" Kasihan tante Ratna ya ma, berarti papa juga fans tante Ratna ya, Ma heheh "
Jihan tersenyum geli gadis yang beranjak remaja itu seolah paham mengenai kehidupan percintaan orang tuanya itu
" Iya itu kan dulu sayang, waktu papa mu, belum ketemu mama "
mengusap kepala Jihan agar tak terlalu banyak bertanya lagi
" Apa keistemawaan tante Ratna Ma, sampai banyak orang yang menyukainya, bukankah kalau sekedar cantik saja, itu tidak menjamin disukai banyak orang Ma, "
" Iya sayang ,oh anak perempuan mamam ini benar - benar ingin tau sekali rupanya, baiklah mama jelaskan sedikit ya sayang, Jija seorang gadis itu baik ditambah lagi ia memiliki paras yang cantik tentu saja itu akan selalu banyak disukai oleh setiap orang, Kakak Jihan besok harus seperti itu ya, Coba saja Jihan lihat Ramos anak tante Ratna, bagaimana ia begitu rajinnya ,mama yakin ia nanti akan tumbuh menjadi gadis yang hebat "
Jihan yang sudah menjelma sebagai anak remaja ,atau lebih tepatnya anak baru gede,
ia duduk di kelas enam sekolah dasar tahun depan ia sudah duduk di sekolah menengah pertama, tentu saja ia sedikit paham jika di ajak bercerita .
" Ramos... Ramos "
Terdengar ibunya memanggil Ramos
" Iya Bu, "
Suara langkah kaki berbunyi dengan cepat dari arah dapur
Kelebihan Ramos yang benar - benar patut di tiru, jika orang tuanya memanggilnya dengan sangat cepat ia akan datang menghampirinya
" Pergilah ketoko dulu belikan ibu lilin dulu nak , biasanya malam ini giliran mati lampu di desa kita"
Dengan cekatan Ramos mengeluarkan sepedanya lalu berlalu dengan cepat meninggalkan ibunya
Kahidupan di desa berbeda dengan kota, apa lagi pendudukdesa sangat ramah tamah, dan sangat perduli dengan satu sama lain, jadi tak perlu khawatir jika anak sekecil Ramos berkeliaran di kampung pada malam hari pun, karena mereka punya kebiasaan mengaji kesurau
Mama Reihan keluar kamar melihat Ramos yang berlalu dengan sepedanya, papa nya menggendong Reihan yang sama sekali tidak mau turun
" Anak perempuan mu cekatan sekali jika di suruh - suruh ya "
Ayah Reihan berdecak kagum melihat Ramos
lalu kedua orang tua Reihan saling berpandangan, dan kembali melihat Reihan
lalu tersenyum penuh arti
" Iya memang begitu , selalu berani tetapi ya itu dia malas mandi dan tak mau keramas"
Tersenyum kearah Ramos yang menghilang di tengah gelapnya malam
Sebenarnya ibu Ramos sangat menyayangi Ramos, hanya saja karena jarak Ramos dan adiknya begitu dekat membuat ibunya lebih memberi perhatian pada adiknya, dan jadilah Ramos kecil tumbuh dewasa sebelum waktunya
" Wajar saja dia itu masih bocah , kalau sudah tumbuh remaja dia nanti akan lebih cantik dari mu Ratna "
Laila memegang pundak Ratna
.....
"Aaawww !"
Reihan terkejut saat seseorang menepuk pundak nya
" Ah kakak, bisa tidak kalau mau masuk ketuk pintu dulu"
" Bagaimana kakak mau mengetuk , pintu kamarmu saja terbuka lebar seperti itu.
kenapa muka mu masam sekali seperti ada masalah berat saja,"
Menatap heran kearah Reihan dengan penasaran padahal sebenarnya ia sudah mendengar dari dalam kamar, saat Papanya menyuruh Reihan membuka pintu kamarnya yang sengaja ia tutup kuat sekali
" Padahal aku tadi sudah menutupnya waktu papa di depan kamar, aku takut saja nanti di kira anak durhaka karena membiarkan papa berdiri di depan pintu, ternyata setelah di buka papa malah tidak ada ..hmmm "
Reihan membela diri, ia takut jika kakaknya itu akan marah, karena di rumah ini memegang prinsip harus patuh kepada kedua orang tua apapun kondisinya
"Ya.. ya.. baguslah, awas saja jika kau berani membuat hati papa terluka, aku akan sangat marah besar "
" Kau sudah dengarkan permintaan
papa tadi?"
