Ramos memilih untuk segera beristirahat karena ia tampak begitu sangat lelah sekali kuliah dan kerja menjadi rutinitasnya sepanjang hari yang ia lakukan semenjak kuliah dan pindah kekota, Ramos berjuang untuk masa depan dan juga berjuang untuk mengangkat derajat keluarganya, yang terpuruk setelah kematian ibunya
Sebelum ia benar - benar terlelap tidur ia mengambil ponselnya dan kembali melihat poto ayah, ibu dan Dion adiknya , sejenak mengalihkan pikirannya yang terus - terusan terpikir dengan uang didalam tas tersebut,
"Kalian adalah alasan mengapa sampai saat ini aku bisa bertahan sekuat ini, doakan aku Ayah agar nanti apapun yang sudah aku lakukan kelak akan membuat kalian semua bisa hidup lebih layak "
Ramos meneteskan air matanya
Bayangkan saja ia seorang diri memberanikan diri merantau untuk melanjutkan kuliahnya tanpa mengenal sanak saudara yang ada di kota, Ramos juga tak terlalu berharapi jika ada saudara di kota, toh ia juga tetap akan berjuang sendiri pada akhirnya, apa lagi ia hanya mempunyai modal otak saja tak seperti sanak saudaranya yang bergelimang harta dan juga sangat sombong sekali pada Ramos dan ayahnya
Tidurlah Ramos karena besok kau akan mulai menghadapi hari yang sangat berat sekali
..............
Suara kokok ayam membangunkannya, di tengah bunyi suara Alarm jam weker yang telah usang , pertanda hari telah subuh, Ramos pun selalu terjaga jam empat subuh ,gadis kecil yang kumal itu menjelma menjadi
perempuan sempurna dengan segala kesederhanannya, seperti biasa ia menunaikan kewajiban agamanya
Tak seperti hari - hari biasanya , ayahnya menelponnya sepagi ini
" Ayah, kenapa menelponku jam segini, atau jangan -jangan " pikiran Ramos mulai tak menentu ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada adiknya
" Halo iya Ayah, ada apa Ayah "
Ramos tampak menahan air matanya agar tak jatuh ke pipi, serta mengontrol suaranya agar ayahnya tak mendengar jika ia sedang menahan kerinduan untuk pulang kedesa, ditambah lagi ia takut hal buruk terjadi pada Ayah dan Dion adiknya, karena sudah satu tahun Ramos tak bisa pulang tentu saja karena kendala biaya, maklum saja Ramos sendiri bekerja serabutan untuk memenuhi keperluan hidupnya, untuk makan sehari - hari saja ia kadang kekurangan, kerap kali ia berpuasa jika tak dapat membeli makanan
tetapi Ramos sama sekali tak pernah mengeluh dan menampakkan kesusahannya kepada siapapun, termasuk kepada teman - teman dekatnya, baginya meminta - minta kepada orang lain adalah hal yang sangat merendahkan martabatnya sedangkan ia masih di berikan tuhan fisik yang kuat serta kesehatan agar bisa berusaha lebih keras lagi Ramos akan merasa sangat malu dan terhina jika ia harus di kasihani, karena di luaran sana banyak yang kekurangan tapi memilih untuk tetap bersyukur, Mungkin Ramos bisa saja mendapatkan banyak uang dengan cara instan apa lagi ia memiliki fisik yang tak kalah cantik dari model papan atas, hanya saja ia tak pernah mau berpikir untuk melakukan pekerjaan kotor seperti itu
dia adalah gadis yang memegang prinsip, gadis baik yang selalu menjaga kehormatannya dan juga keluarganya
" Kau baik - baik saja nak, Ayah dari tadi malam tidak bisa tidur karena memikirkanmu terus nak, "
Meski seorang ibu yang mengandung anak selama sembilan bulan, tetapi tetap saja didalam diri setiap anak mengandung darah ayahnya, peeling orang tua itu tak pernah salah
Ramos pun berbicara dengan terbata - bata ia berusaha berbicara seperti biasanya padahal air mata sudah sangat deras mengalir di pipinya, ia benar - benar sangat rindu pada ayahnya dan Dion, tetapi ia tak mungkin pulang sekarang justru nanti keluarganya akan semakin di cemooh karena ia pulang tak menghasilkan apapun
"Tentu saja Ayah Ramos baik - baik saja, sebentar lagi Ramos akan segera Wisuda , lagian Ramos selalu makan enak disini ayah, ayah matikan saja telponnya biar Ramos saja yang menelpon ayah nanti pulsa ayah habis " Ramos selalu berbohong pada ayahnya mengenai kehidupannya di kota, ia tak pernah mau membuat ayahnya menjadi kepikiran dan menambah bebannya ,yang ia tau kehidupan Ramos di kota sangat tercukupi ,padahal Ramos harus membanting tulang setiap hari untuk bekerja apa saja asal halal
" Syukurlah kalau begitu Nak, kapan kau bisa mengirimkan uang untuk pengobatan Dion nak, adikkmu harus segera membeli obat kembali " Suara ayahnya terdengar begitu sedih, sepetak sawah tidaklah cukup untuk menghidupi mereka karena biaya pengobatan Dion sangatlah besar, dan rutin satu - satunya jalan agar Dion sembuh adalah membawanya berobat kekota dan membutuhkan biaya yang sangat besar
Ramos kembali menarik nafas panjang ia tak tau lagi harus berkata apa dan bagaimana sedangkan untuk besok saja ia belum tau mau makan apa, karena gajian masih lama, ia sangat malu meminjam uang terus kepada pemilik toko sebelum gajian
" Besok Ramos akan kirim uangnya, sekarang ayah istirahat saja lah dulu ya " Ramos menenangkan ayahnya
"Iya Nak, ayah memang tak bisa tidur semalaman karena terus saja memikirkanmu nak, ntahlah perasaan ayah malam ini maklumlah ayah sudah tua " Ramos tau ayahnya pasti juga sedang menangis
" Baiklah nak, ayah sangat bangga padamu, jaga dirimu baik - baik nak " Mematikan telpon
" Baik lah ayah istirahatlah, asalammualaikum "
Ramos pun menutup telponnya dan kembali bersandar di dinding papan kontrakannya yang mulai lapuk itu, dengan masih mengenakan mukenah , kegalauan pun semakin jelas nampak di mata Ramos, kesempatan setan untuk menggoda imannya kembali ,muncullah ide di benaknya untuk mengambil sedikit uang dari tas tersebut untuk dikirimkan kepada ayahnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Yuli Rahma
pinjamlah dlu uang calon suami juga..GPP Ramos
2021-04-09
2