IS HE BACK??
Happy Reading
..._____________________...
...JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YAA...
...Hati-hati typo!!!...
...Semoga suka yaa....
...__________________________________...
HALOO KAKAK YANG GANTENG/CANTIK, INI CERITA PERTAMA KU YANG BERJUDUL IS HE BACK??
PASTII KALIAN BERTANYA-TANYA KAN KENAPA IS HE BACK??
JAWABANNYA ADA PADA CERITA
JADI SIMAK TERUSS CERITANYA, OKE??
__________________
Di salah satu kota di Amerika, seorang gadis berusaha melarikan diri dari sebuah apartemen.
“I have to run away from here.”
(Aku harus lari dari sini.)
“This is a golden opportunity to escape from this cursed place!”
(Ini kesempatan emas untuk melarikan diri dari tempat terkutuk ini!) gumamnya dengan suara lirih.
Dengan hati-hati, ia melangkah perlahan, memastikan tidak ada suara yang bisa menarik perhatian siapa pun.
Setiap detik terasa menegangkan, dan jantungnya berdebar kencang.
Begitu berhasil keluar dari apartemen, ia langsung berlari sekuat tenaga ke tepi jalan.
Matanya liar mencari kendaraan yang bisa membawanya pergi.
Saat sebuah taksi melintas, ia segera melambaikan tangan, menghentikan kendaraan itu.
Begitu pintu terbuka, tanpa ragu ia masuk dan berkata kepada sopir.
“To the airport, please!”
(Ke bandara, tolong!)
Taksi pun melaju, meninggalkan bayang-bayang tempat yang selama ini membelenggunya.
________________________
2 TAHUN KEMUDIAN....
Di sebuah gedung Sekolah Menengah Atas, seorang gadis bernama Alya Putri Kirana berjalan di koridor sekolah dengan senyuman yang tidak pernah pudar, menyapa setiap orang yang ia temui.
Rambut hitam panjangnya tergerai rapi, dan matanya yang berbinar mencerminkan kehangatan yang selalu ia pancarkan.
Hingga langkah terhenti karena mendengar teriakan seseorang memanggil namanya.
“Alya, tungguin gue!” begitulah teriakan orang tersebut.
Alya menoleh ke belakang ternyata yang berteriak itu adalah temannya bernama Aulya Sasa Pratama yang kerap dipanggil Sasa.
“Hai Lya, kabar lo gimana?” tanya Sasa saat sudah di dekat Alya.
Alya menjawab dengan senyuman.
“Iya seperti biasa lah,”
“Eh tau gak katanya bakal ada murid baru.” ujar Sasa dengan semangat.
Kedua alis Alya bertaut. “Lo tau darimana?”
Sasa menjawab dengan bangga.
“Apa sih yang gak gue tau di sekolah ini,"
“Iya iya deh, ayo kita ke kelas.” jawab Alya.
“Ayok.” ucap Sasa.
Saat mereka tiba di kelas, Alya langsung menaruh tasnya di atas meja dan mengambil handphonenya.
Sementara Sasa langsung duduk di bangkunya.
Alya menghampiri Sasa dan duduk di sebelah Sasa. “Sa, kapan murid barunya ke sekolah kita?”
“Nah kalo itu gue gak tau.” jawab Sasa tersenyum lebar.
Alya memutar bola mata malas. “Yee tadi lo bilang tau semuanya,”
“Lya, lo pernah ngerasain diposesifin ga?” tanya Sasa tiba-tiba.
Alya menjawab dengan menganggukkan kepalanya.
“Gimana rasanya, enak ga?” Sasa penasaran bagaimana rasanya punya cowok posesif.
“Engga enak sama sekali,” jawab Alya
Sasa heran dengan jawaban temannya itu. “Bukannya enak ya?”
Alya tersenyum ke Sasa lalu menjawab pertanyaan Sasa. “Yang bilang enak itu, belum pernah ngerasain punya pasangan yang posesif.”
Sasa bingung dengan jawaban Alya namun memutuskan untuk tidak bertanya tentang hal itu lagi.
“Gue balik ke bangku gue dulu ya.” pamit Alya lalu meninggalkan Sasa.