" Permintaan apa ? yang mana ?" Jihan mengernyitkan alisnya
Reihan berdiri dengan berkacak pinggang
" Masa kau tidak dengar Kak, ah kau pasti berbohong kan "
" Memang iya, aku tak dengar sama sekali, cepat katakan ada apa sih "
Jihan merasa kesal karena Reihan masih juga bertele - tele menyampaikan perihal apa yang membuat ia kesal dengan papanya itu
"Papa akan segera membunuh masa depanku kak"
Menunduk sedih sambil menggelengkan kepalanya
" Membunuh bagaimana sih, kau ini coba lah Reihan berbicara yang jelas, kakak semakin tidak paham maksudnya bagaimana "
Jihan menggaruk kepalanya
"Ah sudahlah, nanti saja aku jelaskan "
Reihan mengambil kunci mobil lalu pergi meninggalkan Jihan sendirian dikamarnya
" Reihan .. Reihan, kau mau kemana, ceritakan dulu "
" Aku mau mencari angin dulu kak , kepalaku pusing berada di rumah"
Jihan terheran - heran mendengar ucapan yang keluar dari mulut Reihan
" Maksudnya bagaimana aku tak mengerti papa ingin membunuhnya, apa sih Reihan mana mungkin papa akan membunuhnya, aku rasa ia mulai tidak waras "
Jihan menghela nafas panjang
Karena rasa penasarannya yang besar ia pun berjalan menuju ruang kerja papanya
ya semenjak papanya sakit - sakitan Reihan dan Jihan lah yang mengurus semua urusan perusahaan ,terkadang suami Jihan lah yang lebih sering mengurus perusahaan Reihan sesekali saja menengok keperusahaan, karena sesuai janji papanya ia di perbolehkan mengurus semuanya jika menikah dengan perempuan pilihan papanya
Jihan yang penasaran langsung masuk kedalam ruang kerja papanya
" Pa , papa ?"
Jihan mengintip papa nya dari jendela
" Ngapain kamu di situ Nak, ayo masuklah"
papanya sangat menyayangi Jihan, terlebih
ia juga iba karena melihat Jihan yang belum juga di karuniai seorang anak
Jihan pun membuka pintu kamar papanya lalu ia terkejut karena ternyata mamanya juga berada di dalam sana
" Eh ada mama juga rupanya di sini"
" Kenapa sayang ?" Mama Jihan mengelus rambut Jihan , Jihan masih saja di perlakukan seperti anak gadis yang belum menikah, begitulah kasih sayang orang tua kepada anaknya, meski anak sudah menikah pun kasih sayang mereka tidak pernah pudar berbeda sekali dengan sang anak terkadang mereka yang sudah menikah jarang sekali yang bisa menyayangi orang tua sama seperti mereka menyayangi kita sewaktu kecil
" suamimu belum pulang nak ?"
Jihan menggelengkan kepalanya " Mas Ardi banyak kerjaan Ma, tadi dia nelpon juga kalau pulangnya agak malam "
" Terkadang papa kasihan melihat suamimu, yang bekerja terlalu keras ,cuma mau bagaimana lagi, papa belum berani memberi tanggung jawab lebih kepada adikmu itu, apa lagi dia selalu saja bersama perempuan - perempuan tidak jelas itu "
Papanya tampak emosi
" Sudah Pa, nanti juga berubah " Jihan membela adiknya, di keluarga ini rasa sayang antara satu sama lain benar - benar terasa, sekali didalam rumah .
tampak kehidupan keluarga yang begitu adem dan harmonis,
karena suasana kekeluargaan, kasih sayang, semua nilai - nilai keimaanan begitu tertanam di keluarga ini
" Oh ya Pa, Reihan kenapa dari tadi
marah - marah terus?"
