"Aku hanya berpikir kalau Zhia memilihmu karena kita berdua memiliki persamaan," terka Kenzo yang langsung membuat Flo ternganga.
Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.
"Maaf, Pak. Persamaan apa maksud anda? Saya merasa tak memiliki persamaan apapun dengan anda," ujar Flo sedikit ragu.
"Apa kau masih tidak paham? Kita sama-sama bisa berkomunikasi dengan Zhia. Bukankah itu sebuah persamaan?" Jelas Kenzo yang kini menatap aneh pada Flo.
Flo mengernyit,
"Saya pikir itu bukan sebuah persamaan. Zhia pasti bisa menampakkan dirinya pada siapa saja yang dia mau. Dan secara kebetulan Zhia hanya menampakkan dirinya pada anda dan pada saya. Jadi ini hanyalah sebuah kebetulan, bukan sebuah persamaan," Flo memaparkan teori yang ada di kepalanya.
Kenzo mengangkat tangannya ke arah Flo sebagai isyarat agar gadis itu berhenti berteori karena mendadak kepala Kenzo terasa pening mendengarkan teori rumit dari Flo,
"Baiklah sudah cukup, aku tidak mau mendengar teori rumitmu itu. Jika aku bilang sebuah persamaan, itu artinya itu adalah sebuah persamaan, bukan suatu kebetulan. Kau paham sekarang?" Sergah Kenzo seraya menatap tajam ke arah Flo.
Flo langsung mengatupkan bibirnya dan tidak mau bicara lagi.
Dasar pria aneh!
Flo menggerutu dalam hati.
"Sekarang begini saja, kamu sahabatnya Zhia, jadi tolong katakan pada sahabatmu yang kini sudah berubah menjadi hantu itu untuk berhenti mengganggu hidupku. Aku benar-benar stress dengan kehadiran Zhia yang selalu ada dimana-mana seperti hantu saja," tukas Kenzo yang kini memijit pelipisnya.
Sepertinya pria itu benar-benar stress
"Maaf, Pak. Tapi Zhia memang hantu. Jadi wajar jika dia bisa muncul dimana saja dan kapan saja dia mau," timpal Flo kembali berteori.
"Dan bukankah anda saudara kembarnya? Itu artinya anda yang lebih dekat dengannya. Jadi kenapa anda tidak bicara sendiri pada Zhia dan malah menyuruh saya?" Imbuh Flo lagi yang masih tak mengerti.
"Aku sudah bicara padanya, tapi gadis hantu itu selalu saja memaksakan kehendaknya. Lagipula kalian sama-sama wanita. Bukankah biasanya sesama wanita selalu bicara bahasa wanita atau apapun itu. Aku tidak tahu," jawab Kenzo frustasi.
Bahasa wanita?
Memang apa bedanya dengan bahasa pria dan bahasa manusia pada umumnya?
Bukankah wanita dan pria sama-sama manusia?
Flo bergumam dalam hati sambil menggaruk kepalanya.
"Saya harus berkata bagaimana pada Zhia, Pak?" Tanya Flo yang masih bingung.
"Katakan untuk berhenti mengganggu hidupku dan berhenti menggangguku saat sedang berkencan dengan para gadis" sahut Kenzo cepat.
"Kau tahu, bulan lalu saat aku sedang berkencan dengan pacarku, Zhia tiba-tiba muncul di dalam kamar hotel. Aku sedang mencumbu pacarku, lalu Zhia malah menggelitikiku hingga aku tertawa seperti orang gila," Kenzo mulai bercerita.
"Baiklah saya rasa anda tidak perlu menceritakan detail kejadiannya," gumam Flo yang merasa sedikit risih,
"Tidak! Kau harus mendengar detailnya karena gara-gara Zhia pacarku jadi meninggalkan aku. Pacarku mengira aku sudah gila karena tertawa sendiri padahal tidak ada yang lucu. Bukankah itu mengesalkan?" Lanjut Kenzo yang mulai kesal.
