Flashback 20 tahun yang lalu...
Flo kecil berlari riang keluar dari dalam panti. Hari masih pagi dan cuaca sedikit berkabut karena semalam turun hujan. Flo yang menggendong boneka beruang coklat di tangannya, berlari-lari menuju halaman panti.
Namun saat melewati bangku semen panjang yang ada di halaman, Flo terkejut. Ada gadis kecil yang seusia dengannya sedang tidur meringkuk di atas bangku tersebut.
"Papa!" Panggil Flo pada Ronny, sang papa yang sedang berolahraga ringan di teras panti asuhan bersama anak-anak yang lain.
"Papa!" Panggil Flo sekali lagi dengan suara yang cukup keras.
Ronny datang tergopoh-gopoh karena mendengar teriakan Flo.
"Ada apa, Flo?" Tanya Ronny khawatir.
Flo menunjuk ke arah gadis kecil yang masih tertidur di bangku panjang tadi.
Ronny terkejut,
Dengan cepat papa dari Flo itu memeriksa gadis tersebut. Wajahnya pucat dan ada banyak luka gores di sekujur tubuhnya yang terasa dingin.
Ronny memeriksa nafas dan detak nadinya.
Masih bernafas.
Gadis kecil itu menggeliat dan perlahan membuka matanya. Tampak sekali raut kebingungan di wajah pucat itu saat melihat kerumunan di depannya.
"Aku dimana?" Tanya gadis itu lirih.
Ronny membantu gadis kecil itu untuk bangun dan duduk.
"Siapa nama kamu?" Tanya Ronny seraya memeriksa luka di tubuhnya.
Gadis itu hanya diam dan tak menjawab.
Ronny menggendong gadis itu dan membawanya masuk ke panti. Flo mengekor di belakang sang papa.
Sedangkan anak-anak lain melanjutkan olahraga pagi.
"Mama!" Ronny memanggil sang istri yang masih sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk anak-anak panti.
"Ada apa, Pa!" Salsa datang tergesa dari arah dapur. Bahkan mama dari Flo itu masih memegang bayam di tangannya.
"Siapa gadis kecil ini?" Tanya Salsa setelah melihat gadis kecil di gendongan suaminya.
"Entahlah. Dia tidur di bangku taman dan badannya terasa dingin," jelas Ronny singkat.
Ronny membaringkan gadis kecil tadi di kamar Flo.
Salsa mengambil baju dari lemari Flo dan segera mengganti baju dari gadis kecil tadi. Salsa juga mengambil kotak P3K untuk mengobati luka-luka di sekujur tubuh gadis kecil itu.
"Halo sayang, siapa nama kamu?" Tanya Salsa dengan nada lembut.
"Zhi... Zhia" jawab gadis kecil itu sedikit tergagap.
"Zhia darimana? Kenapa tidur di bangku taman?" Tanya Salsa lagi. Mama dari Flo itu mulai membersihkan luka-luka yang ada di sekujur tubuh Zhia.
Zhia hanya diam. Gadis itu sepertinya masih bingung.
"Apa kita perlu membawanya ke rumah sakit?" Tanya Ronny khawatir.
"Biar aku yang membawanya setelah sarapan nanti." Jawab Salsa seraya mengangguk.
"Kau temani saja dia. Biar aku yang lanjut memasak," Ronny menepuk punggung sang istri dan dengan cepat, pria itu sudah menghilang dari kamar Flo.
"Hai Zhia, aku Flo," Flo memperkenalkan dirinya sendiri pada Zhia.
Zhia tersenyum dan segera menyambut uluran tangan dari Flo.
"Mama rasa kalian seumuran." Ujar Salsa yang ikut tersenyum.
"Apa nanti Flo boleh mengajak Zhia main, mama?" Tanya Flo pada Salsa.
"Tentu saja, sayang. Tapi sementara Flo dan Zhia main di kamar dulu, ya! Zhia masih sakit soalnya," pesan Salsa seraya mengusap kepala sang putri.
"Baik, Mama!" Jawab Flo seraya memberikan sikap hormat.
Salsa hanya terkekeh melihat sikap lucu Flo.
Flashback off
****
"Mama membawa Zhia ke rumah sakit hari itu juga. Namun ternyata Zhia tidak mengingat apapun. Papa juga sudah melapor ke polisi namun semuanya buntu. Tidak ada petunjuk apapun. Akhirnya Zhia tinggal di panti bersamaku dan anak-anak yang lain," cerita Flo masih berlanjut.
Pertandingan sudah masuk quarter terakhir. Namun Flo maupun Kenzo sudah mengabaikan pertandingan di court.
"Namun dua minggu kemudian, Zhia mulai sakit-sakitan. Mama yang khawatir akhirnya membawa Zhia ke rumah sakit lagi untuk pemeriksaan lebih detail."
"Saat hasil tesnya keluar, Zhia langsung dirawat di rumah sakit. Saat itu tante Tasya sedang berkunjung ke panti. Tante Tasya yang merawat Zhia. Aku hanya sekali menjenguknya ke rumah sakit."
"Lalu tiba-tiba mama mengatakan kepadaku kalau Zhia akan ikut tante Tasya dan om Dion pindah ke kota lain. Aku ikut mengantar mereka bertiga ke bandara kota. Dan setelah itu aku tidak pernah bertemu Zhia lagi, hingga kabar duka itu datang," Flo mengakhiri ceritanya bersamaan dengan bunyi peluit panjang yang menandakan akhir pertandingan.
Gadis itu menyeka butir bening di sudut matanya.
