RAMOS

RAMOS

Flash back

"Pokoknya papa hanya setuju kau menikah dengannya ! "

" Terserah papa saja "

Reihan membanting pintu kamarnya saat papanya bersikeras menjodohkan ia dengan anak temannya di kampung

" Reihan buka pintunya kau harus mendengarkan papa dulu "

Suara papanya tampak begitu keras memanggil Reihan

Reihan sama sekali tak bergeming, ia lebih memilih melawan papanya dengan cara seperti itu ketimbang harus beradu mulut

" Lakukanlah Pa ,sesuka papa "

Reihan duduk di kursi kerjanya

Lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya

" Apa mereka sudah gila menjodohkan aku dengan perempuan jadi - jadian itu

aku tak bisa membayangkan jika harus hidup bersamanya"

Berdiri di depan kaca lalu berteriak

" Bunuh saja aku pa, aku tak sanggup jika harus menikah dengan diaaaa, bagaimana dengan semua perempuan cantik yang masih ada di dalam hatiku, mantanku claudia yang masih sangat aku harapkan,

dan pacarku Maria yang berbodi sungguh bahenol itu, Aihhhhh , apa aku di haruskan meninggalkan mereka hanya demi seoarang gadis kampung yang sama sekali tak masuk dalam kriteriaku "

Lalu Reihan merebahkan tubuhnya di atas kasur ia pun meletakkan bantal diatas kepalanya lalu teringat kejadian 18 tahun yang lalu saat ia di ajak oleh papa dan mamanya untuk berlibur kekampung halaman teman papa dan mamanya itu,

Flash back

Perjalanan terasa indah kala itu,

di tambah lagi suasana pedesaan yang sangat asri Reihan bersama kakak perempuannya sangat betah berada disana

Didalam perjalanan mereka berdua melihat kekiri dan kekanan ,membuka kaca mobil lalu mengeluarkan kepala mereka untuk melihat pemandangan alam yang benar - benar indah di apit oleh pegunungan, air sunga yang sangat jernih yang tidak akan di temui di perkotaan

" Mamaa Reihan buka kaca ya, matikan AC nya "

" Iya sayang " Mama nya tersenyum melihat kelakuan dua bocah itu, wajar saja ini adalah pertama kalinya mereka mengajak Reihan dan Jihan untuk berlibur ke desa

"Pa, matikan AC nya " Mama Reihan menyuruh papa Reihan mematikan AC mobil, karena ia sibuk mengamati kertas yang berisikan alamat rumah teman lamanya itu

Reihan kecil pun berteriak

"Kak lihat banyak sekali burung diatas sana"

Reihan menunjuk kearah pepohonan di atas sana

" Ah cuma burung saja kau sudah heboh, bukankah kau juga punya burung, itu .. tu "

Jihan menggoda adiknya, membuat Reihan kecil menangis kembali

karena kakaknya Jihan memang sangat iseng

" Mama lihat kakak, ia menganggu ku lagi "

"Jihann... sudah jangan kau ganggu lagi adikmu itu "

" Uweekk dasar cengeng , itu saja menangis "

Jihan menjulurkan lidahnya

" Ma, ini jalannya kemana lagi "

Papanya tampak bingung, karena mereka sudah lama sekali tak kemari, ternyata di desa ini sudah banyak di bangun rumah - rumah semi permanen

" Tunggu Pa, ini sepertinya kita belok kanan aja Pa, nanti di sana kalau nggak salah rumah mereka "

Sambil mengamati kertas yang di pegang di tangannya

Tak butuh waktu lama

Mobil mereka pun berhenti di sebuah rumah sederhana yang beratapkan daun nipah rumah tersebut, sangat asri sekali di sekitarnya di kelilingi bunga - bunga dan di belakang rumah tampak hamparan padi membentang, benar - benar menenangkan sekali

"Ayo cepat kita turun , Jihan cepat bantu Reihan untuk turun dari mobil "

" Baik Ma "

"Mama aja, Reihan nggak mau di pegang sama kak Jihan "

Reihan masih terlihat kesal pada kakaknya

Tetapi bukan Jihan namanya jika ia tak iseng padan Reihan dengan cepat ia memegang tangan Reihan

" Ayo anak baik cepat turun sama kakak Jihan yang cantik ini"

