Ramos pun sampai ketempat kerjanya
ia buru - buru mengganti pakaiannya di toilet belakang ,mengganti dengan pakaian kerja yang menggunakan rok mini, ia terlihat sangat cantik sekali
" Apa kau sudah datang dari tadi ? " Ramos langsung menuju ke meja kasir , ia mengajak mengobrol teman satu shifnya itu
" Tenang saja aku sudah mengaturnya jangan khawatir ,boss tidak akan marah padamu pirang "
Menenangkan Ramos yang tampak sangat tergesa - gesa
Dia teman yang sangat baik, sama - sama berasal dari gadis kelah bawah, ya berjuang dari hari kehari hanya untuk mencari sesuap nasi, cuma bedanya Alexa ia harus menghidupi kucing - kucing nya saja, karena ia juga yatim piatu, ia lah satu - satunya sahabat yang tulus kepada Ramos selama ini,
" Baiklah biarkan aku yang melayani pembeli disana "
Ramos berlari kearah pengunjung yang sedang memilih roti
Di tempat lain
Bryan dan Reihan berbincang - bincang di tempat duduk dekat kampus, yang ada seperti taman bunga mini di sana memang asyik untuk mengobrol berdua,
lagi - lagi orang melihat mereka seperti sepasang penyuka sesama jenis , maklumlah di jaman sekarang sangat sulit membedakan mana lelaki normal dan mana lelaki yang beaseksual apa lagi mereka berdua adalah dua orang pemuda yang tampan yang mana, biasanya cowok tampan itu di zaman sekarang bisa di kaitkan dengan hal - hal begitu
" Kau sendiri sudah menikah? "
Melirik kejari tangan Reihan melihat jika ada cincin yang melingkar
" Apa yang kau lihat ? "
Mengangkat tangannya lalu menaruhnya di wajah Bryan
Lagi - lagi para mahasiswa di kampus tersebut memandang mereka curiga
" Ah Rei bisakah kau tidak usah memperlakukanku seperti itu , lengkaplah sudah orang akan mengatakan aku dosen gay dari amerika "
Bryan memukul wajahnya
" Hahaha sudahlah sebaiknya kita mencari makan saja di luar, hari ini aku juga libur bekerja "
Berdiri dengan menarik tangan Bryan
" Rei cepat lepaskan tanganku , kau tak bisa lagi menyamakan zaman kita dengan zaman sekarang, apa lagi sekarang mereka punya tempat di negara kita ini, huh sudah hampir seperti amerika saja, aku rindu negara kita yang dulu "
Wajah Bryan tampak begitu masam karena beberapa orang tampak berbisik - bisik termasuk salah satu dosen senior di kampus itu
" Pak Atmaja " Bryan menegur salah satu dosen dikampusnya ia berusaha bersikap seperti biasanya ia lupa ini indonesia tentu saja hal - hal yang mencurigakan masih di anggap tabu berbeda dengan amerika yang menganut sistem liberal kebebasan di muka umum lelaki atau perempuan melakukan hubungan seksual di tempat umum merupakan hal yang biasa saja
" Ah kau ini " , Bryan masih sangat kesal dengan kelakuan Reihan padanya ini adalah hari pertama yang buruk untuknya sebagai dosen di kampus ini, hmm ntah apa yang akan di pikirkan orang - orang tentangnya
" Hahaha sudahlah biarkan saja mereka berpikir buruk tentang mu, kawan bukan kah itu bukan masalah besar "
Reihan kembali menggoda Bryan
" Ya, bukan masalah besar gundul mu "
" Wah.. Pak Bryan itu yang aku tunggu, ucapan itu ternyata kau masih sama ya "
Reihan tertawa dengan keras
" Kau kembali memancing ku, padahal aku sudah susah payah mengendalikannya "
Bryan merapikan kerah bajunya
" Hah, sudah lah ayo kita pergi ,
mau makan di mana kita? "
" Apa di otakmu hanya makanan saja Rei apa kau tak punya pacar? "
merebahkan badannya di kursi mobil dan membiarkan Reihan mencari tempat untuk berhenti duduk mencari restoran terdekat
Reihan pun mulai bercerita dengan serius
" Aku baru putus dari claudia "
" Syukurlah, itu keputusan yang bagus aku memang tidak suka kau berhubungan dengannya "
" Ah kau ini, bukannya mendukung ku "
Reihan tampak kesal
" Kau tau sendiri mama dan papaku selalu ikut campur jika sudah menyangkut masalah percintaanku Bryan , dan ini akan sangat sulit untuk aku mencari pasangan jika mereka terlalu mengatur kehidupanku "
" Tapi Brow , jika aku jadi kau, aku akan sangat setuju dengan pikiran mereka ,kau itu anak lelaki mereka satu - satunya, wajar saja mereka seperti itu, karena keturunan mereka akan lahir dari mu, tentu saja mereka akan memilih menantu seorang perempuan yang jelas, kali ini aku sangat setuju dengan mereka, kau kan memang tak pernah bisa memilih perempuan " menggeleng - gelengkan kepalanya
" Apa tak bisa memilih perempuan ?!