"Itu bukan pacarmu, Ken!" Suara Zhia yang tiba-tiba muncul di ruangan itu sungguh membuat Kenzo dan Flo terlonjak kaget.
Gadis hantu itu sudah duduk di atas meja kerja Kenzo seraya menyilangkan kakinya.
"Dasar hantu! Kau selalu muncul tiba-tiba dan membuatku jantungan," gerutu Kenzo masih dengan wajah yang kesal.
Flo hanya menahan tawanya.
"Kalian berdua baru bertemu, kenapa sudah berdebat sengit seperti ini. Cobalah untuk memulai sebuah perkenalan secara elegant," Zhia sudah turun dari meja kerja Kenzo dan dengan cepat, gadis hantu itu sudah berdiri di antara Kenzo dan Flo.
"Ayo berjabat tangan!" Perintah Zhia pada dua manusia di hadapannya tersebut.
"Kami sudah berkenalan, Zhia. Jadi aku rasa tidak perlu berjabat tangan lagi," tolak Flo cepat.
Zhia langsung bersedekap seraya berdecak,
"Ken! Berikan nomor ponselmu pada Flo. Dan Flo berikan nomor ponselmu pada Kenzo. Kalian harus mulai saling mengenal satu sama lain," perintah Zhia memberi aba-aba
"Kenapa aku harus menuruti kata-katamu?" Kenzo membantah dengan cepat.
"Karena aku saudara kembarmu, Ken! Jika aku bilang kamu harus menikah dengan Flo, itu artinya kamu harus menikah dengan Flo!" Sahut Zhia seraya menatap tajam pada Kenzo.
"Ehem, maaf menyela. Tapi aku tidak bisa menikah dengan Pak Kenzo, Zhia! Aku sudah punya tunangan," Flo ikut-ikutan menolak dan memberi alasan.
"Kau dengar! Aku juga tidak bisa menikah dengan gadis ini. Lihatlah penampilannya! Sama sekali tidak menarik," timpal Kenzo dengan nada mengejek.
"Apa anda baru saja mengejek saya?" Flo merasa tak terima.
"Aku bukan mengejek. Tapi penampilanmu memang biasa saja dan sama sekali tidak menarik," Kenzo mencari pembenaran.
"Sudah cukup!" Zhia berusaha memisahkan dua orang yang tengah berdebat tersebut.
"Driel bukan tunanganmu, Flo. Kalian hanya berpacaran," tukas Zhia cepat yang langsung membuat Kenzo menahan tawanya.
"Dan kamu, Kenzo. Berhenti mengejek Flo! Dia itu calon istri kamu, jadi mulailah bersikap manis kepadanya!" Zhia menuding ke arah Kenzo.
"Kau tidak bisa mengatur-atur hidupku seperti ini, Zhia. Aku tidak mau menikah dengan pria sombong dan resek ini," Flo menolak dengan cepat.
"Apa katamu barusan? Kamu pikir aku juga tertarik dengan gadis pendek dan bawel sepertimu?" Kenzo membalas kata-kata Flo barusan.
Terang saja hal itu langsung membuat Flo meradang,
"Aku bukan gadis pendek!" Bantah Flo merasa tak terima.
Kenzo dan Flo kembali berdebat dan saling mengejek.
"Sudah cukup! Kenzo dan Flo, cukup!" Zhia berteriak hingga memekakkan telinga.
Kenzo dan Flo kompak menutup kedua telinganya karena teriakan Zhia barusan.
"Kalian ini seperti bocah berebut permen saja," gerutu Zhia seraya mengibaskan rambut panjangnya.
Kenzo dan Flo hanya diam tak menjawab. Namun tatapan mata keduanya saling beradu dan menyiratkan sebuah permusuhan.
"Jadi, kalian akan berkencan akhir pekan ini, menjalin sebuah hubungan, dan menikah," ujar Zhia enteng.
Flo mengalihkan tatapan tajamnya pada Zhia.
"Boleh aku bertanya sesuatu, Zhia?" Tanya Flo cepat.
