Flo baru melepas sepatunya, saat mama Salsa keluar dari dalam panti.
"Baru pulang?" Tanya mama Salsa pada sang putri.
"Iya, Ma. Tadi ada urusan sebentar," jawab Flo yang kini sudah selesai melepas sepatunya. Flo meletakkan sepatu tersebut di rak sepatu yang ada di dekat pintu masuk.
"Apa kau sudah melupakan Driel?" Tanya mama Salsa lagi.
Flo yang tadinya akan menuju ke kamarnya, memilih untuk mengurungkan niatnya dan menoleh ke arah sang mama.
"Flo sedang berusaha, Ma!" Jawab Flo berusaha tegar.
Mama Salsa merangkul pundak putri semata wayangnya tersebut, lalu mengajaknya duduk di kursi yang ada di ruang depan.
"Kau masih suka menangis kalau malam?" Tebak mama Salsa seolah bisa merasakan kesedihan Flo.
Flo menghela nafas,
"Karena hanya dengan menangis hati Flo bisa merasa lega, Ma. Flo benar-benar akan melupakan semua perasaan Flo pada Driel. Tapi Flo butuh waktu," ucap Flo dengan nada bersungguh-sungguh.
Mama Salsa mengangguk,
"Mama tahu, Flo. Mama tahu," lirih mama Salsa yang kini sudah meraup Flo ke dalam pelukannya.
Mata Flo sudah berkaca-kaca sekarang. Namun dengan cepat flo menghapus airmata sialan itu agar tidak kembali jatuh. Flo sudah berjanji pada Kenzo untuk tidak lagi menangis.
Mama Salsa mengusap butir bening di pelupuk matanya,
"Kau menjalin hubungan dengan Kenzo?" Tanya mama Salsa tiba-tiba yang langsung membuat Flo salah tingkah.
"Ka...kami hanya berteman, Ma. Iya hanya teman," jawab Flo tergagap.
Mama Salsa tertawa kecil,
"Kenzo datang kesini beberapa hari yang lalu, dan dia mengatakan kalau dia ingin menjadi donatur tetap di panti asuhan ini," cerita mama Salsa.
"Oh, ya? Kenapa Flo tidak tahu?" Tanya Flo bingung.
"Dia datang saat kamu masih bekerja. Mama pikir dia sudah memberitahumu," imbuh mama Salsa lagi.
Flo menggeleng,
"Kenzo tidak cerita apapun ke Flo, Ma," sahut Flo cepat.
"Tadi Kenzo mengantar kamu pulang?" Tanya mama Salsa lagi.
"Iya, tapi kami cuma teman, Ma! Beneran," jawab Flo yang kembali salah tingkah.
"Iya, kan mama cuma tanya tadi yang nganter kamu Kenzo atau bukan. Mama gak tanya kalian pacaran atau temenan," mama Salsa menahan tawanya.
Wajah Flo bersemu merah dan gadis itu semakin salah tingkah.
"Sudahlah, Ma! Flo mau mandi," Flo bergegas berdiri dan setengah berlari menuju ke kamarnya.
Masih bisa Flo dengar tawa dari sang mama di ruang depan.
****
Flo merenung di dalam kamarnya seraya menatap gelapnya malam dari jendela kamarnya yang kini terbuka.
Halaman depan sudah sepi karena jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Anak-anak penghuni panti pasti juga sudah banyak yang terlelap.
"Memikirkan Kenzo?" Tanya Zhia yang tiba-tiba sudah ikut duduk di sebelah Flo.
"Tidak, dasar hantu sok tahu!" Sahut Flo seraya mencibir.
"Aku bukan sok tahu. Aku memang tahu banyak hal," ujar Zhia sombong.
"Apa yang kau lakukan di sini? Aku sudah tidak menangis lagi, jadi kau tidak perlu mengawasiku," cecar Flo yang masih belum mengalihkan pandangannya dari halaman depan.
"Kenzo masih mengkhawatirkanmu," jawab Zhia cepat.
"Aku bukan istri atau pacarnya. Jadi kenapa Kenzo harus mengkhawatirkanku?" Tanya Flo bingung.
"Itu menurutmu, tapi menurut Kenzo kau adalah calon istrinya," sahut Zhia yang sontak langsung membuat Flo tergelak.
"Bukankah yang punya pikiran itu kau?" Flo menuding ke arah Zhia.
Ck
"Apa kau masih belum peka? Kenzo itu mencintaimu, Flo. Kalau tidak, kenapa
Kenzo mau menemanimu bertemu Driel, lalu mau memelukmu saat kau menangis tersedu-sedu," tukas Zhia panjang lebar.
"Karena kami teman. Bukankah seorang teman akan melakukan itu semua?" Timpal Flo pura-pura polos.
"Teman? Teman rasa pacar atau pacar rasa teman?" Sahut Zhia dengan nada menggoda.
Flo berdecak,
"Sudahlah! Aku benar-benar tidak mau membahas tentang ini semua. Aku tidak akan berpacaran setelah ini. Aku tidak mau patah hati lagi." Tekad Flo bersungguh-sungguh.
"Bagaimana kalau Kenzo tiba-tiba melamarmu dan memintamu menjadi istrinya? Apa kau juga akan menolaknya?" Tanya Zhia tiba-tiba.
"Apa?" Flo tentu saja langsung terkejut. Gadis itu sedikit salah tingkah.
"Maksudku, tidak mungkin Kenzo punya pikiran sejauh itu. Kami saja sering berdebat dan bertengkar saat bertemu. Jadi mana mungkin Kenzo ada niat melamarku apalagi menjadikanku istrinya," Flo tertawa sumbang.
"Bibir bisa berbohong, isi hati siapa yang tahu, Flo?" Timpal Zhia sok bijak.
"Aku tidak mau berandai-andai. Yang jelas aku tidak akan menjalin sebuah hubungan dalam waktu dekat," sahut Flo diplomatis.
"Bagaimana perasaanmu pada Kenzo? Apa kau mencintainya?" Tanya Zhia kepo.
Flo menggeleng,
"Aku hanya menganggap Kenzo sebagai temanku. Tidak ada perasaan apapun. Hanya teman tidak lebih," jawab Flo dengan nada bersungguh-sungguh.
Zhia tertawa kecil,
"Sepertinya Kenzo harus berjuang lebih keras lagi untuk meluluhkan hatimu yang membatu itu," gumam Zhia masih terkekeh.
Flo memilih untuk tidak menyahut lagi.
Flo memang tak menyimpan perasaan apapun pada Kenzo. Flo hanya menganggap pria sekaligus atasannya itu sebagai temannya.
Hanya teman.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir hari ini.
Jangan lupa like, komen, dan vote 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Kustri
apa perlu didorong atau ditarik u membuka hatimu flo!
hahaaa...
2020-11-19
1
WiLLiAndaru's Mom
duhhh..friendzone
2020-10-04
0
Sept September
semangat
2020-09-24
1