Jihan kembali menggoda adik semata wayangnya itu ,awalnya Reihan menolak tetapi karena pemandangan di luar sana menarik hatinya ia memilih untuk mengikuti perkataan kakaknya itu

Dari dalam rumah tersebut

keluarlah sepasang suami istri

Dua orang suami istri tersebut menyambut mereka di depan pintu dengan sambutan yang begitu ramah sekali , tampak seorang anak kecil lelaki kira - kira berusia 2 tahun bertubuh kurus digendong oleh perempuan itu

" Akhirnya kalian sampai juga kemari, aku pikir kalian tak jadi mampir kemari "

"Aku sudah sangat rindu padamu Andi"

Memeluk sahabatnya dengan erat

" Ya ampun ini Jihan dia cantik sekali persis sepertimu Laila

Perempuan bertubuh kurus itu memeluk tubuh Jihan, Jihan yang sangat ramah pun

membalas pelukan tubuh perempuan itu, mereka memang selalu di ajarkan sopan santun, dan atitude dari kecil

Ya karena Adab itu memang sangat harus di tanamkan sejak kecil, seperti pepatah yang mengatakan Ilmu tanpa adab sia - sia,

orang yang berilmu belum tentu beradab, tetapi orang beradab sudah tentu berilmu

" Tante juga cantik, apa kabar tante "

Jihan menyapa dan mencium tangan perempuan itu

" Ah kau bisa saja sayang, kau benar - benar manis sekali nak ,kau seperti ibumu sangat mempesona sekali "

"Terimakasih tante "

Jihan tersenyum kembali

Laila bertanya kembali " Mana putri kalian "

Belum sempat perempuan itu menjawab

Dari kejauhan tampak seorang anak perempuan bertubuh hitam legam, ia berumur 4 tahun tetapi postur tubuhnya yang tinggi membuat ia seperti anak kelas dua sekolah dasar, tetapi wajar saja kedua orang tuanya memang tinggi besar, cuma kedua orang tuanya berkulit putih bersih, dulu sewaktu lahir ia putih sekali, mungkin karena terlalu banyak main makanya kulitnya menjadi hitam legam, hehe

Rambutnya terlihat acak - acakan sekali, ia pulang dengan sepeda nya ciri khas anak kampung pada umumnya

"Hah , itu dia Ramos , dia ini sudah seperti anak lelaki saja bermain tanpa memakai sendal , ayo cepat masuk !"

" Ramos cepat salam dulu om dan tante, ini ada kakak jihan dan mas Reihan datang jauh - jauh dari kota"

" Iya Bu, " Ramos langsung menghampiri kedua orang tua Reihan, mencium tangan keduanya

" Ini Ramos kan " Orang tua Reihan terkejut sekali melihat Ramos yang dulu putih sekali sekarang menghitam

" Iya dia itu kebanyakan main di sawah sama kerbau dan sapi jadi begitu lah "Ayah Ramos tertawa begitu juga kedua orang tua Reihan

" Iya nanti kalau sudah besar nanti dia tak akan mau lagi bermain di sawah hahahahaa "

Kedua keluarga itu tertawa renyah

Lalu Dengan isengnya Ramos mengelap tangannya yang kotor di baju Reihan sehingga membuat Reihan kecil menangis

" Mamaaa lihatlah dia mengelap tangannya di bajuku"

Reihan tampak ketakutan sekali, tetapi berbeda dengan Ramos ia malah tertawa cekikian ia terlihat begitu puas sekali

mengerjai Reihan

Jihan pun tertawa geli melihat tingkah Ramos yang jahil sekali terhadap Reihan

" Aku mau pulang saja" bersembunyi dibelakang ibunya.

" Eh nggak boleh begitu ,kita kan baru sampai "

Ibu Ramos langsung terpancing emosinya melihat kelakuan Ramos yang jahil itu

" Lihatlah ayah, kelakuan Ramos ini nakal sekali ia membuat Reihan menangis"

" Ramoss ayo cepat minta maaf sama

Mas Reihan! "

Ramos pun langsung berlari masuk dengan menjulurkan lidahnya kearah Reihan yang menangis tentu saja membuat Reihan bersembunyi dibelakang papanya karena ketakutan sekali melihat Ramos

" Sudah nggak apa - apa Ramos itu hanya bercanda saja "

Mama Reihan memeluk erat Reihan yang ketakutan itu

"Ayo masuklah kedalam, duduk dulu , bawa masuk pakaian kalian aku sudah menyiapkan kamar untuk kalian"

Mereka pun masuk kedalam rumah kayu tersebut

" Ayo duduk lah, biar Ratna membuatkan kalian minuman dulu "

"Aduh Joko, Ratna kalian nggak usah terlalu repot - repot begitu "

" Tidak apa - apa, tamu itu adalah Raja yang harus dijamu sebaik mungkin, duduklah sebentar aku akan membuatkan minuman dulu "

Ayah Ramos pun membuka obrolan

" Hmm inilah kehidupan kami sekarang,

kalian taulah semenjak kami memutuskan untuk menikah aku dan Ratna memutuskan untuk kembali kedesa karena rumah orang tua Ratna tidak ada yang mengurusnya sedangkan semua saudaranya pergi merantau , mereka semua menyerahkan hasil pertanian kepada Ratna "

Orang tua Ramos mulai bercerita

" Ah kau ini selalu merendah terus justru aku sangat senang jika kau tinggal di desa jadi jika kami ingin berlibur bisa bermain ketempatmu bukan begitu mas ,lagian kalian saja yang selalu bersikap rendah hati, kalian juragan tanah yang tidak sombong,

padahal jika kalian mau menjual tanag gampang saja kan"

Papa Reihan menggoda kedua orang tua Ramos

"Tentu saja , tapi itu tidak akan aku lakukan, Ramos dan Dion harus berusaha mencari uang sendiri, agar tak bergantung dengan warisan orang tua saja "

Ayahnya tampak berbicara serius sekali

Tak berapa lama mereka mengobrol, terdengar lagi teriakan dari Reihan , semua keluarga berlari keluar rumah melihat Reihan yang memang tak mau masuk iya memilih bermain di depan pintu,

ternyata Ramos kembali membuat ulah kali ini ia menaruh cacing di kepala Reihan

"Ramos apa yang kau lakukan , kau tau Reihan ini jauh - jauh datang dari kota untuk berlibur kesini "

Ibu Ramos berlari mengejar Ramos dengan sapu ijuk

"Sudahlah Ratna , Ramos itu masih kecil dia tidak mengerti apa - apa"

" Aku heran dia ini tidak bisa sama sekali bersikap manis sedikit saja , padahal dia anak perempuan"

menghela nafas panjang

"Kau lupa buah itu jatuh tak jauh dari pohonnya bukan begitu yudi"

Menyenggol siku ayah Ramos ,lalu tertawa geli.

"Ayahnya dulu salah satu cover boy di kampus nya, hehehe "

Ratna masih mengejar Ramos yang berkeliling mengayuh sepeda kecilnya dengan cepat , dengan memakai topi berwarna coklat lalu memakainya terbalik nafas Ratna tampak terengah - engah mengejar Ramos

" Ratna sudahlah hentikan "

ayah Ramos mendekatinya

Ratna memiliki sakit jantung turunan dari ayahnya sejak gadis ia sering pingsan dan kambuh kembali saat ia melahirkan Dion adik Ratna

tetapi Yudi ayah Ramos sangat mencintai Ratna ibunya cinta mereka tak usah di ragukan lagi

Yudi ayah Ramos langsung mendekati Ratna dan memapahnya agar kembali masuk kedalam Rumah

" Aku heran sekali melihatnya ia anak perempuan tapi kelakuannya seperti anak lelaki lihatlah dia sudah seperti tarzan saja rambut nya keras sekali untuk keramas saja dia tidak mau, aku sungguh pusing meliha kelakuannya, bagaimana jika nanti aku sudah tidak ada di dunia ini "

Ratna tampak sedih

" Apa yang kau katakan sayang, kau akan terus hidup dan kita akan menua bersama "

Ayah Ramos menenangkan ibunya

Jihan kakak Reihan yang duduk di bangku kelas 6 SD tertawa geli melihat kelakuan Ramos menurutnya Ramos itu unik dan membuatnya ingin tertawa terus, berbeda dengan Reihan yang dari tadi sembunyi di belakang ibunya

Mereka semua pun kembali masuk kedalam Rumah dan bercerita kembali tentang masa muda mereka " Reihan maafkan anak tante ya Ramos memang seperti itu"

mengusap kepala Reihan dengan lembut

" Iya tante aku takut sekali di mirip tarzan"

Semua yang berada di ruangan tersebut tertawa mendengar kata - kata yang terucap dari mulut Reihan termasuk papa dan mamanya

" Kau sekarang takut nanti kalau kalian sudah besar Ramos yang akan takut padamu"

Ayah Reihan menggodanya

Reihan tentu saja tidak mengerti, berbeda dengan Jihan ia justru ikut - ikutan menggoda Reihan

Mereka senyum - senyum sendiri, tak lama Ramos kembali lagi masuk dengan membawa sekeranjang jambu air berwarna merah yang manis sekali

" aku membawakan ini untuk kalian"

Ramos tersenyum manis sekali, meski ia sekarang menghitam dulu waktu masih berusia satu tahum Ramos sempat di kira anak orang bule, karena kulitnya yang putih dan rambutnya yang pirang

Itulah kelebihan Ramos masih kecil saja ia selalu perduli dengan keluarganya ia selalu membawa pulang apapun yang ia temui di jalanan

"Siapa yang memberinya nak?"

" Tadi Ramos membantu bude panen jambu jadi bude memberikan ini untukku"

Ayahnya sangat menyayangi Ramos berbeda sekali dengan ibunya ia selalu menjadi musuh ibunya di rumah , karena mungkin pengaruh letihnya ibu Ramos melahirkan Dion hanya berjarak satu tahun saja sehingga perhatian ibunya lebih kepada Dion yang juga sakit - sakitan hingga Ramos terabaikan

"Ramos cepatlah kau kebelakang cuci dulu piring di belakang"

Dengan cekatan bocah empat tahun itu berlari kebelakang ia langsung mecuci banyak piring yang berserakan

"Ratna kau yakin menyuruhnya dia itu masih sangat kecil"

" Sudahlah Laila itu hal yang biasa di desa anak - anak seumuran Ramos harus di tuntut mahir di dapur apalagi dia anak perempuan pertama bagaimana nanti jika aku harus di panggil tuhan terlebih dahulu , aku harap ia bisa hidup mandiri tampa aku nantinya "

Air mata Ratna bercucuran memikirkan nasib Ramos dan Dion adiknya karena sampai saat ini belum ada obat untuk penyakit jantung dari lahir yang ia derita kala itu

" Sudahlah aku tak mau melihat kau menangis ", Ayah Ramos tampak memaksakan senyumannya ia terlihat begitu tabah jika sesuatu yang buruk terjadi pada istrinya

"Ayo kalian beristirahatlah dulu dikamar pasti Jihan dan Reihan letih sekali dalam perjalanan kemari"

" Reihan capek ma"

" Ayo sayang kita istirahat di kamar tante Ratna"

Reihan masih takut dengan Ramos ia berjalan di belakang ibunya tampak poto - poto orang tua Ramos masih muda menempel di dinding Ratna ibu Ramos tampak begitu cantik sekali berbeda sekali dengan bentuknya sekarang yang kurus dan hanya tinggal tulang belulang

" Ma itu poto siapa ?" Jihan menunjuk poto yang menempel di dinding

" Itu poto tante Ratna nak"

"Cantik sekali ya ma , tante Ratna masih muda"

"Tante mu sekarang juga masih muda nak , cuma karena penyakit yang menggerogoti tubuhnya membuat ia tampak seperti orang tua"

" Tante mu sangat cantik, bahkan ia dulu adalah primadona di kampus, siapapuh akan jatuh hati padanya, termasuk papamu itu "

Mama Reihan bercerita

Terpopuler

Comments

Dilan Dilan

Dilan Dilan

lucuuu sma ramous 🤣🤣🤣🤣

2022-09-02

0

Sri Hartini

Sri Hartini

mantap thoor

2022-02-19

0

Nabila

Nabila

wkwkwk 😁😁😁😁. jadi ingat masa kecil Q ...

2022-02-05

1

lihat semua
Episodes
1 Flash back
2 Pertemuan sahabat lama
3 Kampus
4 Di traktir Dosen ,lumayan he
5 Reihan Kim galau ?
6 Nona pirang yang manis
7 Kabur dari rumah
8 Pertemuan yang tak di sangka
9 Tasnya ketinggalan !
10 Menginap di hotel
11 Pinjam dulu uang nya ya ?
12 Reihan yang sial
13 Keraguan
14 Kalah telak
15 Kantor polisi
16 Kembali pulang
17 Memberikan laporan penemuan uang
18 Masih di kantor polisi
19 Di putusin cinta
20 Emosi yang tak terbendung
21 Tak seperti yang di harapkan
22 Bermalam di kantor polisi
23 Menangis
24 Mencari cara
25 Kabur sebentar ya ....
26 Bertanggung jawab
27 Bertemu lagi
28 Akhirnya boleh pulang
29 Gadis sialan !
30 Nona Pirang
31 Balas dendam
32 Aku sangat sedih
33 Berharap lebih
34 Dia cantik sekali
35 Pernikahan semakin dekat
36 Vesva tua
37 Tenaga dalam Rambo
38 Apes
39 Hei Nona , bayar hutangmu !
40 Aku sungguh membenci nya
41 Dia menghinaku
42 Semakin dekat saja
43 Aku lelah hari ini
44 Perdana naik vesva kekampus
45 Oh , aku butuh kerjaan
46 Yes , Rezeki
47 Ternyata Dia ?!
48 Menjijikkan
49 Jangan -jangan dia
50 Dia menarik
51 Menyebalkan
52 Pulang ke desa
53 Bertemu calon mertua
54 Bertamu
55 Keluarga nya baik sekali
56 Langsung suka
57 Deg deg-deggan
58 Bertemu di kampus
59 Satu mobil
60 Tolong aku Brow ,
61 Tak pernah terbayangkan
62 Surat dari ayah
63 Semakin dekat saja
64 Pertemuan keluarga
65 Tinggal menghitung hari
66 Ternyata kau !!
67 Aku menolak perjodohan ini ayah !
68 Rencana Reihan
69 Susah sekali merayunya
70 Nasehat yang bijak
71 Ide bagus
72 Ayah !!!
73 Aku setuju menikah dengan mu
74 Cerita di mulai
75 Menghitung hari
76 Prawedd dadakan
77 Cantik
78 Resmi menjadi suami istri
79 Yakin ?
80 Pindah ke apartment
81 Dewasalah ...
82 Siapa dia ?
83 Apa dia mendengar nya
84 Dapat kerja
85 Sungguh menarik sekali Nona
86 Dia sungguh menggoda
87 Dia menarik
88 Ada yang tak bisa tidur
89 Ada rasa
90 Dia aneh sekali
91 Aku mencurigai nya
92 Cari perhatian
93 Bertengkar
94 Panggil aku Mas..
95 Anti orang kaya
96 Celana dalam bolong
97 Boss baik
98 Pembantu baru
99 Bi Kura , namanya
100 Berpura-pura mesra
101 Ikut kemanapun
102 Aku tak mengerti
103 Kembali kekampus
104 Aduh ....
105 Mulai cemburu
106 Semakin posesif
107 Bertemu cinta lama
108 Wawww
109 Gara -gara Bi kura
110 Pertempuran hebat wew
111 Tepar..
112 Hukum tabur tuai
113 Akhirnya kena hukuman
114 Pindah rumah
115 Rumah baru
116 Naik motor berdua
117 Hujan
118 Gara -gara hujan
119 Terkejut
120 Nasehat dari pencuri
121 Pulang kerumah
122 Di luar dugaaan
123 Jambu air
124 Merasakan sesuatu
125 Deg..degan
126 Aneh sekali
127 Pertengkaran hebat
128 Perih
129 Siapa dia ?
130 Gara gara tikus
131 Mulai seru
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 Part 141
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Part 145
146 Part 146
147 Part 147
148 Part 148
149 Part 149
150 Part 150
151 Visual
152 Part 152
153 Part 153
154 Part 154
155 Part 155
156 Part 156
157 Part 157
158 Part 158
159 Part 159
160 Part 160
161 Part 161
162 Part 162
163 Part 163
164 Part 164
165 Part 165
166 Part 166
167 Part 167
168 Part 168
169 Part 169
170 Part 170
171 Part 171
172 Part 172
173 Part 173
174 Part 174
175 Part 175
176 Part 176
177 Part 177
178 Part 178
179 Part 179
180 Part 180
181 Part 181
182 Part 182
183 Part 183
184 Part 184
185 Part 185
186 Part 186
187 Part 187
188 Part 188
189 Part 189
190 Part 190
191 Part 191
192 Part 192
193 Part 193
194 Part 194
195 Part 195
196 Pengumuman
197 Part 196
198 Part 197
199 Part 198
200 Part 199
201 Part 200
202 Part 201
203 Part 202
204 Part 203
205 Part 204
206 Part 205
207 Part 206
208 Part 207
209 Part 208
210 Part 209
211 Part 210
212 Part 211
213 Part 212
214 Part 213
215 Part 214
216 Part 215
217 Part 216
218 Part 217
219 Part 218
220 Part 219
221 Part 220
222 Part 221
223 Part 222
224 Part 223
225 Part 224
226 Part 225
227 Part 226
228 Part 227
229 Part 228
230 Part 229
231 Part 230
232 Part 231
233 Part 232
234 Part 233
235 Part 234
236 Part 235
237 Pengumuman
238 Part 236
239 Part 237
240 Part 238
241 Part 239
242 Part 240
243 Part 241
244 Part 242
245 Part 243
246 Part 244
247 Part 245
248 Part 246
249 Part 247
250 Part 248
251 Part 249
252 Part 250
253 Part 251
254 Part 252
255 Part 253
256 Part 254
257 Part 255
258 Part 256
259 Part 257
260 Part 258
261 Part 259
262 Part 260
263 Part 261
264 Part 262
265 Ekstra part , kisah Jihan ,Bryan dan Ardi Part 1
266 Extra part 2
267 Extra Part 3
268 Extra Part 4
269 Ucapan terimakasih Author
270 Info
271 Bonus Part 1
272 Bonus part 2
273 Bonus part 3
274 Bonus part 4
275 Bonus part 5
276 Bonus part 6
277 Bonus part 7
278 Bonus Part 8
279 Bonus part 9
280 Bonus part 10
281 Bonus part 11
282 Bonus Part 12
283 TAMAT
Episodes