Mama dan papanya saling berpandangan seperti sedang menyembunyikan sesuatu darinya
Dengan lembut Mamanya langsung mengalihkan pembicaraan
" Kau kapan akan berangkat ke singapore sayang "
" Besok ma, tunggu mas Ardi pulang dari luar kota"
Jihan sudah lama menikah jarak usianya dan Reihan terpaut lima tahun usianya sekarang sudah menginjak 28 tahun tetapi ia belum juga diberi keturunan ntah apa penyebabnya padahal mereka berdua sama - sama sehat dan tidak ada masalah
" Semoga program bayi tabung kali ini berhasil ya sayang "
mengelus kepala Jihan
"Semoga saja Ma, ini menjadi ikhtiar Jihan yang terakhir "
Jihan memeluk mamanya
" Terimakasih mama sayang doakan aku"
" Apa kau tak perlu doa dari papa "Papa nya tampak membuang muka, Papa Jihan memang begitu ia suka sekali bercanda pada anak - anaknya
" Tentu saja papa aku sangat butuh doa papa juga "
Memeluk papa dan Mamanya secara bersamaan
" Pa kalian menyembunyikan sesuatu dariku kan , ayo cepat katakan !"
Jihan sangat penasaran dengan kedua orang tuanya yang seperti sedang menyembunyikan sesuatu
" Sudah tidak ada apa - apa cepatlah keluar dari sini mama sudah tidak tahan bau rokok papa mu ini sangat menganggu"
.......
Reihan yang memutuskan pergi mencari udara segarpun langsung melajukan mobilnya dengan kencang dia membawa mobil secara ugal - ugalan
" Mereka sama saja ingin membunuhku jika aku harus menikah dengan tarzan itu tak bisa aku bayangkan harus menghabiskan hidupku dengannya,
jangankan untuk menikah dengannya membayangkannya saja aku sudah tak ingin hidup lagi"
Kring
Kring
Suara ponselnya berbunyi
" Siapa lagi sih yang menelpon" , Reihan melihat sebuah nomor baru menelponnya
lalu mengangkatnya
" Halo , Reihan"
" Iya , siapa" Dengan muka sangat jutek ia mengangkat telpon dengan sangat marah .
" Apa kau sudah benar - benar tak mengenal suara ku " Terdengar suara tertawa yang khas yang sudah tidak asing di telinganya
" Bryan ? Apa itu kau !"
" Aku kira kau sudah melupakan ku" , tertawa dengan keras
"Kau sudah pulang ? ", kenapa tak memberi tahuku"
" Aku sudah lama datang kembali kemari, aku di terima di sebuah kampus untuk mengajar program strata dua"
" Hebat sekali kau ternyata , kau di mana sekarang aku akan menyusulmu"
" Aku akan mengirimkan alamatku tunggulah di situ"
Seorang gadis yang berpenampilan biasa saja duduk termenung menunggu dosen masuk ia harus menunggu waktu satu tahun setengah lagi untuk menyelesaikan study S2 nya
" Lama sekali dosen baru ini datang , aku sudah sangat bosan menunggunya"
Seorang lelaki tampan berusia muda
kira - kira berusia 25 tahun masuk kedalam ruangan dia duduk dan memperkenalkan dirinya tetapi sudut matanya terus mengarah kesudut tertentu
" Baiklah semuanya maaf saya agak telat , perkenalkan nama saya Bryan atmaja , saya mengajar mata kuliah sosiologi hukum
saya ingin mengabsen dulu untuk kenal kalian lebih dekat"
- Arisandi
- Ferdian saputra
- Afina aghniya saputri
-Muhammad adelard jibril
Adreena salasatunisa
- Ramosa
Giliran nama Ramos di panggil
" kau seorang perempuan ternyata " , Bryan tersenyum kearah Ramos
" Iya pak memang begitu semua orang mengira saya laki - laki"
Menggaruk kepalanya
"Siapa panggilan mu ?"