"Kau dekat dengan Zhia saat itu?" Tanya Kenzo penasaran.
"Tidak terlalu sebenarnya. Hanya saja mungkin karena kami seumuran, jadi aku memang lebih banyak menghabiskan waktu bermain bersama Zhia. Dan saat itu mama juga melarang Zhia beraktivitas di luar, jadilah aku yang lebih sering menemaninya main di kamar. Mungkin karena itu kami menjadi dekat," cerita Flo yang kembali mengenang kebersamaannya bersama Zhia kecil.
"Lalu sejak kapan Zhia mulai menemuimu lagi dan membicarakan tentang perjodohan konyol ini?" Tanya Kenzo menyelidik
"Aku lupa tepatnya kapan. Yang aku ingat saat itu aku sedang demam dan Zhia tiba-tiba muncul di kamarku mengajakku bercerita tentang masa kecil kami" Flo menghela nafas,
"Awalnya aku mengira kalau aku sedang bermimpi. Tapi malam-malam berikutnya Zhia semakin sering menemuiku. Dan aku yakin kalau aku tidak sedang bermimpi. Lalu Zhia mulai membahas semua hal mengenai dirimu," lanjut Flo lagi seraya menatap ke court yang kini sudah kosong.
Para pemain sudah kembali ke bench masing-masing.
Bahkan Flo tidak tahu berapa skor akhir pertandingan hari ini.
"Abang mau pulang atau masih mau pacaran di sini bersama kak Flo?" Suara Kayla membuat Flo dan Kenzo menoleh bersamaan ke arah gadis tersebut.
"Pulanglah duluan! Abang masih mau mengobrol dengan Flo" Kenzo mengusir Kayla.
Kayla mencebik,
"Apa abang akan mengenalkan kak Flo pada mama dan papa?" Tanya Kayla dengan raut wajah serius.
Flo yang sedang meneguk air mineral langsung terbatuk-batuk setelah mendengar pertanyaan dari Kayla barusan.
"Sudah jangan ikut campur! Dasar anak kecil. Pulang sana!" Kenzo mengusir Kayla.
Kayla hanya mencebik dan menggerutu sendiri. Gadis itupun pergi meninggalkan Flo dan Kenzo yang masih duduk di bangku courtside.
Suasana di dalam gedung olahraga sudah sepi.
Flo masih terbatuk-batuk karena tersedak air minumnya tadi.
Kenzo menepuk lembut punggung gadis tersebut.
"Uuuh, so sweet sekali," suara Zhia yang tiba-tiba sudah ada di dekat Flo dan Kenzo lumayan mengagetkan.
Namun kali ini Kenzo hanya diam dan tak menggerutu.
"Jadi, sudah ada kemajuan dari hubungan kalian?" Tanya Zhia yang kini sudah menempati bangku kosong di samping Flo.
"Kemajuan apa maksudmu, Zhia? Kami hanya tak sengaja bertemu di tempat ini," Flo membantah dengan cepat.
"Masih malu-malu," timpal Zhia sedikit terkekeh.
"Kau sendiri sedang apa disini?" Tanya Kenzo ketus.
"Menonton pertandingan tentu saja. Apalagi memangnya?" Zhia mengibaskan rambutnya.
"Sudah jadi hantu masih menonton pertandingan basket. Apa kau juga mengidolakan pemain basket?" Sahut Kenzo mengejek.
Flo menahan tawanya.
"Bukan urusanmu!" Bentak Zhia seraya bersedekap malas.
"Ayo, Flo! Kita pulang!" Kenzo menarik tangan Flo dan memaksa gadis itu meninggalkan deretan bangku courtside dan juga Zhia yang masih duduk di sana.
"Saya bisa pulang sendiri, pak Kenzo," Flo menolak dengan cepat.
Gadis itu juga buru-buru melepaskan tangannya dari genggaman Kenzo.
"Aku antar, Flo!" Tawar Kenzo sekali lagi dengan nada sedikit memaksa.
Pria itu berusaha menyusul langkah Flo yang sudah dengan cepat meninggalkan gedung olahraga.
"Abang!" Panggil Kayla yang sedari tadi menunggu Kenzo di tempat parkir.
Kenzo mengurungkan niatnya untuk menyusul Flo karena gadis itu sudah jauh meninggalkan kawasan gedung olahraga. Kenzo ganti menghampiri Kayla yang sudah cemberut.
"Apa, bawel?" Sahut Kenzo seraya membuka pintu mobil.
"Kaki Kay bentol semua, Bang! Digigit nyamuk," keluh Kay masih dengan wajah mencebik.
"Yaudah itung-itung donor darah, Kay!" Timpal Kenzo seraya terkekeh.
"Kak Flo mana? Gak abang antar pulang? Pacar macam apa sih abang ini," cecar Kayla yang tak lagi mencebik.
"Sudah abang bilang kami tidak pacaran. Dasar sok tahu!" Kenzo mengacak rambut Kayla sebelum melajukan mobilnya meninggalkan kawasan gedung olahraga tersebut.
.
.
.
Cerita mengenai masa kecil Zhia selengkapnya ada di Novel saya "NATASYA" bab 163-168.
Terima kasih yang sudah mampir hari ini.
Jangan lupa like, komen, dan vote 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BAB YG JUGA MNGURAS AIR MATA DN BIKIN DADA SESAK....😢😢😢😢😢
2023-05-08
0
I'm Aries
keren thor..
2020-11-20
1
Lovely
Mengerti...Flo jangan jual mahal..Nanti Kenzo emak jodohin ama Ze tau rasa kamu...
2020-11-15
1