Beberapa saat kemudian guru yang akan mengajar di kelas Alya pun datang.
Guru itu mulai pembelajaran hingga tanpa terasa waktu istirahat telah tiba.
“Baik anak-anak karena sudah waktunya istirahat, silahkan kalian istirahat.” Setelah itu, guru tersebut pun keluar dari kelas.
Sasa menghampiri Alya dan mengajak ke kantin. “Lya, kantin kuy.” Alya mengangguk.
Sasa dan Alya berjalan ke kantin, mereka sesekali menyapa siswa siswi yang mereka kenal.
Sampai akhirnya mereka berdua tiba di kantin.
Mereka memesan makanan dan mencari tempat duduk. “Lya, kita duduk sana aja yuk.” Alya menjawab dengan anggukan.
Sementara itu di tempat yang berbeda, dua orang laki-laki sedang membicarakan sebuah rencana. “Ini data yang tuan minta.”
“Baik, terimakasih.” jawab laki-laki yang memakai topeng, mengambil map berisi suatu informasi dari tangan ajudannya.
“Ambilkan handphone saya.” perintah Laki-laki bertopeng, menaruh map itu.
Ajudannya itu segera mengambilkan handphone laki-laki bertopeng tersebut. “Tuan akan melakukan apa?”
“Memberi kabar bahagia untuk gadis itu.” jawab laki-laki bertopeng.
Ia tersenyum dibalik topeng tersebut kemudian ia tertawa.
“Bagaimana responnya?”
“Seperti perkiraan saya, ayo sekarang kita segera kita pergi dari sini.” ucapnya meninggalkan ajudannya.
Ia tersenyum dari balik topeng tersebut lalu tertawa.
...•••...
Alya hendak memasukan makanan ke dalam mulutnya tidak jadi, karena ada notif pesan dan Alya melihat handphonenya.
Ting....
Alya membuka pesan tersebut dan membalasnya.
Keringat dinginnya keluar saat membaca balasan pesan itu dengan wajah yang panik ia langsung mencari orang yang mencurigakan namun tidak ada sama sekali.
Sasa melihat tingkah Alya yang aneh mengerutkan dahinya dan bertanya. “Kenapa lo?”
Namun Alya tidak merespon pertanyaan sahabatnya itu, karena terlalu fokus mencari seseorang yang mencurigakan di kantin.
Akhirnya Sasa menepuk bahunya dan itu membuat Alya kaget. “Apa?”
“Ya, lo yang kenapa?” tanya Sasa, Alya hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
“Sa, gue makan di kelas aja ya.” ujar Alya beranjak dari tempat duduknya, pergi meninggalkan Sasa di kantin yang masih kebingungan.
Alya berjalan menuju kelas dengan wajah yang datar tidak seperti biasanya, melihat sekeliling dengan serius untuk memastikan orang dia hindari selama ini tidak ada.
Sesampainya di kelas Alya segera ke tempat duduknya dan segera menghabiskan makanannya.
Setelah makanannya habis, Alya menunggu bel pergantian jam.
Waktu istirahat telah selesai, semua siswa di harapkan memasuki kelas masing-masing
Suara yang di nanti-nantikan Alya akhirnya berbunyi.
Semua anak pun memasuki kelas mereka masing-masing.
Kelasnya Alya jamkos lebih tepat kelas XI A dan teman sekelasnya memanfaatkan jamkos ini untuk konser dadakan, namun ia sama sekali tidak tertarik untuk ikut.
Alya melamun dan memikirkan siapa pengirim pesan tersebut.
‘Siapa ya pengirim pesan ini?’ batin Alya menatap layar handphonenya.
“Ga mungkin dia kan?” gumam Alya lalu mencari screenshot chat dirinya dengan seseorang di galeri.
Damn
‘Shit benar itu dia tapi gue kan udah buang barang pemberiannya sebelum gue pergi!’
Alya meremas rambutnya sendiri. “Argh tau ah gue pusing.”
“Gue harus apa sekarang?” tanya Alya pada pantulan kaca wastafel kamar mandi.
Alya meremas rambutnya sendiri.
