Sesaat suasana hening setelah kepergian Kenzo.
Driel dan Flo masih sama-sama diam. Sesekali Flo menyesap minuman di hadapannya.
"Kau ingin makan sesuatu?" Tawar Driel memecah keheningan.
Flo menggeleng dengan cepat.
"Kau masih marah padaku, Flo?" Tanya Driel sekali lagi.
Flo tersenyum kecut,
"Aku rasa tidak ada gunanya aku marah kepadamu, Driel. Hubungan kita tidak akan pernah kembali lagi seperti semula," lirih Flo dengan suara bergetar.
"Kita tetap masih bisa berteman, Flo!" Driel hendak mengusap tangan Flo yang ada di atas meja. Namun Flo dengan cepat menarik tangannya.
Suasana kembali hening.
"Driel, apa aku mengganggu?" Seorang gadis dengan rambut sebahu, menghampiri meja Flo dan Driel.
Gadis yang memiliki wajah yang manis dan senyuman hangat tersebut melempar senyuman ramah pada Flo.
Flo tidak tahu siapa gadis ramah ini?
"Tidak, Sayang. Apa kau ingin pergi sekarang?" Jawab Driel cepat.
Sayang?
Apa ini calon istri Driel?
Dia gadis yang sempurna, sangat berbeda jauh dengan Flo. Pantas saja Driel tergila-gila kepadanya.
"Iya, aku harus ke butik sekarang," ucap gadis itu lembut.
Ah, iya. Dan suara gadis ini juga lembut mendayu-dayu. Sangat berbeda dengan suara Flo yang selalu cempreng saat berbicara pada Driel.
"Oh, ya kenalkan. Ini Florentina. Sahabatku yang sering aku ceritakan kepadamu." Seakan sadar dengan keberadaan Flo, Driel buru-buru memperkenalkan Flo pada calon istrinya tersebut.
Sahabat?
Berarti Driel memang hanya menganggap Flo sebagai sahabatnya selama ini.
Apa lagi yang harus kamu tangisi dan kamu harapkan Flo?
"Hai, Flo. Aku Rhea," sapa gadis itu ramah.
Flo memaksa untuk mengulas senyuman di bibirnya dan menyambut uluran tangan dari Rhea. Dua gadis itupun saling berjabat tangan.
"Kau tidak mau menunggu sebentar? Aku bisa mengantarmu," ujar Driel lagi pada Rhea.
"Aku tidak mau mengganggu obrolanmu bersama Flo," jawab Rhea sungkan.
"Tak apa, Rhea. Urusanku dengan Driel sudah selesai. Aku juga harus segera kembali ke kantor," Flo beranjak dari duduknya dengan tetap memaksakan senyuman di bibirnya.
"Selamat sekali lagi untuk kalian berdua," Pamit Flo seraya mengulurkan tangannya pada Driel.
"Terima kasih, Flo," Driel menyambut uluran tangan Flo.
"Kau akan datang nanti?" Tanya Driel lagi.
Flo mengangguk samar,
"Ya. Aku pulang dulu," pamit Flo lagi seraya berbalik dan berjalan menuju pintu keluar restorant.
Dada Flo terasa sesak dan matanya terasa panas. Flo ingin menangis.
"Sudah selesai bernostalgia bersama mantan pacar?" Tanya Kenzo yang kini bersandar di depan mobilnya. Bibir pria itu mengepulkan asap rokok.
Apa Kenzo sedang merokok sekarang?
"Kau merokok?" Tanya Flo dengan nada tidak senang.
Flo yang tadinya ingin menangis, mendadak memilih untuk mengurungkan niatnya.
"Kadang-kadang. Saat aku sedang banyak pikiran," jawab Kenzo seraya mematikan rokoknya.
Kenzo membukakan pintu mobilnya untuk Flo.
"Aku bisa pulang sendiri, Ken!" Flo menolak untuk masuk ke mobil Kenzo.
Ck,
Kenzo berdecak.
"Seharusnya kau mengatakan itu sejak tadi. Jadi aku tidak perlu menunggumu seperti orang kurang kerjaan di sini," sergah Kenzo dengan nada kesal.
Flo menghela nafas,
"Maaf," lirih Flo seraya menunduk.
"Masuk!" Perintah Kenzo sekali lagi seraya mengendikkan dagunya ke arah pintu mobil.
Flo masih bergeming di tempatnya.
"Aku sudah menunggumu, Flo! Jadi aku akan mengantarmu pulang," ujar Kenzo lagi dengan nada memaksa.
Baiklah, Flo sedang malas ribut sekarang. Flo akhirnya menurut dan masuk ke mobil Kenzo.
Kenzo segera ikut masuk dan duduk di belakang kemudi. Pria itu kembali mengeluarkan rokok dari sakunya, dan mengambil satu batang.
"Rokok tidak bagus untuk kesehatan, Ken!" Flo dengan cepat mengambil rokok yang sudah menempel di bibir Kenzo.
Flo juga merebut bungkus rokok yang disimpan Kenzo di saku kemejanya.
Kenzo hanya berdecak dan tidak berkata sepatah katapun. Pria itu memilih untuk segera melajukan mobilnya meninggalkan restorant Driel brengsek.