Updated 283 Episodes

1
Flash back
2
Pertemuan sahabat lama
3
Kampus
4
Di traktir Dosen ,lumayan he
5
Reihan Kim galau ?
6
Nona pirang yang manis
7
Kabur dari rumah
8
Pertemuan yang tak di sangka
9
Tasnya ketinggalan !
10
Menginap di hotel
11
Pinjam dulu uang nya ya ?
12
Reihan yang sial
13
Keraguan
14
Kalah telak
15
Kantor polisi
16
Kembali pulang
17
Memberikan laporan penemuan uang
18
Masih di kantor polisi
19
Di putusin cinta
20
Emosi yang tak terbendung
21
Tak seperti yang di harapkan
22
Bermalam di kantor polisi
23
Menangis
24
Mencari cara
25
Kabur sebentar ya ....
26
Bertanggung jawab
27
Bertemu lagi
28
Akhirnya boleh pulang
29
Gadis sialan !
30
Nona Pirang
31
Balas dendam
32
Aku sangat sedih
33
Berharap lebih
34
Dia cantik sekali
35
Pernikahan semakin dekat
36
Vesva tua
37
Tenaga dalam Rambo
38
Apes
39
Hei Nona , bayar hutangmu !
40
Aku sungguh membenci nya
41
Dia menghinaku
42
Semakin dekat saja
43
Aku lelah hari ini
44
Perdana naik vesva kekampus
45
Oh , aku butuh kerjaan
46
Yes , Rezeki
47
Ternyata Dia ?!
48
Menjijikkan
49
Jangan -jangan dia
50
Dia menarik
51
Menyebalkan
52
Pulang ke desa
53
Bertemu calon mertua
54
Bertamu
55
Keluarga nya baik sekali
56
Langsung suka
57
Deg deg-deggan
58
Bertemu di kampus
59
Satu mobil
60
Tolong aku Brow ,
61
Tak pernah terbayangkan
62
Surat dari ayah
63
Semakin dekat saja
64
Pertemuan keluarga
65
Tinggal menghitung hari
66
Ternyata kau !!
67
Aku menolak perjodohan ini ayah !
68
Rencana Reihan
69
Susah sekali merayunya
70
Nasehat yang bijak
71
Ide bagus
72
Ayah !!!
73
Aku setuju menikah dengan mu
74
Cerita di mulai
75
Menghitung hari
76
Prawedd dadakan
77
Cantik
78
Resmi menjadi suami istri
79
Yakin ?
80
Pindah ke apartment
81
Dewasalah ...
82
Siapa dia ?
83
Apa dia mendengar nya
84
Dapat kerja
85
Sungguh menarik sekali Nona
86
Dia sungguh menggoda
87
Dia menarik
88
Ada yang tak bisa tidur
89
Ada rasa
90
Dia aneh sekali
91
Aku mencurigai nya
92
Cari perhatian
93
Bertengkar
94
Panggil aku Mas..
95
Anti orang kaya
96
Celana dalam bolong
97
Boss baik
98
Pembantu baru
99
Bi Kura , namanya
100
Berpura-pura mesra
101
Ikut kemanapun
102
Aku tak mengerti
103
Kembali kekampus
104
Aduh ....
105
Mulai cemburu
106
Semakin posesif
107
Bertemu cinta lama
108
Wawww
109
Gara -gara Bi kura
110
Pertempuran hebat wew
111
Tepar..
112
Hukum tabur tuai
113
Akhirnya kena hukuman
114
Pindah rumah
115
Rumah baru
116
Naik motor berdua
117
Hujan
118
Gara -gara hujan
119
Terkejut
120
Nasehat dari pencuri
121
Pulang kerumah
122
Di luar dugaaan
123
Jambu air
124
Merasakan sesuatu
125
Deg..degan
126
Aneh sekali
127
Pertengkaran hebat
128
Perih
129
Siapa dia ?
130
Gara gara tikus
131
Mulai seru
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
Part 141
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Part 145
146
Part 146
147
Part 147
148
Part 148
149
Part 149
150
Part 150
151
Visual
152
Part 152
153
Part 153
154
Part 154
155
Part 155
156
Part 156
157
Part 157
158
Part 158
159
Part 159
160
Part 160
161
Part 161
162
Part 162
163
Part 163
164
Part 164
165
Part 165
166
Part 166
167
Part 167
168
Part 168
169
Part 169
170
Part 170
171
Part 171
172
Part 172
173
Part 173
174
Part 174
175
Part 175
176
Part 176
177
Part 177
178
Part 178
179
Part 179
180
Part 180
181
Part 181
182
Part 182
183
Part 183
184
Part 184
185
Part 185
186
Part 186
187
Part 187
188
Part 188
189
Part 189
190
Part 190
191
Part 191
192
Part 192
193
Part 193
194
Part 194
195
Part 195
196
Pengumuman
197
Part 196
198
Part 197
199
Part 198
200
Part 199
201
Part 200
202
Part 201
203
Part 202
204
Part 203
205
Part 204
206
Part 205
207
Part 206
208
Part 207
209
Part 208
210
Part 209
211
Part 210
212
Part 211
213
Part 212
214
Part 213
215
Part 214
216
Part 215
217
Part 216
218
Part 217
219
Part 218
220
Part 219
221
Part 220
222
Part 221
223
Part 222
224
Part 223
225
Part 224
226
Part 225
227
Part 226
228
Part 227
229
Part 228
230
Part 229
231
Part 230
232
Part 231
233
Part 232
234
Part 233
235
Part 234
236
Part 235
237
Pengumuman
238
Part 236
239
Part 237
240
Part 238
241
Part 239
242
Part 240
243
Part 241
244
Part 242
245
Part 243
246
Part 244
247
Part 245
248
Part 246
249
Part 247
250
Part 248
251
Part 249
252
Part 250
253
Part 251
254
Part 252
255
Part 253
256
Part 254
257
Part 255
258
Part 256
259
Part 257
260
Part 258
261
Part 259
262
Part 260
263
Part 261
264
Part 262
265
Ekstra part , kisah Jihan ,Bryan dan Ardi Part 1
266
Extra part 2
267
Extra Part 3
268
Extra Part 4
269
Ucapan terimakasih Author
270
Info
271
Bonus Part 1
272
Bonus part 2
273
Bonus part 3
274
Bonus part 4
275
Bonus part 5
276
Bonus part 6
277
Bonus part 7
278
Bonus Part 8
279
Bonus part 9
280
Bonus part 10
281
Bonus part 11
282
Bonus Part 12
283
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!