" Semua orang memanggil saya Ramos pak"
" Kenapa tidak di panggil Ara saja, aku lebih menyukai memanggilmu dengan panggilan Ara bagaimana "
Ramos tersenyum " Ya terserah bapak saja lah "
" Bisa kau buka topi mu jika pelajaran saya"
memandang tajam kearah Ramos
Ramos membuka topinya dengan terpana Bryan melihat kearah gadis yang
benar - benar cantik secara alami itu membuat Bryan terkejut di balik topi itu ternyata ada sosok bidadari berambut pirang, dan tampak dari lehernya gadis itu berkulit amat putih bening, sangat jelas sekali wajah cantiknya saat di buka topinya
"Pak , haloo ? " Ramos melambaikan tangannya sebenarnya ia sudah biasa mengalami itu, makanya ia malas sekali membuka topinya
" Oh iya , jika didalam pelajaran saya mulai kedepannya jangan menggunakan topi di dalam ruangan ya "
" Baik pak" , ucap Ramos
Pelajaran dengan dosen baru telah selesai selanjutnya Ramos kembali kekontrakan yang tak jauh dari kampusnya untuk bekerja di toko roti
Semenjak kepergian ibunya kehidupan keluarga Ramos berubah, seluruh keluarga ibunya mengambil hasil perkebunan, hanya meninggalkan rumah papan tua, itu dan sepetak sawah saja selebihnya, mereka tak punya apa - apa lagi,
Itulah sebabnya Ramos bertekad untuk merubah nasib keluarganya ,Ramos bekerja keras untuk memperbaiki hidup keluarga nya ia bekerja siang dan malam terkadang ia menjadi badut penghibur ,cleaning service semua pekerjaan halal sudah semua ia coba ,pernah suatu hari ia ditawar oleh seseorang untuk menjadi wanita penghibur tetapi dengan sopan ia menolak secara halus
" Sayang kan wajah cantikmu , kulitmu sangat halus dan putih sebaiknya akan lebih bagus jika kau tak usah bekerja terlalu keras"
Itulah kata - kata yang masih selalu terngiang oleh Ramos, lelaki yang masih muda berusia kira - kira 32 tahun , wajahnya pun masih begitu jelas saat dia menawarkan Ramos untuk menjadi simpanannya
" Aku jadi sangat takut jika menikah dan memiliki suami seperti itu ",
Ramos menghela nafas panjang
Reihan sampai di kampus yang di sebut oleh Bryan " Sepertinya memang ini ",
melihat catatan di ponselnya
Bryan buru - buru berjalan dengan cepat , Ramos pun berlari untuk menunggu angkutan umum karena ia harus segera pergi ketempat kerja
" Halo Bryan aku sudah di kampus ini kau di mana ? "
Sambil mengamati ruangan sekeliling
" Tunggu saja di sana aku sebentar lagi menyusulmu"
" Baiklah"
Reihan mematikan telpon melihat sekeliling kampus
Kurang lebih 15 menit seseoran menepuk pundaknya dari belakang
" Bryan? "
Reihan dan Bryan saling berpelukan karena rindu sekali tak bertemu sahabatnya itu,
Beberapa mahasiswa menatap curiga kearah mereka yang berpelukan dan saling bergandengan
" Rei , cepat kau lepaskan tanganmu kau lihat mereka menatap kita"
Buru - buru Reihan melepas tangannya
"Sial apa mereka mengira kita ini homo"
memandang orang - orang sekeliling
" Ya , tentu saja dunia sekarang semakin gila apalagi kita memiliki wajah yang tampan"
Bryan merapikan kerah bajunya
" Kau tidak berubah ,selalu saja begitu"
hahaha aku pikir kau sudah melupakanku
apa yang kau lakukan di luar negeri sana ,
apa kau pulang membawa gadis bermata biru ha , ayo cepat katakan padaku "
Reihan menggoda Bryan
" Aku tidak suka produk impor menurutku produk lokal lebih menarik dan berkualitas"
Menyenggol Reihan dan tertawa cekikikan
" Bagaimana dengan mu apa Claudia dan Maria masih sangat suka kau goda, ha "
"Aku sudah di putuskan oleh Claudia, meski aku masih sangat berharap padanya ,
Kalau Maria kau tentu saja tau, dengan melihatnya saja lelaki mana yang tak berselera, apa lagi ia sungguh seksi sekali "
Reihan tertawa
" Itu bukan cinta Reihan, Cinta itu tak memandang fisik "
" Ooww oow, baiklah aku rasa ada yang sudah tobat sepertinya, its okay men, tetapi tetap saja aku tak yakin padamu, jika kau sudah tobat "
"Ya aku ingin fokus mencari calon istri "
Bryan tersenyum pada Reihan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Patrick Khan
,mampir kak..sambil nunggu novel kakak satunya up..antara takdir dan cinta 😊😊
2022-06-21
0
astri rory ashari
beneran tuch namanya secuil gitu..Ramosa...mungkin waktu ngadon bikin Ramos setengah mati berasa dijajah kali emaknya..giliran lair kasih dech nama Romusha...sama Otor dirubah jd Ramos...gegara Otornya juragan beras..Ramos😂😁
2021-06-01
0
Yuli Rahma
cinta segitiga donk
2021-04-08
0