam. Hatinya terasa lebih ringan sekarang, meskipun ia masih bingung tentang Raka yang tiba-tiba meminta maaf. Karena banyak yang mengatakan bahwa Raka adalah CEO yang cuek dan dingin,melihat hal yang baru saja terjadi apakah memang benar bahwa Raka seperti itu?. Entahlah Rania tidak perlu memikirkan terlalu dalam.

Saat Rania kembali melanjutkan pekerjaannya, ia merasa ada sedikit perubahan dalam dirinya. Tidak ada lagi ketegangan yang menyesakkan di hatinya, mungkin karena dia tidak harus takut untuk bertemu Raka,atau mungkin ada hal lain? dia juga tidak tahu.

Episodes
1 Hal Baru
2 Lantai Dua Puluh
3 Makan siang
4 Raka
5 Pembawa Sial?
6 Bos Sombong
7 Dimana Rania?
8 Amarah Raka
9 Mas Zidane?
10 Maaf untuk Rania
11 Jalan-jalan
12 Sandal Dinosaurus
13 Penculikan
14 Bagaimana dengan Rania?
15 Ungkapan Perasaan
16 Rencana Rahasia Leon
17 Kedatangan Raka
18 Pertemuan tidak terduga
19 Tawaran menggiurkan
20 Selisih Paham
21 Melanjutkan hidup
22 Familiar
23 Saran Zidane
24 Keputusan Rania
25 Mengobati luka
26 Hari terakhir bekerja
27 Zian sakit
28 Tinggal bersama
29 Terjebak dalam hujan
30 Rasanya kok beda?
31 Peringatan untuk Sherly
32 Gombalan maut Leon
33 Minuman herbal dan kesalahan pahaman
34 bekal cinta Rania
35 Bekal - bekal gemoy
36 Wajah yang teduh
37 Izin
38 Patah hati Raka
39 Menciptakan jarak
40 Janur kuning belum melengkung
41 Lomba memasak
42 Siapa sangka?
43 Meyakinkan
44 Hanya Pengasuh anak
45 Akhirnya ditemukan
46 Kekecewaan Leon
47 Mencuri hati papi
48 Serangan janda depan rumah
49 Kedatangan Zidane
50 Saingan berat Zidane
51 Dilema Zidane
52 Keretakan hubungan
53 Cinta lama
54 Rasa bersalah
55 Seperti apa Rania?
56 Kunjungan dadakan
57 Rencana jahat Sherly
58 Sakit
59 Kekacauan
60 Misteri dibalik foto
61 Saya akan datang!
62 Resepsi pernikahan Zidane dan Sherly
63 Apa hubungan di antara kalian?
64 Putri yang terabaikan
65 Kesedihan
66 Penyesalan
67 Lamaran dadakan
68 Ketegangan di malam hari
69 Kamu tahu saya,kan?
70 Dia bukan.....
71 Kemarahan seorang ayah
72 Fakta tentang Rania
73 Om atau pak?
74 Tamu tidak di undang
75 Pernikahan dipercepat
76 Menyadarkan Revan
77 Dunia selalu berubah
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Hal Baru
2
Lantai Dua Puluh
3
Makan siang
4
Raka
5
Pembawa Sial?
6
Bos Sombong
7
Dimana Rania?
8
Amarah Raka
9
Mas Zidane?
10
Maaf untuk Rania
11
Jalan-jalan
12
Sandal Dinosaurus
13
Penculikan
14
Bagaimana dengan Rania?
15
Ungkapan Perasaan
16
Rencana Rahasia Leon
17
Kedatangan Raka
18
Pertemuan tidak terduga
19
Tawaran menggiurkan
20
Selisih Paham
21
Melanjutkan hidup
22
Familiar
23
Saran Zidane
24
Keputusan Rania
25
Mengobati luka
26
Hari terakhir bekerja
27
Zian sakit
28
Tinggal bersama
29
Terjebak dalam hujan
30
Rasanya kok beda?
31
Peringatan untuk Sherly
32
Gombalan maut Leon
33
Minuman herbal dan kesalahan pahaman
34
bekal cinta Rania
35
Bekal - bekal gemoy
36
Wajah yang teduh
37
Izin
38
Patah hati Raka
39
Menciptakan jarak
40
Janur kuning belum melengkung
41
Lomba memasak
42
Siapa sangka?
43
Meyakinkan
44
Hanya Pengasuh anak
45
Akhirnya ditemukan
46
Kekecewaan Leon
47
Mencuri hati papi
48
Serangan janda depan rumah
49
Kedatangan Zidane
50
Saingan berat Zidane
51
Dilema Zidane
52
Keretakan hubungan
53
Cinta lama
54
Rasa bersalah
55
Seperti apa Rania?
56
Kunjungan dadakan
57
Rencana jahat Sherly
58
Sakit
59
Kekacauan
60
Misteri dibalik foto
61
Saya akan datang!
62
Resepsi pernikahan Zidane dan Sherly
63
Apa hubungan di antara kalian?
64
Putri yang terabaikan
65
Kesedihan
66
Penyesalan
67
Lamaran dadakan
68
Ketegangan di malam hari
69
Kamu tahu saya,kan?
70
Dia bukan.....
71
Kemarahan seorang ayah
72
Fakta tentang Rania
73
Om atau pak?
74
Tamu tidak di undang
75
Pernikahan dipercepat
76
Menyadarkan Revan
77
Dunia selalu berubah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!