“Argh tau deh gue pusing.”
la keluar kelas tanpa meminta izin kepada ketua kelas.
Dan tujuannya adalah kamar mandi sekolah.
Alya menatap pantulan kaca yang ada di depannya.
Dengan bibir bergetar, disusul dengan air matanya yang mengalir deras dengan sendirinya.
Dadanya terasa sesak, seolah ada beban yang menghimpit hingga napasnya pun terasa berat.
Dengan lirih ia berkata, “Tuhan, aku hanya ingin hidup dengan tenang seperti dulu, bersama kedua orang tuaku.” Suaranya nyaris tak terdengar, tenggelam dalam gemetar tubuhnya.
Hingga akhirnya, tangis yang ia tahan kini telah pecah, diiringi arungan pilu yang sangat menggores hati.
Alya segera membasuh wajahnya, berusaha menghapus jejak air mata yang tertinggal.
Ia tidak ingin ada yang menyadari betapa hancurnya dirinya saat ini.
Namun, matanya tetap sembab, dan dalam hatinya, luka itu masih terasa begitu nyata.
Kemudian berjalan meninggalkan kamar mandi.
Saat sudah di kelas, Alya melamun dan memikirkan cara supaya tidak bertemu dengan laki-laki itu lagi.
Alya tidak sadar jika bel pulang sekolah sudah berbunyi. “Lya, mau tetap disini atau pulang?”
Alya menoleh dengan mengangkat alisnya. “Hah emang udah pulang?”
“Iya, udah dari tadi.” jawab Sasa.
Alya melihat sekeliling kelasnya ternyata memang sudah sepi. “lya pulanglah yakali gue tidur disini!”
...•••...
Saat menunggu taksi, Alya tiba-tiba dilempari secarik kertas oleh sebuah mobil.
Alya yang penasaran mengambil kertas itu dan membukanya.
Have you really forgotten me? If you have, I will remind you who I am.
^^^From N^^^
Artinya:
Apa benar kamu sudah melupakan aku? Kalau memang kamu benar lupa, aku akan mengingatkanmu siapa aku.
^^^Dari N^^^
Setelah selesai membacanya dengan cepat meremas kertas itu dan membuangnya ke tempat sampah yang ada disana.
Tidak lama dari itu taksi yang dipesan sudah datang, tidak ingin lebih lama disana Alya langsung masuk ke dalam taksi tersebut.
Di dalam taksi Alya menatap ke jendela melihat jalanan di kota yang sangat padat, ia melamun sepanjang jalan.
‘Ma, Pa kalian baik-baik saja kan disana?’ batin Alya.
Lagi-lagi karena melamun Alya tidak sadar kalau taksi tersebut sudah di depan apartemennya.
“Mbak kita sudah sampai.” perkataan supir itu menyadarkan Alya dari lamunannya.
“Oh makasih ya, Pak, saya sudah bayar pake aplikasi ya, Pak!” sahut Alya, lalu keluar dari taksi itu.
Alya berjalan memasuki lobby apartemen yang dia tinggali dari 2 tahun lalu.
Lalu menekan tombol lift, beberapa detik kemudian pintu lift pun terbuka.
Alya masuk ke dalam lift dan menekan nomor yang akan dituju.
Beberapa detik berlalu pintu lift pun terbuka, Alya segera keluar dari sana dan berjalan ke unitnya.
Alya membuka pintu unitnya lalu masuk ke dalam kamarnya dan mengganti semua pakaiannya.
Kini Alya duduk balkon kamarnya, memikirkan kenapa laki-laki itu bisa menemukannya.
Tok...tok...tok....
Mendengar suara pintunya di ketuk Alya segera menghampiri pintu dan membukanya, ternyata petugas apartemen.
“Permisi mbak, tadi ada orang yang nganter makanan katanya untuk mbak Alya Putri Kirana.”
Alya menautkan alisnya. “E-eh iya mbak, makasi ya.” Petugas itu tersenyum dan beranjak pergi dari sana.
Ting....
...🐱🐱🐱...
...Sampaii sini dulu ya guys...
...Gimana seru ga?...
...Sekian terimakasih...
...See you all...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments