Flo melangkah masuk ke dalam ruang utama di kantor tersebut.
Flo memang sudah setahun bekerja sebagai staff admin di supermarket besar tersebut.
Namun ia baru pertama kali masuk ke ruangan besar ini.
Ruangan dari pemilik supermarket tempat Flo bekerja.
"Flo?" Tanya seorang laki-laki yang kini duduk membelakangi Flo.
Yang Flo tahu pemilik supermarket ini bernama Kenzo.
"Iya, pak. Saya Flo. Ada apa bapak memanggil saya?" Tanya Flo takut-takut.
Flo merasa tidak berbuat kesalahan apapun, lalu mengapa mendadak dirinya dipanggil ke ruangan ini?
Laki-laki itu memutar kursi yang ia duduki, dan kini tampaklah wajahnya.
Rahang tegas dengan jambang tipis yang rapi. Hidung mancung serta mata yang indah.
Tunggu...
Kenapa Flo seperti familiar dengan wajah pria di depannya tersebut.
Flo seperti akrab dengab wajah itu.
Sejujurnya ini kali pertama Flo berjumpa dengan pemilik supermarket tempatnya bekerja ini.
Tapi kenapa wajahnya begitu familiar?
Pria itu kini berdiri dan mendekat ke arah Flo.
"Silahkan duduk, Flo...
Flossroll?" Ucap pria itu sambil menunjuk ke arah sofa yang ada di sudut ruangan.
Tapi bukan itu yang menjadi masalah.
Bagaimana bisa pria itu menyamakan Flo dengan roti gulung berisi abon yang sedang naik daun itu?
Hei, ini sebuah penghinaan.
Flo ingin mengamuk sekarang.
"Florentina. Nama saya Florentina. Pak!" Ucap Flo tegas.
Pria itu mengulum senyum,
"Ia saya tahu. Galak sekali" gumam pria itu sedikit keras dan cukup bisa di dengar dengar jelas oleh Flo.
Terang saja Flo semakin meradang dengan sikap bosnya tersebut.
Apa semua orang kaya selalu sombong dan suka menghina seperti ini?
"Duduk!" Perintah pria itu sekali lagi.
Meskipun kesal, Flo tetap menurut dan duduk di sofa. Flo sengaja mengambil posisi yang jauh dari bos reseknya tersebut.
"Jadi... ada hubungan apa antara kau dan Zhia?" Tanya pria itu tiba-tiba.
Mata Flo membulat tak percaya.
Kenapa tiba-tiba bos reseknya ini bertanya tentang Zhia?
"Zhia? Siapa?" Flo pura-pura tidak tahu.
"Kezhia. Zhia. Terserah kau mengenalnya dengan nama siapa tapi yang jelas aku yakin ada sesuatu di antara kalian" ucap Pria itu lagi.
"Maaf, saya tidak mengerti" Flo masih bingung.
"Zhia, saudara kembarku tak mungkin kau tidak mengenalnya" Ken menunjukkan foto dirinya bersama Zhia saat mereka berusua lima tahun.
Dan Flo langsung ternganga tak percaya.
Sejak kapan Zhia punya saudara kembar?
Tunggu...
Menikahlah dengan kakakku, Flo. Dia pria yang baik.
Kau hanya belum.bertemu dengannya. Jika kau bertemu dengannya aku yakin kau akan langsung jatuh cinta kepadanya
Hanya kau gadis yang pantas untuk Kenzo. Kau gadis baik, Flo
Mendadak kata-kata Zhia tempo hari berputar-putar di kepala Flo.
Apa kata Zhia?
Baik hati?
Pria sombong kayak gini baik hati.
Ck
Flo berdecak. Hatinya mendadak kesal.
Bahkan Driel sepuluh kali lebih baik dari pria di depannya ini.
"Dulu kami memang bersahabat. Dan itu sudah lama sekali saat kami masih kecil sebelum Zhia pergi untuk selamanya" Flo akhirnya buka suara.
"Dan sekarang?" Kenzo bertanya seakan sedang menginterogasi saja.
"Sekarang apa? Zhia sudah meninggal dua puluh tahun yang lalu, Pak." Jawab Flo sedikit kesal.
Zhia memang kerap menjumpai Flo belakangan ini.
Tapi Flo tak mungkin menceritakannya pada Kenzo.
Flo sendiri kadang menganggap kedatangan Zhia itu hanyalah bagian dari mimpinya. Ya, meskipun Flo sadar saat ia berbicara dengan Zhia itu, Flo belum tidur dan masih terjaga sepenuhnya.
"Jika aku bilang aku bisa berkomunikasi dengan Zhia, apa kau akan menganggap aku gila?" Tanya Kenzo tiba-tiba.
Flo terperangah dengan pengakuan Kenzo barusan.
"Itu bukan urusan saya, Pak" Flo memilih menjawab secara diplomatis.
"Tentu saja ini urusan kamu. Zhia terus memaksaku agar menjadikanmu sebagai istriku.
Dia terus saja mengganggu saat aku sedang berkencan dengan para gadis.
Hidupku tidak tenang belakangan ini karena Zhia terus saja menghantuiku" cerita Kenzo panjang lebar.
