" Reihan, adikku ayolah jangan marah begitu apa kau lupa kau itu sudah tumbuh bulu kan, masa kelakuanmu masih seperti itu "
Perkataan dari Jihan kakaknya itu membuat hatinya menjadi geli bukan Reihan namanya jika tak bisa menyembunyikan perasaannya ,meski ia sudah tak tahan lagi ingin tertawa
Reihan yang tak bisa berlama - lama marah dengan kakanya pun langsung
mengangkat ketiaknya, lalu memamerkan tumpukan bulu di ketiaknya yang berwarna putih itu
" Apa bulu ini yang kau maksud kak, ha "
Reihan pun akhirnya tertawa geli
" ihh, kau ini . Sudah cepat ,
kau turunkan , aku sangat jjijik melihatnya " Jihan menutup hidungnya
"aku sungguh heran kenapa banyak sekali perempuan yang berlomba -lomba untuk menjadi kekasihmu ,apa dia tidak tau jika kelakuanmu ini sunggu jorok sekali "
Jihan mundur beberapa langkah
" Asal kakak tau saja, ketiak adikmu yang kau bilang menjijikkan ini, bayangkan saja sudah banyak para gadis yang menggilainya "
Reihan tersenyum bangga
" Oh baiklah kalau begitu kakak, akan membeberkan bagaimana kelakuan mu agar semua orang tau jika Reiha yang terlihat keren ,tampan dan cool ini punya kelakuan menjijikkn di rumah " Jihan terlihat mengancam dengan serius
" Apaan Sih ah "Reihan dan Jihan kerap bertengkar seperti anak kecil, ya tak ada seorang pun di luaran sana yang tau kelakuan mereka berdua yang begitu manja
" Sudah sekarang cepat katakan, kenapa kau tidak mau di jodohkan dengan Ramos"
Melipat kedua tangannya, Jihan yang cantik dan tak kalah rupawan seperti Reihan memang sangat menyayangi adik lelaki satu - satunya itu ,tentu saja ia akan selalu menjadi pendengar yang baik untuk adiknya
" Mmm Kakak masih ingat kan bagaimana kelakuannya waktu kita berlibur kerumahnya di desa dulu "
" Ya tentu saja, bagaimana mungkin aku bisa melupakan momen manis itu, apa lagi saat Ramos mengelap tangannya di baju kesayanganmu itu kan " Jihan tertawa geli
" Huh ingatan mu masih sangat bagus ternyata kakakku , ya.. ya belum lagi ia sangat jelek sekali ,apa kau ingat rambutnya saja acak - acakkan seperti itu "
" Hmm " Jihan kembali tertawa geli kali ini ia menggeleng - gelengkan kepalanya
" Jadi hanya karena itu saja kau tak mau
di jodohkan papa dengannya, Aduh Reihan Itukan dulu Reihan , sudah belasan tahun lamanya, mana tau ia sekarang sudah menjelma dari itik buruk rupa menjadi angsa cantik jelita "
memberikan perbandingan agar Reihan mau merubah pilihannya
" Fiuhh... mustahil , aku yakin ia masih sama seperti dulu kak , dan maaf saja aku tidak akan bisa hidup bahagia dengan perempuan seperti itu kak. tolonglah kak bantu aku hentikan perjodohan ini ,mustahil bagiku bisa menyetujui menikah dengan perempuan seperti itu, tolong bantu aku rayu papa Kak, papa itukan tak pernah bisa menolak keinginanmu kak " Tampak sangat sedih sekali, Reihan berpura - pura,
mengantuk - ngantukkan kepalanya ke dinding
" Sudahlah tak perlu kau antukkan kepalamu seperti itu, kau tak bisa mengelabuiku "
Reihan tersenyum karena memang kakaknya tak pernah bisa ia bohongi, ia juga heran apa kakaknya ini seorang indigo atau bagaimana
contohnya saja pada saat bolos sekolah dahulu papa dan mamanya itu selalu berhasil ia kelabui tetapi tidak dengan jihan, padahal Jihan kan tak satu tempat sekolah dengannya
" Iya Kak, aku tau kau memang tak pernah bisa aku kelabui "Reihan menggaruk kepalanya