"Tentu saja, Flo. Kau mau tahya apa?" Sahut Zhia santai.
"Kenapa aku harus menikah dengan saudara kembarmu, ini? Bukankah dia punya banyak pacar dan teman kencan? Kenapa kau tidak menyuruh salah satu pacarnya itu saja yang menikah dengannya?" Cecar Flo yang masih menatap tajam ke arah Zhia.
Zhia tertawa sejenak,
"Karena semua teman kencan Kenzo bukanlah wanita baik-baik. Aku hanya ingin menyelamatkan pria malang ini dari jalan kesesatan. Dan kamu, Flo..."
"...kamu adalah gadis baik berhati malaikat yang aku yakin bisa merubah sifat buruk Kenzo," jelas Zhia panjang lebar.
"Apa maksudmu dengan jalan kesesatan? Menurutmu aku sudah tersesat selama ini? Kau itu yang tersesat di dunia manusia. Sudah meninggal duapuluh tahun yang lalu, tapi masih saja ikut campur dengan hidupku. Dan sekarang malah mengatur-atur siapa yang pantas menjadi istriku. Dasar hantu kurang kerjaan!" Gerutu Kenzo yang mulai kesal.
"Aku tidak sebaik itu, Zhia. Aku bukan gadis berhati malaikat seperti katamu tadi. Aku hanya gadis biasa yang aku sendiri yakin kalau aku tidak akan kuat menghadapi saudaramu yang tersesat ini," ucap Flo seraya menunjuk ke arah Kenzo.
"Hey! Sudah kubilang aku tidak tersesat. Ada apa dengan kalian para wanita?" Kenzo menjambak rambutnya sendiri karena pria itu mulai stress menghadapi dua wanita yang jalan pikirannya membuat bingung.
"Baiklah sudah cukup berdebatnya!" Zhia mengangkat tangannya sebagai isyarat agar Kenzo dan Flo diam.
"Kau tetap akan menikah dengan Kenzo dan menjadi istri Kenzo, Flo! Tidak ada penolakan!" Tegas Zhia sekali lagi.
Flo memilih untuk diam saja.
Flo sudah malas berdebat dengan sahabat hantunya ini. Benar-benar hantu yang keras kepala! Sudah berbeda alam tapi masih mengatur-atur hidup Flo seenak jidatnya.
"Dan kamu Kenzo! Mulailah bersikap manis pada calon istrimu!" Zhia ganti menuding ke arah Kenzo.
Pria itu memutar bola matanya.
"Terserah kau saja!" Sahut Kenzo yanag sepertinya juga sudah malas berdebat dengan Zhia.
Sesaat suara menjadi hening.
Flo menarik nafas panjang,
"Apa aku sudah boleh pergi sekarang?" Tanya Flo yang menatap bergantian ke arah Zhia dan Kenzo.
Ya, wajah mereka memang mirip.
Mereka saudara kembar, jadi wajar saja kalau wajahnya mirip.
Dan sifatnya juga sama.
Sama-sama mengesalkan!
"Pergilah sana!" Sahut Kenzo cepat.
"Kenzo!" Tegur Zhia dengan tatapan tidak senang.
"Baiklah! Silahkan pergi, Flo." Kenzo membukakan pintu ruangannya untuk Flo. Dan pura-pura bersikap manis.
Tanpa basa-basi lagi, Flo segera berlalu dan keluar dari ruangan Kenzo. Flo terus saja menggerutu dalam hati.
Kenapa hidupku jadi rumit begini?
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir hari.
Jangan lupa like, komen, dan vote 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Siska Feranika
Baru sekarang baca alur ceritanya kayak ini biasanya romance....tp lucu juga ya...
2021-12-27
0
Diana Susanti
bundew suka yg rumit2 yaaaa guess😁😁😁😁😁😁😁😁
2021-09-22
0
Arai Cadella
Demi apa thoooorrr..... aku baca novel sambil celingukan. tengah malam gini bayangon Zhia. Oh noooooo.....
2021-09-12
0