Flo yang mendengar cerita "aneh" Kenzo sampai batuk-batuk tersedak ludahnya sendiri.
Apa bosnya ini sudah gila sekarang?
Bagaimana bisa Zhia yang sudah meninggal mengganggu hidupnya?
"Maaf, pak. Tapi apa bapak yakin bapak tidak sedang bermimpi atau mabuk mungkin?" Flo berusaha menahan dirinya agar tidak tertawa.
"Jadi maksudmu aku ngelindur dan meracau, begitu?" Kenzo merasa tidak terima dan langsung menaikkan nada bicaranya.
Flo menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Saya tidak bilang begitu, Pak." Flo mencoba untuk menyangkal
"Zhia mengatakan kepadaku kalau dia juga sering berbicara dan mengobrol bersamamu" tambah Kenzo lagi.
Kali ini nada bicara pria itu sudah normal.
"Jika bapak merasa tidak nyaman, bapak tak perlu menganggap serius kata-kata Zhia. Anggap saja itu adalah mimpi buruk yang seharusnya di lupakan dan di kubur dalam-dalam" nasehat Flo bijak.
"Jadi kamu menolakku?" Sergah Kenzo merasa tak terima.
Mata Flo membelalak,
Astaga,
Apa Flo salah bicara kali ini.
"Maksud saya bukan itu pak..." Flo mulai panik sekarang.
Kenzo sudah mendekat ke arah Flo, jarak mereka kini hanya beberapa senti saja.
"Dengar ya, Florentina. Aku sudah sebulan lebih tidak bercinta dengan para gadis karena Zhia terus saja menghantuiku..." Kenzo menatap tajam ke arah netra milik Flo.
Flo berdecak dalam hati,
'Haruskah pria ini mengatakan hal memalukan seperti ini secara blak-blakan? Dasar pria aneh'
"...dan aku bisa saja menerkammu saat ini juga" Kenzo semakin mendekatkan wajahnya ke arah Flo, membuat gadis itu bergidik ngeri.
Bahkan aroma harum tubuh Kenzo sudah menusuk hidung Flo sekarang.
Aroma maskulin yang menggairahkan.
'Astaga...otakku berhenti berpikiran mesum!' Flo merutuki dirinya sendiri yang malah berpikiran mesum tentang Kenzo.
Ayolah, Flo sedang di situasi genting sekarang.
"Maaf, Pak. Sebenarnya masalah anda apa?" Entah bagaimana ceritanya kata-kata itu bisa meluncur begitu saja dari lidah Flo.
Flo menahan dada Kenzo dengan kedua tangannya agar pria itu tidak semakin mendekat ke arahnya.
Kenzo seakan sadar dengan apa yang ia lakukan.
Cepat-cepat Kenzo menjauhi Flo.
"Maaf, Flo" ucap Kenzo merasa bersalah.
"Aku hanya bingung" lanjut Kenzo. Suaranya terdengar lirih.
"Bolehkah saya bicara mengenai Zhia?" Tanya Flo ragu-ragu.
Ia takut salah bicara lagi.
Kenzo mengangguk,
"Sebulan terakhir, Zhia memang intens menemui saya dan membahas semua hal mengenai pak Kenzo.
Awalnya saya berpikir, saya sedang bermimpi. Mengingat Zhia sudah meninggal dua puluh tahun yang lalu" Flo menghela nafas sebelum melanjutkan ceritanya
"Hingga lama-kelamaan saya sadar kalau saya tidak sedang bermimpi. Saya sudah menolak halus keinginan Zhia yang ingin menjodohkan saya dengan anda. Saya juga menjelaskan kalau saya sudah punya seorang tunangan. Tapi Zhia tetap kekeh dan meminta saya untuk membatalkan pertunangan saya dan menikah dengan anda. Bukankah itu suatu permintaan yang konyol?" Lanjut Flo panjang lebar.
Kenzo berdecak,
"Apa kau tahu, kenapa Zhia memilihmu? Bukan memilih gadis lain?" Tanya Kenzo.
Flo menggeleng dengan cepat.
Ia bahkan tak tahu apapun mengenai Kenzo dan tak pernah mengenal Kenzo sebelumnya
Kecuali tentang Kenzo yang merupakan pemilik supermarket tempat Flo bekerja.
"Aku hanya berpikir kalau Zhia memilihmu karena kita berdua memiliki persamaan" Kenzo mulai menarik kesimpulannya sendiri.
Flo ternganga tak percaya
Hah?
Persamaan?
Persamaan macam apa memangnya?
Dari segi sifat saja, ia dan Kenzo sangat bertolak belakang.
Sepertinya pria di depannya ini mulai berpikiran ngawur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Faray glad
lucu
2020-11-03
4
Mr Smiley
Anaknya Nuna sama Daffi ya?
Daffanya gimana?
Masuk surgakah?
Hahah
2020-08-29
2
Rozh
Hai Thor👋
selamat siang👍
semangat terus ya💖
mampir juga di novel terbaruku "Suami dadakan" ya💖
salam dari kisah danau hijau buatan kakek
2020-08-26
1