"Maafkan kakak ya Rei, tapi sepertinya untuk masalah yang satu ini tak mungkin, kau tau kan bagaimana papa, siapapun tak bisa membantah perkataannya "
Padahal Jihan diam - diam juga mempunyai misi yang sama dengan kedua orang tuanya, ia juga lebih menyukai Ramos untuk menjadi adik iparnya ,cuma dia tak mau mengutarakan langsung kepada Reihan, ia paham betul dengan Reihan jika masalah percintaan Reihan memang tak mau di campuri sama sekali
" Kalau kakak tak bisa membantuku, lebih baik aku akan kabur saja, lihat saja nanti "
Reihan mengancam
" Ya kaburlah sana, memangnya kau bisa hidup mandiri hahaha, lucu sekali "
Jihan menjawab dengan santai ucapan Reihan, lebih tepatnya Jihan seperti melihat sebuah guyonan yang keluar dari mulut adiknya itu
" Kak, kau pikir aku main - main ya "
" Ya terserah saja lah, kau mau serius atau main - main aku tak perduli, aku lapar mau makan dulu, tadi mama memasak enak sekali ,kau mau makan tidak "
" Aku tidak lapar Kak"
Kriuk
Kriuk
Terdengar suara cacing berbunyi dari perut Reihan ,jelas saja Reihan belum menyentuh makanan sama sekali dari pagi, karena ia sangat kesal dengan permintaan papanya itu
Jihan langsung tertawa geli dan menutup pintu ,lalu membuka nya kembali dan Melihat Reihan memegang perutnya
" Hihihi kalau lapar ayo cepat keluar makan, tidak baik jika kau menahan lapar nanti dek leihan bica atid eyut loh "
Candaan Jihan kembali membuat Reihan semkin emosi saja
" Kakak!!!! "
Dengan cepat jihan menutup pintu kembali
" kakak tunggu di meja makan ya "
Terdengar suara jihan berteriak
" Dia sama saja seperti mama dan papa menjadi sangat menyebalkan sekali "
Reihan duduk di kursi dan mulai menyiapkan pakaiannya ,lalu keluar kamar untuk mengambil uang dari brankas keluarga,
" Aku harus menyiapkan semuanya, aku akan mengambil uang cash dan membawanya, karena pasti nanti credit card ku dan atm milikku akan di blokir tuan Andi kim yang hebat itu "
Reihan masih saja sempat mengatai papanya
..................
Ramos yang masih bekerja pun terlihat sangat rajin sekali tentu saja selain
berambut pirang, cantik dan cekatan memang ia terkenal dengan si pirang pekerja keras oleh teman - temannya, umumnya ia memang lebih banyak memiliki teman lelaki dari pada perempuan, karena teman - temannya yang perempuan banyak yang takut jika pacar mereka naksir dengan Ramos, karena Ramos benar - benar cantik alami, selain itu dia juga bukan type gadis yang hobi hura - hura, apa lagi dia berasal dari kampung
tujuannya kekota adalah untuk mencari uang secara halal, bukan seperti teman - temannya yang dari kampung, berlagak seperti orang kaya padahal ayah dan ibu di kampung harus bekerja serabutan untuk mengirimkan uang bulanan
Ramos selalu memakai pakaian itu - itu saja
tidak glamour dan tidak uptudate soal gaya, tapi justru karena itu menjadi ciri khasnya
rambutnya yang pirang secara alami membuat orang - orang lebih sering memanggilnya Pirang , mungkin karena efek Ramos yang tidak suka keramas sewaktu kecil kaleeeee wkwkkwkw
Meski banyak sekali yang mengaguminya tetapi tak membuat Ramos besar kepala, ia tetap rendah hati, dan bergaul dengan siapapun , dan sampai sekarang pun tak ada satupun yang tau jika sampai detik ini Ramos sama sekali tak pernah pacaran, karena ia selalu memegang pesan ayahnya untuk tidak pacaran dulu ,sebenarnya jika ia mau ia bisa saja pacaran secara diam - diam lagian kan ayahnya di kampung, tetapi Ramos lebih memilih untuk memegang prinsip tidak ada pacaran yang lebih indah setelah menikah