Perjalanan pulang yang hening.
Flo melempar pandangannya ke jendela samping mobil dan sama sekali tidak mengajak Kenzo berbicara.
Entahlah, Flo sedang malas mengobrol ataupun berdebat dengan Kenzo.
Tanpa terasa, mobil Kenzo sudah tiba di depan panti asuhan sekaligus rumah Flo.
Flo melepaskan sabuk pengamannya, dan bersiap turun.
"Flo!" Panggil Kenzo lirih.
Flo menoleh ke arah Kenzo dan menatap wajah pria tersebut. Pandangan keduanya bertemu.
"Maukah kamu berjanji satu hal kepadaku?' Ujar Kenzo lagi tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Flo.
"Berjanji apa?" Tanya Flo bingung.
"Berjanjilah untuk tidak menangis lagi malam ini," Kenzo meraih tangan Flo dan menggenggamnya erat.
"Airmatamu itu terlalu berharga, Flo. Kau tak perlu lagi menangisi pria brengsek seperti Driel," imbuh Kenzo lagi.
"Apa aku boleh menangis sekarang?" Tanya Flo masih menatap ke arah Kenzo.
Kenzo langsung mengusap wajahnya dengan kasar,
"Kau masih mau menangisi Driel brengsek itu, Flo?" Tanya Kenzo tak percaya.
"Sebentar saja, Ken! Aku janji tidak akan menangis lagi malam ini," Flo sudah terisak.
Kenzo kembali harus meraup gadis cengeng itu ke dalam pelukannya dan membiarkan Flo menumpahkan lagi airmatanya. Semoga ini terakhir kali Flo menangisi hubungannya bersama Driel brengsek itu.
Kenzo benar-benar akan memberi pelajaran pada Driel karena sudah membuat Flo menangis berulang kali.
Selama sepuluh menit, Flo menangis di pelukan Kenzo. Dan itu sudah cukup bisa membuat hati Flo merasa lega.
Hubungan Flo dan Driel sudah berakhir. Flo harus tegar sekarang. Flo tidak bisa terus-terusan menangisi hubungannya yang sudah hancur berantakan tersebut. Flo harus bangkit.
"Terima kasih, Ken," ucap Flo seraya menghapus airmata yang memenuhi wajahnya.
Kenzo meraih tisu di dashboard mobil dan membantu membersihkan sisa-sisa airmata di wajah Flo. Kenzo juga merapikan rambut Flo yang berantakan.
"Ini terakhir kalinya. Oke!" Pinta Kenzo dengan nada memohon.
Flo yang masih sesenggukan berusaha untuk mengangguk.
"Aku akan minta Zhia mengawasimu malam ini. Dan jika kau menangis lagi, tak peduli itu tengah malam atau dinihari aku akan datang ke sini untuk memarahimu," Kenzo mengancam.
Flo tertawa kecil,
"Iya, Ken! Aku tidak akan menangis lagi malam ini. Aku akan melupakan Driel dan bangkit sebagai Flo yang tegar," janji Flo bersungguh-sungguh.
"Bagus sekali! Apa itu artinya aku akan jadi satpam malam ini?" Zhia yang entah sejak kapan sudah duduk di jok belakang mobil melayangkan protes.
"Kau akan mengawasi Flo malam ini, Zhia. Dan melaporkannya kepadaku," sahut Kenzo memberi perintah pada saudara kembarnya yang kini sudah berubah menjadi hantu tersebut.
Ck,
Zhia berdecak.
"Ya, ya, ya. Apa setelah ini kalian akan segera menikah?" Tanya Zhia kepo.
"Tidak ada yang akan menikah, Zhia! Aku dan Kenzo hanya berteman," jawab Flo cepat.
Zhia terkekeh,
"Teman? Teman yang suka berpelukan," kelakar Zhia yang masih belum berhenti tertawa.
Flo memilih mengabaikan gadis hantu tersebut.
"Terima kasih, Ken! Karena sudah mengantarku pulang," pamit Flo seraya membuka pintu mobil Kenzo.
Kenzo hanya tersenyum seraya mengangguk.
"Dan, berhentilah merokok, Ken!" Pesan Flo sekali lagi seraya menunjukkan rokok milik Kenzo yang masih ia genggam.
"Aku usahakan," jawab Kenzo seraya terkekeh.
Kenzo hendak mengambil kembali rokok itu dari tangan Flo. Namun dengan cepat Flo melemparnya ke tempat sampah yang ada di depan panti.
Kenzo hanya tertawa dan tidak protes.
Flo yang sudah keluar dari mobil Kenzo segera berjalan masuk ke halaman panti. Kenzo memandang gadis itu hingga tidak terlihat lagi. Kenzo pun segera meluncur pergi meninggalkan panti asuhan tersebut.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir hari ini.
Jangan lupa like, komen, dan vote 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
💞Monic@💦
cie...Flo perhatian🤭🤭
2021-03-24
0
Kustri
sukaaa
2020-11-19
1
WiLLiAndaru's Mom
uwuuuuuuu😍
2020-10-04
0