Istri Untuk Kenzo

Istri Untuk Kenzo

PROLOG

Aku masih bersenda gurau dengan Oma saat tiba-tiba sebuah benturan hebat menjungkir-balikkan mobil yang aku tumpangi.

Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Tubuhku terbentur sana-sini bersamaan dengan mobil yang aku pikir sedang terguling jatuh ke dalam jurang.

Untunglah aku memakai sabuk pemgaman, jadi tubuhku tidak terpental keluar dari jendela.

Saat semuanya sudah berhenti, aku merasakan posisi yang salah. Kepalaku berada di bawah, dan aku melihat oma yang juga bersimbah darah sedang berusaha untuk melepaskan sabuk pengaman yang aku kenakan

Oma juga berusaha keras mendorong tubuh kecilku keluar dari dalam mobil melalui jendela yang kacanya sudah pecah.

"Lari Zhia... lari!" aku mendengar suara lamat-lamat itu keluar dari bibir oma.

Kepalaku terasa sakit sekali. Tapi aku mencoba untuk bangkit berdiri.

Aku berjalan kembali ke arah mobil mencoba untuk membantu oma keluar.

Namun saat itulah, aku melihat ada api yang merambat dari arah depan mobil.

"Lari Zhia!!" Sekali lagi oma berteriak kepadaku.

Aku segera lari menjauh saat api itu menghanguskan mobil dan oma yang masih ada di dalam sana.

Aku melihatnya...

Aku melihat semuanya...

Tidak!

Aku tidak bisa menyaksikan ini semua.

Aku ketakutan

Aku segera berlari menjauh dari tempat itu. Masuk ke semak-semak yang ada di sekitar tempat itu.

Kakiku tertusuk duri, kulit tanganku tergores ranting, tapi aku terus berlari hingga pandanganku tiba-tiba buram.

Aku tak melihat pohon yang menjulang di depanku, aku menabraknya dan semuanya menjadi gelap.

*****

Rintik hujan membasahi tubuh mungilku.

Aku mulai bangun karena merasakan hawa dingin dan sakit di sekujur tubuhku.

Hari masih gelap.

Hujan turun rintik-rintik.

Aku tidak ingat, kenapa aku bisa berada di tempat ini.

Lari Zhia!!

Kata-kata itu terus saja berputar-putar di kepalaku.

Kenapa aku harus lari?

Siapa Zhia?

Dan siapa yang mengucapkan kata-kata itu?

Aku berjalan menembus kegelapan dengan kaki mungilku yang kini terasa sangat perih.

Hingga aku mendengar suara deru kendaraan tepat di atas kepalaku.

Aku memanjat bukit kecil di hadapanku dan aku melihat ada jalan beraspal dengan kendaraan yang berlalu-lalang di atasnya.

Dimana aku?

Aku memutuskan untuk berjalan menyusuri jalan aspal tersebut.

Guratan cahaya kuning yang mulai terlihat di ufuk timur, menjadi tanda jika pagi mulai menjelang.

Aku terus menyusuri jalan beraspal di depanku dengan langkah tertatih.

Tak banyak orang yang berlalu lalang, mungkin karena hari masih gelap.

Hingga langkahku terhenti di depan sebuah bangunan luas dengan pagar besi berwarna putih.

Aku melihat ke arah halaman bangunan tersebut yang luas dan ada beberapa arena bermain anak di sana.

Apa ini sebuah taman kanak-kanak?

Aku membuka gerbang kecil tersebut dan menyelinap masuk ke dalam halaman itu.

Ada sebuah kursi panjang di sana, aku merebahkan tubuh lelahku di atas sana.

Aku lelah...

Aku mengantuk...

Aku hanya ingin tidur sekarang.

****

Nuna menekan tombol merah besar di sudut remote tivi.

Tivi menyala, dan gambar pertama yang tampak di layar kaca adalah sebuah mobil yang hangus terbakar.

Sepertinya berita kecelakaan,

Ah, terlalu mengerikan karena mobil yang hangus terbakar, pastilah para penumpangnya tidak selamat.

Nuna sudah akan mengganti saluran tivi, saat di layar kaca menyorot plat mobil yang sudah hangus sebagian, namun masih terlihat jelas angka di plat mobil tersebut.

Dan...

Nomor plat itu...

Nuna mengenalnya, bahkan sangat menghafalnya karena kadang Nuna pun bepergian dengan mobil itu bersama sopir pribadi mami Salma...

Mobil itu...

"Zhia!!" teriak Nuna histeris.

Daffi yang tadinya sudah tertidur lelap, langsung terlonjak kaget saat mendengar teriakan histeris dari Nuna.

Daffi masih tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa Nuna berteriak seperti orang kesetanan.

"Sayang, ada apa?" Daffi mencoba menenangkan sang istri yang kini sudah terduduk di lantai dan menangis serta berteriak histeris.

Nuna berulang kali memanggil nama Zhia dan meracau tak jelas.

"Zhia, Daff. Zhia!" Nuna menarik piyama yang dikenakan oleh Daffi dan menggoyang-goyangkan tubuh sang suami.

"Zhia kenapa, Na? Zhia sedang bersama mami Salma" Daffi berusaha untuk menenangkan sang istri.

"Mami Salma kecelakaan, Daff" jawab Nuna histeris sambil menunjuk ke arah layar televisi.

Namun berita tentang kecelakaan tadi sudah tidak ada.

Tentu saja Daffi semakin bingung.

Dering telpon membuat Daffi terlonjak kaget.

Buru-buru pria itu mengangkat telepon.

Dan yang terjadi selanjutnya...

Daffi sama shocknya dengan Nuna saat mendengar dari telepon bahwa sang mami mengalami kecelakaan.

Terpopuler

Comments

Siska Feranika

Siska Feranika

mampir Thor baru ketemu novelnya....

2021-12-27

0

DPuspita

DPuspita

Nyimak dulu... Masih roaming nich... 😁

2021-12-19

0

Putra Negara

Putra Negara

yuhuuu

2021-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!