kau lihat lah semua mantan - mantan ku
dan perempuan yang bersamaku, adalah orang - orang terkenal dan terpandang, cantik, seksi dan wahh bodynya bikin meleleh "
Reihan mengedipkan matanya
" Ya.. ya tapi setiap orang tuakan ingin yang terbaik untuk anak - anaknya, kau beruntung masih di perhatikan orang tua sedangkan aku sampai detik ini aku tak tau bagaimana wajah kedua orang tuaku, apalagi mereka meninggal saat kapal tenggelam "
Bryan menghela nafas panjang
"Sabar browh kita punya ujian masing - masing tapi setidaknya kau bisa memilih siapa yang akan menjadi pendamping mu nanti " Reihan menyandarkan tubuhnya di kursi mobil
" Ya tapi Aku sudah menemukannya Rei"
Wajah Bryan tampak tersenyum bahagia"
" Wahh siapakah wanita sial itu "
Reihan tertawa mengejek
" Dia benar - benar istimewa sesuatu yang menarik hatiku di kampus tadi, ia berbeda tak sama dengan semua gadis - gadis yang pernah aku temui, dan ia sangat unik"
Tersenyum manis dengan wajah yang sangat cerah seolah punya power untuk bercerita ibarat baterai ponsel yang sudah terisi penuh
" Cepat kau katakan , mana dia aku ingin mengenalnya, aku yakin ia akan tertarik padaku nanti "
Reihan penasaran sekali sepertinya
" Sudah berhentilah dahulu , nanti akan aku ceritakan "
Mereka pun berhenti di sebuah restoran yang bersebelahan dengan toko kue tempat Ramos bekerja
Reihan memanggil pelayan
" Iya tuan ini menunya "
Menyerahkan buku menu kepada Reihan dan Bryan
" Kau mau makan apa cepatlah pesan "
Membolak - balik buku menu
" Terserah kau saja "
"Kalau aku nanti kau tau lah seleraku makanan jepang "
" Emm baiklah, tunggu dulu aku sudah rindu masakan khas nusantara "
Membuka menu masakan
" Nah ini dia favoritku Masakan padang ,masakan khas minang "
" Tolong rendangnya ya "
Bryan lagi - lagi mengedipkan matanya kepada pelayan laki - laki tersebut
Reihan melirik kearah sahabat laki - lakinya itu
" Hei kau jangan - jangan ! kenapa aku tiba - tiba menaruh curiga padamu semenjak kau di amerika ya, ? "
Mendekatkan wajahnya kepada Bryan seperti sedang menyelidik sesuatu
" Apa? aku masih sangat normal kawan , bahkan aku hanya akan menunjukkan kenormalanku pada gadis itu "
menghembuskan asap rokok kewajah Reihan
" Ah lama sekali, kau tunjukkan saja kenormalanmu, aku tau di mana banyak tempat gadis - gadis cantik, bagaimana ha "
Reihan berbisik ketelingan Bryan
" Aku sudah muak, dan aku rasa sudah saatnya aku berhenti bermain - main ,ayo lah brow kita hentikan kelakuan tak berguna mu itu, kau tak ingin hidup serius apa '
Aku bahkan sedang mengincar produk lokal yang tak kalah cantiknya "
" Perempuan yang kau ceritakan di kampusmu itu,
Ayo cepat tunjukkan padaku biar aku bisa menyalipnya , ha"
Reihan tersenyum kecil
" Tidak bisa gadis satu ini akan aku jadikan pelabuhan terakhirku kau jangan coba - coba menggodanya
"termenung dengan tatapan penuh cinta
" Nah bagaimana kalau dia yang ternyata menggodaku, aku harus bagaimana
apa kau yakin dia gadis baik - baik, biar aku dulu mengetesnya "
Reihan kembali menggoda Bryan, ternyata jika lelaki bertemu satu sama lainnya mereka juga sama seperti para perempuan ngerumpi masalah percintaan juga ternyata ckckck