Jam menunjukkan pukul, 21 :00 wib
Ramos pun besiap untuk pulang kekontrakannya , ia pun berpamitan dengan pemilik toko untuk segera pulang
" Bu, saya permisi pulang dulu ya "
" Baiklah lah Ramos kerja yang bagus, hari ini penjualan kue kita meningkat "Pemilik toko tersenyum padanya
" Alhamdlilah ya Bu, semoga semakin lancar rezeki kita Bu, "
" Tentu saja Nak, apa kau pulang dengan kekasih mu itu kah "Pemilik toko melirik Rambo yang dari tadi sudah dengan setia menunggunya
Pemilik toko sangat baik pada Ramos walaupun pada saat jam kerja mereka yang bekerja tak di beri celah sedikitpun untuk mengobrol, karena mereka memang di tuntut untuk profesional dalam bekerja meski hanya di sebuah toko kue saja, tentu saja dari
toko yang kecil kita belajar rasa tanggung jawab dan profesional dalam bekerja, hingga nanti akan mendarah daging kedalam diri ,akan menjadi modal awal untuk kita kedepannya nanti
" Dia bukan kekasihku Bu, hanya teman saja "
" Mm syukurlah aku juga tidak setuju jika gadis secantikmu memiliki kekasih sepertinya" Pemilik toko tertawa geli menggoda Ramos
"Mari Bu, saya pulang"
"Ya nak hati - hati di jalan Ya "
Ramos pun segera menemui Rambo yang sudah menunggunya dari tadi dengan memakai lamborgini tua miliknya, lengkap dengan kap yang sudah terbuka itu
"Ayo kita pulang "
Mobil tua yang tak memiliki atap lagi itu adalah teman setia Rambo yang sengaja ia bawa dari desa karena menurut bapaknya di kampung mobil itu adalah mobil keramat keluarga mereka, dari zaman kompeni belanda dulu.
Ntah apa yang di lakukan Rambo pada mobil tuanya itu karena dulu mobil tersebut atapnya tidak terbuka seperti itu
Tetapi yang jelas Rambo sangat bangga dengan mobilnya itu, meski kalau hari hujan ia juga akan basah kuyup, terkena siraman air
"Nona pirang, aku dari tadi sudah menunggu mu lama sekali disini "
Rambo menyisir rambutnya ia tampak begitu semangat saat melihat Rambo datang mendekatinya
Ramos tersenyum manis, ia tau jika Rambo menyukainya tetapi Ramos tak pernah sekalipun berbicara kasar terhadap Rambo meski ia tak menyukainya ,karena kita tidak tau apa yang akan di lakukan lelaki jika ia sakit hati dengan perkataan kasar dari perempuan yang menyukainya
"Ah Ramos, kau selalu saja begitu menungguku, kenapa tidak pulang saja, kan aku bisa naik ojek saja tadi
Apa kau tidak risih dengan tubuhmu yang belum mandi dari sore tadi "
Ramos sengaja menutup hidungnya, karena bau ketiak Rambo menyengat sekali ,cuma ia tak mau mengatakan langsung pada Rambo
ia takut menyinggung Rambo ia juga dulu ingat sekali pesan almarhum ibunya jika tak boleh berkata kasar, dan menyakiti siapapun meski ia di sakiti, kecuali jika keadaan terpaksa,
" Dengan melihatmu saja aku sudah merasa sudah segar, untuk apa aku mandi lagi"
Rambo tertunduk malu, ia juga tampan hanya saja ia tak suka berdandan
Ramos hanya tersenyum saja melihat Rambo yang terus - terusan menggombalinya
Ya dengan melihatku kau sudah merasa kena siraman air, maka aku juga sama melihatmu sudah seperti kambing
Ramos menahan tawa
" Ayo cepat naik "
" Siap permaisuriku "
Lagi - lagi Ramos hanya tertawa saja melihat kelakuan Rambo yang bahkan sudah puluhan bahkan ratusan kali menggombalinya
Mereka berdua pun menyusuri jalanan malam dengan sangat tenang, ditambah lagi musik dangdut dari mobil Rambo
" Rambo ,sepertinya mau hujan "
Tetesan air hujan mulai berjatuhan
.....