" Aku semakin penasaran ingin menculik gadis itu ,aku ingin melihat bagaimana seleramu itu jika ia tak berbusana, aku akan memotretnya untukmu "
" Sudahlah Reihan kau ini tak pernah berubah kita ini sudah seperempat abad , kau ini selalu saja tak perapa kau tak ingin serius dengan seorang perempuan "
Bryan menatap kearah Reihan
" Ahhhh, aku ini sedang pusing sekali aku tak punya pilihan lain kau tau kan papa dan mama, semua keinginannya tak bisa aku bantah "
Meneguk gelas yang berisi minuman di hadapannya terlihat air putih melewati kerongkongannya, bukan hantu ya.. he
tapi kulit Reihan memang sangat putih
" Makanan sudah datang ayo kita santap dulu nanti kita lanjutkan obrolan kita "
Bryan tau jika Reihan punya banyak masalah ia akan bersikap seperti itu
" Makanlah aku tak selera makan "
Reihan menyenderkan tubuhnya dan membentangkan tangannya di kursi milik Reihan
" Kau ini bagaimana, itu saja kau pikirkan
sudah jalani saja, bagaimana jika pilihan orang tuamu itu tak kalah cantik dengan Claudia da Maria"
" Ah mana mungkin , membayangkannya saja aku sudah jijik "
Bryan melahap makananya dengan santai
Baru saja beberapa suap makanan masuk kedalam mulut Bryan
Beberapa orang mahasiwa di kampusnya juga ada di restoran tersebut mereka teryata mau makan di tempat itu juga,
" Eh lihat ada pak Dosen kita "
Bryan berpura - pura tak mendengar
Lalu mereke pun menegur Bryan yang sedang makan
" Pak Amerika , juga makan disini "
Bryan menghentikan suapan yang masuk kemulutnya
" Hei, iya kalian di sini juga "
Tersenyum pada mereka semua, layaknya Dosen dan mahasiswa yang sedang berjumpa
Menaruh sendok dan garpu dan menyapa sekelompok mahasiswa tersebut
Karena mereka semua masih berdiri di hadapan Bryan dan Reihan
mau tidak mau Bryan bertanya nama mereka
"Saya lupa, siapa nama kalian "
Reihan menutup mulutnya menahan tawa, karena geli melihat penampilan mahasiswa Bryan tersebut
" Aku tak habis pikir, penampilan mahasiswamu nyentrik sekali "
Berbisik ketelinga Bryan
" Sudah diamlah "Bryan berbicara dengan menggigigit giginya
" Rama pak , saya Rama " tersenyum -senyum
" Oh, iya Rama mari bergabung "
Bryan hanya sekedar basa - basi saja tetapi sepertinya iya salah menawarkan makan kepada para mahasiswa akhir bulan ini karena mereka ternyata memang benar - benar tidak melewati yang namanya penawaran makanan gratis
" Wah Anda baik sekali pak ,kami tidak mungkin bisa menolak permintaan dosen kami, ya karena anda memaksa tentu saja kami semua akan menemani bapak untuk makan di sini "
Mahasiswa yang terdiri dari tiga orang tersebut langsung duduk bersama Reihan dan Bryan mereka berpenampilan sangat nyentrik Rama sang protokol berambut panjang sebahu dengan model keriting iya seorang lelaki dan mengaku seorang seniman jalanan
yang kedua bernama Bimo, dia sangat pendiam model rambutnya terbelah tengah dengan kulit yang agak hitam, yang ketiga Rambo, dia lumayan ganteng dari ketiganya bermata sipit tapi sayang dia punya kebiasaan buruk yang tidak baik jika di ceritakan nanti saja lah ya,..