Reihan yang sudah bersiap untuk kabur pun sudah tampak berdiri di belakang rumahnya ia sudah meletakkan tangga untuk memanjat , Reihan terpaksa melakukan ini ia tak mau jika papanya terus - terusan memaksanya untuk di jodohkan dengan Ramos,
Ia membawa beberapa potong pakaian dan membawa uang cash di dalam tasnya,
ia sengaja tak membawa ATM dan juga kredit card karena akan dengan mudah mereka menemukan Reihan lagi pula bagaimana jika papa nya membloki kartu kredit dan Atmnya itu akan semakin sia - sia saja, lagian namanya juga kabur masa harus di ketahui orang tentu saja jangan sampai meninggalkan jejak
Sebelum kabur Reihan pun sudah menyiapkan kertas dan pena ia sengaja ingin memberi kesan yang agak drama
" Sebelumnya aku akan menulis surat di kertas, agar papa dan mama tak memaksa ku lagi, lihatlah aku yakin mereka akan sangat khawatir padaku "
Dear : papa, mama ,Reihan akan pergi mencari sendiri calon istri . untuk papa dan mama tolong papa jangan paksa Reihan untuk menikah karena Jika Reihan di paksa menikah dengan Ramos sama saja papa dan mama sedang menyuruh Reihan untuk mati secara perlahan, apa papa mau menyuruh anak lelaki papa ini untuk mati dengan cara seperti itu ha, tidak kan
Karena Reihan tak mungkin bisa hidup dengan perempuan itu
papa, mama. tenang saja, Reihan tidak membawa apapun, mama dan papa bisa lihat
bagaimana nanti Reihan bisa sukses tanpa bantuan kalian
Tertanda : Reihan Kim
Papa nya menggeleng - gelengkan kepalanya
" Ah dia pikir aku bodoh apa, bagaimana aku semakin percaya untuknya menikah dengan gadis pilihannya, bisa - bisa ia dengan sangat mudah di bodoh - bodohi oleh perempuan pilihannya dan menjual semua aset perusahaan milik keluarga ku, yang telah lama di rintis dari zaman kakek nenek buyutku. Jihan coba kau lihat isi brankas sudah kosong kah "
Jihan berlari menuju brankas untuk melihatnya
Tak lama Jihan turun setelah menghitung jumlahnya
" Bagaimana Nak, apa masih ada uangnya "
"Hanya berkurang lima ratus juta saja Pa"
Papa Reihan menggelengkan kepalanya
" Kau lihat Ma, kelakuan Reihan ia benar - benar tak bisa diharapkan, aku tak percaya jika ia kabur hanya membawa tangan kosong saja "
Mama Reihan tertawa geli " Dia lucu sekali ya Pa, "
" Lucu apanya dia selalu saja membuatku semakin ingin secepatnya menikahkan ia dan Ramos "
" Jihan cepat kau telpon Ardi "
" Untuk apa Pa "
" Sudah sini berikan telponnya biar papa yang bicara " Jihan menelpon Ardi dan memberikan telpon kepada papanya
" Ardi suruh orang mengerjai Reihan papa ingin lihat sekuat apa ia bisa bertahan di luar sana "
Terdengar Ardi suami Jihan menyetujui permintaann Papa mertuanya
" Iya lakukanlah, dia masih berada di sekitaran rumah, tak mungkin dia akan mengelabui satpam komplek kan "
Memberikan kembali ponselnya pada Jihan
" Ini ambil ponsel milikmu "
"Dia akan segera pulang sendiri kerumah besok pagi kita lihat saja "Papa Reihan begitu yakin sekali dengan ucapannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
astri rory ashari
gw bayangin kalo Rambo rambutnya gondrong pake clana cutbray plus bawa odong2 buat jemput Ramos....berasa kaya pemain sirkus nyasar y ga sich😅😂😅
2021-06-01
1
Evianna@03
lagi seru2nya tiba2 iklan shoope kenapa ya Thor
harus ada iklannya
2021-05-03
0
Siti Aisyah
aku setuju sama papanya, Reihan itu memang bo**h😂😂😂😂😂
2021-04-19
1