Reihan tersenyum sambil berbisik kepada Bryan " Hebat sekali kau memilih kampus
semua mahasiswa mu ini persis sekali dengan sikap kita waktu sekolah dulu "
Bryan nampak pasrah " Padahal tadi aku hanya basa - basi saja"
" Iya aku tau " Reihan menutup mulutnya menahan tawa
Ponsel Reihan pun kembali berbunyi
Kring
Kring
"Aduh siapa lagi yang menelponku "
" Cepat angkat telponmu ,mana tau penting "
menunjuk kesaku baju Reihan
" Siapa lagi yang mengangguku ,Maria tak mungkin menelponku jam segini ia masih bekerja ,apa lagi butiknya selalu ramai jam segini "
Dengan sangat berat nampaknya ia memasukkan tangannya kedalam saku bajunya Reihan pun akhirnya mengeluarkan ponsel dari sakunya lalu melihat layarnya
" Papa? , aduh! "
Reihan dan Bryan saling berpandangan
" Cepatlah angkat ,Rei "
" Halo pa? iya pa, iya "
Reihan mematikan ponsel miliknya
" Kenapa? "
" Papa menyuruhku pulang, aduh kau bisa pulang sendiri kan, "
Salah satu dari mahasiswa yang sedang makan di hadapan Bryan langsung menyeletuk " Bapak pulang sama saya saja kebetulan saya hari ini bawa kendaraan "
Rama yang berambut panjang tersebut menawarkan tumpangan tentu saja Bryan merasa sangat senang
Tidak sia - sia juga aku memberikan mereka makan gratis
Tersenyum lebar " Baiklah Rei tidak masalah, next time kita bisa atur jadwal lagi, jika kau belum menikah tapi, "Bryan tertawa geli
"Sialan " Reihan pun berdiri dan berpamitan juga dengan anak - anak mahasiswa Bryan
" Yok duluan " Mengangkat kedua tangannya
" Ya hati - hati di jalan salam sama papa dan mama mu kawan "
Bryan tersenyum
Reihan buru - buru pulang meninggalkan Bryan yang tampak begitu senang karena mahasiswanya ternyata dapat diandalkan juga
" Kalian makanlah yang kenyang ya "
Bryan tersenyum
"Anggap saja ini makan - makan perkenalan kita "
" Siap pak "
Beberapa butir nasi menyembur kewajah Bryan
Dengan sangat lahap mereka memakan semua makanan di atas meja tanpa tersisa
Banyak juga makan mereka sampai tulang - tulang di meja lenyap seketika
Bryan menelan ludahnya, bukan karena kelaparan tapi siapapun yang melihat cara mereka makan mendadak akan menjadi kenyang
"Pak..
menegur Bryan sambil menunduk
" Bapak tidak habis pak? "
" Melihat kalian makan saja membuat selera makan saya jadi hilang "
Kata - kata Bryan itu nyelekit tapi sepertinya mereka bertiga tidak ambil pusing sama sekali
" Permisi pak "
Menarik piring Bryan yang masih tersisa makanan di atas piringnya
" Bukan main yang ganteng ini ternyata hobi juga makan ya "
Bryan tersenyum dengan ramah tetapi di dalam hatinya ia sedang menghitung - hitung jumlah uang yang akan ia keluarkan, maklumlah ia bukan orang kayak seperti Reihan, ia juga harus berjuang untuk hidupnya
Mereka semua melahap semua makanan di atas meja, sehingga membuat piring - piring di atas meja terlihat mengkilap karena kikisan tangan mereka tak meninggalkan noda setitikpun
Bryan tampak menggeleng - gelengkan kepala sambil mengelap keringat di dahinya dengan sapu tangan miliknya
Habis gaji pertamaku untuk membayar makanan mereka uh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Evi Xiomi
semangat tohor....
2021-07-11
2
Nur Aisyah
Loading terus
2021-06-16
0
reisha
iya thor aku juga nunggu bangettt,antara cinta dan takdir....penasaran 🤔
2021-05-21
1